Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM PATOLOGI KLINIK

SISTEM NEUROPSIKIATRI

Dosen Pembimbing: dr. Tri Ariguntar, SpPK


Kelompok 6 Cempaka Putih
Nama Anggota:
Afifah Qonita

2013730123

Anggun Fatmasari Yekti

2013730124

Aulia Ariesta Kusuma Putri

2013730127

Bayu Setyo Nugroho

2013730130

Deni Nelissa

2013730133

Dias Rahmawati Wijaya

2013730134

Dien Rahmawati

2013730135

Dyoza Ashara Cinnamon

2013730139

M Hakam Al Hasby

2013730150

Nia Fitriyani

2013730161

Virni Tiana Aprielia

2013730186

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum patologi klinik ini.
Penulis membuat makalah ini dengan tujuan untuk mendalami ilmu patologi klinik dalam
Sistem patologi klinik, serta memberi beberapa informasi penting kepada pembaca.
Dalam penulisan praktikum ini, penulis mengalami beberapa kendala, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Tri Ariguntar SpPK dan Staf Laboratorium FKK yang
telah membimbing serta memberikan penjelasan yang sangat penting bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan
praktikum patologi klinik ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk memperbaiki segala kekurangan dan
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, Maret 2016

Kelompok 6 Cempaka Putih

PENDAHULUAN

Cairan otak terutama dibuat oleh pleksus koroideus yang terdapat pada ventrikel tertius,
ventrikel quartus dan ventrikel lateralis melalui proses ultrafiltrasi plasma darah. Setelah
terkumpul dalam ventrikel quartus, cairan otak akan masuk ke kanalis spinalis dan sebagian ke
ruang subarachnoid yang menyelubungi seluruh medulla spinalis dan permukaan otak melalui
foramen Magendi dan Lushka. Reabsorbsi cairan otak melalui villi arachnoid ke dalam sinus
dural.
Fungsi cairan otak adalah sebagai pelindung otak bila terjadi trauma, sebagai bahan
lubrikasi sistem nervus sentralis membantu transport nutrisi dan pelepasan hasil metabolisme.
Dalam keadaan normal jumlah cairan otak seluruhnya 120-150 ml, jernih, tidak berwarna serta
mengandung sedikit sel lekosit, glukosa dan protein.
Berbagai kelainan intracranial dapat menyebabkan perubahan pada cairan otak.
Pembentukan cairan otak dapat meningkat atau berkurang bila terdapat gangguan pada pleksus
koroideus. Gangguan pada blood brain barrier atau sawar darah otak akan menyebabkan
perubahan pada komposisi cairan otak.
A. Tujuan Praktikum

Mengetahui adanya kandungan protein dan globulin dalam cairanotak

Mengidentifikasi adanya cairan eksudat dan transudat yang terdapat dalam cairan otak

Mengetahui jumlah protein yang terdapat dalam cairan otak

B. Tinjauan Teori

Proses
Pembentukan : di buat oleh Plexus Choroideus yang terdapat pada ventrikel tertius,
ventrikel quartus dan ventrikel lateralis melalui Proses Ultrafiltrasi plasma darah.
Sirkulasi
Ventrikel lateral & tertius, ventrikel quartus canalis spinalis foramen magendi
& luska ruang sub arachnoid (medulla spinalis) & permukaan otak
Penyerapan: villi arachnoid sinus -sinus duralis

Nilai Normal Pada Cairan Otak


Tekanan : 70 150 mm
Volume : 90 150 ml
Berat Jenis : 1,006 1,008
Sel : 0 5 sel/mm3
Protein : 20 50 mg/dl
Klorida : 118 132 mEq/L
Glukosa : 50 80 mg/dl

Fungsi Cairan Otak


Sebagai alat pelindung
Sebagai bahan lubrikasi
Pelepasana hasil metabolisme

Punksi Lumbal
Indikasi Diagnostik
o Mendiagnosis meningitis
o Mengetahui adanya perdarahan subarachnoid
o Mengetahui adanya tumor atau keganasan
o Memasukkan bahan kontras
Indikasi terapi
o Mengeluarkan darah dari ruang subarachnoid.
o Pemberianobat atau anestesi spinal.
Kontra Indikasi
o Infeksi epidural
o Infeksi kulit sekitar tempat punksi
o Kelainan anatomi tempat punksi misalnya skoliosis

C. Alat dan Bahan


o Tabung reaksi

o Pipet mikro

o Fotometer 5010 d

o Blanko dan larutan standar

o Larutan Fenol jenuh (tes pandy)

o Larutan ammonium sulfat jenuh (tes nonne apelt)

o Cairan otak

o Kamar Hitung Improved Neubauer


o Sarung tangan
o Pipet Pasteur

o Mikroskop

o Sentrifius
D. Percobaan

Tes Makroskopis
Warna : kuning
Kekeruhan : keruh
Bekuan : tidak ada bekuan

. Tes Mikroskopi
Tes Hitung Jumlah Sel
o Prinsip : menghitung jumlah sel leukosit cairan otak menggunakan kamar
hitung
o Cara Kerja :
-

Masukkan cairan turk ke dalam pipet lekosit sampai 0,5

Masukkan cairan otak ke dalam pipet lekosit sampai 11

Aduk rata, lalu teteskan pada kamar hitung yang sudah ditutupi kaca
penutup

Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 45x

o Hasil :

Tes hitung jenis sel


o Prinsip : menghitung presentase jenis sel leukosit dalam cairan otak
o Cara kerja :
Cairan otak disentrifius 1500-2000 rpm selama 10 menit. Sedimen yang
terbentuk dibuat hapusan, biarkan kering kemudian warnai. Diantara 100 sel
lekosit hitunglah sel mononukleus dan polimorfonukleus
o Hasil :

Tes Biokimia
Tes protein (Pandy)
o Prinsip : Albumin dan Globulin di presipitasi larutan fenol jenuh
o Cara kerja :
-

Masukkan 1 ml larutan fenol jenuh ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1 tetes cairan otak

Amati timbulnya kekeruhan

o Hasil : Setelah melakukan percobaan sesuai dengan prosedur, kami mengamati


bahwa hasil dari percobaan adalah positif (+) dengan demikian bahwa cairan otak
tersebut positif protein atau positif terdapat albumin dan globulin

Tes Nonne Apelt (Ross Jones)


o Prinsip : globulin dispresipitasi oleh ammonium sulfat jenuh
o Cairan :
-

Masukkan 1 ml larutan ammonium sulfat jenuh ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1 tetes cairan otak perlahan

Amati ada tidaknya prespitasi berbentuk cincin putih pada batas kedua lapisan

o Interpretasi :

o Hasil : Setelah melakukan percobaan sesuai dengan prosedur, kami mengamati


percobaan tes nonne apelt bahwa hasil negative (-) atau tidak terbentuk cincin
dengan demikian maka cairan otak negative globulin.

Tes Glukosa
Metode : heksokinase
Prinsip : tambahkan reagen terhadap sampel yang mengandung glukosa, maka
Glukosa+ ATP

HK

Glukosa-6P + ADP

Heksokinase mengkatalisis fosforilase glukosa menjadi glukosa-6-fosfat oleh ATP


Glukosa-6P + NADP

G6P-DP

Glukonat-6P + NADPH + H

Konsentrasi glukosa sebanding dengan NADPH yang terbentuk


Cara kerja :
o Isilah masing-masing tabung spectrophotometer
Tabung 1 (T1) = Blanko 1000
Tabung 2 (T2) = Blanko 1000

+ standar 100

Tabung 3 (T3) = Blanko 1000

+ cairan otak 100

o Sebelum dimasukan ke dalam spectrophotometer, dikocok terlebih dahulu selama


15 menit
o Kemudian masukan ke spectrophotometer dan catat hasilnya
Hasil :
T1 = 1,346
T2 = 1,422
T3 = 1,403

Kadar glukosa =

dengan nilai rujukan pada anak-anak 60-80 mg/dl dan dewasa 40-75 mg/dl sehingga
pada percobaan yang telah kami lakukan, sampel memiliki kadar glukosa yang normal

DAFTAR PUSTAKA

Smith P.G, Kjeldsberg R.C: Cerebrospinal, Synovial and Serous Body Fluids in Clinical
Diagnosis and management by Laboratory Methods, W.B. Saunders Company. 19 Ed.1996,
457-467.
Mahar Mardjono, Priguna S: Dasar-dasar pemeriksaan neurologic khusu dalam Neurologi Klinis
Dasar, Dian Rakyat, 416-422
Fiscbach FT: Cerebrospinal fluid Studies in A Manual of Laboratory & Diagnostic Tests, 5 Ed:
1995, 278-300.
Wallach. J. Interpretasi of Diagnostic test, 7 Ed, Lippincoh Philadelphia 2000, 263-269.

Anda mungkin juga menyukai