a. Latar belakang
Menjahit merupakan suatu proses atau teknik dalam mempertautkan tepi luka
dengan benar,teknik tersebut dalam ilmu bedah di sebut aposisis.dalam menjahit harus di
lakukan dengan teknik yang benar karena baik dan buruknya dalam menjahit dapat
mempengaruhi perlekatan pada luka yang dijahit.( Benyamin.1992)
Pemilihan jarum operasi harus di perhatikan berdasarkan jenis jaringan yang akan
dioperasi,topografi luka dan jenis jarum tersebut. Kesembuhan luka juga tergantung dari
lamanya luka,jenis benang yang di pakai untuk menjahit,pola jahitan yang di gunakan
penanganan dan perawatan luka,pemilihan jarum operasi serta teknik penjahitan.
( Chassin .1980)
Pola jahitan pada dasarnya diklasifikasikan secara luas kedalam pola terputus
(interrupted sutures) dan pola lanjutan (continous sutures). Pola jahitan khusus digunakan
untuk berbagai tujuan seperti jahitan otot, jahitan tendon, jahitan untuk pembuluh, jahitan
untuk saraf dan sebagainya, dapat juga digunakan pada salah satu atau kedua dari kategori
tersebut. Klip, pin dan sebagainya merupakan bentuk tipe yang berbeda namun dapat
digabungkan dengan pola jahitan terputus.( Bachsinar, 1992)
b. Tujuan
Dalam praktikum Ilmu bedah Umum brtujuan untuk mengajarkan pada mahasiswa cara
atau teknik menjahit yang baik dengan menggunakan pola jahitan menerus (continous
sutures).
c. Manfaat
Praktikum ini bermanfaat agar mahasiswa dapat menguasai teknik jahitan yang benar dan
dapat memilih pola jahitan sesuai dengan luka yang akan di jahit.
PEMBAHASAN
Pada pola jahitan menerus (continous sutures) simpul hanya pada ujung-ujung
jahitan,jahitan yang di buat berseri dari benang yang terus menyambung sehingga hanya pada
jahitan pertama dan terakir saja yang di ikat. Keuntungan dari pola jahitan menerus adalah
membutuhkan waktu yang sedikit dari pada pola terputus. Namun kekurangannya adalah bila
salah satu simpul terbuka,maka jahitan akan terbuka seluruhnya sehingga luka yang di jahit pun
ikut terbuka. Jahitan ini jarang di pakai untuk menjahit kulit.( Schwartz,2000)
Berikut adalah jenis-jenis pola jahitan menerus (continous sutures) :
1. Pola menerus sederhana (Simple continous
suture).
Pola jahitan ini dimulai seperti halnya pada pola
terputus sederhana dan jahitan yang dibuat
diteruskan menggunakan benang yang sama
Serangkaian
jahitan
sederhana
ditempatkan berturut-turut tanpa mengikat
atau memotong bahan jahitan setelah
melalui satu simpul.
sebelumnya,
berikutnya.
sebelum
beralih
ke
tusukan
6. Pola Parker-Kerr.
Merupakan pola Cushing yang digunakan untuk
menutup bagian ujung. Dimulai dari mengitari
forcep yang menahan dari bagian ujung tersebut
dan kemudian forsep ditarik dan jahitan ditarik
dan diikat. Pola ini juga dapat digunakan untuk
jahitan sementara tanpa simpul pada anastomosis
intestinal untuk menutup tiap segmen intestin
untuk sementara.
9. Purse string.
Pola ini biasa digunakan untu organ yang
berongga dan bulat, tusukan dibuat melingkar + 1
cm dipinggir dari organ tsb. Biasa dipakai pada
kasus prolapsus ani, vagina dan lain-lain.
Catatan:
Bila ada simpul yang lepas, maka akan
lepas semua dan luka akan terbuka.
Benda asing yang tertinggal diluka lebih
banyak pada jahitan menerus dibanding
dengan yang tunggal.
Aposisi luka tidak seakurat yang putusputus.
Yang
mennguntungkan
cepat
mengerjakannya
dan
juga
waktu
mengambil benangnya (kecuali yang lock
stitch).
(sudarminto,2010)
Jarum
Jarum banyak sekali jenisnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampak
segitiga agar mudah mengiris kulit (scherpe nald). Sedang untuk menjahit otot dipakai yang
berpenampang bulat (round nald). Ada yang berbentuk setengah lingkaran dan ada pula
yang berbentuk seperempat lingkaran.(karakata,1995)
Penggunaannya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ rusak lainnya.
Penyediaan disesuaikan kebutuhan.
Benang
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang
absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan
kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk
jaringan tertentu dan harus diremove. Benang memiliki dua tipe, yang benang yang dapat
menyatu dengan kulit dan benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit (Kozol, 1999).
Benang yang dapat menyatu dibuat dari usus kucing (Catgut), digunakan pada luka yang
dalam dan untuk kegunaan kosmetik. Benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit
digunakan untuk menjahit luka yang tidak terlalu dalam. Pada benang yang tidak dapat
menyatu dengan kulit dilakukan pelepasan benang setelah luka kering dan ini akan
menimbulkan bekas pada kulit atau disebut dengan jaringan parut.
Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada ujung pemegang jarum
pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Jika penjepitan kurang dari setengah jarum,
akan sulit dalam menjahit. Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga
pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.
Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka sekitar 1cm, membentuk
sudut 90
Dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
Jahit luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat di serap atau monofilament.
Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang luka kurang menutup dengan
baik. Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan reaksi inflamasi.
KESIMPULAN
Pada pola jahitan menerus (continous sutures) simpul hanya pada ujung-ujung
jahitan,jahitan yang di buat berseri dari benang yang terus menyambung sehingga hanya pada
jahitan pertama dan terakir saja yang di ikat. Keuntungan dari pola jahitan menerus adalah
membutuhkan waktu yang sedikit dari pada pola terputus. Namun kekurangannya adalah bila
salah satu simpul terbuka,maka jahitan akan terbuka seluruhnya sehingga luka yang di jahit pun
ikut terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Bachsinar, 1992. Bedah minor. Jakarta: hipokrates
Benyamin, JR.1992. prinsip- prinsip operasi : antiseptis,teknik,jahitan,drainase buku ajar
bedah. Sabiston: Jakarta.
Brown, John Stuart., 1995. Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Chassin L. Jameson.1980. operative strategy in general surgery. Springer Verlag : New York
Karakata S, Bachsinar B.1995. Bedah Minor. Hipokrates : Jakarta
Kozol, Robert A., Farmer, Diana L., Tennenberg, Steven D., Mulligan, Michael., 1999.
Instruments and Sutures. In: Surgical Pearls. Philadelphia: F.A. Davis Company, 8-12.
Sjamsuhidajat R, De Jong W.1996. Infeksi luka operasi,buku ilmu bedah EGC : Jakarta.
Schwartz, Seymour I., 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. ed. 6., Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 63.
Smeltzer C, Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth, (Edisi
8 vol 2). Alih Bahasa Agung Waluyo. Jakarta :EGC
Sudarminto,2010. Teknik Bedah,Dasar Restrain dan Casting FKH UGM :yogyakarta