Disusun Oleh:
Kelompok 2
Resta M. Oktavianai
Siti Nurkhodimah
Nita Sri Yusnita
Heni Apriani
Yeti Aryanti
Yanti Sukartini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.
Makalah ini berjudulEtika Pelayanan Nasabah. Dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman
dari materi ini.Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas
Pelajaran Etika Pelayanan Nasabah.
Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun.
Bantarujeg,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Etika Perbankan...........................................................................3
2.2 Etika Melayani Nasabah................................................................................4
2.3 Memahami Keinginan Nasabah.....................................................................4
2.4 Etika Penampilan Pribadi...............................................................................4
2.5 Sikap dan Perilaku.........................................................................................4
2.6 Penampilan.....................................................................................................6
2.7 Cara Berpakaian.............................................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan
suatu norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsipprinsip moral atau nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta
tugas dan tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan
mencegah hal yang tidak baik.
Kode etik dapat dikatakan sebagai suatu aturan atau ketentuan yang
mengatur baik atau buruk suatu sikap yang harus dijalankan atau ditinggalkan
oleh anggota suatu organisasi profesi misalnya : IDI, IBI, IAI
Kode Etik Perbankan ialah suatu aturan permainan sebagai norma para
bankir
yang
merupakan
sopan
santun
dalam
menjalankan
usahanya.
Merupakan suatu etika atau kebiasaan baik dalam menjalankan kegiatan usaha
perbankan yang diterima, dipatuhi, dan ditaati oleh para bankir. Etika tersebut
mengandung norma dan prinsip-prinsip moral bankir dalam menjalankan
usahanya.
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang mengelola uang masyarakat,
mempunyai tanggung jawab besar yang harus disertai kejujuran dan dedikasi yang
merupakan unsur penting dalam kepercayaan. Bisnis Perbankan dilandasi oleh
kepercayaan dari masyarakat kepada bank. Masyarakat percaya bahwa
simpanannya aman di tangan bankir professional.
Kepercayaan masyarakat ini sangat erat hubungannya dengan perilaku dan
kehidupan para pengurus dan karyawan bank. Hal ini berarti dari bankir dituntut
memiliki moral dan penghayatan akan kode etik perbankan sebaik mungkin.
Penghayatan ini akan dapat dilaksanakan dan diterapkan, jika ada unsur pemaksa
akan kepatuhan bankir kepada peraturan yang telah dituangkan dalam suatu
ketentuan yang disepakati bersama.
Kita mengenal adanya asosiasi profesi, yaitu suatu wadah profesi yang
berperan sebagai sumber kemajuan keahlian, bagi perumus dan pengawas etika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Perbankan
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan
suatu norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsipprinsip moral atau nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta
tugas dan tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan
mencegah hal yang tidak baik
Etika merupakan tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Khusus
untuk dunia perbankan masalah etika sangat perlu untuk diketahui dan dijalankan.
Nasabah yang datang ke bank sekalipun tanpa diundang merupakan tamu penting,
tamu kehormatan yang harus diberikan pelayanan yang maksimal. Agar nasabah
merasa
dihargai,
dihormati
dan
diselesaikan
masalahnya,
setiap
karyawan bank perlu memahami etika perbankan. Tanpa etika perbankan yang
benar maka kemungkinan bank akan kehilangan nasabahnya.
Dalam praktiknya secara garis besar dasar-dasar dalam etika perbankan
yang harus dijalankan oleh setiap karyawan adalah sebagai berikut:
a) Ingin membantu setiap keinginan dan kebutuhan nasabah sampai tuntas.
b) Selalu memberi perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi nasabah.
c) Sopan dan ramah dalam melayani nasabah tanpa melakukan diskriminasi
dalam bentuk apapun.
d) Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap tindak
tanduk para nasabah.
e) Menjaga perasaan nasabah agar tetap merasa tenang, nyaman dan
menimbulkan kepercayaan.
f) Dapat menahan emosi dari setiap kasus yang dihadapi terutama dalam
melayani nasabah yang berprilaku kurang baik.
g) Menyenangkan orang lain merupakan sikap yang harus selalu ditunjukkan
oleh setiap karyawan bank.
2.2 Etika Melayani Nasabah
1) Mengenal dan mengetahui kemauan nasabah
2) Menginformasikan produk produk bank
3) Tidak memaksakan kehendak
3
4)
5)
6)
7)
8)
SAW
bersabda
bahwa
salah
satu
adalah mudahbersahabat dengan orang lain, dan orang lain pun mudah bersahabat
dengannya. Al-Quran memerintahkan dengan sangat ekspresif agar kaum muslim
bersifat lemah lembut dan sopan santun mana kala berbicara dan melayani
pelanggan atau nasabah. Allah berfirman:
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu
bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah
kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada
kamu,
dan
kamu
selalu
berpaling.
(QS.
Al-Baqarah:
83)
2.6 Penampilan
Dalam melayani nasabah, karyawan bank dituntut untuk berpenampilan
semenarik mungkin, karena penampilan adalah hal pertama yang dilihat oleh
nasabah. Secara umum penampilan yang prima yang ditampilkan oleh setiap
pegawai bank adalah:
a) Wajar maksudnya sikap dan tindakan setiap karyawan bank tidak dibuatbuat.
b) Dalam hal berpakaian harus selalu rapi, serasi dan bersih, dan tidak
menggunakan aksesoris dan make-up yang berlebihan.
c) Selalu mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah dengan nasabah,
termasuk ucapan terima kasih.
d) Selalu bersikap optimis dan tidak pesimis serta tidak ragu-ragu dalam
bertindak, sehingga mampu memberikan kepada nasabah atas layanan
yang diberikan.
e) Berprilaku yang baik lincah, gesit, mudah bergaul, dan cepat tanggap
namun tidak over acting didepan nasabah atau tamu yang pada akhirnya
dapat membuat nasabah jengkel.
f) Lemah lembut dan sopan santun dalam melayani tamu atau nasabah,
membuat nasabah merasa dihargai oleh karyawan bank.
g) Selalu memberikan perhatian, tidak cuek dalam menghadapi tamu atau
nasabah, dalam hal ini nasabah merasa memperoleh perhatian serius.
h) Selalu suka membantu sehingga nasabah merasa ringan dalam menghadapi
urusannya.
2.7 Cara Berpakaian
Cara berpakaian merupakan salah satu bagian dari penampilan. Pakaian
menunjukkan kepribadian seseorang. Dalam hal memberikan pelayanan cara
berpakaian mendapat perhatian khusus.
Dalam praktiknya cara berpakaian yang baik adalah menggunakan pakaian
dinas yang sudah ditentukan pada hari-hari tertentu, gunakan pakaian yang necis
dan rapi, gunakan tanda pengenal yang telah diwajibkan, gunakan sepatu dan kaus
kaki yang serasi dengan pakaian dan tidak diperkenankan memakai sendal
dikantor, masukkan baju kedalam celana sehingga terlihat rapi dan janganlah
sesekali menggunakan baju yang keluar
proses pelayana return atau bagi hasil, termasuk kategori umum tercapainya
kepuasan nasabah.Sesuai dengan topik utama yang diterbitkan majalah gontor,
ada beberapa poin yang penulis dapat sampaikan mengenai pelayanan yang
ideal kepada nasabah, yaitu:
1) Untuk memberikan service plus kepada para nasabah, dapat dimulai dari
dari kondisi bangunan. Akses ke kantor bank yang mudah dijangkau oleh
masyarakat. Akses kekantor bank yang mudah dijangkau oleh masyaraka,
kenyamanan dan keamanan tempat parkir kendaraan yang disediakan.
Penataan letak (Lay Out) yang diatur secara rapi sehingga memiliki fungsi
yang teratur antara bangunan kantor, lapangan parkir, pelatakan mesin
ATM, Musholla, keadaan toilet yang bersih, dan lain-lain. Di dalam
ruangan terdapat mesin antrian nasabah, peletakan brosur, slip setoran dan
penarikan yang tertata baik dan kenyamanan banku untuk menunggu
antrian nasabah, ruang yang dilengkapi dengan pendingin ruangan yang
membuat nasabah nyaman berada di bank.
2) Produk yang ditawarkan nasabah kepada merupakan pengembangan dari
produk produk yang diinginkan nasabah pada saat ini. Tidak selamanya
bank syariah melakukan pemasaran produk melalui pendekatan haramhalal kepada nasabah. Namun pada saat ini, nasabah yang dibutuhkan
adalah produk yang halal dan memberikan keuntungan lebih dari bank
yang lain serta kemudahan yang diperoleh dari pemakaian produk bank
syariah. Biasanya kebutuhan nasabah terhadap produk-preoduk bank, yaitu
nasabah menginginkan suatu produk baik tabungan, deposito, dan produk
lainnya yang memiliki tingkat bagi hasil yang tinggi atau kompetitif
dengan produk-produk perbankan yang lainnya. Teknologi yang
mendukung dari produk itu seperti tabungan yang dilengkapi fasilitas ATM
yangdapat ditarik diseluruh ATM yang on-line diseluruh Indonesia atau
dan ketika nasabah di luar negeri dapat menarik uang di ATM. Melalui
ATM bank nasabah dapat melakukan pembayaran berbagai macam tagihan
sehingga memberika kemudahan kepda nasabah. Teknologi yang saat ini
dikembangkan sebuah bank pada saat in yaitu nasabah tidak perlu lagi ke
ATM untuk mentransfer uang dan membayar berbagai macam tagihan,
8
nasabah
yaitu
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika Perbankan ialah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan
suatu norma sopan santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsipprinsip moral atau nilai-nilai (Values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta
tugas dan tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dan
mencegah hal yang tidak baik.
3.2 Saran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etika melayani nasabah.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
12
DAFTAR PUSTAKA
http://etikaperbankan.blogspot.com/
http://google.com/
13