PEMBANGUNAN DAERAH
A.
Keadaan Awal
VI - 1
1999 (12,4 juta orang hidup di kawasan perkotaan dan 25,1 juta di
perdesaan). Persebaran penduduk miskin menurut wilayah
menunjukkan bahwa lebih dari 59 persen berada di Jawa-Bali, 16
persen di Sumatera dan 25 persen di Kalimantan, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Irian Jaya. Krisis ekonomi juga berdampak negatif
terhadap menurunnya pendapatan asli daerah sehingga menghambat
berbagai upaya pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat, serta
munculnya masalah sosial di berbagai daerah dalam berbagai bentuk
unjuk rasa sebagai wujud ketidakpuasan terhadap pemerintah
daerah.
Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, upaya
pemerataan prtumbuhan wilayah belum dapat dilaksanakan secara
optimal. Hal ini ditunjukkan oleh persebaran lokasi penanaman
modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA)
yang cenderung terpusat di Jawa dan Bali. Persebaran proyek
PMDN dan PMA yang telah disetujui oleh pemerintah pada tahun
1998 menunjukkan bahwa sebagian besar berada di Jawa dan Bali
71,3 persen. Sumatera 14,9 persen, Kalimantan 6,2 persen, Sulawesi
3,6 persen dan selebihnya di Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
Pada tahun 1999 persebaran PMDN dan PMA di Jawa dan Bali naik
menjadi 79,2 persen, Sumatera turun menjadi 12,8 persen,
Kalimantan 2,1 persen, Sulawesi 3,3 persen dan selebihnya di Nusa
Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya. Selain itu, juga terdapat masalah
belum memadainya jaringan prasarana dan sarana ke seluruh
wilayah sehingga investasi dan manfaat pertumbuhan ekonomi
cenderung hanya terjadi dan dirasakan pada daerah-daerah tertentu.
Selama ini pembangunan prasarana dan sarana telah
diupayakan untuk dapat menjangkau berbagai daerah, namun
hasilnya belum optimal karena keterbatasan dana pemerintah dan
luasnya wilayah yang harus dijangkau. Sebagai akibat dari kondisi
ini, masih banyak wilayah yang belum terjangkau oleh kegiatan
pembangunan dan pelayanan pemerintah secara memadai khususnya
kawasan timur Indonesia (KTI), daerah perbatasan, dan wilayah
tertinggal lainnya. Ketidakmerataan persebaran penanaman modal
dan keterbatasan jaringan prasarana dan sarana berpengaruh
VI - 3
Langkah-langkah
Dicapai
Kebijakan
dan
1.
Hasil-hasil
yang
a.
Langkah-langkah Kebijakan
Penyusunan
Peraturan
Kelembagaan Daerah
Pemerintah tentang
tentang
VI - 9
2.
VI - 10
a.
Langkah-langkah Kebijakan
Langkah-langkah
kebijakan
dalam
pengembangan wilayah adalah sebagai berikut:
(1)
meningkatkan
VI - 11
(2)
(3)
(4)
(5)
VI - 12
(6)
(7)
(8)
(9)
1)
2)
Pembangunan Perdesaan
3)
Pembangunan Perkotaan
4)
(2000 family kits, 5 unit mobil tangki, 2 unit water treatment plant
mobile, dan 30 unit fiberglas) dan sanitasi (bantuan bahan bangunan
untuk MCK), serta pembangunan bedeng-bedeng darurat.
5)
6)
Penataan Ruang
7)
Pengelolaan Pertanahan
a. Langkah-langkah Kebijakan
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada, langkahlangkah kebijakan yang diambil adalah:
VI - 25
(2)Mengembangkan
VI - 26
b.
Penanggulangan Kemiskinan
2)
VI - 28
VI - 30
1)
Langkah-langkah Kebijakan
daerah.
2)
a)
b)
c)
d)
b.
Irian Jaya
Langkah-langkah Kebijakan
VI - 35
(3)Menegakkan hukum dan HAM melalui penyelesaian kasuskasus pelanggaran HAM dengan prinsip kejujuran, keadilan,
kepastian hukum, dan tanggung jawab moral.
2)
VI - 36
c.
Maluku
VI - 38
Langkah-langkah Kebijakan
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
d.
Langkah-langkah Kebijakan
(1)
Identifikasi jumlah pengungsi yang akan kembali ke TimorTimur dan yang akan tetap tinggal di wilayah RI.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
C.
1.
Jangka Pendek
(1)Meningkatkan
Jangka Panjang
Jangka Pendek
(6)Meningkatkan
VI - 43
dan
organisasi
Jangka Panjang
(1)Mengembangkan wilayah strategis yang sudah ada dan pusatpusat pertumbuhan ekonomi baru yang potensial cepat
tumbuh berdasarkan keunggulan geografis dan produk
unggulan daerah yang berorientasi pada pasar lokal, regional,
dan global, serta mendorong perkembangan fungsinya sebagai
andalan pengembangan ekonomi wilayah dan penggerak
kegiatan ekonomi kawasan di sekitarnya.
Jangka Pendek
VI - 44
yang
yang
JPS,
yang
(3)Pada saat yang sama program hibah juga perlu dijalankan terus
untuk mengurangi kemungkinan pertambahan keluarga miskin
akibat krisis dan yang telah ada sebelum krisis; skema
program yang diperlukan bagi keluarga miskin adalah:
b.
Jangka Panjang
(3)Meningkatkan
a.
Jangka Pendek
(1)
(2)
(3)
Jangka Panjang
(1)
Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah
dalam
menjalankan fungsi pelayanan, pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan.
(2)
(3)
5.
Penanganan Pengungsi
(1)
VI - 47
(2)
VI - 48