HEMANGIOMA
A.
Definisi
mempunyai
kecenderungan
untuk
membesar.
Ia
merupakan
B.
Etiologi
misalnya
gamma-interferon,
tumor
necrosis
factorbeta,
dan
C.
Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan
involusi
hemangioma
tidak
begitu
dimengerti,
pengetahuan
mengenai
pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat
dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor
sel
endotel
meningkatkan
pembentukan
pembuluh
darah,
mengingat
dari
angiogenesis, termasuk
proliferasi
dari
antigen
inti
sel, collagenase
tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase,
dan E-selectin,
dapat
dikenali
oleh
analisis
imunokimiawi
D.
Klasifikasi Hemangioma
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler
dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma)
terjadi pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada
kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada
beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau
disebut hemangioma campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
A. Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah
lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam
beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak
merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang
dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang
tegang dan lebih mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer,
2003; Anonim, 2005).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma,
jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi
sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada
anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah
berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus
yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat
mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang.
Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim,
2005).
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan
yang dalam, pada otot atau organ dalam (Hall, 2005).
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum.
Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian
besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi
gambaran keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer,
2003; Anonim, 2005).
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau
organ dalam (Hall, 2005).
Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
Intramuscular hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90%
diderita oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih
sering terjadi pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan
dengan massa pada palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di
sekitar area hemangioma. Intramuscular hemangioma bisa asimptomatik atau
dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti pembesaran ekstremitas,
peningkatan suhu pada area hemangioma, perubahan warna pada permukaan
kulit, dan sakit (Olmstead, et al., 1994; Enneking, et al., 1998; Katz, et al., 2002).
Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda
yang kuat dari hemangioma (Katz, et al., 2002).
2. Synovial hemangioma
Synovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial
terdapat eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan
mekanik (MacDonald, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
3. Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan
dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang
jarang,vertebrae hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan
definisi
yang
berbeda.
Beberapa
penulis
mengatakan bahwa
dengan cystic
angiomatosis tulang
dimana
tidak
didapatkan
Perubahan
ini
dapat
mempengaruhi
penglihatan.
E.
Manifestasi Klinik
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang
ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi
baru lahir, hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis.
Sejalan dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah
menyala, mulai menonjol, dan noncompressible plaque. Hemangioma yang
terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna
kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam
kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh
pada bayi dengan lesi yang multipel (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002;
Drolet, et al., 2004).
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita
hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi
prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan
perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma
F.
Penegak Diagnosa
Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif
berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa
jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular atau jenis
tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut : [4]
1. USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur
dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG
secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan
penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz) dapat
digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh
darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini
merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengenali suatu
hemangioma infantil dan membedakannya dari massa jaringan lunak lain. [5]
2. MRI
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui
lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat
membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi
vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma
dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran
rendah (misalnya malformasi vena. [6]
3. CT scan
Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT
scan walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran
darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari
penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma. [7]
4. Foto polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk
melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas. [8]
5. Biopsi kulit
Biopsi diperlukan
bila
ada
keraguan
diagnosis
ataupun
untuk
G.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran
lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi
susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam
(Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997).
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu
dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma
yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif,
karena tidak bersifat invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang
tinggi yang merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat
membedakan antara hemangioma dengan tumor solid (Abdel-Motaal, et al.,
1996; Katz, et al., 2002).
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan
karena tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada
hemangioma kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area
kalsifikasi.
Kalsifikasi
ini
terjadi
karena
scan pada
pembekuan
hemangioma
pada cavitas
kapiler
dapat
cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah
juga
untuk
mengetahui
pembesaran
hemangioma
karena
neo-
H.
Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh
darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat
ruptur (Kushner, et al., 1999).
Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi
sekunder (Kantor, 2004).
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata
kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit
yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
I.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, lipoma,
dan neurofibroma (Hamzah, 1999).
J.
Penanganan
Ada 2 cara pengobatan:
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran
dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah
itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi
sampai umur 5 tahun (Hamzah, 1999).
Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi.
Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal
(Kantor, 2004).
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang
mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
a. Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
b. Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan
karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya
masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila
diperlukan suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati
hemangioma, pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama
terapi radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi
(Hamzah, 1999).
c. Kortikosteroid
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan
hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum,
dan campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan
perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan
kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada
lesi yang tumbuh cepat (Hamzah, 1999).
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu
penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran
lesi
secara
cepat,
sehingga
perkembangan
penglihatan
bisa
normal.
e. Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga
untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
f. Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).
g. Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu
dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Hamzah Mochtar. (1999). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketiga. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar
Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta,
426-427.
Pieter, J., & Halimun, E. M. 1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit,
dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Edisi Revisi, Jakarta, 428-30
PATHWAY