Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PLH

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

NAMA : LEVIANA ERINDA


NO : 02
KELAS : XII IPA_3

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
A. DEFINISI
Pembangunan berkelanjutan adalah proses
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang
berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut
Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan
adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (oman)
Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT
Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan
terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan)
yang saling bergantung dan memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan
berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana
mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang,
tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang
lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah,
karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

B. LINGKUP
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit

2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan


merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.

Scheme of sustainable development: at the confluence of three


preoccupations.

Skema pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga


pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya
(UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya
penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati
bagi alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya
dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai
alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan
spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan
kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari
pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih
mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan
ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan
berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi

keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari


Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh,
pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah
mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk
dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan
yang terbatas.
Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen
bahwa lingkungan merupakan kombinasi dari alam dan budaya.
Network of Excellence "Sustainable Development in a Diverse
World" SUS.DIV, sponsored by the European Union, bekerja pada
jalur ini. Mereka mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan
menerjemahkan keragaman budaya sebagai kunci pokok strategi
baru bagi pembangunan berkelanjutan.
Beberapa peneliti lain melihat tantangan sosial dan
lingkungan sebagai kesempatan bagi kegiatan pembangunan. Hal
ini nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang
mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi
perusahaan privat untuk menyediakan solusi inovatif dan
kewirausahaan. Pandangan ini sekarang diajarkan pada beberapa
sekolah bisnis yang salah satunya dilakukan di Center for
Sustainable Global Enterprise at Cornell University.
Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar
beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan
Berkelanjutan:[1]
Pertanian
Atmosfer
Keanekaragaman Hayati
Biotekhnologi

Pengembangan Kapasitas
Perubahan Iklim
Pola Konsumsi dan Produksi
Demografi
Penggurunan dan Kekeringan
Pengurangan dan Manajemen Bencana
Pendidikan dan Kesadaran
Energi
Keuangan
Hutan
Air Minum
Kesehatan
Pemukiman
Indikator
Industri
Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi
Pembuatan Keputusan yang terintegrasi
Hukum Internasional
Kerjasama Internasional memberdayakan lingkungan
Pengaturan Institusional

Pemanfaatan lahan
Kelompok Besar
Gunung
Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional
Samudera dan Laut
Kemisinan
Sanitasi
Pengetahuan Alam
Pulau kecil
Wisata Berkelanjutan
Tekhnologi
Bahan Kimia Beracun
Perdagangan dan Lingkungan
Transport
Limbah (Beracun)
Limbah(Radio aktif)
Limbah (Padat)
Air
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang
ambigu, dimana pandangan yang luas berada di bawah
naungannya. konsep ini memasukkan pemahaman keberlanjutan

lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep yang


berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara
eko(lingkungan)sentrisme dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh
karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan mengundang debat
panjang mengenai definisinya.
Selama sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang
berbeda telah berusaha mengukur dan memantau perkiraan atas
apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan
mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan
indikator keberlanjutan.

C. PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau
titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran
penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari
pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar
dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang
rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal
antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung
alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas. [2]
D. PENDUDUK BERKUALITAS MERUPAKAN MODAL DASAR
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu
negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena
dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa

mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik,


tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan
keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan. [3]

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya
sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya
secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan
Terlaksananya

untuk

meningkatkan

pembangunan

berwawasan

mutu
lingkungan

hidup.
dan

terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana


merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi
yang bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber
daya

alam

jelas

mengandung

resiko

terjadinya

perubahan

ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik


yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain
berwawasan
lingkungan.

sosial

dan

ekonomi

juga

harus

berwawasan

1)

Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan


Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan
dan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak
yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat terjadi pada
masa konstruksi maupun masa operasi proyek dan dapat berupa
dampak positif maupun negatif bagi lingkungannya.

2)

Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah

a)

Biologi, mencakup sub-komponen:

Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)

Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)

b)

Geofisik, mencakup sub-komponen:

Lklim

Fisiografi

Hidrologi

c)

Kimia, mencakup sub-komponen:

Kualitas udara

Kualitas air

d)

Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:

Demografi industri dan kependudukan

Sosial ekonomi

Sosial budaya

Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan


Komisi

dunia

mendefinisikan

untuk

lingkungan

pembangunan

dan

pembangunan

berkelanjutan

sebagai

pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa


mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah
tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat
yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi
anak-anaknya,

kesehatan

yang

baik,

lapangan

kerja

yang

diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari


ketakutan

dan

menggunakan

tindak

kekerasan,

hak-haknya

sebagai

dan

kebebasan

warga

negara.

untuk
Taraf

kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian


lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang
diperlukan.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah
dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih
lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya,
tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi

menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan


pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal
pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Diantaranya,
-

Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.


Kedua,

perdamaian

dan

keadilan

(pemerataan)

untuk

melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.


-

Ketiga,

pembangunan

ekonomi

yang

tepat,

yang

memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup


biofisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan)
dalam melaksanakan hidup bersama.
-

Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada


semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan
kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam
meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan
dilaksanakan dengan segera dengan cara menangkap, mengadili
dan menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama
lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian
bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling
keterkaitan

beberapa

sektor,

antara

lain

lingkungan

dan

masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan


akan selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan
hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat positif atau negatif.
Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi tersebut
sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan,
Elizabeth IEHLT.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara
lain,
1.

Menjamin pemerataan dan keadilan.

2.

Menghargai keanekaragaman hayati.

3.

Menggunakan pendekatan integratif.

4.

Menggunakan pandangan jangka panjang.

B.

ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN


Dalam

pengertian

sederhana,

hukum

lingkungan

diartikan

sebagai hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan


hidup), di mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi,
termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang
terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasadjasad hidup lainnya.
Dalam pengertian secara modern, hukum lingkungan lebih
berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented Law,

sedang hukum lingkungan yang secara klasik lebih menekankan


pada orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law.

a.

Hukum Lingkungan Modern


Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan
norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan
tujuan

untuk

melindungi

lingkungan

dari

kerusakan

dan

kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar


dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi
sekarang maupun generasi-generasi mendatang.
Hukum

Lingkungan

modern

berorientasi

pada

lingkungan,

sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari
lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru
kepada ekologi. Dengan orientasi kepada lingkungan ini, maka
Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh menyeluruh atau
komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat
dan wataknya yang luwes.

b.

Hukum Lingkungan Klasik


Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan
norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin
penggunaan

dan

eksploitasisumber-sumber

daya

lingkungan

dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai

hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang


sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral,
serta

kaku

dan

sukar

berubah.

Mochtar

Kusumaatmadja

mengemukakan, bahwa sistem pendekatan terpadu atau utuh


harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan
hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah
melandasi

perkembangan

Hukum

Lingkungan

di

Indonesia.

Drupsteen mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Millieu


recht) adalah hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam
(Naturalijk milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya
berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan
lingkungan.

Mengingat

pengelolaan

lingkungan

dilakukan

terutama oleh Pemerintah, maka Hukum Lingkungan sebagian


besar terdiri atas Hukum Pemerintahan (bestuursrecht).
Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi
pengelolaan

lingkungan

hidup,

dengan

demikian

hukum

lingkungan pada hakekatnya merupakan suatu bidang hukum


yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata
usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam
pelaksanaannya aparat pemerintah perlu memperhatikan Asasasas Umum Pemerintahan yang Baik (Algemene Beginselen van
Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good Administration). Hal
ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya tidak
menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan dan Dasar Hukum dari
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah:

1)

Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94 tentang Pedoman


Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.

2)

Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993 tentang Jenis


Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.

3)

Keputusan KLH No.14/MENKLH/3/1994 tentang Pedoman


Umum Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).

4)

Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 tahun 1994 tentang


Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

5)

Peraturan

Pemenintah

dan

Keputusan

Menteri

yang

Berhubungan Dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)


C.

AMDAL
Amdal

dilakukan

untuk

menjamin

tujuan

proyek-proyek

pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat


tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu
proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses
Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal
merupakan bagian dari beberapa hak berikut :
1.

Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan
adanya

susunan

rencana

pengelolaan

lingkungan.

Susunan

rencana pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan setelah


diketahui dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek yang
akan dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek
pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk
bagi lingkungan.
2.

Pengelolaan Proyek
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih
dahulu melakukan fase-fase berikut :

a)

Fase Identifikasi

b)

Fase studi kelayakan

c)

Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase


rancangan

d)

Fase pembangunan proyek

e)

Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi

f)

Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post


operation)

3.

Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas
pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan.
Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL
tersebut.

Jika

berdampak

baik,

maka

pembangunan

akan

dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan

pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka


kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan alternatifalternatif lain yang dapat menghilangkan atau meminimalisasi
dampak negatif tersebut.
4.

Dokumen yang Penting


Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan
sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai
keperluan :

a)

Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis

b)

Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang


akan dilaukan di daerah dekat lokasi tersebut.

c)

Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam


menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi
pengawas.
Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :

a.

Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak


rusak.

b.

Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya


alam.

c.

Mencegah
pencemaran,

terjadinya
sehingga

perusakan
tidak

lingkungan

mengganggu

kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

akibat

kesehatan,

d.

Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna


bagi bangsa, negara, dan masyarakat.

D.

RONA LINGKUNGAN
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini
yaitu kondisi alam atau komponen-komponen lingkungan awal
sebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai. Rona
lingkungan

merupakan

kondisi

lingkungan

awal

sebelum

tersentuh oleh kegiatan untuk keperluan perencanaan, konstruksi


(pembangunan fisik) dan kegiatan operasi. Hal-hal yang termuat
didalam rona lingkungan, yaitu:
a.

Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan


tersebut diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu
dengan

suatu

strategi

pengambilan

sampling

yang

tepat,

kemudian dianalisa sesuai dengan komponen lingkungan masingmasing


b.

Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan


ini

didapat

dengan

melakukan

penyebaran

questioner,

wawancara langsung kepada masyarakat, pemuka setempat dan


data sekunder pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar
lokasi proyek. Dari data survey lapangan, data sekunder dan hasil
analisis laboratorium pada masing-masing komponen lingkungan
akan didapat kondisi lingkungan pada saat itu atau sebelum
proyek didirikan (Rona Lingkungan).

E.

DAMPAK PROYEK TERHADAP LINGKUNGAN SOSEKBUD


Berdasarkan atas perkiraan kegiatan yang akan terjadi selama
masa

operasional

proyek

dan

berdasarkan

atas

kondisi

lingkungan yang ada (rona lingkungan), maka dapat diperkirakan


dampak yang akan timbul.
a.

Dampak Positif
Terutama dalam menunjang program pemerintah memeratakan
pembangunan,

tingkat

pendapatan

masyarakat

daerah,

kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat, timbulnya gerak


penduduk kemudian timbul sektor kegiatan ekonomi lainnya.
b.

Dampak Negatif
Umumnya

disebabkan

oleh

akibat

dan

proses

budidaya

penggemukan ternak sapi potong terciptanya limbah kotoran


ternak (polusi bau busuk). Dampak negatif tersebut dapat terjadi
pada masa kegiatan operasional.
c.

Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak yang akan dilakukan menggunakan metode
matriks

yang

menggambarkan

interaksi

antara

komponen

kegiatan dengan lingkungan yang terkena dampak, termasuk


dampak yang bersifat sekunder dan tertier.
d.

Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak yang dilakukan dengan cara profesional
judgement

para

ahli,

metoda

statistik

dan

analisa

serta

referensi/literatur yang berkaitan atau serupa dengan kegiatan


perumahan yang akan dibangun, dan dapat juga dengan cara
membandingkan

hasil

analisis

data

dengan

Baku

Mutu

Lingkungan Nomor : Kep-03/MENKLH/ll/1991 tentang Pedoman


Mutu Limbah Cair atau pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun
1990.

e.

Evaluasi Dampak
Atas dasar perkiraan dampak di atas akan disusun evaluasi
dampak lingkungan akibat masing-masing kegiatan penyebab
dampak,

evaluasi

dampak

kegiatan

terhadap

komponen

lingkungan penentu dampak penting dalam matriks tersebut


didasarkan pada Keputusan Kepala Bapedal No.056 tahun 1994,
faktor penentu dan tingkat kepentingan.
Adapun faktor penentuan meliputi:
(a) Jumlah manusia yang terkena dampak

(b) Luas wilayah penyebaran dampak


(c) Intensitas dampak
(d) Lamanya dampak berlangsung
(e) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
(f) Sifat kumulatif dampak
(g) Penanggulangan Dampak
Pencemaran terhadap Tanah : Proses aktifitas suatu usaha feedlot
tidak mengeluarkan Iimbah yang dapat mencemari tanah dan
dalam proses aktifitas tidak menggunakan air tanah sebagai
bahan pembantu, sehingga konversi tanah tidak terganggu.
Pencemaran terhadap Air : Limbah cair yang merupakan salah
satu faktor pencemaran Iingkungan perlu dikendahkan secara
baik

dengan

proses

yang

tepat

dan

murah.

Untuk

penanggulangan Iimbah cair dari feedlot ini dapat dilakukan


dengan secara biologi.
Pencemaran terhadap Limbah Padat : Limbah padat yang
dihasilkan meliputi sampah/kotoran kandang berupa limbah
organik. Pencemaran terhadap Sosial Budava Masyarakat :
Sebaliknya dengan adanya kegiatan feedlot ini, maka masyarakat
sekitar

kawasan

mempunyai

harapan

untuk

meningkatkan

kemakmuran masyarakat yang ada disekitarnya. Karena kegiatan


proyek ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal,
sehingga akan meningkatkan kesempatan kerja dan dengan

sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan, pendapatan dan


merangsang timbulnya sektor ekonomi pendukung.

F.

UPAYA

PENGELOLAAN

LINGKUNGAN

DAN

UPAYA

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Upaya

Kelola

Lingkungan

(UKL)

dan

Upaya

Pemantauan

Lingkungan (UPL) merupakan uraian kegiatan pengelolaan dan


pemantauan

yang

bersifat

operasional.

Pengelolaan

dan

pemantauan yang dilakukan adalah pada dampak yang dapat


timbul, berupa:
a.

Penurunan kualitas udara

b.

Penurunan kebersihan Iingkungan

e.

Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.

Anda mungkin juga menyukai