Sindrom Uremia adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat seperti insufisiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga di bawah 10 ml/menit(<10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD. Pada titik ini, nefron yang masih utuh tidak lagi mampu untuk mengompensasi dan mempertahankan fungsi ginjal normal. Manifestasi klinis sindrom uremia dapat dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu (1) pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, seperti ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa, retensi nitrogen dan metabolisme lain, serta gangguan hormonal, dan (2) abnormalitas sistem tubuh multipel. 1. Gangguan biokimiawi a. Asidosis metabolik pada uremia timbul karena ginjal yang rusak sudah tidak mampu lagi mengekskresi asam setiap hari disebabkan oleh sedikitnya nefron utuh yang masih berfungsi. Walaupun terdapat keseimbangan asam, HCO3- serum jarang menurun hingga di bawah 15 mEq/L karena terdapat penyangga kelebihan ion H+. Agaknya gejala-gejala anoreksia, mual, dan lelah yang sering ditemukan pada pasien uremia, sebagian disebabkan oleh asidosis. Salah satu gejala yang sudah jelas akibat asidosis adalah pernafasan Kussmaul, yang mana timbul karena kebutuhan untuk meningkatkan ekskresi karbon dioksida sehingga mengurangi keparahan asidosis. b. Ketidakseimbangan kalium Hiperkalemia timbul pada ESRD karena kegagalan ginjal dalam mengekskresi dan kegagalan pertukaran cairan intraselular ke ekstraselular akibat asidosis metabolik. c. Ketidakseimbangan natrium Pasien ESRD kehilangan fleksibilitas normalnya untuk mengekskresi berbagai Na+ sesuai dengan asupan Na+ sehingga kelebihan asupan Na+ dalam makanan mengakibatkan kelebihan volume ekstraselular dan hipertensi, sedangkan pembatasan asupan Na+ yang berlebihan dalam makanan mengakibatkan defisit volume ekstraselular dan penurunan GFR. d. Hipermagnesemia
Penderita uremia akan mengalami penurunan kemampuan untuk
mengekskresi magnesium. Namun biasanya hipermagnesemia bukan masalah yang serius, karena asupan magnesium biasanya menurun akibat anoreksia, berkurangnya asupan protein, dan penurunan absorpsi dari saluran cerna. e. Azotemia diindikasikan dengan peningkatan tajam kadar kreatinin serum dan BUN di atas nilai normal dan biasanya merupakan tanda awitan ESRD atau sindrom uremia. f. Hiperurisemia Peningkatan kadar asam urat serum dan pembentukan kristal-kristal yang menyumbat ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal akut atau kronik. Sebaliknya, pada stadium dini gagal ginjal kronik, dapat timbul gangguan ekskresi ginjal sehingga kadar asam urat serum biasanya meningkat. Namun, penderita uremia tidak jarang pula mengalami serangan artritis gout akibat endapan garam urat pada sendi dan jaringan lunak. 2. Gangguan kemih-kelamin Poliuria dan nokturia berkaitan dengan insufisiensi ginjal yang umumnya akan berlanjut menjadi oliguria dan anuria pada ESRD; urin menjadi isoosmotik, bersamaan dengan hilangnya kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. 3. Kelainan kardiovaskuler Hipertensi sering terjadi pada ESRD dan dapat merupakan akibat pelepasan renin atau peningkatan volume ekstraselular yang terjadi sekunder akibat penanganan garam dan air yang abnormal. Hipertensi menyebabkan hipertrofi otot jantung dan terkadang gagal jantung kongestif. 4. Perubahan pernapasan Pernafasan yang berat dan dalam (Kussmaul) pada pasien yang menderita asidosis berat. Namun, penderita asidosis sedang akibat insufisiensi ginjal kronik cenderung mengeluhkan dispnea pada waktu melakukan kegiatan fisik. Komplikasi lain pada pernafasan akibat gagal ginjal adaalh paru uremik dan pneumonitis. 5. Kelainan hematologi Anemia normokromik normositik secara khas terjadi pada ESRD, yang terutama disebabkan oleh penurunan produksi eritropoietin. Faktor-faktor yang ikut berperan adalah penurunan masa hidup eritrosit, defisiensi besi dan
asam folat, nutrisi yang buruk, kecenderungan perdarahan, dan hilangnya
darah secara iatrogenik. 6. Perubahan kulit Gambaran kulit menyerupai lilin, dan berwarna kuning akibat gabungan antara retensi pigmen urokrom dan pucat karena anemia, pruritus akibat deposit garam Ca++ atau PTH dengan kadar yang tinggi, perubahan warna rambut, dan deposit urea yang berwarna keputihan disebut kristal uremik. 7. Gejala dan tanda pada saluran cerna Mual, muntah, anoreksia, dan penurunan berat badan. Dapat ditemukan perubahan bau nafas menjadi bau amonia. Dapat terjadi stomatitis, parotitis, gastritis, diare. dan perdarahan saluran cerna. 8. Kelainan metabolisme intermedia pada protein, karbohidrat, dan lemak 9. Kelainan neuromuskular Gejala-gejala pada neuromuskular akibat gagal ginjal tahap akhir ialah penurunan ketajaman serta kemampuan mental untuk berpikir, apatis dan kelelahan. Penderita mengeluh merasa letih, lesu dan saat melakukan aktivitas sehari-hari harus beristirahat berulang-ulang. Penderita mengalami nyeri seperti terbakar, perasaan baal atau parastesia pada jari-jari kaki, kaki dan menjalar sampai ke tungkai. 10. Gangguan kalsium dan rangka Bila penderita gagal ginjal kronik dapat bertahan cukup lama, maka ketidakseimbangan kalsium dan fosfat yang disertai gangguan rangka tak mungkin terelakkan. Gangguan rangka disebut osteodistrofi ginjal yang terdiri dari tiga lesi.