Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Manajemen Asuransi
Dibuat oleh :
Raden Weni Herlianti
MPRS K32/12
12305297
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sanitasi
Rumah Sakit dan untuk menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang sanitasi
gizi di rumah sakit.
Dan pada kesempatan ini kami membuat makalah ini dengan judul Tempat
Pengolahan Makanan Pasien dan Non-Pasien . Dalam penulisan makalah ini materi
diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan judul dan internet.
Kami menyadari karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya semua makhluk hidup yang bernyawa mempunyai kebutuhan baik secara
lahir maupun batin. Sandang, papan adalah kebutuhan utama yang dibutuhkan manusia
termasuk pangan. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan yang paling utama dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan hidupnya.
Manusia yang sehat membutuhkan makanan untuk menambah energi dan nutrisi agar
terhindar dari penyakit. Sedangkan untuk orang sakit membutuhkan makanan untuk
menambah nutrisi agar antibodi dalam tubuhnya semakin kuat membunuh bbit-bibit penyakit.
Makanan sehat menjadi salah satu faktor utama manusia dapat hidup baik dan terjaga
kesehatannya. Makanan sehat tidak harus mahal tetapi bersih dan bergizi.
Termasuk dilingkungan rumah sakit makanan sehat menjadi faktor yang sangatlah
penting baik untuk orang yang sehat maupun orang yang sedang sakit. Tempat pengolahan
dan tata ruangan menjadi faktor utama kebersihan dari makanan sehat
yang ada di
lingkungan rumah sakit. Namun terkadang banyak orang mengabaikan pengertian makanan
sehat itu. Banyak makanan mahal yang menjadi pilihan padahal harga dari makanan tidak
menentukan bagaimana proses, kebersihan tempat serta penentuan bahan makanan yang
sesuai dengan standar hygiene dan sanitasi.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam makalah ini adalah makanan sehat untuk orang sehat dan orang sakit
khususnya pasien, tempat pengolahan makanan yang baik untuk pasien dan non
pasien(pengunjung rumah sakit yang tidak sakit)! Bagaimana dampak apabila tempat
pengolahan makanan untuk orang sehat dan orang sakit tidak memenuhi standar hygine dan
sanitasi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tempat pengolahan makanan untuk pasien dan non-pasien
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila tempat pengolahan makanan pasien
dan non-pasien berada dalam satu lingkungan yang sama.
3. Mengetahui syarat yang harus dipenuhi rumah sakit untuk tempat pengolahan
makanan pasien dan non-pasien
BAB II
dan masak.
Sedangkan
pemeriksaan
parameter
kimiawi
dilakukan
hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam
mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam
mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan
yang bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik badan maupun otak. Setiap
makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak
adalah salah satu contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan.
Makanan menurut fungsinya paling tidak harus memenuhi 2 dari fungsi dibawah
ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh kembang. Makanan sehat
seharusnya kaya akan unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan
sedikit lemak jenuh atau lebih tepatnya disingkat dengan nama menu 4 sehat 5
sempurna.
Dalam dunia rumah sakit makanan sehat itu sendiri dibedakan menjadi 2
kelompok:
1.
2.
D. Pengolahan Makanan
Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari mentah menjadi
bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi penerapan panas maupun
tidak. Pengolahan makanan harus bervariasi di tim, goreng, tumis, cah, panggang,
bakar, rebus. Proses pengolahan yang bervariasi akan berpengaruh terhadap aroma,
penampilan, warna dan tekstur makanan. Ini akan berdampak terhadap selera makan
seseorang atau pasien.
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan penting dalam proses
pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus
selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
Pengolah makanan adalah orang yang secaralangsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan hingga penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari
penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit. Oleh karena itu penjamah makanan harus selalu
dalam keadaan sehat dan terampil.
Cara pengolahan makanan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan
makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikuti kaidah atau
prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi yang baik.
E. Pengertian Gizi
Gizi (nurient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2005)
Zat Gizi yan kita kenal secara umum ialah : karbohidrat atau hidrat arang, protein
atau zat putih telur, lemak, vitamin-vitamin dan mineral. Ada kelompok ahli yang
menambahkan air oksigen dengan alasan ini belum diterima oleh semua ahli
(Soeditama, 2000).
2.2 Pembahasan
Di salah satu rumah sakit swasta tipe B di kota Surabaya yang merupakan rumah sakit
bertaraf internasional memiliki fasilitas medis maupun penunjang medis yang sangat lengkap.
Mulai dari bangunan yang dimiliki, ruangan perawatan, petugas medis, petugas non medis
dan fasilitas lainnya seperti mobil ambulance, UGD, ICU, ICCU,NICU, Ruang konsultasi
hingga cafetaria.
Di rumah sakit ini diberlakukan hygiene dan sanitasi yang tinggi. Terlihat dari kebersihan
gedung dan sekitarnya, kebersihan ruang atau bangsal perawatan, kebersihan tempat umum,
hingga kebersihan seragam yang dikenakan seluruh petugas medis maupun non medis di
rumah sakit ini. Tempat pengolahan makanan pun tidak luput dari sanitasi dan higiene di
rumah sakit ini. Semua fasilitas mulai dari tempat, peralatan masak hingga peralatan makan
semua penanganan dan pengelolaan dilakukan dengan baik menggunakan peralatan yang
sesuai dan tenaga ahli yang khusus di bidangnya. Untuk tenaga kerja rumah sakit ini
memiliki standar pendidikan dengan kualifikasi minimal diploma 1 (D1). Terlepas dari itu
semua di lapangan saya menemukan bahwa ada salah satu ketidaksesuaian tata ruang atau
penataan tempat untuk bagian dapur (kitchen) . Dapur rumah sakit yang fungsinya
dipergunakan untuk mengolah makanan untuk pasien difungsikan juga sebagai tempat olahan
makanan bagi pengunjung rumah sakit (non-pasien) yang biasa disebut dengan cafetaria.
Standar sanitasi memang dijunjung tinggi tetapi dengan kenyataan dilapangan rumah sakit ini
tidak menutup kemungkinan bahwa rumah sakit ini masih kurang memperhatikan sanitasi.
Memang cara memasak untuk pasien dan non-pasien berbeda tetapi di rumah sakit ini
ditemukan bahwa dapur tempat pengolahan makanan untuk pasien dan non-pasien berada
dalam satu ruangan yang hanya terpisahkan oleh sekat saja, peralatan yang dipakai untuk
mengolah makanannya pun sama. Hal ini membuat meragukan untuk kehygienan makanan
yang dihasilkan terutama makanan untuk pasien dan berpengaruh kepada gizi makanan
terutama untuk pasien. Saya melihat disini kurang kesadaran sanitasi pihak rumah sakit
terutama dalam hal gizi dan kebbersihan makanan. Yang terlihat upaya untuk mensterilkan
peralatan masakpun hanya dengan dicuci biasa dan itupun disatukan antara peralatan untuk
pengolahan maupun penyajian makanan untuk pasien dan non-pasien. Sanitasi sangat
dibutuhkan di rumah sakit khususnya untuk pasien. Peralatan masak maupun peralatan makan
sebaiknya tidak disatukan dalam penanganannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Rumah sakit ini kurang perhatiannya atas sanitasi gizi dan kehygienan makanan
untuk pasien.
2. Hal seperti ini menunjukkan bahwa rumah sakit ini kurang saniter.
3. Tidak ada kesadaran sanitasi dari pihak rumah sakit.
4. Peralatan masak untuk makanan pasien dan non-pasien dapat mengakibatkan adanya
infeksi silang.
3.2 Saran
1. Sebaiknya pihak rumah sakit lebih memperhatikan tempat pengolahan makanan demi
terjaminnya hygiene pada makanan dengan mengikuti standar sanitasi yang baik dan
benar.
2. Diadakannya akreditasi secara detail sehingga ada motivasi dari luar agar pihak
rumah sakit memperbaiki hal tersebut.
3. Adanya pemisahan peralatan masak dan peralatan makan untuk makanan pasien dan
non-pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dian Rakyat: Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1,Achmad Djaeni
Sediaoetama,M.Sc,Prof.Dr, Cetakan keempat, 2000.
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-gizi-dan-zat-gizi-definisi.html?m=1
http://kesmas-unsoed.info/2010/08/penyehatan-makanan-dan-minuman-di-rumah-sakitumum-banyumas.html