Anda di halaman 1dari 3

http://grey.litbang.depkes.go.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jkpkbppk--ningsulist-3096

LAPORAN AKHIR ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS


2007: STATUS KESEHATAN REMAJA DI INDONESIA
(ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007)
Research Report from JKPKBPPK / 2015-05-22 16:00:49
By : Ning Sulistiyowati, Felly Philipus Senewe, Jimmy Sondakh,
Puslitbang_Ekologi_dan_Status_Kesehatan
Created : 2012-12-11, with 0 files

Keyword : Kesehatan Remaja, Gizi, Mata, Mental, Gigi, Mulut, Anemia,


Yodium Urin
Sampai sekarang ini masih cukup rendah kesehatan remaja di Indonesia.
Menurut WHO, remaja mencakup individu dengan usia 10-19 tahun.
Sedangkan definisi remaja menurut survei kesehatan reproduksi remaja
Indonesia adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia 15-24
tahun. Analisis lanjut ini dibuat berdasarkan data Riskesdas 2007 yang
digabung dengan data Susenas Kor 2007. Analisis ini untuk mengetahui
status kesehatan remaja di Indonesia.

Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan masukan kepada


pengambil kebijakan kesehatan khususnya kesehatan remaja di Indonesia.
Prevalensi penyakit menular pada remaja paling banyak menderita sakit ISPA
(21,7%), diare (7,7%), typhoid (1,9%) selanjutnya malaria (1,6%) dan
pneumonia (1,3%). Prevelensi penyakit tidak menular pada remaja lebih
banyak menderita Jantung (4,1%) kemudian Asma (2,1%), sedangkan DM dan
Tumor masih rendah. Prevalensi kesehatan mental remaja ditemukan 10,1%.
Pada gangguan kesehatan mental paling banyak remaja mengeluh sakit
kepala (35,0%) kemudian diikuti mudah telah (19,9%), sulit tidur (14,8%),
rasa tidak enak di perut {14,6%), tidak ada nafsu makan (13,9%),
tegang,cemas,kuatir (11,8%) dan mudah takut (9,8%). Kesehatan mata pada
remaja yang bermasalah pada mata yakni mata buta (<3/60-0), low vision
(<20/60-3/60) atau sub normal (<20/20-20/60) sebesar 3,6%. Gangguan
penglihatan mata pada remaja prevalensi mata juling (0,4%), prevalensi
pterigium (0,4%), dan prevalensi parut kornea (0,1%). Masalah kesehatan
gigi dan mulut pada remaja sebesar 20,8%, remaja yang menjalani
pengobatan gigi dan mulut sebesar 86,0%, remaja yang giginya sudah
ditambal sebesar 33,6% dan gigi palsu sebesar 1,3%. Remaja yang menerima
konseling gigi dan mulut sebesar 13,0%.

Status gizi remaja diukur dengan kategori IMT yakni BB per TB2 (dalam cm),
ditemukan remaja yang sangat kurus (24,3%), remaja kurus (16,5%).

Sedangkan remaja yang overweight sebesar 4,4% dan remaja obesitas


sebesar 1,3%. Remaja yang sangat kurus banyak pada remaja usia muda,
laki-laki, tinggal di perkotaan, dan pada tingkat sosial ekonomi rendah.
Remaja yang overweight lebih banyak pada remaja usia 20-24 tahun,
perempuan, tinggal di perkotaan dan tingkat sosial ekonomi baik. Kalau
menurut pola konsumsi makanan lebih dari 1 kali per hari, paling banyak
remaja mengkonsumsi makanan mengandung bumbu penyedap (80,3%),
makanan manis (62,9%), makanan asin (30,4%), makanan/minuman
berkafein (21,5%) dan makanan yang berlemak (16,7%).
Description Alternative :
Sampai sekarang ini masih cukup rendah kesehatan remaja di Indonesia.
Menurut WHO, remaja mencakup individu dengan usia 10-19 tahun.
Sedangkan definisi remaja menurut survei kesehatan reproduksi remaja
Indonesia adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia 15-24
tahun. Analisis lanjut ini dibuat berdasarkan data Riskesdas 2007 yang
digabung dengan data Susenas Kor 2007. Analisis ini untuk mengetahui
status kesehatan remaja di Indonesia.

Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan masukan kepada


pengambil kebijakan kesehatan khususnya kesehatan remaja di Indonesia.
Prevalensi penyakit menular pada remaja paling banyak menderita sakit ISPA
(21,7%), diare (7,7%), typhoid (1,9%) selanjutnya malaria (1,6%) dan
pneumonia (1,3%). Prevelensi penyakit tidak menular pada remaja lebih
banyak menderita Jantung (4,1%) kemudian Asma (2,1%), sedangkan DM dan
Tumor masih rendah. Prevalensi kesehatan mental remaja ditemukan 10,1%.
Pada gangguan kesehatan mental paling banyak remaja mengeluh sakit
kepala (35,0%) kemudian diikuti mudah telah (19,9%), sulit tidur (14,8%),
rasa tidak enak di perut {14,6%), tidak ada nafsu makan (13,9%),
tegang,cemas,kuatir (11,8%) dan mudah takut (9,8%). Kesehatan mata pada
remaja yang bermasalah pada mata yakni mata buta (<3/60-0), low vision
(<20/60-3/60) atau sub normal (<20/20-20/60) sebesar 3,6%. Gangguan
penglihatan mata pada remaja prevalensi mata juling (0,4%), prevalensi
pterigium (0,4%), dan prevalensi parut kornea (0,1%). Masalah kesehatan
gigi dan mulut pada remaja sebesar 20,8%, remaja yang menjalani
pengobatan gigi dan mulut sebesar 86,0%, remaja yang giginya sudah
ditambal sebesar 33,6% dan gigi palsu sebesar 1,3%. Remaja yang menerima
konseling gigi dan mulut sebesar 13,0%.

Status gizi remaja diukur dengan kategori IMT yakni BB per TB2 (dalam cm),
ditemukan remaja yang sangat kurus (24,3%), remaja kurus (16,5%).
Sedangkan remaja yang overweight sebesar 4,4% dan remaja obesitas
sebesar 1,3%. Remaja yang sangat kurus banyak pada remaja usia muda,
laki-laki, tinggal di perkotaan, dan pada tingkat sosial ekonomi rendah.
Remaja yang overweight lebih banyak pada remaja usia 20-24 tahun,
perempuan, tinggal di perkotaan dan tingkat sosial ekonomi baik. Kalau

menurut pola konsumsi makanan lebih dari 1 kali per hari, paling banyak
remaja mengkonsumsi makanan mengandung bumbu penyedap (80,3%),
makanan manis (62,9%), makanan asin (30,4%), makanan/minuman
berkafein (21,5%) dan makanan yang berlemak (16,7%).

Anda mungkin juga menyukai