Anda di halaman 1dari 21

1

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya jumlah sampah yang ada dimsayarakat telah menjadi permasalahan


yang cukup rumit untuk dipecahkan. Diantara sampah tersebut adalah sampah organik,
seperti sampah rumah tangga, daun-daun kering. Hal ini mendorong orang banyak orang
untuk mengelolah sampah tersebut menjadi barang yang lebih bernilai, seperti
pemanfaatan kulit dari buah dan biji-bijian dengan cara mengekstraksi minyak atsiri kulit
buah. Salah satu kulit buah yang dapat dimanfaatkan adalah kulit jeruk manis (Megawati,
2015).

Kulit jeruk yang mengandung minyak atsiri banyak dimanfaatkan sebagai industri
kimia parfum, menambah aroma jeruk pada minuman dan makanan, anti oksidan dan anti
kanker (Fathur, 2013). Senyawa kimia yang terdapat dalam kulit jeruk manis dapat
dimanfaatkan karena memiliki gugus penyusun pektin dan minyak atsiri. Komponen
minyak atsiri dari kulit jeruk manis terdiri dari limonene (95%), mirsen (2%), oktanal
(1%), neral (0.1%), neral (0,1%), general (0,1%), valensen (0,05%), sinnsial (0,02%)
dan sinensial (0,01 %). Senyawa limonene yang terdapat di dalam kulit jeruk inilah yang
membuat minyak atsiri dapat digunakan sebagai obat (Megawati, 2015).

Konsumsi masyarakat terhadap kulit jeruk setiap tahunnya terus meningkat.


Konsumsinya di Indonesia hanya 2,7 kg/kapita/tahun dan pada 2002 meningkat menjadi
5 kg/kapita/tahun. Total produksi pada tahun 2002 mencapai 750.000 ton (Indriani ,
2010).

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Jeruk manis merupakan salah satu jeruk komoditas andalan yang dikembangkan di
Indonesia. Selain karya kandungan vitamin C, masyarakat menggemari buah jeruk ini
karena harganya yang relatif terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Di Indonesia,
jeruk manis banyak dihasilkan di daerah Jawa Timur. Pada tahun 2002, produksinya
mencapai 5-60 kg/pohon/tahun. Karena hasilnya yang melimpah, jeruk manis pacitan
tidak hanya didistribusikan diwilayah Jawa Timur saja, tetapi sudah meluas keberbagai
kota di Indonesia (Indriani, 2010).

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mempelajari proses distilasi uap-air langsung

2. Menghitung rendemen minyak atsiri

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Jeruk


Jeruk adalah salah satu buah yang mengandung banyak vitamin C dan berguna
untuk menjaga daya tahan tubuh. Buah ini termasuk dalam keluarga Citrus yang berasal
dari suku Rutaceae sebagian besar jeruk memiliki rasa yang asam dan menyegarkan, itu
karena kandungan asam sitrat dalam jeruk tersebut, meskipun kita tidak jarang
menemukan buah jeruk yang rasanya manis. Buah jeruk ini memiliki beberapa spesies.
Masing- masing spesies jeruk tersebut bisa disilangkan dan menghasilkan spesies buah
jeruk yang baru. Tanaman jeruk berasal dari benua Asia. Khususnya Asia Timur dan Asia
Tenggara. Buah jeruk yang banyak terdapat di Asia Timur adalah jeruk manis dan jeruk
sitrun. Sementara itu buah jeruk yang berasal dari Asia Tenggara, antara lain adalah jeruk
bali, jeruk nipis, dan jeruk purut. Rupanya jeruk bukan

Cuma bermanfaat daging

buahnya tetapi juga kulitnya. Kandungan kulit jeruk rupanya sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Kandungan yang bermanfaat dari kulit jeruk dalam hal kecantikan adalah
dapat menyeimbangkan kondisi kulit, mengurangi kelebihan minyak pada kulit sehingga
kulit menjadi lembut dan jauh dari problem jerawat ( Andareto, 2015 ).

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

2.1.1 Klasifikasi Buah Jeruk (Citrus sp)


Adapun klasifikasi dari buah jeruk adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Buah Jeruk
Subgenus
Genus
Subtribe
Tribe
Subfamili
Famili
Ordo
Kelas

Eucitrus
Citrus
Citriane
Citreae
Aurantioideae
Rutaceae
Rutales
Dicotyledonae

(Sumber : Nurul Fajari dkk, 2010)


Genus Citrus terdiri dari dua subgenera yaitu subgenera Papeda dan Eucitrus.
Buah dari subgenus Papeda tidak enak dimakan karena di dalam kantong cairannya
mengandung minyak acrid, tangkainya panjang dan melebar seperti sayap. Buah jeruk
manis berukuran besar, tangkainya kuat. Bentuknya bulat, bulat lonjong atau bulat rata
(papak) dengan bagian dasar, ujungnya bulat dan papak, bergaris tengah 4-12 cm. buah
yang masak berwarna orange, kuning, atau hijau kekuningan. Berbau sedikit harum, agak
halus, tidak berbulu, kusam, dan sedkit mengkilat. Kulit buah tebal nya 0,3-0,5 cm, dari
tepi berwarna kuning atau orange tua dan makin ke dalam berarna putih kekuningan
sampai putih, berdaging dan kuat melekat pada dinding buah (Nurul Fajari dkk, 2010).
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri atau dikenal dengan minyak eteris. Minyak
atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok alami. Didalam
perdagangan sulingan minyak atsiri sebagai bibit minyak wangi karena baunya yang khas
(Nurul Fajari dkk,2010).

2.1.2 Kandungan Kulit Jeruk

Gambar 2.1 Kulit Jeruk (Sumber : Agromedia,2010)

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Kandungan yang terdapat didalam kulit jeruk memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia. Adapun kandungan yang terdapat pada kulit jeruk menurut (Wiratma,dkk,2003).
adalah sebagai berikut :
a.

Kaya Zat Pektin


Kulit berbagai jenis jeruk mengandung pektin dalam konsentrasi tinggi.

Kandungan pektin pada kulit jeruk berkisar antara 15% sampai 25 % dari berat kering.
Zat pektin tersebut dapat diekstraksi dengan cara sederhana, biaya yang tidak mahal, dan
dapat diterapkan dalam skala kecil. Jika dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya,
kandungan pektin paling banyak ditemukan di kulit jeruk bali. Pektin, seperti diketahui,
merupakan serat yang mudah larut dan biasanya terdapat pada sayuran dan buah. Pektin
termasuk kelompok polisakarida yang heterogen dengan berat molekul tinggi. Pektin
dapat mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan mengikat asam empedu
shingga dapat menurunkan penyerapan lemak, mengontrol kadar kolesterol dan
dikeluarkan melalui feses atau kotoran. Para peneliti sepakat bahwa dengan
mengkonsumsi pektin jeruk, tiga kali sehari, akan menurunkan tingkat kolestrol rata-rata
8%.
b.

Minyak Atsiri
Selain pektin, kandungan dalam kulit jeruk lainnya adalah minyak atsiri atau

minyak eteris. Minyak esensial ini merupakan komponen terbesar minyak nabati. Pada
prinsipnya, minyak atsiri memiliki wujud kental dan mudah menguap di suhu ruang
sehingga menebarkan aroma yang khas. Minyak atsiri sering dijadikan dasar wewangian
dalam industri parfum dan disebut sebagai bibit minyak wangi. Selain itu, minyak berbau
khas ini juga bisa diolah menjadi kosmetik, bahan farmasi serta penyedap kuliner. Dalam
bidang kesehatan, minyak atsiri memiliki beragam manfaat antara lain, sebagai median
relaksasi, mengolah stress, sebagai antibiotik konvensional
c.

Limonen
Kandungan dalam kulit jeruk lainnya adalah senyawa limonen. Senyawa ini

sebenarnya merupakan turunan dari minyak atsiri. Limonen ternyata bisa menjadi bahan
untuk membuat material kemasan yang ramah lingkungan (biodegradable) untuk
menggantikan styrofoam. Saat ini inovasi yang dikembangkan para peneliti adalah
memanfaatkan limbah kulit jeruk yang kurang didayagunakan yang biasanya hanya
dibuat untuk mainan anak, manisan, atau langsung dibuang sehingga kurang bermanfaat
dan kurang mempunyai nilai jual. Kulit jeruk yang mengandung limonene akan diolah

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

menjadi polimer plastik organik sebagai bahan dasar kemasan produk yang aman dan
mudah terurai
2.2

Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini

disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar
mudah

menguap. Istilah esensial dipakai

karena minyak atsiri mewakili bau dari

tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap,
diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Minyak atsiri
bisa di dapat dari akar, batang, daun, bunga dan rimpang dari tanaman (Brown, Theodore
L, 2000).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan
senyawa kompoennya kuat mempengaruhi syaraf manusia (terutama hidung) sehingga
memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri memiliki rasa getir,
berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut
organik tapi tidak larut dalam air. Bagi tanaman penghasil minyak, minyak atsiri
berfungsi sebagai pengusir serangga atau parasit lainnya. Dalam beberapa hipotesis dapat
disimpulkan bahwa tumbuhan akan memproduksi minyak atsiri secara maksimal jika
kondisi tumbuhan dalam keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air.
Struktur tanah berkapur atau jarang nutrisi makan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu
membuat tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap toxic terhadap
serangan serangga maupun parasit lain. Pada umumnya minyak atsiri dapat diperoleh
dengan metode distilasi, ekstraksi dan enflurage (Sanjaya, 2013).

2.3. Proses
Proses pembuatan minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya ekstraksi dan distilasi.

2.3.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pengambilan atau pemisahan suatu campuran dengan memberi
pelarut yang sesuai sehingga zat lain tidak ikut larut.
Cara ekstraksi bermacam-macam yaitu (Ketaren, 1986) :
1. Rendering

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada proses ini digunakan panas untuk
menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecah dinding sel tersebut
sehingga mudah di tembus oleh minyak atau lemak yang ada di dalamnya. Ada 2 cara
rendering yakni :
a) Wet rendering
Proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses
tersebut. Proses ini dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup dengan
menggunakan suhu tinggi dan tekanan uap 40-60 psi selama 4-6 jam. Alat yang
digunakan untuk wet rendering adalah autoklaf atau digester untuk menghasilkan
minyak atau lemak dalam jumlah besar.
b) Dry rendering
Proses rendering yang dilakukan tanpa dilengkapi steam jacket dan pengaduk.
Bahan yang akan di ekstrak dipanasi sambil di aduk pada suhu 105 110C.
ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan mengendap di dasar ketel.
Pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
2. Mechanical expression
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan
minyak dari bahan yang berkadar minyak tiggi (30-70 persen). Pada pengepresan
mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan
dari bijinya. Perlakuan pendahuuan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan,
dan penggilingan serta termpering atau pemanasan.
Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis, yaitu :
a. Screw Expression (Pengepresan Berulir)

Gambar 2.2 Screw Expression

(Sumber : Braun,1985)

Ekspresi mekanik adalah metode tertua yang digunakan untuk ekstraksi minyak
dari biji-bijian. Biji ditempatkan di antara hambatan permeabel dan tekanan mekanik
meningkat dengan mengurangi volume yang tersedia untuk benih. Minyak diambil

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

dengan cara diperas dari biji. Keuntungan dari Screw Expression dibandingkan
dengan Hidrolik Expression adalah hasil yang sedikit lebih tinggi dan kontinu
operasinya. Ekspresion mekanik menghasilkan minyak berkualitas tinggi, tetapi
memiliki hasil yang relatif rendah. Umumnya hanya digunakan untuk tanaman
kapasitas yang lebih kecil, produk khusus atau sebagai operasi pengepresan di
sebuah pabrik ekstraksi pelarut skala besar (Arisanu, 2013).

Gambar 2.3 Sistemetik Kerja Screw Expression (Sumber : Arisanu, 2013)


Dengan cara ini sampel dipres dengan pengepresan berulir (Screw) yang
berjalan secara kontinu. Pada teknik ini sampel akan diekstraksi tidak perlu diberi
perlakuan terlebih dahulu. Sampel kering yang akan diekstrak dapat langsung
dimasukkan ke dalam screw press. Salah satu kelebihan pengepresan dengan
mengguna kan ulir (screw press) adalah proses dapat dilakukan secara kontinu, lalu
sehingga kapasitas produksi menjadi lebih besar. Sampel dimasukkan kedalam alat
pengepresan secara kontinu, lalu minyak akan terekstrak keluar dari biji akibat
pengepresan oleh ulir (screw). Kemudian, minyak dapat keluar dan langsung terpisah
dari ampas (bungkil) yang keluar dari ujung ulir (Erliza Hambali, dkk, 2006).
b. Hydrolik Expression

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Gambar 2.4 Hydrolik Expression (Sumber : Wiliam, 1985)


Pengepresan Hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan.
Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm. Besarnya tekanan akan
mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Pada teknik pengepresan hidrolik, sebelum
dilakukan pengepresan, biji dilakukan pemasakan terlebih dahulu. Pemasakan dapat
dilakukan dengan menggunakan uap air (steam). Pemasakan bertujuan untuk
menggumpalkan protein yang terdapat dalam sampel. Umumnya pada pengepresan
Hidrolik jumlah minyak yang dapat diperoleh mencapai 80% dari kadar minyak
yang teradapat pada daging biji (Erliza Hambali, dkk).
3. Solvent extraction
Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut minyak dan lemak. Prinsip
dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar dalam pelarut non-polar. Serbuk simplisia diekstraksi berturut-turut dengan pelarut
yang berbeda polaritasnya. Proses ekstraksi merupakan penarikan zat pokok yang
diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dengan zat
yang diinginkan larut (Ketaren, 1986).
Ada beberapa metode ekstraksi senyawa yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1. Maserasi
Maserasi berasal dari bahasa latin Macerace yang berarti mengairi atau
melunakkan.

Maserasi

merupakan

proses

pengekstrakan

simplisia

dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu
ruangan. Dasar dari maserasi adalah melarutnya bahan simplisia dari sel yang rusak,
yang terbentuk pada saat penghalusan. Tujuan dari proses ini untuk menarik zat-zat
berkhasiat yang tahan terhadap pemanasan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi
akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa
bahan alam pelarut tersebut. Kerugian dari proses ini yaitu pengerjaan yang lama dan
penyaringan kurang sempurna (Istiqomah, 2013).
2. Perkolasi

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

10

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Perkolasi merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga


pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Prinsip perkolasi
adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder.
Keuntungan dari metode ini adalah tidak diperlukannya proses pemisahan ekstrak
sampel, sedangkan kerugiannya adalah selama proses tersebut, pelarut menjadi
dingin sehingga tidak melarutkan senyawa dari sampel secara efisien. (Istiqomah,
2013).

3. Sokletasi
Sokletasi merupakan proses ekstraksi yang menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Penggunaan metode sokletasi adalah dengan cara memanaskan pelarut hingga
membentuk uap dan membasahi sampel. Pelarut yang sudah membasahi sampel
kemudian akan turun menuju labu pemanasan dan kembali menjadi uap untuk
membasahi sampel, sehingga penggunaan pelarut dapat dihemat karena terjadi
sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk
senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas. (Istiqomah, 2013)
4. Distilasi uap
Distilasi uap merupakan ekstraksi senyawa kandungan menguap dari simplisia
dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap
dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna diakhiri dengan
kondensasi fase uap campuran menjadi distilat air bersama senyawa kandungan yang
memisah sempurna atau memisah sebagian. Pada umumnya lebih banyak digunakan
untuk minyak atsiri. Pada sistilasi uap bahan simplia benar-benar tidak tercelup ke
air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa menguap ikut
terdistilasi. Keuntungan dari metode ini antara lain adalah kualitas ekstrak yang
dihasilkan cukup baik, suhu dan tekanan selama proses ekstraksi dapat diatur serta
waktu yang diperlukan singkat. (Istiqomah, 2013)

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekstraksi


Menurut (Henny Sunjaya, 2012) adapun faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi
antara lain :

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

11

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

a. Ukuran Partikel Padatan


Ukuran partikel mempengaruhi waktu dalam proses ekstraksi. Luas
permukaan yang besar dapat dicapai dengan cara meperkecil ukuran partikel
sampel yang akan digunakan. Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaan
sampel akan semakin besar sehingga tumbukan yang terjadi lebih banyak
dibandingkan ukuran partikel yang besar atau luas permukaan yang kecil, sehingga
semakin besar luas permukaan maka semakin banyak hasil yang didapat dan
semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam proses ekstraksi
b. Kepolaran Pelarut
Pelarut yang dipilih memiliki kepolaran yang sama dengan bahan yang akan
diekstrak sehingga pelarut akan melarutkan bahan yang akan diekstrak dengan baik
jika memiliki kepolaran yang sama. Semakin tinggi kelarutan yang terbentuk maka
semakin dikit pelarut yang dibutuhkan
c. Waktu Ekstraksi
Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin lama waktu kontak antara
pelarut dan solute sehingga perolehan ekstrak akan semakin besar. Namun bila
waktu yang dibutuhkan terlalu lama maka secara ekonomis proses ekstraksi
tersebut tidak efisien,
d. Pengadukan
Pengadukan diperlukan untuk meningkatkan difusi eddy sehingga perpindahan
massa dari permukaan padatan ke pelarut meningkat pula. Maka Semakin banyak
pengadukan maka perpindahan massa dari permukaan padatan semakin banyak dan
ekstrasi membutuhkan waktu yang singkat.

2.4

Distilasi (Penyulingan)
Distilasi adalah suatu proses pemurnian untuk senyawa cair, yaitu untuk proses

yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, lalu


mengembun kan uap yang terbentuk yang akan di tampung dalam wadah yang terpisah
untuk mendapat destilat. Proses yang terjadi pada distilasi adalah perubahan fase cair
menjadi fase uap atau gas dengan pendidihan dan kondensasi pengembunan, tetapi
distilasi bukan merupakan dua urutan proses penguapan kondensasi. Tekanan uap selalu
bertamabah dengan kenaikan suhu. Adapun macam-macam distilasi diantaranya :
1. Distilasi sederhana

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

12

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Distilasi sederhana Adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih
komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi
gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang normal. Aplikasi distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol (Wiratma,dkk,
2003)
Distilasi sederhana merupakan jenis distilasi paling sederhana. Distilasi
sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cari yang tercemar oleh zat padat atau
zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar atau
pengotor akan tertinggal sebagai residu. Distilasi ini digunakan untuk memisahkan
campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dan lain-lain (Sanjaya, 2013).

Gambar 2.5 Distilasi Sederhana


2. Distilasi Bertingkat/Fraksionasi
Distilasi Bertingkat/Fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya yang
berdekatan. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik
didih kurang dari 20C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari Distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Perbedaan Distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
kolomnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang
lebih dari kolom-kolom di bawahnya. Sehingga komponen yang memiliki titik didih
yang lebih tinggi akan tetap berada di bawah dan tidak bisa melewati kolom-kolom
fraksionasi tersebut sedangkan yang titik didihnya paling rendah akan naik dan lolos
dari kolom fraksinasi dan terpisah dari zat lainnya (Wiratma,dkk, 2003)
3. Distilasi azeotrop

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

13

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Selain itu
campuran azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu,
misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut
akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap
dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop
merupakan penyimpangan dari hukum Raoult (Wiratma,dkk, 2003)
4. Distilasi uap
Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya
cukup tinggi. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan (Wiratma,dkk, 2003)
Distilasi uap digunakan untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut
dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didih, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi
pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara
distilasi sederhana atau distilasi bertingkat, melainkan harus didistilasi dengan distilasi
uap (Rio Sanjaya, 2013)
5. Distilasi Vakum
Adalah teknik pemisahan dua komponen atau lebih yang titik didihnya sangat
tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1 atm sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu
yang digunakan untuk proses distilasinya tidak terlalu tinggi. Distilasi vakum biasanya
juga digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian
dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya. Metode distilasi ini tidak
dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

14

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator
disini berfungsi sebagai penurun tekanan (Wiratma,dkk, 2003).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat-Alat yang Digunakan


1. Satu unit alat destilasi uap-air langsung
2. Unit Clavenger
3. Timbangan
4. Kondensor
5. Botol kaca
6. Gelas ukur

3.2 Bahan-Bahan yang Digunakan


1. Sampel kulit jeruk
2. Air/Aquadest

3.3 Prosedur Praktikum


1. Sampel kulit jeruk dipotong dengan ukuran kurang lebih 0,5 cm
2. Sampel kulit jeruk dikeringkan dengan suhu kamar
3. Sampel kulit jeruk ditimbang sebanyak 950 gr
4. Ketel diisi dengan air hingga tanda batas
5. Alat distilasi dirangkai
6. Distilasi dilakukan selama 5 jam
7. Pisahkan antara air dan minyak di dalam clavenger berdasarkan berat jenis
8. Botol sampel kosong ditimbang
9. Minyak yang didapat dimasukkan ke dalam botol sampel
10.Timbang minyak yang di dapat, dan dicatat
11.Dihitung rendemen minyak atsiri yang didapat

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

15

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

3.3 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Distilasi Uap Air Langsung

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

16

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Hasil praktikum distilasi sampel kulit jeruk


Data Pengamatan

Hasil Pengamatan

Berat Sampel

950 gram

Minyak Kulit Jeruk

3,04 gram

Rata-Rata Laju Aliran Air

100ml/2,52s

Persentasi Rendemen

0,32%

Tabel 4.2 Data pengamatan laju aliran air


Pukul

Laju Aliran Air

Suhu

11:55 12:25

100ml/2,6s

45C

12:25 12:55

100ml/2,4s

60C

12:55 13:25

100ml/2,5s

75C

13:25 13:55

100ml/2,5s

95C

13:55 14:25

100ml/2,5s

100C

14:25 14:55

100ml/2,5s

100C

14:55 15:25

100ml/2,6s

100C

15:25 15:55

100ml/2,6s

100C

15:55 16:25

100ml/2,6s

100C

16:25 16:55

100ml/2,4s

100C

16:55 17:25

100ml/2,6s

100C

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

17

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

17:25 17:55

100ml/2,5s

100C

17:55 18:25

100ml/2,4s

100C

Tabel 4.3 Hasil pengamatan penambahan minyak atsiri tiap jam

4.2

Pukul

Volume

14:43

1ml

1ml

15:43

1,5ml

0,5ml

16:43

2,3ml

0,8ml

17:43

3,0ml

0,7ml

18:43

4,0ml

1ml

Pembahasan
Dalam praktikum yang dilakukan minyak atsiri dari kulit jeruk diambil dengan

menggunakan metode ekstaksi distilasi uap-air langsung. Metode ini digunakan dalam
pengambilan minyak atsiri dari kuit jeruk dikarenakan kulit jeruk akan

rusak jika

dilakukan dengan metode pemanasan secara langsung. Ekstraksi distilasi uap-air


langsung tidak mengalami kontak secara langsung dengan sampel namun sampel akan
kontak dengan uap air yang akan dihasilkan oleh air akibat pemanasan, sampel dan air
disekat dengan menggunakan angsang agar tidak terjadi kontak langsung dengan kulit
jeruk karena dapat merusak kulit jeruk apabila pemanasan terjadi secara langsung. Uap
air yang dihasilkan akibat pemanasan tersebut kemudian merusak jaring-jaring dari kulit
jeruk, sehingga kandungan minyak atsiri dari kulit jeruk teruapkan bersamaan dengan uap
air dan kemudian uap tersebut dikondensasi oleh kondensor sehingga uap tersebut
mengalami perubahan fasa dari fasa uap menjadi fasa cair akibat perubahan suhu dari
suhu tinggi menjadi suhu yang rendah oleh kondensor. Fasa cair yang dihasilkan dari
kondensasi memiliki dua ambang batas dimana minyak atsiri pada bagian atas dan air
dibagian bawah. Ambang batas tersebut terbentuk akibat perbedaan kepolaran antara

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

18

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

minyak atsiri dan air dimana air bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar.
Minyak dibagian atas dan air dibagian bawah campuran dikarenakan massa jenis air lebih
berat dibandingkan dengan massa jenis minyak atsiri.
Dalam praktikum ini sampel yang digunakan adalah kulit jeruk sejumlah 950
gram. Sampel kulit jeruk diperkecil ukurannya untuk memperluas permukaan dari kulit
jeruk sehinggaakan menghasilkan minyak yang lebih banyak jika bidang sentuh anatar
uap air dan kulit jeruk semakin besar karena tumbukan yang terjadi antara uap air dan
kulit jeruk semakin besar. Pelarut yang digunakan adalah air, meskipun air dan minyak
memiliki perbedaan kepolaran, dimana air bersifat polar sedangkan minyak bersifat tidak
polar. Hal ini tidak masalah karena ketika dalam fase uap, semua uap baik yang berasal
dari senyawa polar maupun non polar akan bercampur menjadi satu fasa. Selain pelarut
air lebih ekonomis dan jumlahnya yang banyak.
Dalam praktikum ini, praktikan juga mengamati dan

mennghitung laju alir

kondensor setiap 30 menit sekali dengan memperoleh hasil yaitu 100ml/2,52s. Aliran air
kondensor perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi proses pendinginan uap yang
terbentuk akibat pemanasan. Semakin besar laju alir maka semakin besar pula uap yang
dapat dikondensasi oleh kondensor sehingga hasil yang akan didapat akan lebih maksimal
dan begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan analisis perhitungan, diketahui bahwa kadar minyak atsiri dari kulit
jeruk yaitu 0,32% sedangkan rendemen minyak atsiri pada kulit jeruk secara teoritis
adalah 0,35% - 0,37%.

Faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil teoritis dan

eksperimen yaitu :
1. Proses pendinginan pada kondensor belum optimal sehingga uap air dan uap minyak
atsiri tetap berada pada fase gas dan menguap ke udara luar yang ditandai dengan
menyebarnya bau minyak atsiri.
2. Setiap sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak, serta
kondisi sampel yang sangat mempengaruhi rendemen.
3. Lamanya waktu dalam mendistilasi sampel. Pada literatur, waktu yang diperlukan
pada proses distilasi yaitu 7 jam sedangkan praktikan hanya melakukannya selama 5
jam. Semakin lama waktu yang digunakan pada proses distilasi maka semakin
banyak pula minyak yang dihasilkan.
4. Luas permukaan sampel mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Semakin besar luas
permukaan sampel, maka akan semakin mudah minyak atsiri dapat ditarik oleh
sampel, karena uap air langsung masuk ke pori-pori sampel.

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

19

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

5. Waktu pengeringan yang tidak optimal, karena secara teoritis waktu optimal yang
diperlukan saat pengeringan yaitu 12 jam sedangkan praktikan hanya menggunakan
11 jam untuk pengeringan sampel.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
1. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan metode distilasi uap-air
langsung
2. Rendemen minyak atsiri kulit jeruk yang diperoleh dari percobaan adalah
0,32% dengan berat minyak 3,04 gr dari 950 gr sampel dan volume minyak 4
ml.
3. Minyak atsiri kulit jeruk yang diperoleh dari percobaan memiliki bau yang
khas seperti bahan baku utamanya berwarna putih dan mudah menguap

5.2

Saran
1.

Pemasangan alat distilasi dilakukan dengan hati-hati dan benar, ujung bagian
alat yang akan disambung diberi vaselin agar proses pelepasan rangkaian alat

2.

lebih mudah dilakukan


Pemisahan minyak dan air pada clavenger harus dilakukan dengan hati-hati
jangan sampai minyak jatuh bersamaan dengan air yang akan dibuang.

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

20

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

DAFTAR PUSTAKA

Arisanu. 2013. Mechanical Continous Oil Expression From Oilseeds : Oil Yield And
Press Capacity
Agromedia.2010.Manfaat Limbah Buah Segar.Jakarta: Agromedia Pusat
Andareto, Obi. 2015. Optik Herbal Disekitar Anda. Jakarta : Pustaka Ilmu Semesta
Brown, Theodore L. 2000. Chemistry the Central Science. Jakarta : Balai Pustaka
Fathur, Ahmad. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan Kering
dengan Menggunakan Metode Steam Destillation. Surabaya : ITS
Hambali, Erliza. 2006 . Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Bogor : PT Adev
Prima Mandiri
Indriani, Harfina dkk.2010. Pengembangan Potensi Rambut Jangun (Zea Mays) Dan
Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Sebagai Alternatif Terapi Limbah Herbal
Meluruhkan Batu-Batu Empedu(Gallstones) Secara Ilmiah . Malang: universitas
malang PKM-GT
Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap
Kadar Piperin Buah Cabe Jawa. Jakarta : UIN Jakarta
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia
Megawati dan Rosa. 2015. Ekstraksi Minyak Atsiri kulit jeruk Manus dengan metode
vakum microwave assisted hydrodistillation. Semarang: Universitas Negri Semarang
Nurul, Fajari dkk.2010.ekstraksi minyak atsiri dari limbah kulit jeruk manis. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Oskar, Braun. 1985. Press For The Expression Of Liquid From Liquid-Containing
Substance. US Patent 4513659
R. F, William. 1985. Hydraulic Press Oil . US Patent 25402.
Sanjaya, Rio. 2013. Diktat Praktikum Kimia Fisika Destilasi Uap. Surabaya : ITS
Sunjaya, Henny. 2012. Pengaruh Rasio Massa Daun Suji/ Pelarut Temperature dan Jenis
Pelarut Pada Ekstraksi Klorofil Daun Suji Secara Batch Dengan Pengontakan
Dispersi. Prahayangan : Universitas Katolik Prahyangan
Wiratma. 2003. Distilasi minyak atsiri dengan metode steam distillation.UNJ: Universitas
Negeri Jakarta.

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

21

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 5/S. Genap/2016

Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Secara Distilasi Uap-Air Langsung

Anda mungkin juga menyukai