Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAMA PADI
Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:
Jafar Sidik

Kelas X TKR C
SMK NEGERI 1 LEMAHSUGIH
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat dan
rahmatNya sehingga saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
Hama Padi tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas sekolah.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Saya
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan saya. Namun
sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian saya
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu guru, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga saya tercinta yang banyak memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Teman-teman saya yang telah berbagi pengetahuan agar makalah ini dapat
selesai dengan baik. Terima kasih atas semuanya.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para
pembaca pada umumnya. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Lemahsugih,

April 2016
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3

Tujuan........................................................................................................1

1.4

Manfaat......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1

Hama Tanaman Padi dan Pengendaliannya...............................................3

2.2

Penyakit Tanaman Padi Dan Pengendaliannya.......................................10

BAB III PENNUTUP...........................................................................................14


3.1

Kesimpulan..............................................................................................14

3.2

Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Jakes Seto (2011) Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah
salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama
mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu
pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut
sebagai padi liar. Padi mampu menghasilkan beras yang merupakan makanan
pokok bangsa Indonesia. Sehingga tanaman padi merupakan salah satu bidang
pertanian yang digalakkan di indonesia.
Pada tanaman padi terdapat banyak hama dan penyakit yang
menyerang, sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi padi tersebut.
Sedangkan di daerah-daerah pelosok Indonesia masih banyak petani yang
belum mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman
padi. Selain itu juga mereka belum mengetahui cara-cara pengendalian yang
tepat terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Sehingga
usaha dalam budidaya tanaman padi mengalami pasang surut akibat kegagalan
panen. Kegagalan panen sangat berdampak pada petani dan juga berpengaruh
pada masyarakat luas karena bahan pangan utama brkurang jmlahnya.
Kegagalan ini terjadi akibat tanaman padi terserang hama dan penyakit.
Banyak jenis penyakit dan hama yang berpotensi menyerang tanaman padi.
Salah satunya belalang dan karat daun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis hama yang menyerang padi?
2. Apa saja jenis-jenis penyakit yang menyerang padi
3. Bagaimana car pengendalian hama dan penyakit yang menyerang padi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang padi

2. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang menyerang padi


3. Mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit ysng menyerang padi
1.4 Manfaat
Agar kita dapat mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman padi dan mengetahui cara pengendaliannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hama Tanaman Padi dan Pengendaliannya
1. Wereng penyerang batang padi:
Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama
wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat
menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering
menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan
varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb,
membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10
WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

2. Wereng penyerang daun padi:


Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat
bekas hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan
mati. Tanaman ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning
hingga kuning kecoklatan. Malai yang dihasilkan kecil. Pengendalian:(1)

bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR


36, 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas
musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2)
penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud
100 EC.
3. Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan
buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi
berbintik-bintik hitam.

a. Imago/Dewasa
-

Panjang 14-17 mm

Bersayap dan warna coklat

Serangga betina mampu bertelur 200-300 butir dan diletakkan secara


berkelompok berbentuk baris

b. Telur
-

Bentuk pipih lonjong

Panjang 1 mm

Warna telur putih, menjelang menetas warna coklat tua atau agak
hitam.

c. Nimfa
-

Bentuk ramping

Sayap kanan berkembang penuh

Warna hijau terang berubah abu-abu.

d. Dinamika Populasi
-

Siklus hidup walang sangiit 35-56 hari

Imago aktit pagi dan sore hari

Waktu siang hari bersembunyi dibawah tanaman atau rerumputan

Bila diganggu mngeluarkan bau khas

Walang sangit menyerang padi fase masak susu

Kepadatan populasi meningkat pada kondisi tanaman sedang


berbunga, cuaca hangat dan gerimis

Hujan lebat dapat menurunkan populasi.

e. Kerusakan
-

Walang sangit menyerang padi fase masak susu dengan mengisap


cairan biji padi

Bekas tusukan berupa bercak berwarna gelap

Padi yang terserang walang sangit bobotnya menurun bahkan menjadi


hampa.

f. Musuh alami
-

Parasitoid telur : Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis

Predator : Conocephalus longipenis

Jamur patogen : Beauveria bassiana

g. Pengendalian:
-

bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan


memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik;

menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC,


Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.

4. Kepik hijau (Nezara viridula)


Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman
terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas
isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian:

Mengumpulkan dan memusnahkan telur- telurnya, penyemprotan


insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.

5. Penggerek batang padi terdiri atas:

Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T.


incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia
inferens).
Dapat menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan
pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan
dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.
Kerusakan pada tanaman muda disebut hama sundep dan pada tanaman
bunting (pengisian biji) disebut beluk. Pengendalian: (1) menggunakan
varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah
selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2)
menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G, Furadan 3G,
Karphos 25 EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
6

6. Hama tikus (Rattus argentiventer)

Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang


oleh hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup
besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya
tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat
ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman,
sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu,
penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan
umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
7. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan
bondol putih L. ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji
berserakan. Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orangorangan.
8. Keong Mas (Pomacea Caniliculata)
Keong mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam
serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.
Serangan keong mas yang parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang
baru di tanam habis total. Saat-saat penting untuk mengendalikan keong
mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum
tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela (tanam benih secara

langsung). Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya


lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
a. Siklus hidup
1) Telur : Masa bertelur sampai menetas 7-14 hari
2) Masa Pertumbuhan :

Pertumbuhan awal 15-25 hari

Pertumbuhan lanjut 26-59 hari

3) Dewasa : Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan


b. Biologi :
1) Hidup di air
2) Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selama musim
kemarau dan aktif kembali pada musim hujan.
3) Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun
4) Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur
5) Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah
tanam
Pengendalian :
-

Memasang pagar plastik

Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari


( menanam bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit)

Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun (terlalu banyak tunas per
rumpun pemborosan benih)

Memasang saringan di saluran irigasi

Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)

Membuat parit agar keong mas berkumpul

Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari

Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas

Memungut Keoang Mas untuk :


a. Dimasak sebagai hidangan
b. POC (Pupuk Organik Cair)
c. MOL (Mikro Organisme Lokal)
8

d. Tambahan pakan ternak


9. Kepinding Tanah ( Scotinophora coarctata )
a. Imago/Serangga Dewasa
-

Warna coklat kehitaman dan bila terganggu berbau khas menyengat

Lama bertelur 12-17 hari setelah kawin.

Umur imago 4-7 bulan hal ini disebabkan oleh umur inang, makin tua
tanaman serangga makin berkembang dengan baik

b. Telur
-

Bentuk telur lonjong, berwarna merah jambu kehijau-hijauan

Letak telur berkelompok pada pangkat rumpun padi

Stadium telur 4-7 hari.

c. Nimfa
-

Warna nimfa coklat kekuningan.

Tidak bersayap.

Stadium nimfa 20-30 hari.

d. Dinamika populasi
-

Serangga dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 2 musim.

Waktu musim kemarau serangga dewasa dapat bertahan pada


bongkahan tanah yang berumput.

Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah


besar (lebih menyukai keadaan basah dan lembab)

Serangga dewasa menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan mudah


ditangkap pada saat bulan purnama.

Tanaman inang : Panicum, jagung Sceleria, Scirphus dan padi liar.

Kepinding tanah menyerang pada bagian batang padi.

e. Pengendalian
-

Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa


dan dewasa yang tinggal pada pangkal padi.

Pengeringan lahan sawah untuk menghambat perkembangan.

Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan

f. Musuh alami

Parasitoid telur : Scelionid

Predator telur ; Katak dan kadal

Predator telur,nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae

2.2 Penyakit Tanaman Padi Dan Pengendaliannya


1. Penyakit Bercak Coklat Pada Daun Padi
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helmintosporium Oryzae ,
gejala penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval
yang tersebar merata di permukaan daun dengan titik abu-abu atau putih.
Titik abu- abu atau putih di tengah bercak meruapakan gejala khas
penyakit bercak daun coklat di lapang. Bercak yang masih muda berwarna
coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat. Pada varietas yang peka
panjang bercak dapat mencapai 1 cm. Pada serangan berat jamur dapat
menginfeksi gabah dengan gejala bercak warna hitam atau coklat gelap
pada gabah.
Jamur H. oryzae menginfeksi daun baik melaui stomata maupun
menembus langsung dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria,
Konidia lebih banyak dihasilkan bercak yang sudah berkembang(besar)
kemudian konidia di hembuskan oleh angin dan menginfeksi secara
sekunder. Jamur dapat bertahan sampai 3 tahun pada jaringan tanaman
dan lamanya bertahan sangat dipengaruhi lingkungan.
Selain gejala di atas gejala lainnya yaitu menyerang pelepah,
malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji
berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji
kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul
Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat
pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP,
Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.

10

2. Blast
Penyebab:
Jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai.
Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di
dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat
dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian:
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul
Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat
pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP,
Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab:
Jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercakbercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses
pembungaan dan pengisian biji terhambat.
Pengendalian:
(1) menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih
ke dalam larutan merkuri;
(2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
4. Busuk pelepah daun
Penyebab:
Jamur Rhizoctonia sp.
Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman
yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah
menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:
(1) menanam padi tahan penyakit ini;

11

(2) menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti


Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
5. Penyakit fusarium
Penyebab:
Jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi
kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman
padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian:
Merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
6. Penyakit noda/api palsu
Penyebab:
Jamur Ustilaginoidea virens.
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya
beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak menimbulkan kerugian
besar.
Pengendalian:
Memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai
sakit.
7. Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab:
Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara
tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun
mengering dan mati. Serangan menyebabkan gagal panen.
Pengendalian:
(1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane,
Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP
8. Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak
Penyebab:

12

Bakteri X. translucens.
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis basah berwarna
merah kekuningan pada helai daun sehingga daun seperti terbakar.
Pengendalian:
Menanam varitas unggul, menghindari luka mekanis, pergiliran varitas
dan bakterisida Stablex 10 WP.
9. Penyakit kerdil
Penyebab:
Virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit,
berwarna hijau kekuning- kuningan, batang pendek, buku-buku pendek,
anakan banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan.
Pengendalian:
Sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan
tanaman yang terserang ada memberantas vektor
10. Penyakit tungro
Penyebab:
Virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang
sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang,
pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian:
Menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54,
IR 46, IR 42.

13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Padi merupakan tanaman semusim, berakar serabut, memiliki batang
sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun
yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak,dan berurat
daun sejajar. Hama dan penyakit pada tanaman padi merupakan kendala bagi
pertumbuhan dan perkembangan padi itu sendiri. Adapun macam-macam
hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu wereng, walang
sangit, burung, tikus, keong mas, dan kepinding tanah serta penyakit yang
diantaranya penyakit bercak coklat, blas, hawar daun, tungro, penyakit garis
coklat daun, busuk pelepah daun, penyakit fusarium, penyakit noda/api palsu,
leaf streak dan kerdil. Hama dan penyakit tersebut dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi pada tanaman padi. Sehingga diperlukan berbagai
cara untuk mengendalikannya.
3.2 Saran
Akan lebih baik jika kita sering mengamati dan melakukan
pengendalian langsung dilahan kita, sangat bermanfaat dan sekalian
mengasah ilmu untuk mendapat pengetahuan yang lebih mendalam lagi.

14

DAFTAR PUSTAKA
Seto,Jakes. 2011. Buku Pertanian. Departemen Pertanian:Jakarta
Anonim. 2008. Bercocok Tanam Padi. Tribhuwana: Bandung
Nasoetion,Andi Hakim.1990.Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian.Litera
Antarnusa:Jakarta
http://dictionary.refrence.plant.com/browse_html.
hptu.http//www.google.com/hamatanaman/org. com
http://dictionary.refrence.penyakit tanaman.com/

15

Anda mungkin juga menyukai