PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
yang relatif tenang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sampai kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai
menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu
periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara
berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang
mengatur aktivitas kontraksi miometrium selam kehamilan, persalinan, dan
kelahiran.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan adalah power yang
merupakan kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari
ibu yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan; passage
merupakan bagian tulang panggul, seviks, vagina dan dasar panggul; passanger
terutama janin (secara khusus bagian kepala janin) plus sisa plasenta, selaput, dan
cairanketuban/amnion.
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala pertama dimulai dari saat
persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi menjadi
dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Kala kedua diawali dengan dilatasi
sempurna seviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Kala ketiga diawali dengan
dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta. Kala
keempat diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak
relaksasi lagi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi persalinan normal
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar.
Menurut cara persalinan ada dua yaitu :
a.
Partus normal
Partus normal adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus abnormal (luar biasa)
Partus abnormal ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesarea (SC). (Mochtar, 2002)
minum manis.
5. Membantu persalinan dan kelahiran bayi dengan baik sesuai standar
kebidanan, yaitu :
a.
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik, dan
menawarkan ibu posisi yang mana yang ibu inginkan dan membantunya
sesuaikeinginannya, mendekatkan alat-alat ke dekat tempat penolong.
Menunggu ibu saat ingin meneran, bila saat ibu meneran, bila saat ibu
meneran, pastikan bahwa kepala sudah selesai membuka jalan lahir, bila
sudah tampak kepala pada vulva walaupun his tidak ada berarti
pembukaan sudah lengkap, memimpin ibu untuk mengedan pada saat his
berikutnya, dalam keadaan penolong siap sesuai standar. Jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi
dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
b.
kepala bayi yang bagian bawah ke arah perineum tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan
hati-hati membantu kelahiran kaki, menilai keadaan bayi dengan cepat
(jika dalam penelitian terdapat jawaban tidak dari 5 pertanyaan, maka
lakukan langkah awal), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi bayi lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan) dan segera
mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian
tali pusat, jepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi.
c. Urut tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2
cm dari klem pertama (ke arah ibu), memegang tali pusat dengan satu
tangan, melindungi bayi dari gunting, dan memotong tali pusat diantara
kedua klem tersebut.
d. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil
tindakan yang sesuai.
e. Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya,
meletakkan kain bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan pada bayi yang kedua, memberitahu kepada
f.
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke
arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
i.
j.
k.
l.
dari pusat.
Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama, menyelimuti kembali bayi dan
menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih dan
m.
kering.
Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI, menganjurkan
p.
f.
g.
h.
i.
selaput ketuban.
Jika terjadi robekan pada selaput ketuban saat melahirkan plasenta,
dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan
jari-jari tangan atau klem atau cunam DTT atau steril untuk keluarkan
selaput ketuban yang dapat dicapai oleh jari-jari tangan tersebut. (Depkes,
2004).
4. Kala IV
Kala IV dimulai dengan observasi selama 2 jam post partum. Terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan seperti vital sign ibu dalam batas normal,
apakah kontraksi uterus baik, pastikan bahwa perdarahan per vaginam kurang dari
500 cc, plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap , pastikan kandung
kemih harus kosong dan jika terdapat luka-luka di perineum harus dirawat segera.
( Manuaba, 1998). Asuhan persalinan kala IV adalah sebagai berikut :
a. Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi bawah.
Misalnya jika dua jari bisa diletakkan di bawah pusat dan di atas fundus
uteri maka disebut dua jari di bawah pusat.
b. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
c. Periksa perineum dan perdarahan aktif, misalnya apakah dari laserasi atau
episiotomi.
d. Evaluasi keadaan ibu secara umum.
e. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala empat persalinan
di halaman belakang partogram segera setelah asuhan diberikan atau
setelah penilaian dilakukan (Depkes, 2004).
BAB III
KESIMPULAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala pertama
dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini
terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Kala kedua diawali
dengan dilatasi sempurna seviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Kala ketiga
diawali dengan dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan keluarnya
plasenta. Kala keempat diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika
uterus tidak relaksasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan, Edisi Baru dengan
Resusitasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana,
EGC, Jakarta.
F. Gary Cunningham et.al, Williams Obstetrics, Edisi 22. McGraw-Hill
10
Professional.
Affandi, B., 2002, Asuhan Persalinan Normal, Edisi Kedua, JNPK KR, Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi, Buku
Kedokteran, Jakarta.
11