Anda di halaman 1dari 16

Percobaan 3 Sterilisasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikrobiologi merupakan salah satu cabang dari biologi
yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik atau
organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau
hanya

dapat

dilihat

menggunakan

alat

bantu.

Macam

mikroorganisme yaitu bakteri, virus, fungi, alga, serta protozoa.


Mikrobiologi boleh dikatakan ilmu yang masih baru. Dunia
jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan
makna

sesungguhnya

mengenai

mikroorganisme

itu

barulah

dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir,


mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti
karena

mikroorganisme

digunakan

oleh

para

peneliti

dalam

penelaah hampir semua gejala biologis yang utama. Mikrobiologi


mengalami

perkembangan

yang

pesat

setelah

ditemukannya

mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632 1723). Selain itu


jatuhnya teori abiogenesis oleh teori biogenesis yang membuat
orang

yakin

bahwa

pembusukan

itu

disebabkan

oleh

mikroorganisme.
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya
menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya
serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan
pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta
teknik / cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

penelitian

tersebut.

Hal

ini

dilakukan

untuk

memudahkan

berlangsungnya suatu penelitian.


Penelitian dengan menggunakan mikroorganisme tentu
diperlukan alat dan cara tertentu. Pengetahuan alat merupakan
salah

satu

faktor

yang

penting

untuk

mendukung

kegiatan

praktikum. Mahasiswa akan terampil dalam praktikum apabila


mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum
yang meliputi nama alat, fungsi alat, cara menggunakannya, serta
penyimpanannya.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta
bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan
pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda.
Berdasarkan hal diatas, dilakukanlah percobaan ini untuk
mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta
fungsi dan prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain
itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa
mengetahui apa yang dimaksud dengan medium serta cara-cara
pembuatan medium
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah
mahasiswa lebih mengenal dan mengetahui pengertian medium
pertumbuhan serta cara-cara pembuatan medium pertumbuhan.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan
makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop.
Makhluk-makhluk

kecil

itu

disebut

mikroorganisme,

mikroba,

protista atau jasad renik (Dwidjoseputro, 2003).


Istilah mikroba (disebut juga mikroorganisme, mikrobia,
maupun jazad renik) bukan nama dari suatu kelompok organisme
seperti hewan

dan tumbuhan, melainkan suatu istilah yang

digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang mempunyai


ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Secara umum, mikroba
merupakan organisme yang sangat sederhana. Umumnya bakteri,
protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan
mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiselluler pun
tidak memiliki ukuran sel yang besar (Syahruddin, 2006).
Mikroorganisme adalah jasad mikro yang tidak dapat
terlihat oleh mata, karena ukurannya yang sangat kecil, bahkan
beberapa jenis diantaranya terdiri dari satu sel (Novizan, 2002).
Organisme yang termasuk ke dalam golongan mikroorganisme
adalah bakteri, archea, fungi (kapang dan khamir), protozoa, alga
mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri, dan archea termasuk ke
dalam

golongan

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

prokariot,

sedangkan

fungi,

protozoa,

alga

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

mikroskopis termasuk ke dalam golongan eukariotik (Waluyo,


2011).
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik
dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari
oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi
untuk

digunakan

digunakan
biakan

dalam

murni

dalam

laboratorium.

memelihara

(hanya

bakteri,

mengandung

Teknik-teknik

tersebut

mengisolasinya
satu

macam

dalam

bakteri),

mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme (Djide, 2006)


Laboratorium mikrobiologi sendiri merupakan laboratorium
yang mempelajari, menyimpan dan melakukan pelayanan dalam
bidang mikrobiologi yang meliputi bakteri, virus dan jamur. Fungsi
utama

laboratorium

diagnosis

penyakit

mikrobiologi,
infeksi

yang

membantu

disebabkan

menegakkan

oleh

mikroba,

melakukan uji kepekaan serta penelitian-penelitian yang berkaitan


dengan mikroba. Sekalipun yang diuji atau diteliti adalah mikroba,
namun sterilitas merupakan hal yang mutlak pada pemeriksaan
mikrobiologi. Tanpa adanya sterilitas maka hasil yang diperoleh
bukanlah kuman yang sesungguhnya namun kuman kontaminan.
Alat-alat yang steril namun tidak memperhatikan faktor lain, tidak
menjamin bebas dari kontaminasi. Salah satu cara untuk menjaga
agar

hasil

pekerjaan

di

laboratorium

mikrobiologi

tidak

terkontaminasi, serta dapat melindungi pemeriksa adalah dengan


cara cuci tangan. Cuci tangan merupakan suatu hal yang sederhana

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

yang

biasa

kita

lakukan

tapi

sangat

besar

manfaatnya

(Rachmawati, 2008).
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap barangbarang dimana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya
mikroorganisme

hidup

pada

bahan/barang

tersebut.

Teknik

sterilisasi ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah


penyinaran, penyaringan dan sterilisasi dengan bahan kimia atau
gas.

Sterilisasi

ruangan

di

Ruang

operasi

pada

umumnya

menggunakan sinar ultraviolet dan bahan kimia /desinfektan


(Muzakar,2005).

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

B A B III
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Autoclave
Elektromantel
Hot plate
Inkubator
LAF (Laminar Air

Flow)
f. Batang pengaduk
g. Botol gelap
h. Bunsen (Buncen
i.
j.

burner)
Cawan petri
Gelas kimia 500 ml

k. Gelas ukur 100 ml


l. Labu erlenmeyer
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.

250 ml
Pipet tetes
Tabung reaksi
Botol semprot
Filler
Gunting
Pulpen / bolpoint
Rak tabung
Sendok tanduk
Spoit

B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Agar-agar
Akuades
Alumunium foil
Ekstrak Ikan
Ekstrak kaldu daging
Ekstrak Udang
Gula
Kain kasa

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

9. Kapas
10.Kentang
11.Kertas pembungkus
12.Label
13.Selotip / solasi bening
14.Spritus
15.Tisu

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

16.
17.
18.

BAB IV

PROSEDUR KERJA

1. Cawan Petri
19.

Dibersihkan dengan alkohol, dikeringkan dengan

tisu lalu Dibungkus dengan kertas, kemudian Direkatkan dengan


selotip.
20.

2. Pipet Tetes
21.

Dibersihkan

menggunakan

alkohol

dikeringkan

dengan menggunakan tisu dibungkus menggunakan kertas


kemudian direkatkan dengan selotip.
22.

3. Tabung Reaksi
23.

Dibersihkan menggunakan alkohol, lalu dikeringkan

menggunakan tisu, disumbat bagian lubangnya menggunakan


kapas yang di bungkus dengan kain kasa kemudian dibungkus
dengan menggunakan kertas, lalu direkatkan dengan selotip.
24.

4. Botol Gelap
25.

Dibersihkan menggunakan alkohol, lalu dikeringkan

menggunakan tisu, disumbat bagian lubangnya menggunakan kain


kasa, dan dibungkus lagi menggunakan alluminium foil.
26.

5. Sterilisasi Menggunakan Autoclave


27.

Dimasukkan kedalam autoclave, dinyalakan sumber

panas, ditunggu hingga semua udara keluar, lalu dihitung timer


selama 15 menit setelah uap air keluar, dan suhu mencapai 121 OC
dan tekanan 15 psi. setelah itu dimatikan sumber panas ketika
sudah 15 menit,dan tunggu hingga tekanan autoclave sama

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

dengan tekanan udara di lingkungan. Kemudian dikeluarkan alatalat dari autoclave.


28.
29.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

30. B A B V
31. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL HASIL PENGAMATAN
32.

33.Sebelum Sterilisasi

34.Sesudah Sterilisasi

N
35.

36.Cawan petri

37.

38.

39.
40.
42.

43.Tabung Reaksi

44.

41.
45.

46.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

47.

48.Botol Gelap

49.

50.

51.Pipet tetes

53.

52.

54.
55.
56.
57. B.

PEMBAHASAN
58.
Sterilisasi

merupakan

suatu

cara

yang

dilakukan untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari


segala macam bentuk kehidupan mikroorganisme. Sterilisasi juga
merupakan suatu proses mematikan mikroorganisme dari alat atau
media yang

akan

digunakan. Dalam praktikum mikrobiologi,

sterilisasi sangat diperlukan sebagai upaya untuk menjadikan alat


Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

atau media yang akan digunakan dalam laboratorium tidak


terkontaminasi dengan mikroorganisme.
59.
Cara sterilisasi yang digunakan tergantung pada
macamnya

bahan

dan

sifat

bahan

yang

disterilkan

seperti

ketahanan alat tersebut terhadap panas, bentuk bahan atau alat


yang disterilkan apakah berbentuk padat, gas ataupun cair.
Penyelidikan suatu spesies mikroorganisme selalu didasarkan atas
sifat biakan murni dari spesies mikroorganisme tersebut. Oleh
karena itu, untuk dapat memisahkan kegiatan mikroorganisme
yang

satu

dengan

yang

lain,

atau

untuk

memelihara

mikroorganisme secara biakan murni, perlu dipergunakan alat-alat


dan medium yang steril agar tidak adanya perkembangbiakan
ataupun aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme yang dapat
mempengaruhi

percobaan

atau

penelitian

yang

dilakukan.

Sterilisasi yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah dengan


menggunakan autoclave, LAF (Laminar Air Flow) atau yang biasa
juga disebut BSC (Biological Safety Cabinet), serta sterilisasi
dengan metode pemijaran panas.
60.
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan
adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan
atau menggunakan prinsip kerja autoclave. Suhu dan tekanan
tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media
digunakan suhu 121 oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Alasan
digunakan suhu 121 oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0


psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada
suhu 1000oC, sedangkan untuk autocalve yang diletakkan di
ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121

C. Ingat kejadian ini hanya berlaku

untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian


tertentu, maka pengaturan tekanan perlu diatur ulang. Misalnya
autoclave diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dari permukaan
laut, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu
121

untuk

mendidihkan

air.

Semua

bentuk

kehidupan

mikroorganisme akan mati jika dididihkan pada suhu 121 oC dan


tekanan 15 psi selama 15 menit.
61.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam
autoclave lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang
terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave. Setelah semua
udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup uap/udara
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik. Pada saat
tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoclave tidak boleh dibuka
sebelum tekanan mencapai 0 psi karena tekanannya yang sangat
kuat jika keran autoclave dibuka dapat membuat keran autoclave
tersebut terlempar.
62.
Proses sterilisasi secara fisis yang lain adalah
dengan menggunakan
Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

metode sterilisasi dengan menggunakan


Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

radiasi gelombang elektromagnetik, antara lain sinar UV (ultra


violet), sinar X dan sinar gamma. Dimana Sinar ultra violet dapat
diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emis termis) yaitu
dengan cara sinar masuk ke dalam tabung katoda bertekanan
rendah diisi dengan uap panas air raksa. Sinar UV yang diserap oleh
sel organisme, khususnya nukleotida, maka elektron-elektron dari
sel hidup akan berlebih sehingga merusak ikatan intramolekular
dalam

DNA.

Perubahan

ikatan

intramolekular

dalam

sel

mikroorganisme dapat menyebabkan kematian organisme. Ini


merupakan salah satu fungsi dari alat LAF (Laminar Air Flow) selain
itu juga berfungsi untuk mencegah masuknya mikroba dan
mengkontaminasi

alat-alat

atau

bahan-bahan

yang

sudah

disterilkan dengan menggunakan autoclave.


63.
Sedangkan metode sterilisasi yang lain yang juga
digunakan dalam percobaan ini adalah metode pemijaran panas
dengan menggunakan Bunsen yang telah diisikan dengan spritus.
Alasan digunakannya spritus karena selain mudah didapatkan juga
api yang dihasilkan juga lebih bagus serta asap yang dihasilkan
juga lebih sedikit.
64.
65.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

66.
67.
A. Kesimpulan
68.

B A B VI
PENUTUP

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa, sterilisasi alat-alat dan bahan-bahan pada


percobaan ini menggunakan metode sterilisasi fisik diantaranya
dengan

menggunakan

autoclave,

LAF

atau

BSC,

serta

pemijaran/pemanasan dengan menggunakan Bunsen.


B. Saran
69.

Sebaiknya

para

asisten

terlebih

dahulu

memberitahukan langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum


memulai percobaan agar para praktikan dapat lebih memahami
percobaan yang akan dilakukan.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83. Daftar Pustaka
85.
86.
87.

84.
Djide, M., Natsir, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Dwidjosaputro, D., 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan,
Jakarta.

88.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Percobaan 3 Sterilisasi

89.

90.
91.

Muzakar, K., 2005, Penaruh Lama Waktu Sterilisasi Sinar


Ultraviolet Tehadap Angka Kuman Udara Di Ruang Operasi
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta, Skripsi,
Hal: 1.
Rachmawati, F.,C., & Sofyatul, Y.,T., 2008, Perbandingan Angka
Kuman pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai
Standarisasi Kerja diLaboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Logika, Vol (5) No
(1). Makassar

92.
93. Syahruddin, Kadir, 2006. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
94.
95.Waluyo, Lud., 2011, Mikrobiologi Umum, UMM Press, Malang.
96.

Imam K. Sabilah
F1F1 13 167

Al Fira Ahmad Sipa

Anda mungkin juga menyukai