Alat Berat
Alat Berat
JALAN DI PEDESAAN
Ir.JONI HARIANTO
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Uraian Umum
Sistim pondasi jalan tanpa penutup adalah merupakan sistim konstruksi
perkerasan jalan yang tidak menggunakan lapisanan permukaan/lapis penutup
seperti Aspal Beton, Penetrasi Macadam dll, tetapi hanya menggunakan agregat
(kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya, direncanakan sedemikian rupa dengan
memperhitungkan ketebalan dan sistim pengaliran airnya sehingga konstruksi ini
akan mampu memikul beban serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Untuk
pelaksanaan pembuatan jenis konstruksi ini sangat mudah dan tidak
membutuhkan peralatan yang rumit maupun penggunaan alat-alat berat.
Penggunaan sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup ini dianjurkan untuk kondisi
lalu lintas ringan, sehingga penggunaan sistim ini adalah merupakan suatu
altematif pilihan untuk pembanguanan jalan dengan biaya murah tetapi relatif
tahan terhadap cuaca sehingga sangat sesuai untuk pembuatan jaringan jalan di
pedesaan.
1.2. Latar Belakang
Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada,
semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas, baik arus
pergerakan barang maupun manusia. Khusus didaerah pedesaan masih banyak
yang belum menyadari akan pentingnya kondisi dari permukaan jalan ini terbukti
karena masih banyaknya jalan-jalan didaerah pedesaan yang kondisinya rusak
berat seperti adanya lobang-lobang dan amblas pada permukaan jalan tersebut
terutama diwaktu musim hujan. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena pada
umumnya permukaan jalan tersebut tidak diberi lapisan permukaan yang mampu
memperkecil pengaruh air terhadap badan jalan. Untuk membuat suatu lapis
permukaan/penutup seperti Aspal Beton atau yang lainnya akan membutuhkan
biaya yang relatif mahal sehingga hal ini tidak dapat dilaksanakan karena pada
umumnya dana untuk pembangunan jalan pedesaan terbatas.
1.3. Maksud danTujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengupas masalah
pemakaian sistim lapis pondasi jalan tanpa penutup pada jalan dipedesaan
karena untuk pembangunan jalan dengan menggunakan jenis konstruksi ini tidak
membutuhkan biaya yang mahal karena bahan yang akan dipergunakan
umumnya dapat menggunakan bahan setempat seperti pasir dan kerikil.
Jenis konstruksi ini juga cukup mampu untuk memikul beban kenderaan
serta menghindarkan kerusakan badan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh air
terutama diwaktu musim hujan.
1 .4. Permasalahan
Lapis pondasi tanpa penutup termasuk dalam sistim perkerasan lentur
sehingga untuk pembahasannya terdapat banyak masalah, permasalahanpermasalahan tersebut antara lain:
Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis bahan
yang cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan nilai CBR > 50 % dan plastisitas Index ( PI ) < 4
%. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan
semen (soil cement base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Material
yang umum digunakan dilndonesia untuk lapisan pondasi atas sesuai dengan
jenis konstruksinya adalah:
- Tanah campur semen (soil cement base)
- Aggregat klas A (sistim podasi aggregate)
- kerikil (Pondasi Macadam)
Sifat
Agregat Klas A
Agregrat B
Abrasi Agregat kasar
0 40%
0 50%
(AASHTO T 96-74)
Index Plastisitas (PI)
06
4 10
(AASHTO T 90 -70)
Batas Cair
0 35
(AASHTO T 89-68)
Bagian yang lunak
05
(AASHTO T 112-78)
CBR (AASHTO T193)
80 min
35 min
Rongga
dalam
agregat
14 min
10 min
mineral pada kepadatan max
Tabel 2.1 : Persyaratan lapis pondasi agregat
Macam ayakan
Persen berat lolos
(mm)
Agregat klas A
Agregat klas B
63,0 (2 )
100
100
37,5 (1 )
100
67 100
19,0 ( )
65 81
40 100
9,5
42 60
25 80
4,75
27 45
16 66
2,36
18 33
10 55
1,18
11 25
6 45
0,425
6 16
3 33
0,075
08
0 20
Tabel 2.2 : Persyaratan gradasi lapis pondasi agregat
II.5. Lapis resap pengikat / lapis perekat (prime coat/tackcoat)
Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum beraspal
berfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan
perkerasan diatasnya. Sedangkan tackcoat adalah laburan aspal pada permukaan
yang sudah beraspal, berfungsi untuk memberi ikatan antara permukaan tsb
dengan lapisan perkerasan diatasnya .
! Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk primecoat adalah :
- AC 10 ( penetrasi 80-100 ), AC 20 ( penetrasi 60-70 ) diencerkan dengan
minyak tanah 80 PPh ( 80 bagian minyak dengan 100 bagian aspal ) atau
disesuaikan kebutuhan dilapangan.
- MC 30 ( aspal cair / Cutback Asphalt)
- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )
Bahan yang digunakan untuk Tackcoat adalah :
- AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60-70) diencerkan dengan
minyak tanah 25 sid 30 PPh (25/30 bagian minyak dengan 100 bagian
aspal) atau disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan
- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )
! Takaran Pemakaian
a. Untuk prime coat
- Untuk lapisan pondasi agregat
0,4 -1,3 l/m2
- Untuk lapisan pondasi tanah semen
0,2 -1,0 l/m2
b. untuk tackcoat
Jenis bahan
Permukaan baru,
Permukaan tua/lapuk
permukaan tua/licin
Cut back 25 pph
0,15 l/m2
0,15 0,35 l/m2
Aspal emulsi
0, 41 l/m2
0,40 1,00 l/m2
! Suhu Penyemprotan
Jenis Bahan Pengikat
Batas Suhu Penyemprotan
Cutback 25 pph
110 +/- 10 *C
Cutback 50 pph (MC 70)
75 +/- 10 *C
Cutback 75 pph (MC 30)
45 +/- 10 *C
Cutback 100 pph
30 +/- 10 *C
Tabel 2.4: Persyaratan Suhu Penyemprotan
II .6. Lapisan permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan terletak paling atas. Lapis
permukaan ini berfungsi antara lain:
1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan gaya lintang dari beban roda
kenderaan
2. Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat
cuaca.
3. Sebagai lapisan aus (wearing course)
Bahan yang umum digunakan untuk lapis permukaan (surface Course) ini al:
- Aspal campuran panas ( Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I
AC
- Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis Slurry seal,DGEM, OGEM
dan Macadam emulsion
- Lapisan Penetrasi Macadam (Lapen)
- Labur Aspal satu lapis (Burtu)
- Labur aspal dua lapis (Burda)
- Laburan Aspal (Buras)
- Lapisan tipis as buton murni (Latasbum)
- Lapisan as buton agregat (Lasbutag)
- Lapisan tipis aspal pasir (Latasir)
BAB III
PEMADATAN
III.1. Uraian Umum
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas/memukul/mengolah).
Tanah
yang
dipakai
untuk
pembuatan
tanah
dasar
pada
jalan,
tanggul/bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini dilakukan untuk
memperoleh
! Menaikan kekuatannya.
! Memperkecil daya rembesan airnya.
! Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.
III .2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalah
sebagai
berikut :
2003 Digitized by USU digital library
BAB IV
SISTIM LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP
IV.1. Uraian Umum
Seperti diketahui bahwa kondisi permukaan jalan adalah sangat rentan
terhadap pengaruh adanya air. Permukaan jalan tanah misalnya, akan sangat
keras bila musim panas dan sanggup menahan kenderaan berat seperti truck
dengan beban yang berat sekalipun tanpa terjadi amblas. Tetapi bila terjadi hujan
dan air hujan tersebut telah meresap kedalam tanah maka permukaan jalan yang
tadinya keras, akan berubah menjadi lunak sehingga tidak dapat lagi menahan
berat kenderaan, apabila kenderaan dipaksakan melewatinya maka roda
kenderaan akan amblas masuk kedalam tanah sehingga lambat laun jalan akan
rusak.
Dengan berkembangnya teknologi konstruksi jalan maka untuk
menghindarkan hal tersebut, permukaan jalan pada umumnya diberi lapis
penutup/lapis permukaan, dimana fungsinya selain untuk memberikan
kenyamanan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menghindari
pengaruh air terutama diwaktu musim hujan. Bahan konsrtuksi lapisan
penutup/lapisan permukaan tersebut dapat terdiri dari Aspal Beton campuran
dingin (Cold MIx) ataupun Aspal Beton campuran panas (hot mix) yang pada
umumnya telah kita kenai secara luas, selain itu ada juga Penetrasi Makadam,
lapisan tipis aspal pasir (latasir) dan As Buton. Biaya konstruksi untuk pembuatan
lapis penutup tersebut umumnya relatif mahal dan memerlukan peralatanperalatan mekanik seperti alat pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant), Asphalt
Finisher (alat penggelar aspal) dan alat-alat pemadat mekanik.
Untuk
pembuatan jalan dipedesaan maka penggunaan lapisan penutup tersebut sulit
untuk dilaksanakan karena umumnya dana dan peralatannya terbatas.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penggunaan sistim lapis pondasi jalan
tanpa penutup adalah merupakan pilihan untuk pembangunan jalan dengan biaya
murah tetapi relatif tahan terhadap cuaca.
Sistim pondasi jalan tanpa penutup termasuk jenis perkerasan lentur
dimana konstruksi perkerasan jalan yang ada tidak menggunakan lapisan
penutup seperti yang telah diuraikan diatas tetapi hanya menggunakan agregat
(kerikil/pasir) pada lapisan permukaanya, direncanakan sedemikian rupa dengan
memperhitungkan ketebalan dan sistim pengaliran airnya sehingga konstruksi ini
akan mampu memikul beban serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Untuk
10
#
#
#
#
No.Ayakan (mm)
Persen Berat lolos
19,000 mm
100
4,750 mm
51 74
0,425 mm
18 36
0,075 mm
10 22
Tabel 4.1. Persyaratan Gradasi
e. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembuatan lapis pondasi tanpa penutup klas C dapat
diuraikan sbb:
- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dengan
membuang rumput-rumput dan jenis tanah humus yang ada dipermukaan
jalan, setelah itu permukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dan
dibentuk dengan memperhatikan kemiringan sehubungan untuk pengaliran
air. Apabila permukaan tersebut sudah rata maka dapat dilanjutkan dengan
proses pemadatan .
- Bahan lapis pondasi (kerikil/padas) dapat digelarkan/dihamparkan pada tanah
dasar/badan jalan apabila permukaanya telah benar-benar padat, rata dan
telah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang dihamparkan kira kira 18 cm.
Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki sedangkan untuk perataannya
dapat dilakukan dengan plat papan perata.
- Apabila bahan lapis pondasi telah selesai dihampar den diratakan serta telah
mempunyai nilai ketebalan sesuai dengan yang ditentukan maka pekerjaan
pemadatan dapat dilakukan pada bahan tersebut. Yang perlu diperhatikan
sewaktu pemadatan adalah penambahan air pada permukaan pondasi
sehingga pemadatan dapat dilakukan dengan optimum sehingga hasilnya
akan memuaskan.
IV. 3. Water Bound Macadam (Makadam Ikat Basah )
a. Pengertian
Lapis pondasi jalan tanpa penutup Waterbound Macadam adalah jenis
pondasi yang dipakai sebagai pondasi jalan dimana permukaan jalan tersebut
tidak akan ditutup dengan aspal untuk waktu yang relatip lama, jenis pondasi ini
dipakai pada ruas-ruas jalan yang volume lalu lintasnya masih rendah sehingga
jenis ini sangat sesuai digunakan pada jalan-jalan di pedesaan.
Gambar IV.2. Potongan Melintang Jalan dengan lapis Water Bound Macadam
11
b. Fungsi
Lapis pondasi jalan tanpa penutup Waterbound Macadam ini berfungsi
antara lain:
! untuk menghindari pengaruh air terhadap permukaan jalan
! memikul beban lalu lintas
! menyebarkan beban roda kelapisan dibawahnya
! sebagai lapis peresapan
c. Bahan
Bahan yang dipergunakan untuk membuat jenis lapis pondasi ini adalah
sbb:
! Kerikil pecah
! Batu pecah
! pasir
d. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan yang harus dipenuhi supaya hasil pekerjaan
memuaskan adalah sbb:
# Bahan harus bebas dari gumpalan lempung (tanah liat)
# Bahan harus be bas dari material organik (humus/tumbuhan membusuk)
! Nilai Abrasi Maksimum 40 %
! Indek Plastis 4% sId 12 %
! Batas Cair Maksimum 35 %
! Susunan Gradasi
A. Agregat kasar
#
#
#
#
#
No.Ayakan (mm)
Persen Berat Lolos
75 mm
100
63 mm
95 100
50 mm
35 70
35.5 mm
0 15
25 mm
05
Tabel 4.2. Persyaratan Gradasi Agregat Kasar
B. Agregat Halus
No.Ayakan (mm)
Persen Berat Lolos
# 9,5 mm
100
# 4,750 mm
70 95
# 2 mm
45 65
# 1 mm
33 60
# 0,425 mm
22 45
# 0,075 mm
10 - 28
Tabel 4.3. Persyaratan Gradasi Agregat Halus
e. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembuatan lapis pondasi tanpa penutup Waterbound
Macadam dapat diuraikan sbb:
- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dengan membuang
rumput-rumput dan jenis tanah humus yang ada dipermukaan jalan, setelah itu
permukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dan dibentuk dengan
memperhatikan kemiringan sehubungan untuk pengaliran air. Apabila
permukaan tersebut sudah rata maka dapat dilanjutkan dengan proses
pemadatan .
- Bahan agregat kasar (kerikil pecah I batu pecah) dapat digelarkan/dihamparkan
pada tanah dasar/badan jalan apabila permukaanya telah benar-benar padat,
rata dan telah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang dihamparkan kira kira
12
DAFTAR PUSTAKA
1. " Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Jalan , Ditjen Bina Marga.
2. "Mix Design Method For Asphalt Concrete and Other Hotmix Type",
Asphallnstitute College Park, Maryland.ss
3. " Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton ( LASTON )", Ditjen Bina Marga.
4. " Bitumenous Material in Road Construction" , Departement of scientific and
Industrial research, Road Research Laboratory, London, 1962
5. " Spesifikasi Umum", Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga
6. Yoder, E.J And Witczak, MW " Principles Of Pavement Design ", A Willey
Interscience Publication, Newyork-Chichester-brisbane- Toronto, 1975.
7. Soedarsono, D.U "Konstruksi Jalan Raya" , Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
1979.s
13