Anda di halaman 1dari 10

Karekteristik Aset Tetap

aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki
sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung dan tanah. Nama lain yang biasa digunakan
dalam bahasa inggris untuk aset tetap adalah plant asset atau property, plant and equipment,
aset tetap mempunyai karekteristik sebagai berikut :
1. Memiliki bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud.
2. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.
Tampilan 1 menunjukan persentase aset tetap terhadap total aset untuk beberapa perusahaan
sebagaimana ditunjukan di tampilan 1, aset tetap sering kali merupakan jumlah yang
signifikan dari total aset perusahaan.
Persentase aset tetap
terhadap total aset
Semen gresik tbk. (pabrik semen).......................................................................... ..63, 19 %
PT bank mandiri (persero) tbk. (bank)..........................................................................1,10%
Indofood sukses makmur tbk (makanan dan minuman).............................................26,59%
PT sumber alfaria trijaya tbk. (bisnis bell).................................................................29,20%
Matahari putra prima tbk. (bisnis retail).......................................................................9,42%
PT garuda indonesi (perusahaan penerbangan)...........................................................31,69%
Indosat tbk. (operator telekomunikasi)........................................................................75,99%
PT kimia farma (persero) tbk. (apotek).......................................................................21,63%
Hero supermarket tbk. (bisnis ritel).............................................................................49,12%
Menggolongkan Biaya
Biaya yang telah terjadi dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap, investasi, atau beban
tampilan 2 menyajikan bagaimana cara untuk menentukan penggolongan biaya yang tepat
dan bagaimana biaya tersebut dicatat.

Tahap 1 apakah barang yang


dibeli bersifat jangka
panjang?

TIDAK

Beban

Tahap 2 apakah aset


digunakan untuk tujuan
produktif?

TIDAK

Investasi

YA

YA

Aset tetap

Seperti yang ditunjukan pada tampilan 2, penggolongan biaya melibatkan tahap tahap
sebagai berikut.

Tahap 1 : Apakah barang yang dibeli mempunyai masa manfaat yang panjang?
Jika ya, barang tersebut dicatat sebagai aset dalam laporan posisi jika tidak, barang tersebut
diklarifikasikan dan dicatat sebagai beban.
Tahap 2 : Apakah aset digunakan dalam kegiatan normal operasi?
Jika ya, aset diklarifikasikan dan dicatat sebagai aset tetap, jika tidak , aset diklarifikasikan
dan dicatat sebagai investasi.
Barang yang diklarifikasikan dan dicatat sebagai aset tetap termasuk tanah, bangunan, atau
perlatan. Aset tersebut normalnya mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan
digunakan pada saat terjadi kerusakan pada peralatan yang biasa dipakai secara sering.
Sebaliknya, aset tetap yang telah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi tidak dimasukan
sebagai aset tetap.
Meskipun aset tetap memiliki kemungkinan untuk dijual, aset tersebut sebaliknya tidak dijual
sebagai bagian dari kegiatan normal operasi, sebagai contoh, mobil dan truk yang ditawarkan
untuk dijual oleh diler otomotif bukan merupakan aset tetap dari diler tersebut, sebaliknya,
truk gandeng yang digunakan dalam kegiatan operasi diler otomotif merupakan aset tetap.
Investasi adalah aset jangka panjang yang tidak digunakan dalam kegiatan normal operasi
dan memiliki untuk dijual kembali di masa mendatang, aset seperti itu dilaporkan di laporan
posisi keuangan di bagian yang disebut investasi, sebagai contoh, tanah yang belum
dikembangkan yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali di masa mendatang
diklasifikasikan dan dicatat sebagai investasi , bukan tanah.
Biaya Perolehan Aset Tetap
Dalam tambahan pada harga pembelian, biaya untuk memperoleh aset tetap mencakup
seluruh jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset hingga siap untuk digunakan.
Sebagai contoh, biaya pengiriman dan biaya pemasangan peralatan dimasukkan sebagai
bagian dari jumlah biaya aset.
Pengeluaran Pendapatan Dan Modal
Ketika aset tetap telah diakusisi dan ditempatkan untuk jasa, biaya dapat terjadi untuk
pemeliharaan dan perbaikan. Untuk tambahan, biaya mungkin terjadi untuk meningkatkan
aset atau untuk perbaikan besar yang menambah masa manfaat aset. (Revenue expenditure).
Biaya yang meningkatkan aset atau menembah masa manfaat disebut pengeluaran modal
(capital expenditure)
Perawatan Dan Perbaikan Biasa
Pengeluaran yang terkait dengan perawatan dan perbaikan aset tetap dicatat sebagai beban periode berjalan.
Pengeluaran tersebut disebut pengeluaran pendapatan dan dicatat sebagai kenaikan pada beban perbaiakan dan
perawatan. Sebagai contoh, sejumlah Rp. 300.000 yang dibayarkan untuk perawatan truk pengiriman dicatat
sebagai berikut :

Beban perbaikan dan perawatan kas

300.000
300.000

Peningkatan Aset setelah aset tetap disiapkan, pengeluaran dapat terjadi untuk meningkatkan nilai aset.
Sebagai contoh, nilai jasa truk pengiriman dapat ditingkatkan dengan menambah alat pengangkat hidrolik
senilai Rp. 5.500.000 untuk mempermudah dan mempercepat bongkar-muat barang berat. pengeluaran semacam
ini disebut pengeluaran modal dan dicatat sebagai kenaikan pada akun aset tetap . dalam kasus pengangkat
hidrolik, pengeluaran dicatat sebagai berikut.

Truk pengiriman Kas

5.500.000

5.500.000

Oleh karena itu biaya truk pengiriman meningkat, penyusunan truk tersebut berubah sesuai sisa masa
manfaatnya.

Perbaikan Luar Biasa


Setelah aset tetap disiapkan, pengeluaran dapat terjadi untuk memperpanjang masa manfaat
aset. Sebagai contoh, mesin forkfit yang sudah mendekati akhir masa manfaatnya dapat
diperbaiki dengan biaya Rp. 4.500.000 untuk memerpanjang masa manfaatnya hingga
delapan tahun. Pengeluaran semacam ini disebut pengeluaran modal dan dicatat sebagai
penurunan pada akun akumulasi penyusutan. Dalam kasus forkfit, pengeluaran akan dicatat
sebagai berikut.

Akumulasi penyusutan-forkfit Kas

4.500.000

4.500.000

Oleh karena itu umur ekonomis forkfit telah berubah, depresiasi untuk forkfit juga berubah
berdasar nilai baku yang baru.
Akuntansi untuk pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal dirangkum sebagai berikut.
Bermanfaat
hanya untuk
periode berjalan

PENGELUARAN
PENDAPATAN

Perbaikan dna
perawatan biasa

Peningkatan aset

Biaya

Bermanfaat
untuk periode
berjalan dan

Mendebit beban
perbaikan dan
perawatan

Menambah nilai
jasa aset

Mendapat aset
tetap

PENGELUARAN
MODAL

Perbaikan luar
biasa

Penyewaan Aset Tetap

Meningkatkan
umur ekonomis
aset

Mendebit
akumulasi
penyusutan

Revisi
penyusutan
untuk periode
berjalan dan

Sewa (lease) adalah perjanjian atas penggunaan aset selama periode tertentu, sewa sering kali
digunakan dalam bisnis. Sebagai contoh, kendaraan, komputer, peralatan, kesehatan, gedung,
bahkan pesawat terbang sering kali disewakan.
Dua pihak dalam perjanjian sewa adalah sebagai berikut.
1. Pemberi sewa (lessor) adalah pihak yang memiliki aset
2. Penyewa (leasee) adalah pihak yang diberi hak oleh pemberi sewa untuk
menggunakan
Di bawah kontrak sewa, penyewa berkewajiban untuk melakukan pembayaran sewa secara
berkala selama masa sewa, penyewa dapat menjelaskan kontrak sewa dengan satu dari dua
cara tergantung bagaimana kontrak sewa digolongkan. Kontrak sewa dapat digolongkan
sebagai:
1. Sewa modal (capital lease) atau
2. Sewa operasi (operating lease)
Sewa modal (capital lease) dicatat ketika penyewa seolah-olah membeli aset yang
bersangkutan. Penyewa mendebit akun aset sebesar nilai pasar aset dan mengkredit akun
liabilitas sewa jangka panjang. Kemudian aset dihapuskan sebagai beban (diamortisasi)
selama masa sewa modal. Akuntasi untuk sewa modal dan kriteria yang harus dipenuhi dalam
sewa modal dibahas dalam buku akuntasi lanjutan.
Sewa Operasi ( operating lease) dicatat ketika penyewa seolah-olah menyewa aset untuk
masa sewa. Penyewa mencatat pembayaran dalam sewa operasi dengan mendebit beban sewa
dan mengkkredit kas. Kewajiban sewa di masa mendatang tidak diakui dalam akun-akun
tersebut. Akan tetapi, kewajiban tersebut harus diungkapkan di catatan atas laporan keungan.
Penyewaan aset seperti dijelaskan di awal bab ini dianggap sebagai sewa operasi untuk
mempermudah, semua sewa akan diasumsikan sebagai sewa operasi.
Akuntansi Untuk Penyusustan
Seiring dengan berjalannya waktu, aset tetap selain tanah, kehilangan kemampuannya untuk
memberikan jasa. Akibatnya, biaya peralatan, gedung, dan pengembangan tanah perlu
dipindahkan ke akun beban secara sistematis selama masa manfaatnya. Pemindahan biaya ke
beban secara berkala semacam ini disebut penyusutan atau depresiasi (depreciation). Oleh
karena tanah memiliki kemampuan yang tidak terbatas, tanah tidak terdepresiasi.
Jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan mendebit beban penyusutan dan mengkredit
akun kontra aset bernama akumulasi penyusutan atau penyisihan untuk penyusutan.
Penggunaan akun kontra aset memungkinkan biaya awal dalam akun aset tetap tidak berubah.
Depresiasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau fungsional.
1. Penyusutan fisik terjadi karena penggunaan dan disebakan oleh cuaca
2. Penyusutan fungsional terjadi saat aset tidak lagi dapat menyediakan jasa pada tingkat
yang diharapkan. Sebagai contoh, peralatan dapat menjadi kuno akibat perubahan
teknologi.
Dua kesalahan pengertian umum yang ada tentang penyusutan sebagaimana digunakan
dalam akuntansi termasuk berikut ini.

1. Penyusutan tidak menjelaskan penurunan nilai pasar atau aset tetap. Sebaliknya
penyusutan adalah alokasi dari biaya aset tetap terhadap beban sepanjang masa
manfaat. Dengan demikian, nilai buku aset tetap (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) biasanya tidak sesuai dengan nilai pasar. Hal ini dibenarkan dalam
akuntansi karena aset tetap lebih digunakan untuk kegiatan normal operasi daripada
untuk dijual kembali.
2. Penyusutan tidak menyediakan kas untuk menggantikan aset tetap ketika aset tersebut
habis. Kesalahpahaman ini dapat terjadi karena penyusutan, lain dengan beban-beban
kebanyakan, tidak membutuhkan pengeluaran kas ketika dicatat.
Faktor Faktor Dalam Menghitung Beban Penyusutan
Terdapat tiga faktor yang menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode.
Tiga faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Biaya awal aset tetap
2. Masa manfaat yang diharapkan
3. Estimasi nila pada akhir masa manfaatnya. Faktor yang ketiga disebut nilai sisa, atau
nilai sisa
Biaya perolehan awal aset ditentukan menggunakan konsep yang didiskusikan dan
diilustrasikan sebelumnya di bab ini.
Masa manfaatnya yang diharapkan (expected useful life) dari aset tetap diestimasikan
ketika aset mulai menyediakan jasa. Estimasi masa manfaat yang diharapkan dapat
berasal dari berbagai asosiasi perdagangan. Direktorat jendral pajak juga
mempublikasikan peraturan yang berguna dalam menentukan penyusutan untuk
keperluan pelaporan keuangan. Akan tetapi, merupakan hal yang biasa jika perusahaan
yang berbeda menggunakan masa manfaat yang berbeda untuk aset yang sama.
Nilai sisa (residual value) aset tetap pada akhir masa manfaat yang diharapkan harus
diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk menyediakan jasa. Dalam bahasa inggris,
nilai sisa terkadang disebut scrap value, salvage value, atau trade in value. Perbedaan
antara jumlah biaya perolehan awal dan sisa disebut biaya penyusutan. Biaya penyusutan
adalah jumlah biaya aset yang dialokasikan sepanjang masa manfaat sebagai beban
penyusutan. Jika aset tetap tidak mempunyai nilai sisa, maka keseluruhan biaya harus
dialokasikan pada penyusutan.
Tampilan 4 menunjukan hubungan antara beban penyusutan, biaya perolehan awal aset
tetap, masa manfaat yang diharapkan dan estimasi nilai sisa.

Biaya
Awal

Tahun
1

Biaya
Yang
Dapat
Disusutka
n

Nilai Sisa

Tahun
2

Tahun
3

Tahun
4

Tahun
5

Biaya Penyusutan Periodik

Untuk sebuah aset yang ditempatkan atau dikeluarkan dari jasa selama setengah bulan
pertama, banyak perusahaan menghitung penyusutan aset untuk satu bulan penuh. Dimana
aset diperlakukan sebagaiman telah dibeli atau dijual pada hari pertama dalam bulan tersebut.
Dengan demikian, pembelian dan penjualan selama pertengahan kedua dalam bulan tersebut
diperlakukan sebagaimana terjadi pada hari pertama bulan berikutnya. Untuk
menyederhanakan, latihan ini digunakan dalam bab ini.
Tiga metode yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut?
1. Penyusutan garis lurus
2. Penyusutan unit produksi
3. Penyusutan saldo menurun ganda
Tampilan 5 menunjukan sejauh mana penggunaan metode-metode tersebut dalam laporan
keuangan perusahaan-perusahaan AS.

Garis Lurus

Unit Produksi

Saldo Menurun

Lainnya

Suatu perusahaan tidak perlu menggunakan satu metode untuk menghitung penyusutan untuk
seluruh aset yang dapat disusutkan. Sebagai contoh, perusahaan dapat menggunakan satu
metode untuk menyusutkan peralatan dan metode lainnya untuk menyusutkan bangunan.
Perusahaan juga dapat menggunakan metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan
pajak penghasilan dan pajak atas tanah dan bangunan.

Metode Garis Lurus


Metode garis lurus (straight line method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang
sama untuk setiap tahun selama masa manfaat aset. Seperti yang di tunjukan pada tampilan 5,
metode garis lurus sejauh ini merupakan metode yang paling banyak digunakan.
Sebagai ilustrasi, asumsikan jika peralatan dibeli pada tanggal 1 januari sebagai berikut :
Biaya perolehan awal

Rp. 24.000.000

Masa manfaat yang diharapkan

5 tahun

Estimasi nilai sisa

Rp. 2.000.000

Perhitungan penyusutan garis lurus dapat disederhanakan dengan mengubah penyusutan


tahunan menjadi persen atas biaya penyusutan.
Masa Manfaat Yang Diharapkan
5 Tahun
8 Tahun
10 Tahun
20 Tahun
25 Tahun

Persentase Garis Lurus


20% (100%/5)
12,5% (100%/8)
10%(100%/10)
5%(100%/20)
4%(100%/25)

Metode Unit Produksi


Metode unit produksi (units-of production method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang
digunakan oleh aset tergantung dengan asetnya, metode unit produksi dapat dinyatakan dalam
jam, mil, atau jumlah kuantitas produksi.
Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda (double-declinting-balance method) menghasilkan beban
periodik yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat aset, metode saldo menurun
ganda diaplikasikan dalam 3 tahap.
1. Menentukan persentase garis lurus, menggunakan masa manfaat yang diharapkan
2. Menentukan saldo menurun ganda dengan mengalikan tarif garis lurus dari tahap 1
dengan 2
3. Menghitung beban penyusutan dengan mengalikan tarif saldo menurun ganda dari
tahap 2 dengan nilai baku aset

Sebagai ilustrasi, peralatan yang dibeli di contoh sebelumnya digunakan untuk menghitung
penyusutan saldo menurun ganda. Untuk tahun pertama, penyusutan sebesar Rp. 9.600.000
seperti yang ditunjukan di bawah ini.
Tahap 1 persentase garis lurus = 20% (100%/5)
Tahap 2 tarif saldo menurun ganda = 40% (20% x 2)
Tahap 3 beban penyusutan = Rp. 9.600.000 (Rp. 24.000.000 x 40%)
Untuk tahun pertama, nilai buku aset adalah biaya perolehan awal sebesar Rp. 24.000.000.
setelah setahun, nilai buku (book value) biaya dikurangi akumulasi penyusutan aset menurun,
akibatnya penyusutan juga menurun. Penyusutan saldo menurun ganda tahunan untuk 5 tahun
masa manfaat peralatan ditunjukan sebagai berikut.
Tahun

Biaya

Rp.24.000.000

2
3
4
5

Rp.24.000.000
Rp.24.000.000
Rp.24.000.000
Rp.24.000.000

Akumulasi
penyusutan
pada awal tahun

Rp.9.600.000
15.360.000
18.816.000
20.889.600

Nilai buku pada


awal tahun

Tingkat saldo
menurun ganda

Rp.24.000.000

40%

14.400.000
8.640.000
5.184.000
3.110.400

40%
40%
40%

Nilai buku pada


akhir tahun
Penyusutan
Rp.9.600.00
0
5.760.000
3.456.000
2.073.600
1.110.400

Rp. 14.400.000
8.640.000
5.184.000
3.110.400
2.000.000

Metode saldo menurun ganda memberikan penyusutan yang lebih besar di tahun pertama
manfaat aset, diikuti jumlah penyusutan yang menurun. Untuk alasan ini, metode saldo
menurun ganda disebut metode penyusutan akselarasi (accelarated depreciated method)
Pendapatan aset seingkali lebih besar di tahun-tahun awal kegunaanya daripada tahun-tahun
selanjutnya. Dalam kasus seperti itu metode saldo menurun ganda menyediakan penyesuaian
yang baik atas beban penyusutan dengan pendapatan aset.

Membagikan Metode Penyusutan


Ketiga metode penyusutan dirangkum di tampilan 6. Seluruh metode membebankan
sebagian jumlah total biaya aset dalam periode akuntansi, dan tidak pernah menyusutkan aset
di bawah nilai sisanya.
Metode

Masa manfaat

Garis lurus

Tahun

Unit produksi

Jumlah unit
produksi
tahun

Saldo menurun
ganda

Biaya yang dapat


disusutkan
Biaya dikurangi nilai
sisa
Biaya dikurangi nilai
sisa
Nilai buku menurun,
tetapi tidak di bawah
nilai sisa

Tarif penyusutan
Tarif garis lurus
Biaya nilai sisa
jumlah unit produksi
Tarif garis lurus* x 2

Beban
penyusutan
Konstan
Variabel
Menurun

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyesuaian periodik yang sama selama masa
manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang

berbeda-beda bergantung pada jumlah aset yang digunakan metode saldo menurun ganda
menghasilkan jumlah penyusutan yang lebih tinggi pada tahun pertama penggunaan aset,
diikuti dengan jumlah yang menurun secara bertahap.

Tahun

Metode garis lurus

1
2
3
4
5
Total

Rp. 4.400.000
Rp. 4.400.000
Rp. 4.400.000
Rp. 4.400.000
Rp. 4.400.000
Rp.22.000.000

Beban Penyusutan
Metode unit produksi
Rp. 4.620.000(Rp.2.200x2.100 jam)
Rp.3.300.000(Rp.2.200x1.500 jam)
Rp.5.720.0009(Rp.2.200x2.600 jam)
Rp.3.960.000(Rp.2.200x2000 jam )
Rp.4.400.000(Rp. 2.200x2.000 jam)
Rp.22.000.000

Metode saldo
menurun ganda
Rp.9.600.000(24.000.000x40%)
5.760.000(Rp.14.400.000x 40%
3.456.000(Rp.8.640.000x40%)
2.073.000( Rp.5.184.000x40%)
1.110.400**
Rp.22.000.000

Penyusutan untuk metode garis lurus, unit produksi dan saldo menurun ganda dibandingkan
di tampilan 7. Penyusutan pada tampilan 7 berdasarkan peralatan yang dibeli di ilustrasi
sebelumnya. Untuk metode unit produksi, diasumsikan jika peralatan digunakan sebagai
berikut.
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Total

2.100 jam
1.500
2.600
1.800
2.000
10.000 jam

Penyusutan Untuk Pajak Penghasilan Pemerintah


Direktorat jendral pajak menetapkan tingkat penyusutan untuk setiap kelompok aset tetap.
Tingkat penyusutan paling akhir ditetapkan dalam surat keputusan menteri keuangan No.
138/KMK.03/2002, yang membedakan aset tetap bukan properti ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama menggunakan tingkat penyusutan garis lurus 25%, yang berarti masa
manfaat ekonomisnya adalah 4 tahun atau tingkat penyusutan 50% jika perusahaan
menggunakan metode saldo menurun ganda. Aset tetap yang termasuk dalam kelompok
pertama adalah perlatan kantor yang terbuat dari kayu dan rotan, mesin ketik, mesin fotokopi,
komputer, printer dan lain-lain. Untuk rinciannya, lihat tampilan 8.
Kelompok aset
tetap

Masa manfaat
ekonomis

Tingkat
penyusunan
garis lurus

Non-real estate
kelompok 1

4 tahun

25%

Tingkat
penyusuta
n saldo
menurun
50%

Kelompok 2

8 tahun

12,50%

25%

Kelompok 3

16 tahun

6,25%

12,50%

Contoh aset tetap

Peralatan kantor terbuat dari kayu,


atau rotan, komputer, televisi, motor,
sepeda, taksi kendaraan angkutan
umum, peralatan dapur
Peralatan kantor terbuat dari besi,
pendingin udara, kipas angin,
kendaraan, bus, truk, kapal,
speedboat, mesin, jahit, pompa air,
dan lain-lain
Kapal penumpang, peralatan
navigasi, mesin berat untuk

Kelompok 4

20 tahun

5%

Properti gedung
permanen
Gedung tidak
permanen

20 tahun

5%

10 tahun

10%

10%

memproduksi tekstil, bahan kimia


dan lain-lain
Peralatan konstruksi, mesin uap,
jalan rel, lokomotif, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai