PEMBAHASAN
2.1
apakah
menerima
Pernyataan
ataupun
asumsi
kebenarannya
tersebut
atau
menolak
sementara
dinamakan
yang
pernyataan
dibuat
tersebut.
untuk
diuji
Hipotesa.
Tujuan dari Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga
dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan
keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan
atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan
kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang bersifat objektif.
2.2
tunggal
adalah
suatu
uji
hipotesis
statistik
yang
alternatifnya bersifat satu arah, yaitu wilayah kritis pada satu bagian
kurva saja
H0 : = 0, H1 : >0,
Dalam kondisi ini (H1 lebih besar dari harga yang dihipotesiskan) wilayah
kritis bagi hipotesis alternatif >0 berada seluruhnya di ekor kanan
sebaran tersebut
H0 : = 0,H1 : <0
Dalam kondisi ini (H1 lebih kecil dari harga yang dihipotesiskan) wilayah
kritis bagi hipotesis alternatif <0 berada seluruhnya di ekor kiri sebaran
tersebut
Contoh :
Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap produk mereka,
apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang di produksi dan di pasarkan masih
tetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya di ketahui bahwa
simpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari sample 50 kaleng yang di
teliti, di peroleh rata-rata berat bersih 375 gram.
Di soal diatas H0=400 gram dan H1<400, nilai yang ingin dihipotesiskan adalah 375
gram, dalam hal ini nilai yang ingin dihipotesiskan lebih kecil dari pada H1, sehingga
wilayah kritisnya berada berada di arah kiri.
spesifik
(misalkan
tidak
semua
dari
parameter
dinyatakan)
nol.
Keputusan
menolak
atau
menerima
hipotesis
nol
dengan
menolak
H0
dan
mempercayai
H1
padahal
b( x ; 20, 14 )
x=9
=1-
b(x ; 20, 14 )
x=0
= 1-0.9591 = 0.0409
2.3.2 GalatTipe 2
Menerima H0 padahal hipotesis itu salah, sehingga seharusnya H 0
ditolak.
Menghitung Galat Tipe II :
Peluang yang menyangkut kesalahan tipe II, dinotasikan dengan . Dari
contoh di atas, dihitung dengan mengambil nilai p tertentu, misalkan p =
(sebab > ) :
= P(error tipe II) = P(X 8 ; p = )
20
b( x ; 20, 14 )
x=9
= 0.2517
Nilai 0.2517 agak besar, suatu tanda prosedur pengujian yang agak jelek.
Kemungkinan menolak vaksin baru cukup besar, padahal sesungguhnya
lebih unggul dari pada vaksin lama.
Meminimumkan Galat Tipe II :
Untuk galat tipe II juga bisa dilakukan hal yang sama. Jika H0 salah dan
nilai benar untuk H1 adalah p = 1/2 , maka galat tipe II dapat dihitung
= np = (100)(1/2) = 50 dan
= npq= (100)(1/2)(1/2)=
Dari contoh di atas jelas terlihat bahwa galat tipe I dan galat tipe II akan
jarang sekali terjadi ukuran sampel diperbesar (dalam hal ini 100).
Keputusan
Menolak H0
Keadaan
sesungguhnya
Keadaan sesungguhnya
H0 Benar
H0 Salah
Keputusan tepat
I)
Menerima H0
Keputusan tepat
Keputusan
salah
(Galat
Tipe II)
Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Perhitungan Galat :
Oleh
karena
menyatakan
peluang
menolak
H0
padahal
Oleh
karena
menyatakan
peluang
menerima
H0 padahal
terhadap hipotesis
alternatif p >
Kasus ini dapat dituliskan sebagai berikut:
H0: p = ,
H1: p >
Keputusan didasarkan pada uji statistik X, yaitu banyaknya orang
dalam sampel yang mendapat perlindungan vaksin baru selama paling
sedikit dua tahun. X mempunyai nilai dari 0 sampai 20, yang dibagi
menjadi dua: lebih kecil dari 8 dan lebih besar dari 8. Semua nilai yang
lebih besar dari 8 disebut dengan daerah kritis dan yang lebih kecil dari 8
disebut daerah penerimaan. Nilai 8 disebut dengan nilai kritis. Jika x > 8
maka hipotesis H0 ditolak, dan sebaliknya jika x 8 hipotesis H 0 diterima.
Ada dua macam kesalahan yang terjadi: menolak H 0 yang ternyata benar
dan menerima H0 yang ternyata salah.
Soal 1
Suatu sampel acak berukuran n = 64 mengenai rata-rata berat badan
mahasiswa. Diketahui hipotesis nol adalah rata-rata berat badan = 68 kg
dan hipotesis alternatif adalah rata-rata berat badan 68 kg. Simpangan
baku untuk kasus ini diketahui, = 3.6
Maka:
x 1
= 67 dan
x 1
= 67 dan
Pembahasan:
Masalah ini adalah pengujian hipotesis
0
H0
H1
Tes statistik:
z=
= 68
( X 0)
/ n
(6768)
=2.22
3.6 / 64
z 2=
(6968)
=2.22
3.6 / 64
Kemudian hitung :
= P(x < 67, jika = 68) + P(x > 69, jika = 68)
= P(z < -2.22) + P(z > 2.22) = 2 P(z < -2.22)
= 2(0.0132) = 0.0264
x 2
= 69.
x 2
= 69,
(6770)
=6.67
3.6 / 64
z 2=
(6970)
=2.22
3.6 / 64
Kemudian hitung :
= P(67 X 68, jika = 70)
= P(-6.67 Z -2.22)
Oleh karena Z berdistribusi normal standar, maka:
= P(Z -2.22) - P(Z -6.67)
= 0.0132 0 = 0.0132
Soal 2
Dari soal sebelumnya, jika ruang sampel diubah menjadi n = 100
maka hitunglah kembali nilai dan .
Pembahasan:
Nilai x yang bersesuaian adalah:
z 1=
(6768)
=2.78
3.6 / 100
z 2=
(6968)
=2.78
3.6 / 100
Kemudian hitung :
= P(z < 2.78) + P(z > 2.78)
Karena z berdistribusi normal standar, maka:
= 2P(z < -2.78)
= 2(0.0027) = 0.0054
Nilai z yang berkorespondensi dengan adalah :
z 1=
(6770)
=8.33
3.6 / 100
Kemudian hitung :
= P(-8.33 z -5.56)
z 2=
(6870)
=5.56
3.6 / 100
Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritis (
x< x
).
Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis (
x> x
).