Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perusahaan tidak cukup hanya memiliki performa yang baik pada
tahun yang sedang dilaluinya. Perusahaan harus selalu memandang ke depan agar
dapat bertahan dalam perencanaan jangka panjang dan juga beroperasi dengan
efisien dalam masa sekarang. Hal ini khususnya benar karena pasar semakin
internasional lingkupannya dan perekonomian dunia semakin saling terkait.
Sebagai akibatnya, lebih banyak lagi variabel yang mempengaruhi perekonomian
dan industri-industri di dalamnya. Peningkatan gejolak dalam lingkungan
ekonomi dan politik yang ditimbulkannya menyebabkan perusahaan-perusahaan
perlu melakukan pengendalian dan perencanaan kedepan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang dan untuk
mengarahkan pembahasan maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

Bagaimana proses perencanaan dan pengendalian keuangan?

Apa yang dimaksud dengan analisis pulang pokok/ impas dan leverage
operasi?

Bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian?

1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah :
Dapat memahami proses perencanaan dan pengendalian keuangan.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis pulang pokok/ impas
dan leverage operasi.
Mengetahui tentang model perencanaan keuangan yang menyeluruh
Dapat memahami sistem perencanaan dan pengendalian

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
2.1.1. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan,
laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran
dan juga panda penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi
tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau
untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai
perubahan dalam lingkungan operasi.
Dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik,
suatu perusahaan akan berusaha menciptakan semua itu memiliki tujuan dan arti
yang jelas. Kejelasan itu bagi suatu perusahaan akan terlihat dalam perjalanan
proses yang berlangsung baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu konsep perencanaan keuangan yang tidak baik akan bisa terlihat dalam
jangka pendek.
Perencanaan dan pengendalian keuangan melibatkan proyeksi-proyeksi
berdasarkan standar dan perkembangan dari umpan balik dan proses penyesuaian
untuk memperbaiki prestasi kerja. Perencanaan keuangan mencakup penjualan,
laba, dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi produksi dan pemasaran

untuk kemudian bagaimana menentukan kebutuhan pendanaannya. Perencanaan


Keuangan adalah proses dari :
1. Menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan.
2. Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat
ini, guna menghindari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara
keputusan saat ini dan masa yang akan datang.
3. Menentukan alternatif mana yang akan dipilih
4. Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
Sistem pengendalian perencanaan keuangan perlu diterapkan pada
berbagai jenis usaha bisnis. Penerapan pengendalian intern perlu dilakukan pada
seluruh kegiatan operasional perusahaan, termasuk yang paling utama yaitu sistem
penjualan tunai dan penerimaan kas. Sistem pengendalian intern bertujuan untuk
mengamankan harta perusahaan.
Dalam pengertian yang lebih luas perusahaan merupakan organisasi yang
terdiri dari bagian yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk beberapa
maksud atau sasaran. Perusahaan sebagai adalah satu pelaku ekonomi yang
mempunyai tujuan memperoleh laba yang wajar, perlu memiliki program dalam
melaksanakan kegiatan. Bagi perusahaan yang mengejar keuntungan dan berusaha
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tentu akan menghadapi
berbagai masalah yang akan timbul sehubungan dengan kegiatan perusahaan.
Salah satu contoh masalah yang dihadapi adalah bagaimana melaksanakan
pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan. Pengendalian
secara menyuluruh dalam perusahaan karena hanya dengan demikian apa yang

mungkin dicapai oleh perusahaan dapat diketahui. Dalam dunia usaha, yang
menjadi ukuran keberhasilan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Semakin besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan, maka
dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut berhasil dengan baik dalam
menjalankan usaha.
Memperbesar jumlah laba dapat diilaksanakan melalui keputusan dengan
berbagai macam cara seperti menaikkan jumlah omset penjualan, meminimalkan
biaya atau menaikkan harga jual yang wajar. Perusahaan harus melaksanakan
suatu pengendalian terhadap biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan. Pengendalian biaya pada umumnya mencakup tiga fungsi
manajemen antara lain:
1. Fungsi planning melalui penetapan sasaran dan penyusunan rencana.
2. Fungsi organizing pada tingkat operasional.
3. Fungsi controlling melalui evaluasi terhadap tujuan yang telah dicapai.
Setiap

perusahaan

yang

ingin

tetap

berjalan

harus

mampu

mempertahankan eksistensinya dituntut untuk dapat bekerja secara maksimal,


efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan tingkat kemampuan manajemen untuk
mengendalikan perusahaan terutama dalam meningkatkan kualitas. Apabila
mekanisme operasi perusahaan relatif masih sederhana, maka sistem pengendalian
dilakukan dengan sistem pengawasan langsung, tetapi jika perusahaan sudah
beroperasi dengan skala besar dan melibatkan beberapa bagian, maka manajemen
tidak lagi mampu mengadakan pengawsan langsung secara efektif.

Dalam hal ini sistem pengendalian perlu dilengkapi dengan sistem


pengendalian wewenang dan sistem pertanggungjawaban dengan menggunakan
laporan tertulis. Anggaran adalah merupakan salah satu alat perencanaan
keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai sebagai dasar sistem pengendalian
(pengawasan) keuangan perusahaan. Dengan tersusunnya rencana keuangan
tersebut terhadap pimpinan perusahaan dapat lebih mudah melakukan koordinasi
dalam melakukan koordinasi dalam melaksanakan tugasnya.
2.1.2. Tujuan Perencanaan dan Pengendalian
Tujuan perencanaan menurut Hasibuan (2008:95) adalah sebagai berikut.
1.

Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur,


dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif
dalam mencapai tujuan.

2.

Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua


potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan

3.

Perencanaan adalah suatu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi


pada masa yang akan datang

4.

Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan


bertujuan

5.

Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh


pekerjaan.

6.

Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.

7.

Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.

8.

Perencanaan merupakan suatu usaha untuk menghindari mismanagement


dalam penempatan karyawan.

9.

Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi.


Tujuan dari pengendalian internal adalah sebagai berikut (Horngren dan Harrison,
2007:390).
1. Mengamankan aktiva.
2. Mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan.
3. Meningkatkan efisiensi operasi.
4. Memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan.
2.2. Anggaran (Budget)
2.2.1. Pengertian Anggaran
Anggara (Budget) adalah proyeksi data keuangan yang diperbandingkan
dengan pelaksana-annya yang sesungguhnya. Gunanya untuk mendeteksi adanya
perbedaan-perbedaan serta alasannya, dan mela-kukan tindakan koreksi, serta
mengadakan tindakan perbaikan / penyesuaian jika diperlukan.
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang.
Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka
anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran,
satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala
kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur
pencapaian

efisiensi

dan

efektivitas

dari

kegiatan

yang

dilakukan.

Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan


harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan
dalam

jangka

waktu

tertentu

di

masa

yang

akan

datang.

2.2.2. Manfaat Anggaran


Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak
berhasil apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan
dibantu

oleh

perencanaan-perencanaan

yang

matang.

Perusahaan

yang

berkecenderungan memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang


mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga dalam
pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua
rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan,
adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan
sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang
General Manager yang sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide
untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-perusahaan manufatktur
( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien dan tingkat keuntungan
akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana untuk aktivitasaktivitasnya di masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa
manfaat utama daripada business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatankegiatan

yang

paling

profitable

yang

akan

dilakukan.

Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola


perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling
menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan
diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan, menentukan tingkat harga,
metode-metode

produksi,

metode-metode

distribusi,

termin

penjualan.

Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Dalam bidang perencanaan
Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan
penelitian-penelitian. Budget bermanfaat untuk membantu manajer meneliti,
mempelari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan kegiatan, manajer
mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu.
Kebiasaan membuat rencana-rencana akan menguntungkan semua kegiatan.
Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan financial,
tingkat persediaan, fasilitas-fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan,
penjualan , sales promotion, pengembangan produk, expansi dan lain-lain.
Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan
arah/kegiatan yang paling menguntungkan. Budget yang disusun untuk waktu
panjang, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenagatenaga kepala bagian, salesman, kepala cabang dan semua tenaga
operasional.
Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan

Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. Manajemen yang dapat menentukan


tujuannya secara jelas dan logis ( dapat dilaksanakan) adalah manajemen
yang akan berhasil. Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor.
Budget dapat membantu manajemen dalam memilih : mana tujuan yang
dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.
Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. Seorang majikan
yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak mempedulikan
kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik
akan mengakibatkan dapat dihindarkannya kelebihan dan kekurangan tenaga
kerja. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa
diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan. Bila terus menerus
berlangsung hal ini akan mengakinatkan tidak stabilnya tingkat employment
Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Dengan
disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang
timbul karena kapasitas yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisik yang
efektif dan ekonomis akan membantu/menyokong tujuan akhir perusahaan
yaitu keuntungan yang maksimum.
Dalam bidang koordinasi
Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. Dalam
beberapa situasi mungkin faktor hubungan manusia dengan perusahaan ini
adalah yang terpenting. Seringkali terjadi kasus di mana manajer tidak tahu
apa yang akan dilakukannya di tahun-tahun mendatang. Akibatnya kadangkadang manajer frustasi dan merasa makin lama semakin tidak mampu

10

mengatasinya. Penyusunan rencana yang terperinci (beruapa budget)


membantu manajer mengatasi masalah itu, sehingga ia kembali merasa
adanya

hubungan

antara

kemampuannya

dengan

perusahaan

yang

dipimpinnya.
Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha.
Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan tampak bahwa trend
keuntungan yang didapat oleh perusahaan tergantung juga kepada keadaan
dunia usaha pada umumnya. Karena itu dengan disusunnya budget, dapat
dinilai apakah rencana ter sebut sesuai denagn keadaan dunia usaha yang
akan dihadapi.
Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan,
dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. Sebelum
membelanjakan uangnya, perusahaan harus mempelajari terlebih dahulu
saluran-saluran mana yang paling menguntungkan atau yang paling sesuai
dengan program perusahaan. Sebagian dana digunakan untuk peralatan dan
persediaan barang, sedangkan bagian yang lain dipergunakan untuk promosi
dan biaya penjualan lain. Kedua bagian tersebut harus seimbang . Tanpa
perencanaan yang baik mungkin saja terjadi persediaan barang terlalu jauh di
atas kemampuan penjualan atau produksi.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. Setelah rencana
yang baik disusun dan kemudian dijalankan. Kelemahan-kelemahan dapat
dilihat untuk kemudian diperbaiki.
Dalam bidang pengawasan

11

Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Tujuan


utama dari perencanaan adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan.
Kegiatan

tersebut

tidak

hanya

direncanakan

saja,

tetapi

di

dalam

peleksanaannya harus diadakan pengawasan agar betul-betul seperti yang


direncanakan. Beberapa kegiatan dan pengeluaran sangat perlu diawasi.
Misalnya : kegiatan promosi penjualan, kadang-kadang mengeluarkan terlalu
banyak biaya tanpa menghasilkan kenaikan penjualan yang sepadan. Atau
kegiatan produksi yang terlalu jauh menyimpang dari rencana sehingga harga
pokok per unit produk demikian tinggi.
Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini
adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan budget. Kontrol
terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan-pemborosan.
2.3. Anggaran Kas (Cash Budget).
Aspek lain dari perencanaan keuangan adalah penganggaran kas (cash
budgeting). Anggaran kas adalah suatu jadwal yang menyajikan arus kas
(penerimaan dan pengeluaran dan kas bersih) untuk suatu perusahaan selama
periode tertentu. Dalam penyusunan anggaran kas, penyusutan tidak dimasukkan
karena

bukan

beban

tunai,

meskipun

mempengaruhi

pajak

yang

dibayar.Perusahaan membutuhkan kas sebagai bagian dari pada proses


penganggaran atau peramalan. Mula-mula perusahaan meramalkan penjualannya.
Kemudian meramalkan kebutuhan aktiva tetap dan persediaan yang diperlukan
untuk mendukung tingkat penjualan yang diramalkan. Setelah itu pembelian

12

aktiva dan rencana pembayarannya disusun dalam skala waktu berikut penentuan
waktu penjualan dan penagihan piutang.
Perusahaan umumnya membuat ramalan untuk periode lima tahun dan
ramalan itu digunakan untuk perencanaan pengadaan aktiva tetap [anggaran
barang modal (capital budgeting)]. Selanjutnya perusahaan menyusun anggaran
tahunan untuk tahun yang akan datang di mana penjualan dan pembelian
persediaan diramalkan menurut basis bulanan, dan bersama dengan itu
direncanakan juga saat pembayaran pembelian aktiva tetap dan persediaan.
Informasi ini digabung dengan proyeksi saat penagihan piutang, pembayaran
pajak, tanggal pembayaran bunga dan dividen dan sebagainya. Semua informasi
tersebut diikhtisarkan dalam anggaran kas yang merupakan proyeksi arus kas
masuk dan keluar untuk suatu periode tertentu.
Contoh Cash Budget
PT.Sumber Jaya dengan rencana penjualan sbb:

Bulan Penjualan
Januari 2005
Februari

Jumlah Penjualan ( 000)


$ 2.000
4.000

Maret

3.000

April

2.000

13

Syarat pembayaran 4/20 dan Net/30.

Dari yang terjual diatas 40%

diterima dalam waktu 20 hari sesudah penjualan dan 50% dalam waktu sesudah
20 hari hari bulan yang sama, sisanya pada bulan berikutnya.
Penerimaan lainnya dan pengeluaran sbb:
a) Penerimaan Januari $ 50, Februari $ 100 dan bulan April $100.
b) Pembelian bahan mentah. Januari $900 Februari $2.80 Maret $ 1.100 dan
April $.1.000
c) Depresiasi $ 80 per/bulan. Dan upah/gaji setiap bulan sebesar $ 450.
d) Pembayaran lainnya bulan Januari $ 100, Februari $400, Maret $ 250 dan
April $ 250. bulan Mei $ 105.
e) Perusahaan membeli mesin baru seharga $4.000 bulan Januari dibayar 40%
bulan Januari dan 40% Februari, sisanya dibayar bulan berikutnya sampai
lunas.
f) Cash balance minimal sebesar $ 250.
g) Saldo kas awal Januari $ 1.500
h) Pinjaman Bank dapat dilakukan dengan kelipatan $500 dan dicicil setiap
bulan selama 3 bulan, bunga 12% / tahun

14

Diminta:
a. Susunlah Receivable Collection Budget
dari Januari sampai dengan April 2005
b. Susunlah Cash Budget bulan Januari
s/d April 2005.
Jawab:
a. Penerimaaan Piutang
Bulan Januari 0,4x 2.000 =
$ 800
Diskon 4%x$ 800
32
768
Yang tidak ada potongan 0,5x 2.000
1.000
Jumlah penerimaan Piutang bulan Januari
1.768
b.Penerimaan Piutang Bulang Februari.
Piutang Januari =10% x $2.000
200
Dari Februari, dapat diskon 0,4x $ 4.000 =
1.600
Diskon 4% x 1600
64
1.536
Yang tidak dapat diskon 0,5x 4.000
2.000
15

Jumlah penerimaan Piutang Februari

Skedul
Piutang

3.736

Pengumpulan

Bulan Januari sampai


Bulan
Apri l 2005
Bulan
Januari Februari
Maret
April
Januari
1.768
200
--Febuari
-3.536
400
-Maret
--2.652
300
April
--1.768
Jumlah
1.768
3.736
3.052
2.068

16

Cash Budget dari Januari s/d April 2005


(000)
Keterangan
Januari Februari
Maret
April
Saldo awal
1.500
268
354
291
Penerimaan:
Piutang
1.768 3.736
3.052
2.068
Lain-lain
50
100
100
Ttl.Penerimaan 1.818
3.836
3.052
2.168
Ttl.Kas tersedia 3,318
4.104
3.406
2.459
Pengeluaran:
Beli bahan
900
2.800
1.000
Upah/gaji
450
450
450
Beli mesin
1.600 1 600
800
---Lain-lain
100
400
250
250
Ttl.Pengeluaran 3.050
5.250
2.600
1.670
Minimum Cash
250
Surplus(Defisit)
556
539
Kredit Bank
--

250

250

18

(1.396)

1.100
450

250

17

--

1.500

--

Bayar bunga
--15
10
Cicilan kredit
-500
500
Saldo
268
354
2.4.
Laporanakhir
Performa Keuangan
291
279
Laporan Performa Keuangan adalah proyeksi laporan keuangan pada masa yang
akan datang yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba suatu perusahaan.
Laporan Performa Keuangan dilakukan dengan cara:
a. Untuk menyusun laporan laba rugi proforma dapat dilakukan dengan metode
persentase dari penjualan dan faktor-faktor lainnya.
b. Untuk menyusun neraca proforma dapat dengan metode pendekatan
pertimbangan yaitu mengestimasi nilai perkiraan yang pasti dan yang lainnya
dikalkulasi.
2.5. Metode Persentase Penjualan
Metode Persentase Penjualan adalah suatu metode peramalan kebutuhan
keuangan dengan meng-hitung berbagai pos neraca (dana spontan) sebagai
persentase penjual-an dan mengalikan persentase ter-sebut dengan penjualan yang
diharap-kan pada masa mendatang sehingga neraca proforma dapat disusun.
Analisis dana eksternal yang dibutuhkan perusahaan.
1. Diperhitungkan hanya dana spontan dalam neraca.
2. Menentukan berapa dana dari luar (External Fund Needed = EFN atau AFN)

AFN EFN ( * /S)S (L * /S)S MS 1 (1 d)


A
TR L TR b.c(TR2)
TR
TR
TR (1 g)(TR1) TR1 TR1(1 g 1) g(TR1)
A
L
(

)I
TR TR

18

Keterangan :
/TR = harta bertambah secara spontan sesuai pemdapatan.
L/TR = kewajiban bertambah dengan spontan dari pendapatan
TR

= perubahan dalam pendapatan/penjualan

= marjin laba

= retensi laba

TR2

= proyeksi pendapatan untuk tahun itu

= laju pertumbuhan

19

Kas
10
Hutang
usaha
50
Piutang
85
Tax/Gaji
25
Persediaan
100
Bonds
70
Harta Tetap(net)
150
Saham biasa
100
Laba
Ditahan
100
Total Harta
345
Ttl
hutang/Equiti 345
Penjualan tahun ini $ 500.000, batas kapasitas marjin setelah pajak 4%. Dan
meraih laba $ 20.000 setelah pajak, dividen dibayar $ 10.000. Berapa banyak EFN
jika penjualan direncanakan tahun 2005 sebesar $ 800.000, dengan metode %
penjualan.

Jawab:
Dihitung % dengan memperhatikan spontaneously generated finance yaitu dana
yang dibutuhkan secara otomatis transaksi usaha rutin, yaitu:

20

Neraca

Neraca
proforma

Penjualan $500.000

Penjualan $800.000

Harta %

Dalam Ribuan US$

Kas

2%

Kas

Piutang

17

Piutang

136

Persediaan

20

Persediaan

160

Harta tetap

30

Harta tetap

240

69%

Ttl.Harta

$ 552

Kewajiban

$ 16

Dalam Ribuan US$ .

Htg dagang 10%

Htg dagang

80

Tax/gaji

Pajak/gaji

40

5%

Bond notapplicableNA

Bond

70

Sahambiasa NA.

Shm biasa

100

Laba ditahan NA

Laba ditahan

116

EFN

146

15%

Ttl hutang/Ekuiti

552

EFN= (0,69-0,15)(800.000-500.000) - 0,5 (0,04) (800.000)

21

= 0,54(300.000) - 0,02(800.000)
= $ 146.000

Kalau tahun 2005 penjualan naik 3% atau $ 515.000, maja EFN hasil negative
sebesar ( $ 2,200),yaitu perusahaan tidak membutuhkan
EFN.Merencanakan penambahan dividen. Perlu diperhatikan bahwa tingkat sales
adalah ( 1 + g ) TR1.
Maka dapat dihitung persentase kenaikan penjualan yang haruskan di biayai dari
luar (Percenatge of External Fund Required = PEFR)

1 g
c

PEFR I 1 g b I cb
g
g

I = (A/TR L/TR)
2.6. Analisis titik impas
Analisis titik impas ( break even analysis) adalah suatu metode untuk
menentukan titik di mana penjualan akan menutup biaya. Tujuan dari analisis
titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas dengan
mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi
seluruh biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbedabeda.

22

2.6.1. Unsur-unsur penting titik impas


1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan
menjadi dua kategori, yaitu:
Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek
tidak mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan.
Contoh: Gaji administratif, penyusutan, asuransi, sewa.
Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek
berubah karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung,
bahan langsung, komisi penjualan.
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat
tajam ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian
naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Biaya seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.
Untuk menggunakan model titk impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang
kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range
jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan
efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya
tetap dan biaya variabel.
3. total pendapatan dan volume output

23

Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per
unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat
operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
Titik Impas (Break Even Point),

Single Product.

Adalah volume penjualan (Q) pada saat biaya total biaya sama dengan
total pendapatan, dan laba sama nol.
Empat Rumus Break Even Point (Single product)
1. Volume penjualan (Q) titik impas

TC

P.Q F Q.V
Q(BE)

F
(P V)

2. Jumlah dalam Rupiah/Dollar titik impas

SBE

FC
VC
1
Sales

3. Volume (Q) kalau perusahaan mengharapkan laba

SBE

F Laba yang diinginkan


PV

24

4. Volume (Q) dengan laba yang diinginkan laba dan perhitungan pajak

F
SBE

Laba yang diinginkan


1 tingkat pajak
PV

Analisis titik impas untuk Kas


Beberapa biaya tetap tidak semuanya pengeluaran tunai tetapi ada non tunai
(penyusutan). Untuk menghitung titik impas kas, penyusutan harus dikeluarkan
dari biaya tetap atau hanya biaya pengeluaran tunai saja.

Pengeluaran non kas


CR
v
Contribution Ratio CR (1- )
p
F - Pengeluaran kas
Titik Impas Kas Q*
C atau P - V
TR F

Grafik Titik Impas Kas

25

Pendapatan
dan Biaya

Pendapatan
BE
P

Biaya Total
Penyusutan

Biaya Tetap
BEP Cash

Penyusutan
Pengeluaran
kas tetap
Q

2.6.2. Analisis Titik Impas dan keputusan menutup usaha perusahaan


(Shut Down Point)
Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada
kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul
pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of
pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau
penyusutan).

26

Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh
perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang
tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi
gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah
satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya
hamper sama dengan cash break event point.
SDP = F / contirbution margin per unit.
Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik
impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau
pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran
SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
2.6.3. Break Even Point untuk Multi Produk atau Jasa.
Break Even Point untuk Multi Produk atau Jasa adalah teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara harga, biaya tetap, biaya variabel, proporsi terhadap
total penjualan dan kontri-busi tertimbang atas beberapa produk yang dihasilkan
suatu perusahaan.
Contohnya perusahaan restoran, hotel, biro perjalanan wisata dan lainnya.
Perlu diperhatikan dengan seksama bahwa BEP Multi Produk hanya dapat
dihitung dalam bentuk Rp/Dollar dan tidak dapat dihitung dalam bentuk
unit/satuan (Q) .

Rumus BE Multi Product

V1
1- W1
P1

27

Dimana :
F = Biaya Tetap per periode.
V1 = Biaya Variabel per unit(salah satu
jenis produk).
P1 = Harga per unit.(salah satu jenis
poruk)
W1 = Persentase produk produk 1
terhadap total rupiah penjualan.
(( 1 V1 /P1 /) W1 ) = Kontribusi
tertimbang.
Contoh :
1. Hotel ABC menyewakan kamar, juga membuka restouran, kolam renang,
lapangan tenis dan diskotik dengan data sbb:

28

Jenis jasa
Harga ($)
Biaya
Variabel ($)
Perkiraan unit yang
dijual
Kamar
50
40
80
Restoran
10
6
160
Kolam ranang
5
2
200
Lapangan tenis
10
5
100
Diskotik
5
3
500

29

Biaya tetap perbulannya = $ 40.000.


Untuk menghitung Break Event Multi produknya
dihitung sbb:
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis jasa
Harga V.Cost
V/P 1-V/P
Forc.Sales Prop Sales ((1-Vp)W)
$
$
(5 x 7)
Kamar
4.000
Restoran
1.600
K.Renang
1.000
Lap. Tenis
1.000
Diskotik
2.500

50
0,396
10
0,158
5
0,099
10
0,099
5
0,248

----------

40
0.0792
6
0.0632
2
0.0594
5
0,0495
3
0,0992

0,8

0,2

0.6

0,4

0,4

0,6

0,5

0,5

0,6

0,4

-- -------10.100
0, 3505
=====

=====
BEP/ bulan = $ 40.000 / 0,3501
= $ 114.123.
BEP/Tahun = (12 x $40.000 ) / 0,3505 = $ 1.369.473.
2.7. Leverage Operasi

30

Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap,
maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan
operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Pengaruh perubahan
volume penjualan terhadap profitabilitas tersebut diukur dengan derajat leverage
operasi (degree of operating leverage /DOL), yaitu sebagai rasio persentase
perubahan EBIT terhadap persentase perubahan penjualan. Derajat Leverarage
Operasi adalah rasio dari perubahan persen-tase EBIT terhadap perubahan
persentase unit terjual/ pendapatan total
Di dalam kegiatan operasi perusahaan, semakin tinggi perusahaan
menganggarkan biaya tetap operasional maka semakin tinggi pula risiko yang
akan dihadapi. Jika biaya tetap memiliki nilai yang tinggi, kesalahan kecil di
dalam tingkat penjualan dapat mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.
Karena dengan tingginya biaya tetap, maka tingkat nilai depresiasi dan juga
amortisasi juga akan meningkat.
Jadi, semakin tinggi nilai dari biaya tetap operasi sedangkan faktor-faktor
lainnya adalah tetap. Maka, memberikan perubahan yang kecil di tingkat
penjualan namun memberikan dampak besar pada tingkat pendapatan ROE
(Return On Equity). Selain itu juga, perusahaan tentunya menginginkan kenaikan
pendapatan EBIT ( Earnings Before Interest and Taxes).
Untuk mengetahui dengan mudah biaya tetap operasi dari suatu
perusahaan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan operating

31

breakeven. Operating breakeven ini muncul saat EBIT = 0 . dalam definisi


breakeven pada kasus ini tidak meliputi biaya keuangan tetap.
EBIT = PQ VQ F = 0
EBIT= Eranings Before Interest An Taxes
P= price/harga
Q= quantity units of output/jumlah barang yang dihasilkan
V= variable cost per unit/biaya variabel per unit
F= fixed operating cost/biaya tetap operasi
Dari persamaan tersebut, dapat ditentukan jumlah barang yang dihasilkan
saat breakeven menggungakan persamaan
Qbe=
Hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan
pajak disebut dengan Degree of Operating Leverage (DOL).
DOL PADA X =
DOL pada X =
DOL =
Jika volume penjualan mengalami perubahan baik itu naik maupun turun
sebesar x%, maka EBIT akan berubah sebesar x%. Jadi, DOL memberikan hasil
dari volume penjualan terhadap laba operasinya.
Untuk meningkatkan kemungkinan kenaikan ROE, dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan ekspansi dan juga ditribusi yang lebih menyeluruh.
Dalam kasus yang lebih besar, biaya tetap operasi dipengaruhi oleh teknologi
yang ada dan berkembang di lingkungan perusahaan. Misalnya, jaringan

32

telekomunikasi, aset tetap baik itu kendaraan maupun perlengkapan lainnya yang
menunjang kelangsungan kegiatan operasi perusahaan. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan memiliki mode transportasi yang kurang memadai maka penyebaran
barang pada konsumen akan terhambat. Namun, jika perusahaan memiliki alat
transportasi yang cukup maka distribusi barang akan lacar. Akan tetapi, risiko
yang timbul karena adanya alat transportasi yang semakin meningkat ini tentu
risikonya juga akan meningkat. Oleh karena itulah, saat faktor lain tetap, nilai
biaya tetap operasi meningkat. Maka, risiko perusahaan juga akan iktu meningkat.
Konsep dari biaya tetap operasi ini dapat diterapkan baik dalam
perusahaan kecil ataupun juga perusahaan besar. Karena fungsinya adalah
mengontrol dan mengawasi tiap komponen biaya operasional perusahaan
sehingga perusahaan mampu menigkatkan pendapatannya.

33

BAB III
PENUTUP

Perencanaan keuangan merupakan salah satu bagian dari proses


perencanaan organisasi (corporate planning). Dari perencanaan diharapkan
perusahaan dapat menghindari kesalahan-kesalahan, menghasilkan keputusan
yang terbaik yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja dari suatu
perusahaan.
Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk memperkirakan posisi dan
kondisi keuangan di masa yang akan datang. Dengan demikian dapat diperkirakan
apakah kondisi perusahaan perlu menambah dana dari luar, bagaimana
profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang dan sebagainya.
Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang harus
dipahami dalam suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus dianalisis
adalah arus kas suatu perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu
perusahaan sering juga dikatakan sebagai perputaran modal kerja. Arus dana
adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi pihak
pengambil keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana
perusahaan, darimana akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya.
Dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik,
suatu perusahaan akan berusaha menciptakan semua itu memiliki tujuan dan arti
yang jelas. Kejelasan itu bagi suatu perusahaan akan terlihat dalam perjalanan

34

proses yang berlangsung baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu konsep perencanaan keuangan yang tidak baik akan bisa terlihat dalam
jangka pendek.

35

DAFTAR PUSTAKA

36

Anda mungkin juga menyukai