Oleh :
Kelompok 1
(125070218113056)
(125070218113044)
Muchamat Dafit F F
Sasmito Utomo
(125070218113033)
(125070218113062)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka
kami
dapat
menyelesaikan
Makalah
yang
berjudul
Makalah
kritik
dan
saran
dari
semua
pihak
sangat
penulis
harapkan
demi
pihak-pihak
yang
membantu
dalam
menyelesaikan
makalah
ini,
khususnya kepada :
1. IbuNs. Laily Yuliatun, S.Kep, M.Kepdosen pembimbing kami pada mata kuliah
Fundamental Of Pathophysiology Reproductive System .
2. Orang tua dan teman-teman anggota kelompok.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi
mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................
1.3 TUJUAN......................................................................................................
BAB II KONSEP DASAR ......................................................................
2.1DEFINISI.......................................................................................................
2.2ETIOLOGI.....................................................................................................
2.3EPIDEMIOLOGI
..................
2.4FAKTOR RESIKO............................................................................................
2.5MANIFESTASI KLINIS....................................................................................
2.6KLASIFIKASI.................................................................................................
2.7PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.........................................................................
2.8PENATALAKSANAAN.....................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
3.1KESIMPULAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga venereal, berasal dari
kata venus, yaitu dewi cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit ini
biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan dengan
berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual
yang sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini. (Ajen Dianawati,
2003)
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal diseases)
telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di Indonesia,
yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya peradaban dan
ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru,
dan istilah venereal diseases berubah menjadi sexually transmitted diseases
atau infeksi menular seksual (IMS). (Somelus, 2008)
Penyakit menular sexual atau yang biasa di singkat PMS adalah
penyakit yang menyebar terutama melalui kontak atau hubungan sexual ,
dimana salah satu pasangan menularkan suatu organisme baik itu virus atau
bakteri
sebgai
penyebab
penyakit
ke
pasangannya
misalnya
saat
berhubungan seks baik secra oral, vaginal, anal dan lainnya. Akan tetapi
tidak semua penyekit menular seksual ini mempengaruhi organ-organ seks.
(Katrina Smith, 2005)
1.2
RUMUSAN MASALAH
Definisi PMS ?
Etiologi PMS ?
Epidemiologi PMS ?
Faktor resiko PMS ?
Manifestasi klinis PMS ?
Klasifikasi PMS yang meliputi :
Menjelaskan HIV / AIDS ?
Menjelaskanpenyakittrikomoniasisvaginalis ?
MenjelaskanpenyakitHPV ?
Menjelaskanpenyakitsifilis ?
Menjelaskanpenyakitklamidiasis ?
Menjelaskanpenyakit hepatitis B ?
Menjelaskanpenyakitgonorrhea ?
Menjelaskanpenyakit herpes genetalia?
Pemeriksaan diagnostik PMS ?
4
1.3
Penatalaksanaan PMS ?
TUJUAN
Untuk mengetahui macam-macam penyakit menular sexual (PMS)
Untuk mengetahui
definisi samapai penatalaksanaan medis
penyakit menular sexual (PMS)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI
Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi organisme yang
utamanya menulara melalui kontak seksual yang meliputi kontak oralgenital. Penularan PMS juga dapat terjadi dari ibu kepada janin dalam
kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah, transfer jaringan
yang tercemar atau menular melalui alat kesehatan.
2.2
ETIOLOGI
Disebabkan oleh organisme penyebab penyakit seksual yang
menular
seksual
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
agen
penyebabnya, yakni:
a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema
pallidum,
Chlamydia
trachomatis,
Ureaplasma
urealyticum,
scabei
2.3
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia PMS telah mulai menjalar dengan perkembangan
Angka insidensi sifilis dan gonorrhea pada lak-laki sedikit lebih tiggi
dari pada perempuan.
2.4
-
FAKTOR RESIKO
Resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotik akibat pemakaian
antibiotik bebas. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya bakteri
resisten terhadap antibiotik.
Prostitusi
Berganti-ganti pasagan
Ketidaktahuan
Mobilitas penduduk
Pelancong
PSK
Peandu narkoba
Homoseksual
Pekerja kesehatan
2.5
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang ditemukan berdasarkan organisme yang
menginfeksi
dan
infeksi
terjadi,
namun
pada
umumnya
beberpa
Keluar nanah kenyal kuning kehijuan dari vagina, penis atau dubur
Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing
Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak
ada hubungannya dengan haid),
2.6
KLASIFIKASI
Hiv/ aids
8
a) Definisi
Suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh infeksi virus HIV
(Human Immunoeficiency Virus). Pada kebanyakan kasus infeksi
HIV menyebabkan acquiredimmune deficiency syndrome (AIDS).
AIDS didefinisikan oleh center for disease control and
prevention sebagai HIV dengan indikator penyakit penyerta
meliputi (1) infeksi orportunistik tertentu, (2)kanker tertentu,
seperti sarkoma kaposi,limfoma, dan karsinoma servikalis atau
anal invasif; (3) penyakit neurologis penyerta; dan (4) peumonia
berulang .
b) Epidemiologi
Di Indonesia dilaporkan dari bali padabulan april tahun
1987. penderitanya adalah seorang wisatawan belanda yang
meninggak di RSUP sanglah akibat infeksi sekunder pada paruparunya. Sampai dengan akhir tahun 1990.peningkatan kasus
HIV/AIDS masih diangga belum mengkawatirkan. Tetapi sejak
tahun1991 waktu yang dibutuhkan untuk peningkatan HIV/AIDS
menjadi dua kali lipat (doubling time) sudah kurang dari
setahun. Bahkan selama triwulan pertama tahun 1993 sudah
terjadi peningkatan pesat. Sampai akhir tahun 1996 terdeteksi
501 orang yang menderita dari 119 kasus AIDS dan 382 HIV+
yang dilaporkan dari 19 propinsi . itu gambaran umum puncak
gunug es kasus HIV/AIDS.
c) Etiologi
HIV/AIDS disebabkan oleh dua jenis retrovirus yang
berkaitan , dikenal dengan HIV-1 dan HIV-2 , HIV -1 kerap
ditemukan di afrika tengah dan timur, amerika ,eropa ,serta Asia
. HIV-2 kerap ditemukan di Afrika Barat ,prancis dan portugal.
Retrovirus ditransmisikan melalui pertukaran cairan tubuh (mis :
semen,darah) atau melalui transfusi darah. Individu yang
terinfeksi akan mendapatkan uji HIV selama beberapa minggu
dan kemungkinan selama 1 tahun. Kecepatan perkembangan
penyakit ini bervariasi . waktu rekaan perkembangan AIDS
adalah 10 tahun.
9
d) Faktor resiko
e) Patofisiologi
Virus HIV masuk kedalam tubuh melalui semen,cairan vagina dll.
Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4
(limfosit T4, Monosit, Sel dendrit , Sel langerhans)
Mengikat Molekul CO4
Memiliki sel target dan memproduksi virus
Sel limfosit T4 hancur
Imunitas tubuh menurun
Infeksi oportunistik
Sist. Pernafasan sist. Pencernaan sist.integumen
sist. Neurologis
10
Peradangan pd
ssp
Jaringan paru
peradangan pd mulut
timbul lesi
Sesak
gatal, nyeri,bersisik
f) Manifestasi klinis
Gejala gejalanya sangat luas dapat mengenai berbagai organ :
Pernapasan
1
penyakit.
Mendahului
diagnosa
jika
Gastrointestinal
1
Kanker
1
Neurologis
1
Leukoensefalopati
multifokal
progresif
(LMP)
suatu
Integumen
Sarkoma
kaposi,
herpes
simpleks,
herpes
zozter,
dan
g) Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosa infeksi HIV
o
Urinalisis
PPD
h) Penatalaksanaan
Tujuan-tujuan pengobatan termasuk mengobati infeksi infeksi
yang berkaitan degan HIV dan malignansu. Menghentikan
pertumbuhan dan replikasi HIV melalui agen-agen antivirus,
serta
augmentasi
dan
pemulihan
sistem
imun
melalui
penggunaan immunomodulator.
Pengobatan infeksi-infeksi yang berkaitan dengan HIV
1
13
jelas
dan
mencakup
regimen
multiobat
yang
Terapi spiritual
Terapi psikologis
Dll.
i)
Pence
gahan
14
Petugas
kesehatan
yang
harus
hati
hati
terhadap
penanganan medis.
Vaginitis
a) definisi
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
berbagai bakteri. Parasit atau jamur. Infeksi ini sebagian besar
terjadi karena hubungan sexual. Bakteri yang dominan adalah
lactobacillus achidophilus.
Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling
sering terjadi dipelayanan primer. Pada sekitar 90% dari
perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis
bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis. Vaginitis merupakan
infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka
vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak
dan kemerahan,terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi
pada umumnya infeksi tinggal terbatas. (Prawirohardjo,
Sarwono. 1976) ).
b) Infeksi penyebab
Tiga infeksi tersering adalah
1. Vaginitis bacterialis (40-50%)
2. Vaginitis kandidiasis (20-30%)
3. Vaginitis trikomonalis (15-20%)
c) Epidemiologi
Sumber yang kami tuliskan disini berdasarkan tinjauan
epidemiologi di Amerika Serikat dan Skandinavia untuk tiga
penyebab utama vaginitis: kandidiasis, trikomoniasis, dan
vaginosis bakteri. Insiden kandidiasis telah meningkat secara
dramatis selama dekade terakhir, dengan peningkatan
persentase non-albicans strain Candida. Namun, di Skandinavia
15
f) Klasifikasi
A Vaginitis bakterialis, (40-50%)
VB dikaitkan dengan infeksi genitalia bagian atas secara
perkontinuitatum,
melalui
kenalis
servikalis
dengan
endoservitis secara dominan oleh gardnerella vaginalis.
Untuk menegakkan diagnosis dikemukakan 4 kriteria
cairan vagina homogen
pH vagina di atas 4,5;
ciaran vagina berbau ikan (wiff test);
16
h) Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang paling bermanfaat adalah
preparat basah dari sekret vagina. Pada pemeriksaan ini bisa
ditemukan organisme penyebab dan sel polimorfonuklear.
Kultur bermanfaat bagi infeksi kandida dan trikomonas
diagosis vaginitis bacterialis(BV) ditegakkan berdasarkan tiga
dari empat kriteria berikut
o
pH vagian >4,5.
i) Penatalaksanaan keperawatan
dari
sekali
dalam
sebulan.
j) Penatalaksanaan medis
Hpv
18
a) Definisi
Human Papiloma Virus ( HPV ) adalah virus yang mudah menular
dan sering menyebabkan kandiloma akuminata, kadang-kadang
disebut kutil venereal. Kutil ini dapat ditemukan di serviks dan
dinding vagina, uretra, bokong, anus, dan genitalia eksterna.
HPV adalah virus penyakit menular seksual yang paling umum.
b) Klasifikasi
HPV merupakan virus DNA dengan klasifikasi :
Familia
: Papovaviridae
Genus
: Papillomavirus
Spesies
: Human Papillomavirus
c) Epidemiologi
HPV merupakan penyakit infeksi menular sexual yang paling
umum di dunia. Resiko seumur hidup untuk infeksi HPV serviks
telah diperkirakan hingga 80%. Namun, pravelensi infeksi
dilaporkan bervariasi tergantung pada rentang usia populasi dan
metode deteksi yang digunakan. Analisis terbesar sampai saat
ini termasuk 1.016.719 perempuan dari studi antara 2005-2009
yang memiliki sitologi normal dan diuji untuk HPV genital dengan
alat tes PCR atau hybrid. Pravelensi di seluruh dunia untuk
semua jenis HPV diperkirakan 11,7 %. Pravelensi tertinggi
berada di sub Sahara Afrika ( 24%), Eropa Timur ( 21,4%),
Amerika Latin ( 16,1%), Asia Tenggara ( 14%). Pravlensi rendah
ditemukan di daerah sumber daya yang lebih tinggi termasuk
Amerika Utara ( 4,7%), Eropa Selatan ( 8,8%), Eropa Barat ( 9%)
Di seluruh dunia, usia tertinggi pravalensi spesifik ditemukan
pada wanita kurang dari 25 tahun ( 24% ) dan pada usia 35-44
% tahun sekitar ( 9%)
d) Etiologi
a. Veruka pada genital umumnya disebabkan oleh HPV tipe 6,
11, 16, 18, dan 31 atau oleh kombinasi di antaranya
19
membelah
misalnya
dalam
berkali-kali
kasus
bila
HIV,
respons
kehamilan,
imun
rendah
merokok
atau
malnutrisi
e. HPV tidak dapat disembuhkan. Individu yang terinfeksi akan
selalu membawa virus
e) Faktor Resiko
a. Perilaku sexual
b. Penyakit HIV AIDS
c. Koitus anal atau vaginal tanpa perlindungan
d. Internal Watersports ( berkemih ke dalam rongga tubuh
seperti vagina atau anus )
e. Fisting ( memasukkan jari, jari-jari atau pergelangan ke dalam
anus )
f.
Seks oral-anal
menyerupai
veruka
menyebar,
membesar,
dan
kecil,
struktur
khas
menyatumembentuk
g) Patofisiologi
Etiologi seperti aktifitas sexual dg bergonta ganti pasangan ,
respons autoimun, dll
Sifat kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas yg tegas
dg jaringan norrmal. Ada pula yg menjadi displastik dan ditandai
21
oleh atipi inti sel, mitosis tak terkontrol dan perubahan kromosom.
Beberapa diantaranya berlanjut menjadi karsinoma dan ditandai
oleh invasi sel ke jaringan sekitarnya ataupun metastase jauh ke
organ lain
h) Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemakaian asam asetat 3% pada epitel yang terinfeksi dapat
menunjukkan
pemutihan
perubahan
aseton
white
laboratorium
dapat
mewarnai
antigen
kapsid
dilumuri
pada
kaca
dan
diperiksa
dengan
perubahan
abnormal
pada
sel,
misalnya
dioleskan
pada
malam
hari
dua
kali
e. Pertimbangkan
terapi
yang
lain,
termasuk
bedah
krio,
Setelah terapi
o
gunakan
alat
pengering
dengan
set
aliran
terendah
-
24
kelahiran
karena
tindakan
ini
menimbulkan
kanan
atau
kiri
bukan
menggunting
k) Komplikasi
a. Papilloma saluran pernafasan dapat menutup jalan
nafas, menyebabkan gangguan pernafasan. Lesi ini
dapat berulang dalam beberapa minggu pembuangan,
memerlukan pembedahan yang sering. Papilloma jalan
nafas dapat menjadi ganas, terutama jika mereka telah
diobati dengan radiasi
b. Beberapa tipe HPV genital ( terutama HPV 16 dan tipetipe terkait ) dihubungkan dengan displasia servikal
dan Ca Serviks, walapun yang terakhir ini jarang pada
penderita pediatri
Sifilis
a) Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri treponema pallidum yang masuk kedalam tubuh manusia
melalui selaut lendir atau kulit. Dalam beberapa jam, bakteri
akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat sehingga dapat
menyeber ke seluruh tubuh melalui aliran darah
b) Epidemiologi:
25
d) Faktor resiko
-
Pelacuran
e) Klasifikasi
-
26
f) Manifestasi klinis
-
27
28
g)
Patofisologi
Sex beresiko
tinggi
Orangtua yang
k
sifilis
Pajanan
treponema
paldium
Kontak
langsung
Kuman
masuk
melalui
selaput lendir
Membentuk
ulkus di
genetalia pada
wanita di labia
mayor dan minor
Kuman
berkembang
biak
Jaringan bereaksi
membentuk
infiltrasi terdiri
atas sel limfosit,
sel-sel plasma,
pembuluh darah
kecil berprolifersi
dikelilingi T.
pallidum
Timbul kelainan
Kuman
menyebar
Infeksi
sistemik
Pada
neurologi
terjadi
inflamasi dan
cairan sekitar
otak serta
spinal cord
menengitis
Keluar cairan
seropurulen
Chancre
terbentuk
Seminggu setelah afek
primer terjadi
pembesaran kelenjar
getah bening
Kuman masuk ke
area lebih dalam
Hygine rendah,
virulensi kuman tinggi
Gangguan
integritas
kulit
Berubah jadi
ulkus
Gangguan
citra diri
Resiko
penyebaran
infeksi
29
h) Pemeriksaan diagnostik
-
i) Penatalaksanaan medis
-
30
j) Penatalaksanaan perawat
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan halhal sebagai berikut
o
Klamidia
a) DEFINISI
Clamidia trachomatis adalah parasit intraseluler gram negatif
yang bentuknya lebih kecil dari bakteri dan lebih besar dari
virus. Organism ini merupakan agens utama bakteri penyebab
infeksi menular seksual (IMS).
b) EPIDEMIOLOGI
a. infeksi oleh Chlamydia trachomatis telah teridentifikasi pada
50% laki-laki yang mengalami uretritis nonspesifik dan 2060% wanita penderita gonore.
b. penyakit klamidia merupakan penyakit IMS yang paling
umum terjadi daripada gonore.
c. 5% bayi yang lahir di amerika serikat menderita infeksi
klamidia, 50% diantaranya mengalami konjungtivitis dan 20%
diantaranya mengalami pneumonia.
c) ETIOLOGI
a) klamidia sering ditemukan berkaitan dengan IMS lainnya.
31
aktivitas
klamidia
Hydrogen peroxid
Infeksi asendens
PID
32
Gejala inflamasi
demam
nekrosis
RUPTUR
Perdarahan
infertil
e) MANIFESTASI KLINIS
A. meskipun pasien yang mengalami infeksi klamidia mungkin
asimtomatik, pasien bisa mengalami tanda dan gejala antara
lain:
1
umum
a rabas vagina mukopurulen dan berbau busuk yang
mengalir dari ostium uteri serviks
b eritema, edema, dan kongesti pada serviks dan vagina
2. Servisitis
a. ektopi cobblestone
b. meningkatnya perdarahan
c. rabas mukopurulen dari ostium uteri
3. uretritis
a. disuria ringan atau nyeri abdomen bawah
b. piuria steril
c. awitan yang bertahap
d. rabas mukopurulen yang berasal dari uretra
B. klamidia dapt menyerupai kondisi berikut:
1
servisitis mukopurulen
infeksi uretra
PRP dan perihepatitis akut
konjungtivitis neonates dan pneumonia
33
f) DIAGNOSIS
Diagnosis infeksi C. trachomatis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium .
pemeriksaan laboratorium merupakan dasar dalam menegakkan
diagnosis. Pada pemerksaan laboratorium, infeksi C. trachomatis
pada genital ditegakkan bila dijumpai suatu tes chlamydial yang
positif, serta tidak dijumpai kuman penyebab spesifik. Untuk
laboratorium dengan fasilitas yang terbatas, sebagai pedoman
infeksi C. trachomatis pada pria member gejala berupa secret
uretraeropurulen/mukopurulen serta ditemukan sel PMN > 5 Ipb
dan tidak ditemukan diplokok negative gram intra/ekstra sel
pada pemeriksaan sediaan apus secret uretra. Sedangkan pada
wanita adanya secret serviks sero/mukopurulen dan sel PMN >
30 Ipb serta tidak ditemukan kuman diplokok gram negative
intra/ekstraseluler pada sediaan apus T. vaginalis.
g) PENATALAKSANAAN
A. curigai adanya klamidia pada kondisi berikut:
1. jumlah sel darah putih (SDP) terlalu banyak untuk dihitung
pada slide sediaan basah tanpa disertai bakteri atau jamur
dalam jumlah banyak.
2. dugaan IMS lain telah disingkirkan atau diobati, namun
tidak berhasil (khususnya bila rabas vagina berbau busuk,
mukopurulen yang menunjukkan gonore atau klamidia).
3. terjadi disuria dan sering berkemih, dugaan ISK serta
uretritis telah disingkirkan.
4. terdapat servisitis
6. hasil pap smear menunjukkan klamidia.
7. terdapat riwayat klamidia, khususnya yang disertai gejala.
8. pasangan pasien menderita uretritis yang bukan
disebabkan gonokokus
B. Uji semua pasien obgin yang baru dan mereka yang diduga
atau terpajan klamidia.
1. kultur jaringan spesifik
2. uji deteksi cepat untuk antigen klamidia
- nilai prediksi positif 100% nilai prediksi negative 9498%.
34
Hepatitis B
a) DEFINISI HEPATITIS B
Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang paling berbahaya.
Penyakit ini lebih sering menular dibandingkan hepatitis jenis
lainnya. Hepatitis B menular melalui kontak darah atau cairan
tubuh yang mengandung virus hepatitis B (VHB / HBV)
b) EPIDEMIOLOGI
-
35
bayinya
cukup
tinggi.
Berdasarkan
penelitian
Transfusi darah
d) FAKTOR RESIKO
Penderita HIV
Penderita hemodialisis.
36
e) PATOFISIOLOGI
f) MANIFESTASI KLINIS
a) Hepatitis B akut
o
Mual
Muntah
b) Hepatitis B kronik
o
Mudah lelah
37
Cemas
Mual
Muntah
Merasa lemas
g) KOMPLIKASI
Sirosis
hati
mengakibatkan
sekelompok
kerusakan
penyakit
sel
hati
hati
kronik
dan
sel
yang
tersebut
h) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menggunakan tes laboratorium HBsAg test, anti HBs dan anti
HBc
o
kekebalan
(adanya
replikasiinti
sel)
serum
yang
sangat
penting
karena
dapat
i) PENATALAKSANAAN MEDIS
Interferon alfa merupakan protein alami yang disintesis oleh
sel-sel system imun tubuh sebagai respon terhadap adanya
inducer (virus, bakteri, parasite atau sel kanker ). Fungsinya
sendiri digunakan untuk memberikan perbaikan parameter
biokimia dan kerusakan sel-sel hati pada sekitar 25-50%
pasien.
Efek samping :
o
Gejala flu
Mengggil
Nyeri kepala
Lamivudin
merupakan
antivirus
jenis
nukleotida
yang
pembentukan
meredakan
DNA.
peradangan
Fungsinya
hati,
digunakan
mengurangi
jumlah
untuk
virus
Nyeri perut
39
Sakit kepala
Demam
Kulit kemerahan
Pembesaran hati
infeksi
hepatitis
kronis
pada
pasien
yang
Mengantuk
Nyeri kepala
Diare
j) PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Lakukan tirah baring
Penderita sebaiknya tirah baring dan tidak bekerja saat
mengalami fase akut. Umumnya, penderita akan merasa
lebih baik jika membatasi aktivitas hariannya. Prinsipnya,
istirahat akan menjamin tubuh melakukan pemulihan sel-sel
yang rusak
Pilihan minuman, makanan, dan obat yang tepat
Perawat memberitahukan kepada pasien untuk menghidari
alcohol
dan
obat-obatan
yang
dapat
membebani
atau
Gonorea
a) Definisi
Penyakit gonore adalah penyakit seksual yang sering terjadi.
Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae (Diplococcus
gram negatif) yang bersifat purulen dan menyerang permukaan
mukosa manapun di tubuh manusia.
b) Epidemiologi
Gonore adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Pada tahun 1964 WHO memperkirakan terjadi 65 juta kasus baru
gonore setiap tahunnya di dunia. Sampai dengan tahun 1972
terjadi peningkatan 17,5% pada populasi di dunia. Di Amerika
Serikat terjadi peningkatan yang mencapai puncaknya pada
tahun 1975 yaitu antara 473 per 100.000 penduduk pertahun,
kemudian menurun 342 per 100.000 penduduk pada tahun
1987. Pada tahun 2010, total 309.341 kasus gonore dilaporkan
terjadi dengan rate 100,8 per 100.000 penduduk, terjadi
peningkatan 2,9% dari tahun 2009 namun secara keseluruhan
terjadi penurunan 15,8% selama periode 2006-2010
41
c) Etiologi
Gonore merupakan infeksi mukosa pada epitel koumnar yang
ditularkan melelui hubungan seksual dan disebabkan oleh
neisseria gonorrhoaeae. Secara morfologik gonococcus ini terdiri
atas 4 tipe,yaitu: tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat
virulen,serta tipe 3 dan 4 tidak mempunyai pili dan bersifat non
virulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan
reaksi radang.
d) Factor resiko
Berganti-ganti pasangan
mempunyai mitra seksual yang sudah terinfeksi penyakit ini.
Tidak mengguanakan
seksual
kondom
e) Patofisiolgi
Faktor berganti-ganti
pasangan
Menular melalui
hubungan seksual
(genitor-genital,
orogenital,
anogenital)
PMS
Disebabkan
Gonokokus menempel
ke dalam sel epitel
melalui vili yang ada
dipermukaan bakteri
pada
saat
berhubungan
Faktor : bakteri
neiseria
gonorrhea
(konokokus)
42
serum
Gonokokus
terpajan ke
komplemen
system
imun
IgA
Difagositosi
s oleh
neutrofil
Menyerang dengan mudah jika
gonokokus virulen yang
mengandung vili, protein,
membrane bagian luar
lipopolisakarida, protease IgA
Berkembang
dan
menginduksi
reaksi radang
leukositer
Melekat secara
langsung
Wanita : kelenjar
skene, batholini,
endometrium, tuba
falopi, ovarium
Laki-laki : prostat,
vas deferens,
vesikula seminalis,
epididimis, testis
Mengganggu
fungsi genetalia :
Mengganggu
fungsi genetalia :
Cairan penis
abnormal, sering
BAK dan terasa
sakit, anus gatal
nyeri dan terjadi
perdarahan.
Menginfeksi uretra,
endoserviks, saluran
anus, konjungtiva dan
faring
Infeksi
meluas
f) Manifestasi klinis
a. Pada wanita
o
b. Pada pria
o
g) Komplikasi
a. Kompliasi pada pria
o
Tysonitis :
Kelenjar tyson ialah kelenjar yang menghasilkan
smegma. Infeksi biasanya terjadi paada penderita
dengan preputium yang sangat panjang dan
kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat
berdasarkan ditemukan butir pus atau pembengkakan
pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus
tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber
infeksi laten.
Paraureritis
Sering pada orang dengan orifisium eksternum yang
terbuka atau hipospadi. Infeksi pada duktus ditandai
dengan butir pus pada kedua muara parauretra.
Litritis
Tidak ada gejala khusus hanya pada urin ditemukan
benang benang atau butir butir. Bila salah satu
saluran tersumbat, dapat terhjadi abses folikular.
Didiagnosis dengan uretroskopi.
Cowpreritis
44
Prostatitis
Prostatitis akut ditndai dengan perasaan tidak enak
didaerah perineum dan suprapubis , malese, demam ,
nyeri kencing sampai hamaturi, spasme otot uretra
sehingga terjadi retensi urin,tenesmus ani, sulit buang
air
besar
dan
obstipasi.
Vesikulitis
Gejala subyektif merupakan gejaka protatis akut. Pada
pemeriksaan melalui rectum dapat diraba vesikula
seminalis yang membengkak dan keras seperti
sosis,memanjang seperti prostat.
Vas deferentitis
Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen
bagian bawah pada sisi yang sama
Epididimitis
Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap
epididimitis biasanya disertai deferntitis. Keadaan yang
mempermudah timbulnya epididimitis adalah trauma
pada uretra posterior yang disebaklan oleh salah
penanganan atau kelalaian penderita sendiri. Faktor
yang mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi
yang terlalu sering dilakukan, cairan irigator terlalu
panas atau pekat , instrumentasi yang kasar atau
aktivitas seksual yang berlebihan. Epididimitis dan alur
spermatika membengkak dan teraba panas, juga
testis sehingga menyerupai hidrokel sekunder.
Trigonitis
Trigonitis menimbulkan
terminal dan hematuria
gejala
poliuria,
disuria
Uretritis
Biasanya gejala ringan atau tanpa gejala, fluor sedikit.
Gejala utama ialah disuria, kadang kadang poliuria.
Pada pemeriksaan orifisium uretra ekstrnum tampak
merah , edematosa dan ada sekret mukopurulen.
45
Servisitis
Biasanya gejala ringan , dapat asymptomatis. Pada
pemeriksaan tampak serviks merah dengan erosi dan
sekret mukupurulen
Parauretritis
Penyumbatan saluran kencing
Bartholitis
Labium mayora pada sisi yang terkena membengkak ,
merah
dan
nyeri
tekan.
Kelenjar
bartholini
membengkak dan nyeri sekali bila penderita berjalan
dan penderita sukar untuk duduk. Bila saluran kelenjar
tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui
mukosa kulit
h) Pemeriksaan diagnostic
-
i) Penatalaksanaan medis
1. Medikamentosa
2. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan
tentang:
47
Herpes genital
a) Definisi
Herpes Genetalis adalah penyakit virus yang sangat menular
yang disebarkan melalui kontak fisik intim atau kontak seksual
dan disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang mana
dapat menyebabkan ulserasi pada area genetal. Infeksi ini akan
ada sepanjang hidup yang berfek pada daerah vulva, meliputi
kulitm anus dan serviks pada wanita dan pada pria pada penis
dan sekitar kulit
b) Epidemiologi
Berdasarkan jurnal tahun 2010 oleh Gilbert dkk Prevalensi
genetal herpes pada tahun 2006 hingga 2009 oleh studi analisis
American CollageHealth Associations di Amerika adalah 10.6%
pada umur sekitar 20 hingga 29 tahun dan lebih dari 90% pasien
tidak menyadari akan penyakit ini, hassilnya dijumpai 18,4%
pada wanita dan 7.1% pada pria.
c) Etiologi
Terdapat dua jenis HSV, dan keduanya dapat menginfeksi kulit
dan selaput lender
-
d) Manifestasi Klinis
Pada Episode pertama
o
Nyeri
Rasa tersengat
Terbakar
Episode berulang
o
48
e) Patofisiologi
f) Pemeriksaan Diagnostik
-
Pemeriksaan
imunoperoksidase
tak
langsung
dan
imunofloresensi langsung memakai antibody poliklinal
memberikan kemungkinan hasil positif palsu dan negative
palsu.
Dengan
memakai
antibody
monoklal
pada
pemeriksaan imunofluoresensi, dapat ditentukan tipe virus.
Pemeriksaan imunofluoresen memerlukan tenaga yang
terlatih dan mikroskop khusus. Pemeriksaan antbodi
monoclonal dengan cara mikroskopik imunofluoreses tak
langsung dari kerokan lesi, sensitivitasnya sebesar 78-88%
g) Penatalksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat mengatasi herpes
genetalis secara keseluruhan, namun perlu diperhatikan,
seperti :
-
Asiklovir (zovirus)
Famsiklovir
Valasiklovir
Adalah suatu ester dari asiklovir yang secara tepat dan hampir
lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan
meningkatkan bioavabilitas asiklovir sampai 54%. Oleh karena
itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obar
dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir
1000 mg telah dibandingkan dengan asiklovir 200 mg 5 kali
seharo selama 20 hari untuk terapi herpes genitalis episode
awal.
2.7Pemeriksan Diagnostik
-
Pengambilan spesimen
Pemeriksaan bimanual
Pemeriksaan anoskopi
Tes darah
Tes Urin
2.8Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien IMS yang efektif berdasarkan jenis infeksi yang
terjadi, pengobatan antimikroba untuk memperoleh kesembuhan dan
menurunkan tingkat penularan. Selain itu diperlukan monitoring dan
penanganan untuk mencapai derajat kesehatan reproduksi yang baik.
Komponen penatalaksanaan IMS meliputi:
1. Anamnesis tentang riwayat infeksi/ penyakit,
2. Pemeriksaan fisik dan pengambilan spesimen/bahan pemeriksaan,
3. Diagnosis yang tepat,
4. Pengobatan yang efektif,
5. Nasehat yang berkaitan dengan perilaku seksual,
6. Penyediaan kondom dan anjuran pemakaiannya,
7. Penatalaksanaan mitra seksual,
8. Pencatatan dan pelaporan kasus, dan
9. Tindak lanjut klinis secara tepat.
51
BAB III
KESIMPULAN
52
DAFTAR PUSTAKA
Benson Ralph, Penoll Martin. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta:EGC
Manuaba I.A Chandranita, Manuaba I. B Gde, Manuaba I. B., 2009. Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta:EGC
Timmreck Thomas.2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta:EGC
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011. Kementerian
Kesehatan RI 2011
daedi.com.penyakit-menular-seksual (diakses tanggal 9 Desember 14 Pkl 15:50
WIB)
Muninjaya,A.A.gede.1999.AIDS di Indonesia : masalah dan kebijakan
penanggulangannya.jakarta;EGC
Kurniawati,dian.dkk.2007.Asuhan keperawatan pada pasien Terinfeksi
HIV/AIDS .jakarta;salemba medika
Kee,joyee L. 1996.Farmakologi : pendekatan proses keperawatan.jakarta;EGC
Brasher,valentina L .2007. aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan &
manajemen.jakarta ;EGC
Baughman,Diane C.2000.keperawatan medikal bedah.jakarta;EGC
Manuaba, Ida Bagus, Gde, penuntun kepanitraan klinik obstetri dan ginekologi
Ed.2 Jakarta EGC, 2003
Davey, Patrick, at glance medicine penerbit erlangga, 2006
53
Manuaba, Ida Bagus Gde ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta: ECG , 1998
Sumber :Department of Obstetrics and Gynecology, Jefferson Medical College,
Thomas Jefferson University, Philadelphia, PA 19107.
American Journal of Obstetrics and Gynecology (Volume 165, Issue 4, Part 2,
October 1991, Pages 11681176)
Wheeler Linda, 2003. Buku Saku Perawatan Pranatal dan PascaPartum. Jakarta :
EGC
Marlene, Rebecca, Kathryn . Woman and Health second edition . AP
Behram, Kliegman, Arvin , 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2 Edisi
15.
Jakarta : EGC
Otto E. Shirley, 2003. Buku Saku keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Morgan Geri, Hamilton Carole, 2009. Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi
Edisi 2. Jakarta : EGC
Coffin, LS; Newberry, A, Hagan, H, Cleland, CM, Des Jarlais, DC, Perlman, DC
(January 2010). "Syphilis in Drug Users in Low and Middle Income Countries".
The International journal on drug policy
Hayes, C peter dkk. 1997. Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC
Heffner, J Linda dkk.2005. At a Glance Sistem Reproduksi edisi kedua.EMS
Morgan,geri dkk.2003. Obsetri & Ginekologi panduan praktik.Jakarta: EGC
Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas IX. Quadra
Wahab, A samik.2000.Ilmu Kesehatan Anak vol 2. Jakarta: EGC
Tambayong, jan.2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
Yudarsono. 1987. Infeksi Chlamydia pada Genitalia. Bali: Kursus Penyegar
Penyakit Seksual PADVI.
Geri morgan DKK. Obstetric & ginekologi : panduan praktik ed.2. 2003.
Jakarta. EGC
(Behrman, 2009). Tambayong, Jan.,1999. Patofisiologi untuk
keperawatan.Jakarta.EGC
54
55