Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

PENGANTAR
kilang
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang
menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang
menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia
pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per
hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode
berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17
juta bph. Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui,
sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat
luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai
contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan
untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar
alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat
nanti bahan bakar ini habis.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penulisan
Sumber Hidrokarbon uama di alam adalah minyak bumi penggunaan minyak bumi sangat luas,
terutama bahan bakar dan juga bahan baku di industri petrokimia. Bagaimana sebenarnya proses
pembentukan minyak dan gas alam serta pengolahan sampai jadi produk yang berguna? Oleh
karena itu, oleh karena itu penyusun memilih minyak dan gas bumi untuk dijadikan bahan
makalah ini. Dilatar belakangi dengan keinginan penyusun untuk lebih mendalami, bukan saja
hanya mengetahui, karena disekeliling kita telah banyak minyak bumi akan tetapi kita tidak
mengetahui sejarah dari minyak bumi itu sendiri.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Pengolahan Minyak Bumi?

PEMBAHASAN
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung

dalam kapal tanker atau

dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.


Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak
mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan
jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah
atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok
(fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran
pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada
pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom
maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan daN turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah,
sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar
berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut :
1. Gas

Rentang rantai karbon : C1 sampai C5


Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses
cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan proses
distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi
yang diperoleh dari proses distilasi beringkat ini adalah campuran hidrokaron yang mendidih
pada interval (range) suhu tertentu. proser distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari
distilasi bertingkat tesebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Diagram menara fraksionasi (destilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi. Pandangan
irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agarselalu kontak sau sama lain,
sehingga pengembunan dan penyulingan berlansung menyeluruh sepanjang kolom

Fraksi-fraksi Hidrokarbon Yang Dihasilkan Dari Proses Destilasi Bertingkat

2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery),
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan
minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam
bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang
mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana
yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan

campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke
molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :

c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari
Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

3. REFORMING

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis
bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu,
proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi
senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum
oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. ALKILASI dan POLIMERISASI


Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl,
AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
RH + CH2=CRRR-CH2-CHRR
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi
umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2nCm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana


menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi
minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun
keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di
antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang
kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida,
SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi,
adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak
bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.

Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk
senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif
menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut.
Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan
dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu biodesulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi
dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida
menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur
jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi
adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini
adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi
umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk
penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan
sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan
menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger.
Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan
sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global
Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial
sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan
lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan
kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme
Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini,
aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada
larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida,
dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana
mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam
kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan
dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai
cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi
oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan
baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :


dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida dapat
mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam
aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas
buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum
dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasilokasi dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak
dimungkinkan.

menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan
hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau blocking)
pada pipa
Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai
kondisi proses
Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan
tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine, fuel gas,
synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses
dengan pelarut.

BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan
kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara
dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22
bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan
TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA


Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat
penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan
bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan,
perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini
adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:

1. Bahan bakar gas


Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana
dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
dan pentana.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil
dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam
bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi
panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh,
hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas

dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya
sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung
komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni
pada 55C (131 F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan
elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral
Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah
elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama
kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih
dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas
sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau,

tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu
Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu
sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar
(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan
merubah volumenya menjadi lebih besar.
"
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.
Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak
berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada
150C and 275C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan
dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet
(lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai
RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari
bahasa Yunani keros (, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus,
dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan
pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia
kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik
asap dan titik beku.
Kegunaan lain

Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa.
Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/
brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel
pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun
menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kimia.upi.edu
http://www.chem-is-try.org
http://www.persembahanku.wordpress.com
http://www.scribd.com
https://www.google.co.id
http://id.wikipedia.org
http://dtwh2.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai