Anda di halaman 1dari 28

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia industri, material-material yang digunakan sering kali merupakan
bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat
transportasi untuk mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan
kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut
maupun keselamatan kerja dari para karyawan (pekerjanya).
Di zaman modern seperti ini, penggunaan alat transportasi sangat
bermanfaat. Transportasi padatan merupakan operasi yang sangat penting di dunia
industri. Istilah yang sering digunakan yaitu Conveying (pengangkutan).
Pengangkutan suatu unit produksi satu ke produksi lainnya dapat menggunakan
alat elevator, alat pengangkat (crane) dan salah satu alat yang umum digunakan
ialah Conveyor.
Suatu proses pemindahan barang atau material merupakan proses yang
memerlukan ketepatan dan ketelitian yang memerlukan alat bantu untuk
mempermudah proses pengerjaan yaitu berupa conveyor yang berfungsi untuk
menghantarkan barang atau material dari proses satu ke proses selanjutnya, atau
berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan material industri yang berbentuk
padatan.
Dilihat dari segi kegunaan alat dari transportasi padatan (Conveyor)
memiliki banyak fungsi atau manfaat, merupakan salah satu alasan atau tujuan
untuk membahas Alat transfortasi Padatan (Conveyor).
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan Latar Belakang pada sub sebelumnya, jelas bahwa betapa
pentingnya kita mengetahui dan memahami tentang transfortasi bahan padat
dalam insudtri. Disini akan dijelaskan lebih dalam mengenai beberapa alat
transportasi bahan padat serta kelebihan dan kekurangan pada masing-masing alat
tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

2.1 Conveyor
Suatu alat pengangkut dalam industri sangat bermacam-macam, tergantung
dari bahan yang akan dipindahkan kemana zat itu. Alat pengangkut bertujuan
untuk memudahkan kita dalam pemindahan suatu zat. Secara universal didalam
industri, bahan-bahan material terdapat berbagai jenis yang terkadang sangat berat
sehingga berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk
mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga
manusia. Bahan yang diangkut dipengaruhi kapasitas bahan, jenis bahan dan
tujuan pengangkutan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor
yang berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan industri yang berbentuk padat,
pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain
tergantung pada: Kapasitas material yang ditangani, jarak perpindahan material,
kondisi pengangkutan: horizontal atau vertikal, ukuran, bentuk dan sifat material
serta harga peralatan tersebut.
Secara

umum

jenis/type

conveyor

yang

sering

digunakan

dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Belt Conveyor
b. Chain Conveyor
- Scraper Conveyor
- Apron Conveyor
- Bucket Conveyor
- Bucket Elevator
c. Screw Conveyor
d. Pneumatik Conveyor
e. Gravity Conveyor
2.2 Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah pesawat pengangkut yang digunakan untuk
memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah
horizontal atau membentuk sudut dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem
operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang menggunakan sabuk
sebagai penghantar muatannya. Belt conveyor pada dasarnya merupakan peralatan
yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap
pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam
yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut.
Karakteristik dari belt conveyor dapat beroperasi secara mendatar maupun
miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18, sabuk disanggah oleh plat
roller untuk membawa bahan, berkapasitas tinggi, sebar guna, dapat beroperasi
secara continue, kapasitas dapat diatur, kecepatannya sampai dengan 600 ft/m,
dapat naik turun, dan memiliki perawatan yang mudah.

Gambar 2.1 Belt Conveyor


2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Belt Conveyor
Adapun kelebihan dan kekurangan dari alat transfortasi Belt Conveyor dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Kelebihan Alat Transportasi Padatan Belt Conveyor.
No
1
2
3
4

Kelebihan Belt Conveyor


Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material.
memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap
sesuai dengan keinginan
Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material
Menurukan Polusi udara

Tabel 2.2 Kekurangan Alat Transportasi Belt Conveyor


No
1
2

Kekurangan Belt Conveyor


Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar
Jalur pemindahan (transfer line). Karena untuk satu unit belt conveyor

3
4

hanya bisa dipasang untuk jalur lurus


Kemiringan/sudut yang terbatas
Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap
sesuai dengan keinginan

Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

2.2.2 Prinsip Kerja Belt Conveyor


Belt conveyor dipakai untuk memindah material baik satuan, dengan putaran
dari motor sebagai penggerak utama yang terhubung dengan drum disebut Pulley,
pulley inilah yang yang diselubungi oleh belt yang lebarnya sama dengan pulley
tersebut dan panjangnya belt menyesuai dengan kebutuhan atau kapasitas angkut
serta jarak angkut material tersebut. Jika motor dijalankan maka pulley akan ikut
berputar seiring motor hingga belt yang menyelubungi ikut bergerak tertarik
kearah putaran drum atau pulley tersebut. Motor head atau tail. Motor head adalah
pengerak utama, sedangkan tail biasanya paling ujung atau ekor dari unit belt
conveyor dimana material di pindahkan tanpa penggerak. Roller adalah bagain
dari belt conveyor yang berfungsi untuk mensupport belt yang berjalan, tidak
memakai penggerak, bergerak hanya karena gesekan belt yang berjalan diatasnya.
Roller ini di support oleh rangka dari struktur belt conveyor secara umum. Roller
ini menopang beban belt yang membawa material diatasnya.
2.2.3 Bagian-bagian Belt Conveyor
Secara umum belt conveyor atau konveyor sabuk sederhana terdiri atas:
Rangka(frame), Pulli penggerak, Pulli yang digerakkan, Pulli pengencang, Sabuk,
Rol pembawa, Rol kembali, Rol pemuat, Motor penggerak, Unit pemuat, Unit
pengeluar, Pembersih sabuk dan Pengetat sabuk.

Gambar 2.2 Bagian dari Belt Conveyor


1) Belt
Belt terbuat dari bahan tekstil, baja lembaran atau jalinan kawat baja. Belt
yang terbuat dari tekstil berlapis karet paling banyak ditemukan dilapangan.
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Syarat-syarat belt:
1. Tahan terhadap beban tarik.
2. Tahan beban kejut.
3. Perpanjangan spesifik rendah.
4. Harus fleksibel.
5. Tidak menyerap air.
6. Ringan.
Belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa tipe seperti
bulu unta, katun dan beberapa jenis belt

tekstil berlapis karet.

Belt harus

memenuhi persyaratan, yaitu kemampuan menyerap air rendah, kekuatan tinggi,


ringan, lentur, regangan kecil, ketahanan pemisahan lapisan yang tinggi dan umur
pakai panjang. Untuk persyaratan tersebut, belt berlapis karet adalah yang terbaik.
Belt tekstil berlapis karet terbuat dari beberapa lapisan yang dikenal dengan plies.
Lapisan-lapisan tersebut dihubungkan dengan menggunakan (vulkanisasi) atau
dengan karet alam maupun sintetis. Belt dilengkapi dengan cover karet untuk
melindungi tekstil dari kerusakan-kerusakan. Karena beberapa jenis material yang
dibawa mempunyai sifat abrasif. Bentuk penampang belt diperlihatkan pada
gambar berikut ini:

Gambar 2.3 Penampang Belt


2) Idlers
Belt disanggah oleh idler. Jenis idler yang digunakan kebanyakan adalah
roller idler. Berdasarkan lokasi idler di conveyor, dapat dibedakan menjadi idler
atas dan idler bawah. Idler atas menyangga belt yang membawa beban. Idler atas
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


bisa merupakan idler tunggal atau tiga idler. Sedangkan untuk idler bawah
digunakan idler tunggal.

Gambar 2.4 Idler bagian atas

Gambar 2.5 Idler bagian bawah

Gambar 2.6 Kontruksi roller Idler


Komponen-komponen roller idler diatas adalah:
a. Selubung bagian luar, yang langsung berfungsi untuk menopang belt. Dan
selubung bagian dalam.
b. Bantalan, Karet perlindung, yang berfungsi untuk melindungi bantalan dari
debu atau kotoran lainnya.
c. Pengunci bantalan, Poros idler dan Baut.
d. Bantalan
3) Unit Penggerak
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Unit penggerak (pully) terbuat dari besi cor atau baja lembaran (sheet steel)
yang dibuat menggunakan proses pengelasan. Daya penggerak pada belt conveyor
ditransmisikan kepada belt melalui gesekan yang terjadi antar belt puli penggerak
yang digerakkan dengan motor listrik. Unit penggerak terdiri dari beberapa
bagian, yaitu puli, motor serta roda gigi transmisi antara motor dan puli. Tipe-tipe
susunan puli penggerak untuk belt conveyor.

Gambar 2.7 Susunan puli pengegrak belt conveyor a dan b puli tunggal; c dan d
sistem dua puli; e dan f menggunakan bagian penekan
4) Pengencangan Belt (Take Up)
Pengencang belt dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu screw take up dan
gravity take up, atau sering juga disebut pengencang horizontal dan vertikal.

Gambar 2.8 Berbagai cara Pengencangan Sabuk/Belt.


5) Penekuk Belt
Belt ditekuk dengan puli atau roller pembelok. Penggunaan roller pembelok
adalah untuk merubah kemiringan sistem seperti dari arah horizontal menjadi
seperti miring. Tekukan belt dapat dibedakan atas dua macam yaitu tekukan

Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


kearah pembalik (Gambar 2.9a) dan tekukan kearah pembebanan (Gambar 2.9b),
kedua jenis tekukan tersebut mempunyai jari-jari tekukan minimum yang berbeda.

Gambar 2.9 Pembelokan belt


6) Conveyor Frame
Struktur penyangga (frame) terbuat dari susunan baja batangan atau besi
siku yang disambung dengan menggunakan las listrik. Frame dibuat kaku (rigit).
Struktur tersebut terbuat dari batangan membujur, tegak dan menyilang. Tinggi
dari frame biasanya 400 s/d 500 mm dan jarak batang tegak/tiang adalah 2 s/d 3,5
meter.
2.3 Chain Conveyor
Konveyor rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak terputus dari jenis
seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari unit penggerak daripada beberapa
hasil pembawa beban untuk transfor. Konveyor rantai terutama cocok untuk
sistem konveyor yang membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu,
seksi penyilangan kecil, kemampuan penahanan atau pengisian berlipat atau
sedang, kombinasi horizontal dan garis edar vertikal, penanganan material pada
temperatur tinggi tetapi membutuhkan keamanan yang diperbaiki oleh pabrik.
Pada banyak industri, pengunaan konveyor rantai telah berkurang selama 30
tahun yang lalu karena dipertimbangkan pada pemiliharaan tinggi yang tidak
pantas. Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian disebabkan oleh
ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar penawaran rendah. Hal
ini terlihat begitu sederhana untuk pembuat baja kecil untuk merakit sistem
Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


konveyor rantai yang menggunakan komponen standar murah. Sistem
konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen kwalitas tinggi terbuat dari
baja logam campuran yang diperlakukan panas atau tuangan yang tidak pasti
murah.

Gambar 2.10 Chain Conveyor


2.3.1 Jenis-jenis Chain Conveyor
Chain conveyor memanfaatkan pengaturan rantai powered terus menerus,
membawa serangkaian liontin tunggal. Chain conveyor terutama digunakan untuk
mengangkut beban unit berat, misalnya palet, kotak grid, dan wadah industri.
Adapun jenis dari chain conveyor sebagai berikut:
1) Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan yang sederhana dan paling mudah murah
diantara jenis-jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan
kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut materialmaterial ringan yang tidak mudah rusak, seperti: abu, kayu dan kepingan.
Karakteristik dari scraper conveyor seperti: dapat beroperasi dengan
kemiringan sampai 45, mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m, kapasitas
pengangkutan hingga 360 ton/jam serta harga yang murah.
Namun Scraper conveyor memiliki kelemahan sebagai berikut: mempunyai
jarak yang pendek, tenaganya tidak konstan, biaya perawatan yang besar seperti
service secara teratur dan mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.

Operasi Teknik Kimia

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.11 Scraper Conveyor


2) Apron Conveyor
Apron conveyor merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut bahanbahan industri yang berbentuk padat digunakan untuk variasi yang lebih luas dan
untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek.

Gambar 2.12 Apron Conveyor


Apron conveyor terdiri dari frem penggerak, take-up sprocket, apron/slat,
travelling roller, feed hopers, dan discharge spout. Conveyor ini secara luas
digunakan di industri kimia, pertambangan batu bara, industri permesinan, dan
banyak industri lainnya. Berbeda dengan belt conveyor, apron conveyor lebih
ditunjukkan untuk memindahkan material berat, bongkah besar, abrasive dan
material panas (bahan cor, tempa, foundry sand). Apron conveyor memiliki
kapasitas pemindahan besar, yaitu 2000 ton/jam atau lebih karena dilengkapi
dengan papan peluncur dan rantai penarik yang kuat.

Operasi Teknik Kimia

10

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.13 Bagian-bagian Apron Conveyor


Geometri apron conveyor tidak jauh berbeda dengan belt conveyor, kecuali
susut inklinasinya dapat mecapai 45 atau lebih, jika apron dilengkapi dengan
tranverse cleats atau stop dan transisi dari horinzontal keinklinasi dengan radius
kecil (5 m 8 m).
a. Jenis-jenis Apron Conveyor
Apron dibagi menjadi dua macam:
1. Casting mechine, jenis ini untuk pengankutan pengecoran. Adapun
Casting mechine dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.14 casting mechine


2. Escalator
Escalator dapat dijumpai di mall-mall, yang berfungsi untuk
membantu orang menaiki lantai dari satu lantai kelantai lain,
menggantikan fungsi dari tangga.

Operasi Teknik Kimia

11

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.15 Escalator


b. Mekanisme Apron Conveyor
Apron conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata
rantai yang dapat ditempa. Palang kayu dipasang pada alat tambahan diantara
rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan.
Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk
mengangkat bahan yang berat.
Sistem penyambungan bucket pada apron conveyor biasanya digunakan
rantai gall, rantai skalm. Penyambungan ini tanpa flen (on flent), pengangkutan
untuk material yang curah.
c. Keunggulan dan Kelemahan Apron Conveyor
Adapun keunggulan dan kelemahan dari Apron conveyor sebagai berikut:
Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan Apron Conveyor
No
1

Keunggulan
Dapat
beroperasi

Kelemahan
dengan Hanya satu arah gerakan

kemiringan hingga 25
Kapasitas
pengangkutan Kontruksi apron dan rantai yang

hingga 100 ton/jam


Kecepatan maksimam 100 ft/m

tinggi
Dapat digunakan untuk bahan Perlu diperhatikan lebih hinged-

berat
Pembuatan rumit dan biaya cukup

yang kasar, berminyak maupun joint agar bisa berfungsi dengan


yang besar

baik

3) Bucket Conveyor
Operasi Teknik Kimia

12

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor
apron yang dalam. Karakteristik dan performance dari bucket conveyor:
a. Bucket terbuat dari baja
b. Bucket digerakkan dengan rantai
c. Biaya relatif murah.
d. Rangkaian sederhana.
e. Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan.
f. Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
g. Kapasitas kecil 100 ton/jam.
Kelemahan -kelemahan bucket conveyor:
a. Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in.
b. Investasi mahal.
c. Kecepatan rendah.

Gambar 2.16 Bucket Conveyor


4) Bucket Elevator
Bucket Elevator adalah alat untuk memindahkan bahan yang arahnya
vertikal atau tinggi. Bucket elevator digunakan untuk mentransfer meterial dari
permukaan tanah ke ketinggian tertentu. Untuk pengangkutan material dengan
kemiringan yang curam diperlukan atau dapat digunakan bucket elevator.

Operasi Teknik Kimia

13

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.17 Bucket Elevator


a. Tipe-tipe Bucket
Secara umum bucket elevator terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa
oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba-timba (bucket) yang digunakan
memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing.
1. Minneapolis type
Bentuk ini hampir dipakai diseluruh dunia, dipergunakan untuk mengangkut
butiran dan material kering yang sudah lumat.
2. Buckets for Wet or Sticky Materials.
Bucket yang lebih datar, dipergunakan untuk mengangkut material yang
cenderung lengket.
3. Stemped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan-bongkahan besar dan material
yang berat.

Operasi Teknik Kimia

14

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.18 Types Of Bucket Elevators


b. Cara Kerja Bucket Elevator
Material curah (bulk material) masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada
bagian bawah elevator (boot). Material curah ditangkap bucket yang bergerak,
kemudian oleh bucket dibawah ke atas. Setelah sampai pada roda gigi atas,
material dikeluarkan ke arah corong keluar.
c. Kelebihan dan Kekurangan Bucket Elevator
Adapun kelebihan dan kekurangan dari bucket elevator dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.4 Kelebihan Bucket Elevator
No
1
2
3
4

Kelebihan
Alat angkut yang efisien
Dapat mengangkut bahan dengan kemiringan yang curam
Dapat digunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang
sudah lumat
Harga lebih murah karena pemakaian energi kecil

Tabel 2.5 Kekurangan Bucket Elevator


No
1
2
3

Kekurangan
Bahan yang diangkut kebersihannya tidak terjaga
Tidak dapat digunakan jika bahan melalui jalur yang berkelok-kelok
Bahan yang diangkut dapat mengalir kembali atau jatuh ke bawah

Operasi Teknik Kimia

15

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

2.3.2

Prinsip Kerja Chain Conveyor


Material/bahan besar dapat dibawa secara langsung pada rantai, pada

pencantelan khusus yang diikatkan pada rantai baik untuk pengangkatan yang
ditekan atau digandeng oleh rantai atau dapat ditekan/ditarik oleh rantai dengan
pencantelan khusus pada rantai. Peralatan haruslah dengan hati-hati ditekankan
pada material terhadap marerial untuk ditangani terutama pada penggetaman.
Program pemeliharaan preventive biasanya dapat menghindari kerusakan tidak
pada waktunya dan interupsi/ gangguan pada proses produksi.
a. Spesifikasi Pokok
Pertimbangan dalam perencanaan erat hubungannya terhadap jenis
konveyor adalah kelas konveyor. Empat kelas konveyor telah ditentukan pada
dasar faktor friksi/gesekan yang disertakan dengan pergerakan rantai (penyorong
atau penggulungan ) dan pergerakan material (penyorongan atau dibawah).

Chain Sliding ( Penyorongan rantai )


Metode ini adalah sederhana didalam kontruksi, memiliki bagian pergerakan

yang lebih sedikit dan biasanya paling rendah / murah biayanya untuk beban yang
diberikan. Hal ini paling efektif pada peralatan kotor dan kontruksi tak datar,
baik/cocok untuk pengaruh kondisi. Peralatan daya kuda adalah lebih tinggi
daripada untuk ranatai penggulung.

Gambar 2.19 Chain Sliding

Chain Rolling (Penggulungan rantai)


Metode ini memiliki operasi yang lebih halus, pulsasi yang lebih sedikit bila

dibandingkan dengan penyorongan rantai. Semakin lebih rendah gesekan pada


pusat yang lebih rendah, maka semakin sedikit pergerakan dan semakin rendah
Operasi Teknik Kimia

16

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


biaya operasi. Hal ini tidak cocok untuk peralatan kotor sebagaimana
bahan luar dapat mengganggu penggulungan.

Gambar 2.20 Chain Rolling


2.4 Screw Conveyor
Screw conveyor merupakan suatu alat untuk mengangkut material berbentuk
bubur dan halus. Screw conveyor digunakan untuk memindahkan material kecil
seperti butiran, aspal, batubara, abu, kerikil dan pasir. Tipe khusus yaitu ribbon
conveyor dimana tidak ada pusat helical fin, cocok digunakan untuk lem, cairan
kental seperti molasses, tas panas dan gula.

Gambar 2.21 Bagian dari Screw Conveyor


Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu
sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Adapun
macam-macam flight antara lain: sectional flight, helicoid flight, special flight
(terbagi menjadi; cast iron flight, ribbon flight, cut flight).

Operasi Teknik Kimia

17

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.22 Screw Conveyor


2.4.1 Bagian-bagian Screw Conveyor
1) Wadah Konveyor
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja. Panjang sebuah wadah
antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya,
yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus
lainnya terbuat dari kayu.
Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek
disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Wadah konveyor merupakan
wadah yang lebih rumit karena konstruksinya semuanya terbuat dari besi.

Gambar 2.23 Wadah Screw Conveyor


2) Screw Conveyor Hanger
Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan
yang tetap sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan
sepanjang wadah harus tetap ada hanger atau penahan. Biasanya ada sebuah
hanger untuk tiap bagian. Gambar dibawah menunjukkan beberapa tipe hanger.
Gambar-a menunjukkan tipe paling sederhana dan paling murah. Gambar-b
menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan terpisah dan ditempatkan di

Operasi Teknik Kimia

18

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang dapat
disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lebih baik.
Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan
hanger, seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan
mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh minyak. Oleh karena
itu, wadah dalam hanger dibuat dari besi putih cor (lihat gambar-c) sehingga
tempat bergerak dapat digunakan walaupun tanpa pelumas.

Gambar 2.24 Conveyor Hanger


3) Box Ends
Ujung dari wadah konveyor disebut box ends . Umumnya box ends awal
berbeda konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi
(gears) bevel untuk memutar poros konveyor.

Gambar 2.25 Box Ends


2.4.2 Manfaat Screw Conveyor
Adapun manfaat/kegunaan dari Screw conveyor dalam industri-industri
antara lain:
1. Industri kimia, seperti: Titanium dioxide, carbon black, calcium carbonate,
powdered lime, rubber, detergent powders and sulphur dan lain-lain.
Operasi Teknik Kimia

19

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


2. Makanan,seperti: Cake mixes, soup mixes, gravy mixes, cocoa powder, keju,
permen, susu bubuk, frozen or raw vegetables, fruits and nuts.
3. Kosmetik dan obat-obatan, seperti: bedak, titanium dioxide, zinc oxide, clay,
calcium carbonate.
2.4.3 Prinsip kerja Screw Conveyor
Alat ini terdiri dari baja yang memiliki spiral atau helical fin yang tertancap
pada shaft dan berputar dalam suatu saluran berbentuk U (through) tanpa
menyentuhnya sehingga helical fin mendorong material ke trough. Shaft
digerakkan oleh motor gear. Conveyor dibuat dengan ukuran panjang 8-12 ft yang
dapat bersatu untuk memperoleh panjang tertentu. Diameternya bervariasi dari 3
sampai 24 in.
Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh kayu atau
baja. Pada akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk penempatan as dan drive end
yang kemudian dihubungkan dengan alat penggerak.Elemen screw conveyor
disebut flight. Bentuknya helical atau dengan modifikasi tertentu. Untuk helicoids
flight bentuknya berupa pita memanjang dan dengan alat penyangga pada masingmasing belitan dan berakhir pada as sentral.
Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan
mekanik serta membutuhkan biaya yang sedikit. Material bercampur saat
melewati conveyor. Pada umumnya srew conveyor dipakai untuk mengangkut
bahan secara horizontal. Namun bila diinginkan dengan elevasi tertentu bisa juga
dipakai dengan mengalami penurunan kapasitas 25-45% dari kapasitas
horisontalnya. Elevasi 100 terjadi penurunan kapasitas 15%, Elevasi 150 terjadi
penurunan kapasitas 20% dan Elevasi 200 terjadi penurunan kapasitas 40%.

Operasi Teknik Kimia

20

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Gambar 2.23 Screw Conveyor construction
2.4.4 Kelebihan dan kekurangan Screw Conveyor
Adapun Kelebihan dan Kekurangan dari Alat transfortasi Padatan Screw
Conveyor dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.6 Kelebihan Screw Conveyor
No
Kelebihan
1 Mudah dalam hal perencanaa, maintenance, dan memiliki dimensi kecil
2 Dapat mengeluarkan material pada titik yang dikendaki.
3 Dapat digunakan untuk kapasitas rendah-sedang(sampai 100 m3/jam
4 Biasanya memiliki panjang 30-40 meter
Tabel 2.7 Kekurangan Screw Conveyor
No
1
2
3
4

Kelemahan
Penerapan screw conveyor terbatas
Tidak dapat digunakan untuk bongkahan besar, mudah hancur, abrasive
dan material yang mudah menempel
Beban berlebih mengakibatkan kemacetan dekat intermediate bearing
Kemacetan merusak poros dan Screw berhenti

2.4.5 Faktor Kerusakan Screw Conveyor


1. Poros
Poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau tekan.
Hal ini menyebabkan terjadinya kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan. Poros dengan diameter berbentuk tirus dan atau mempunyai alur pasak
akan lebih rawan mengalami kerusakan.Timbulnya getaran yang merugikan dan
suara yang berisik, yang diakibatkanlenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar.
Korosif bila kontak dengan fluida.
Adapun cara mengatasinya sebagai berikut: Cara mengatasi kerusakan poros
transmisi yang mengalami beban puntir (lentur) atau gabungan antara puntir dan
lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau tekan adalah dengan
lebih memperhatikan penggunaannya dan menyesuaikan bentuk poros sesuai
dengan beban yang akan dipindahkan.
Cara mengatasi kerusakan akibat timbulnya getaran yang merugikan
adalahdengan memperhatikan kekuatan poros dan menyesuaikan dengan mesin
Operasi Teknik Kimia

21

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


yang akan memakai poros tersebut. Cara mengatasi kerusakan akibat korosif
adalah dengan memilih bahan tahan korosif sampai batas tertentu dapat pula
diperlakukan perlindungan terhadap korosif.
2. Pasak
Mudah mengalami pemanasan, karena kekuatan pasak yang lebih rendah
dibanding dengan poros. Adapun cara mengatasi kerusakan pasar sebagai
berikut: Pasak lebih mudah mengalami kerusakan dibandingkan dengan poros,
sehinggaperencanaan ukuran pasak berdasarkan torsi yang terjadi pada poros akan
mencegah kerusakan pada pasak.
2.5 Pneumatic Conveyor
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pneuma yang berarti
napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik
penggunaan udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di
bawah 1 atmosfer (vacum). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang
mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan. Sistem pneumatik memiliki
apliaksi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak
industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti
industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun
industri yang lain. Belajar pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua
industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatic.
Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan
keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya
gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika). Pneumatik dalam
pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan
dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan.
Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana
terjadi proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam
pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara bertekanan).

Operasi Teknik Kimia

22

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)

Gambar 2.27 Pneumatik Conveyor


2.5.1 Karakteristik Pnematik
Karakteristik udara bertekanan (Pneumatik) dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
a. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
b. Volume udara tidak tetap
c. Udara dapat dikempa (dipadatkan)
d. Berat jenis udara 1,3 kg/m
e. Udara tidak berwarna
2.5.2 Aplikasi Penggunaan Pneumatik
Gerakan mekanik dapat dilakukan oleh komponen pneumatik, seperti
silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun
gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik
dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang
terus menerus (continue), dan flexibel.
Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol
dalam proses otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan,
antara lain: mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak,
mudah didistribusikan melalui saluran (selang) yang kecil, aman dari bahaya
ledakan dan hubungan singkat, dapat dibebani lebih, tidak peka terhadap
perubahan suhu dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di
sekitar kita.Udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam

Operasi Teknik Kimia

23

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


jumlah banyak. Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka penumatik banyak
digunakan pula pada industri pengolahan logam dan sejenisnya.
Secara umum udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam
suatu tabung penampung. Sebelum digunakan udara dari kompressor diolah agar
menjadi kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui regulator udara
dapat digunakan menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa
silinder/stang torak yang bergerak translasi, maupun motor pneumatik yang
bergerak rotasi. Gerakan bolak balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada
aktuator selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan gerakan yang selama ini
dilakukan oleh manusia atau peralatan lain.
2.5.3 Penerapan Pneumatik
Secara umum, penerapan pneumatik sebagai berikut:
a. Pengemasan (packaging)
b. Pemakanan (feeding)
c. Pengukuran (metering)
d. Pengaturan buka dan tutup (door or chute control)
e. Pemindahan material (transfer of materials)
f. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning and inverting of parts)
g. Pemilahan bahan (sorting of parts)
h. Penyusunan benda kerja (stacking of components)
i. Pencetakan benda kerja (stamping and embosing of components)
2.5.4

Kelebihan dan Kekurangan Pneumatik


Adapun kelebihan dan kekurangan dari pneumatik dapat dilihat pada tabel

berikut ini:
Tabel 2.8 Kelebihan Dari Alat Transfortasi Padatan Pneumatik
No
1
2
3
4
5
6

Kelebihan
Merupakan mediaa/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut
Dapat disimpan dengan mudah
Bersih dan kering, serta tidak diperlukan pendinginan fluida kerja
Tidak peka terhadap suhu rasional, mudah pemeliharaannya
Aman terhadap kebakaran dan ledakan
Tahan terhadap pembebanan yang lebih

Tabel 2.9 Kekurangan Dari Alat Transfortasi Padatan Pneumatik


Operasi Teknik Kimia

24

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


No
1
2
3
4
5
6

Kekurangan
Ketermampatan (Udara)
Gangguan suara(bising)
Kegerbakan (volatile)
Kelembaban udara
Gaya tekan terbatas
Biaya energi tinggi

2.6 Gravity Conveyor


Gravity konveyor adalah jenis peralatan material handling yang tidak
bermotor dan menggunakan gaya gravitasi atau momentum untuk membantu
dalam pergerakan produk, paket, makanan atau peralatan dari satu tempat ke
tempat lain, atau melalui berbagai tahapan manufaktur otomatis atau finishing.
Gravity conveyor lebih murah dibanding dengan conveyor bermotor (powered
conveyor), gravity conveyor menggunakan tekanan minimum saat bekerja
sehingga dapat mudah dipindahkan (portable) dan ringan. Gravity konveyor
biasanya digunakan untuk aplikasi yang memerlukan kemudahan rotasi dan
transportasi seperti distribusi, pergudangan, material handling, pengolahan
makanan, pengiriman, dan produksi. Industri yang cocok untuk menggunakan
Gravity conveyor antara lain pengemasan, industri manufaktur, farmasi, otomotif,
dirgantara dan banyak bagian fabrikasi.
2.6.1 Jenis-jenis Gravity Conveyor
Gravity conveyor dapat bekerja sendiri ataupun digabungkan dengan sistem
conveyor lainnya. Gravity conveyor menggunakan gaya gravitasi untuk
mendapatkan momentum dengan menempatkan salah satu ujung konveyor pada
tempat yang lebih tinggi, sehingga produk yang diletakkan diatas conveyor dapat
bergerak tanpa menggunakan motor listrik. Gravity konveyor memiliki dua jenis
utama yaitu :
a) Konveyor Rol (Gravity Roller Conveyor)
Gravity conveyor Rol (Gravity Roller Conveyor) memiliki prinsip kerja
memindahkan produk horizontal di sepanjang lintasan yang berisi serangkaian rol
yang ditempatkan tegak lurus terhadap arah perjalanan dan dibantu bantalan dan
poros. Karena konveyor rol didorong oleh gravitasi, produk dapat bebas bergerak
secara manual (horizontal) atau produk dapat dibiarkan jatuh jarak tertentu dengan
penurunan sedikit. Konveyor Rol dapat dipakai untuk memindahkan bahan yang
Operasi Teknik Kimia

25

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


permukaan bagian bawahnya rata seperti kardus dan pallet ataupun yang
permukaan bawahnya tidak rata seperti drum, kaleng, bongkahan, dan lain-lain.
Bagian-bagian utama Konveyor Rol (Gravity Roller Conveyor) antara lain
rol, frame, channel frame, hook/butt couplings, shoulder bolt (bahu baut). Bagianbagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.28 Bagian-Bagian Konveyor Rol


Pemasangan rol harus minimal 3 rol yang berada dibawah bahan yang
diangkut, jika tidak, bahan akan bergerak tidak sempurna dan menimbulkan
kerusakan pada bahan yang diangkut, seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.29 Pemasangan Rol


Konveyor rol memiliki kelebihan antara lain : Relatif murah dibandingkan
konveyor lain yang menggunakan motor. Konstruksinya sederhana, Ringan,
Fleksibel dan mudah dipindahkan, Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga
45, Dapat digunakan untuk bahan yang berukuran besar dan berat, Dapat
digunakan untuk mengangkut bahan yang bagian bawahnya tidak rata, Kapasitas
pengangkutan yang besar. Disamping memiliki banyak kelebihan, konveyor rol
ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain : Biaya perawatan tinggi, serta
hanya dapat digunakan untuk 1 arah gerakan.
b) Konveyor Roda (Gravity Wheel Conveyor)
Operasi Teknik Kimia

26

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Gravity wheel conveyor, atau konveyor roda memiliki prinsip kerja sangat
mirip dengan Gravity Roller Conveyor, perbedaannya terletak pada lintasannya
yang bukan rol melainkan roda. Konveyor roda memungkinkan untuk dijalankan
dengan sudut kemiringan lebih kecil dari roller konveyor, sehingga, mereka
umumnya digunakan untuk aplikasi beban yang lebih ringan.
Konveyor roda hanya dapat digunakan untuk memindahkan bahan yang
permukaan bawahnya rata, seperti kardus, pallet, kayu lapis, kotak jinjing,
nampan, dan lain-lain. Konstruksi alatnya juga sederhana dan lebih ringan dari
pada konveyor rol sehingga mudah dipindahkan, fleksibel serta perawatan mesin
lebih mudah. Bagian-bagian utama Konveyor Roda (Gravity Roller Conveyor)
tidak jauh berbeda dengan konveyor rol antara lain roda, frame dan channel
frame.
Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.30 Bagian-Bagian Konveyor Roda


Kelebihan dari konveyor roda (gravity roller conveyor) antara lain: Relatif
murah dibandingkan konveyor lain yang menggunakan motor, konstruksinya
sederhana, lebih ringan, fleksibel dan mudah dipindahkan, dapat beroperasi
dengan kemiringan hingga 45, serta kapasitas pengangkutan yang besar. Adapun
kekurangannya dari alat transfortasi ini seperti: Biaya perawatan tinggi, hanya
dapat digunakan untuk 1 arah gerakan, tidak dapat digunakan untuk barang yang
permukaan bawahnya tidak rata.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Operasi Teknik Kimia

27

Alat Transportasi Padatan (Conveyor)


Pemilihan alat angkut (konveyor) selain didasarkan pada sifat-sifat bahan
yang berpengaruh terhadap alat angkut, maka hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah jarak angkut, kemiringan atau perbedaan ketinggian dari
posisi bahan yang hendak diangkut. Jumlah bahan yang hendak diangkut,
kecepatan pengangkutan yang diperlukan dan Untuk pengangkutan bahan yang
tidak berhamburran serta volumenya juga yang cukup besar, maka digunakan alat
pangangkut sabuk. Alat angkut sekrup digunakan untuk mengangkut bahan dalam
wadah yang tertutup dan jarak angkutnya dekat. Sedangkan pengangkutan yang
membutulkan kecepatan aliran dan aliran yang tujuannya berbagai arah digunakan
konveyor pneumatik yang mengalir dengan menggunakan tekanan.
Pemilihan alat yang digunakan untuk mengangkut material yang sedikit
basah atau lembab lebih sukar dibandingkan dengan pemilihan alat yang
digunakan untuk mengangkut material yang halus serta kering, karena material
yang lembab bisa melekat pada alat angkut sehingga dapat mengganggu proses
pengangkutan.
3.2 Saran
Gunakan alat transfortasi padatan suatu material dengan fungsi yang sesuai
sebab jika tidak digunakan dengan baik sangat beresiko bagi pekerja dan material.

Operasi Teknik Kimia

28

Anda mungkin juga menyukai