Moh. Syaifuddin, Fasihul Millah, Nihlatunnur, Meryda Ucinirvani, Yul Kifli Kiftoni, Shona Arum F, Dwi Janurianto,
M. Afif Ismail, Pambayun Purbandini, Naufal Aulia Adam, Shanti Candra Puspita
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: shanticepe@gmail.com
dilakukan. Percobaan ini bertujuan menganalisa sinyal keluaran
dari sumber arus AC pada osiloskop, menganalisa sinyal
keluaran pada rangkaian RC seri, RL seri, RLC seri serta
menentukan besar nilai tetapan waktu () pada rangkaian RL
seri dan RC seri. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini
adalah rangkaian RL, RC, dan RLC. Metodologi percobaan ini
dengan menggunakan sinyal generator dan osiloskop pada setiap
rangkaian RLC, RC, RL secara seri sehingga terjadi gejala
transien dan didapatkan sinyal keluaran. Sinyal keluaran dari
signal generator pada arus Alternating Current (AC) dapat
berupa sinyal kotak-kotak dan sinyal sinusoidal. Dan didapatkan
Sinyal keluaran dari rangkaian RL, RC, dan RLC. Sinyal
keluaran dari signal generator pada arus Alternating Current
(AC) dapat berupa sinyal kotak-kotak dan sinyal sinusoidal.
Sinyal keluaran dari rangkaian RL, RC, dan RLC terdapat
garis-garis lonjakan pada bagian puncak atau lembahnya inilah
gejala transien. Sinyal ini berbentuk kotak dan sinusoidal.
Didapatkan juga tetapan waktu untuk rangkaian RC seri
0,01692 , Rangkaian RL seri 0,360, Rangkaian RC parallel
0,00188, rangkaian RL parallel 0,040.
Kata Kunci Rangkaian RLC, konstanta waktu ,Gejala transien,
osiloskop
I. PENDAHULUAN
Gambar 1 kapasitor
dv v
+ =0
dt R
(1)
Tegangan awal dari kapasitor sama dengan sumber
tegangan Vs , atau
+
0
Gambar 2 Induktor
Fungsi-fungsi Induktor diantaranya adalah dapat menyimpan
arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi
tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus
searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipat gandakan
tegangan.[3]
Induktor dalam susunan rangkaiannya, dapat disusun secara
seri , pararel, dan kombinasi. Pada penyusunan pararel
Induktor dalam hal ini memiliki tegangan atau beda potensial
yang bernilai sama.Arus dalam induktor seri adalah sama,
tetapi tegangan yang dimiliki setiap induktor bisa berbeda.[2]
Beberapa karakter dari rangkaian resistor, inductor dan
kapasitor atau RLC bisa dilihat pada gambar 3 dimana
tegangan dan arus bergerak secara bersamaan. Arus listrik di
rangkaian ini akan mendapat hambatan dari ketiga komponen
ini. hambatan dari ketiganya disebut impedansi (Z).
(2)
=RC
(3)
v ( t )=V 0 e
(4)
V L +V R =0
(5)
di
+ Ri=0
dt
(6)
Dengan menggunakan persamaan differensial orde pertama,
didapatkan
i ( t )=i 0 eRt / L
Gambar 4 hubungan arus dan tegangan rangkaian RC
Sehingga didapatkan
rangkaian RL seri,[2]
(7)
konstanta
waktu,
untuk
L
R
(8)
Gejala transien adalah gejala peralihan atau perubahan
nilai tegangan atau arus meupun keduanya dalam jangka
waktu tertentu dari kondisi tetapnya (steady state). Gejala ini
terjadi pada rangkaian rangkaian yang mengandung
komponen penyimpan energy seperti kapasitor maupun
induktor. Gejala ini terjadi ketika energy yang diterima atau
dilepaskan pada komponen tersebut tidak berubah
seketika( arus pada induktor dan tegangan pada kapasitor).
Arus DC (Direct current) merupakan arus listrik yang
mengalir satu arah saja. Arus DC mengalir dari kutub positif
(potensial tinggi) ke kutub negatif (potensial rendah). Pada
arus DC besaran arus dan tegangannya konstan. Arus dan
tegangan DC biasanya digunakan pada peralatan elektronika.
Tegangan DC dapat dihasilkan dari sumer tertentu, semisal
Baterei,Accumulator (biasa disebut aki). Dan juga dihasilkan
dari penyearahan Arus AC.[1]
Arus AC (Alternating Curent) adalah arus listrik yang
mengalir bolak balik atau arus bolak-balik dimana arus dan
tegangan yang besar dan arahnya berubah-ubah terhadap
waktu secara periodik. Di Indonesia memiliki frekuensi
sebesar 50 KHz sedangkan tegangan maksimumnya sebesar
220 Volt serta tegangan efektifnya sebesar 220
2 volt.
II.
METODE
Gambar 6 Osiloskop
III.
100.000
Dirangkai alat
F.input
(Hz)
Variasi resistor
1000.000
F.input
(Hz)
10000.00
0
Ya
940mv
-340.000
106.400
578.400
980mv
V.max
(mV)
-340.000
105.300
578.700
V.min (mV)
F.out (kHz)
-180.000
1.031
569.400
-480.000
1.031
569.700
-180.000
1.031
569.600
1,160V
V.max (V)
V.min (mV)
F.out (Hz)
Tidak
Rms (mV)
Rms (mV)
1.300
-500.000
10.420
581.100
1.320
-500.000
10.420
577.700
1.320
-500.000
10.420
578.500
Disiapkan alat
Dihubungkan generator
AC pada rangkaian
578.100
780.000
F.input
(Hz)
10000.00
0
Mulai
106.400
780.000
1000.000
Rms (mV)
-340.000
Rms (mV)
1.020
-400.000
105.300
638.800
1.000
-400.000
105.300
637.600
1.000
V.max
(mV)
-400.000
105.300
637.700
V.min (mV)
F.out (kHz)
900.000
-300.000
1.031
632.900
860.000
-240.000
1.031
631.800
1140.000
-480.000
1.031
633.200
V.min (mV)
F.out (kHz)
1.280
-500.000
10.420
647.000
1.280
-520.000
10.420
647.200
1.300
-500.000
10.420
646.200
V.max (V)
Rms (mV)
Rms (mV)
F (Hz)
50
70
90
111
131
F (Hz)
131
111
90
70
1,040
0,4666
50
F (Hz)
131
111
90
70
50
F (Hz)
50
70
90
111
131