Anda di halaman 1dari 5

Aceh Selatan Dilanda Banjir Bandang

Disertai Longsor, 1 Tewas


Senin, 17 Agustus 2015, 03:32 WIB

Tanah longsor menimpa rumah penduduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bencana banjir bandang dan tanah


longsor kembali menyerang Banda Aceh, tepatnya di Aceh Selatan. Bencana
alam tersebut terjadi pada (Ahad (16/8) pukul 15.30 WIB.
Bencana terjadi di kecamatan Kota Bahagia, kecamatan Kluet tengah,
kecamatan Pasie Raja, kecamatan Sawang, kecamatan Labuhan Haji Barat,
dimana kesemuanya termasuk wilayah Kabupaten Aceh Selatan.
Berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho,
bencana alam banjir yang disertai dengan tanah longsor tersebut menyisakan
satu korban meninggal dunia di Kecamatan Sawang, akibat tanah longsor.
Kerugian materiil yang diderita warga setempat akibat bencana tersebut
hingga kini masih dalam pendataan oleh tim Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan.
Bencana tersebut berawal dari hujan lebat yang terjadi di daerah sekitar Aceh
Selatan. Hingga saat ini BPBD setempat, tim SAR, Polri, TNI dan masyarakat
sedang menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi korban serta
melakukan pendataan.

Longsor, 7 Buah Rumah Ambles


Kerugian Capai MIliaran Rupiah

NAGARA - Masyarakat Desa Pihanin RT 2 RK 1 Kecamatan Daha


Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Minggu (30/8) pukul
03.30 WITA geger. Pasalnya, tanah yang mereka pergunakan untuk
mendirikan bangunan rumah mendapatkan gesekan keras dari arus
sungai Nagara. Akibatnya, tanah menjadi labil hingga mengakibatkan
longsor sejauh 75 meter dengan kedalaman 3 meter dan lebar 4 meter.
Dari Informasi yang diterima Radar Banjarmasin (grup Kalteng Pos) di
lapangan, sebelum musibah longsor terjadi, tidak ada tanda-tanda alam
yang mempengaruhi. Sedangkan air sungai Nagara mengalami
kedangkalan karena musim kemarau. Kendati dangkal, namun
hantaman gelombang dari arah sungai tetap terus menerus terjadi.
Akibatnya terjadi abrasi secara perlahan-lahan terhadap tanah.
Selanjutnya, pada pukul 00.00 WITA terjadi sedikit getaran, namun tidak
terjadi apa-apa.
Pada pukul 02.30 WITA, getaran kembali terjadi. Setelah itu, pada pukul
03.30 WITA, getaran lagi-lagi terjadi dan langsung. melongsorkan tanah.
Ketika longsor terjadi warga desa masih tertidur dengan nyamannya.
Longsor yang terjadi ini tidak hanya merusak tujuh buah rumah warga.
Tetapi jalan yang ada di depan rumah warga juga ikut ambles akibatnya
jalan tersebut rusak parah dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda
dua dan empat. Beruntung dalam kejadian tersebut, tidak menimbulkan
korban jiwa. Namun akibat amblesnya tanah pemerintah dan
masyarakat mengalami kerugian meterial hingga miliaran rupiah.

Gunung Kelud meletus, hujan abu hingga wilayah Jateng

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyebutkan hujan abu menyebar


di beberapa wilayah, seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, hingga Pacitan,
Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, serta Temanggung. Sejumlah laporan
menyebutkan, masyarakat di sejumlah kota di Jatim, Jateng hingga pulau Madura, merasakan
langsung terpaan hujan abu tersebut. Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kediri-Blitar,
Jawa Timur, telah meletus sekitar pada pukul 22.50 WIB, Kamis (13/02) malam, demikian
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, dalam keterangan resminya. Seorang
pembaca BBC Indonesia yang tinggal di Magelang, Jateng, mengatakan, hujan abu terjadi di
wilayah tempat tinggalnya. "Agak parah, Magelang masih hujan abu, deras," kata Faisal Alib
dalam pesannya di situs Facebook BBC Indonesia, Jumat (14/02) pagi, sekitar pukul 08.30
WIB. "Abu vulkanik gunung Kelud sampai ke kota Kamal, Madura," kata Muhammad
Taufik, dalam komentarnya.Sementara, seorang warga di Surabaya, Merynda, mengatakan
menyaksikan hujan abu di kotanya pada Jumat pagi. "Hujan abu lumayan tebal," tulisnya di
laman situs Facebook Indonesia.

Evakuasi warga
BNPB menyatakan, proses evakuasi terhadap warga yang terdampak letusan gunung
Kelud, yaitu mereka yang tinggal di radius 10 km. Mereka yang diungsikan adalah warga dari
35 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang. "Jumlah penduduk
terpapar sekitar 201.228 jiwa atau sekitar 58.341 jiwa kepala keluarga," ungkap data BNPB.
Menurut BNPB, masyarakat yang tinggal di radius 15 km banyak yang kerja bakti
membersihkan pasir dan abu di jalan, meskipun hujan abu masih berlangsung. "Pembersihan
dilakukan secara swadaya agar tidak ada kecelakaan lalu lintas karena tebal abu pasir sekitar
3-5 cm," kata BNPB dalam situs resminya. Sementara, menurut BNPB pada Jumat (14/02)
pagi, dampak langsung letusan gunung Kelud ini menimpa tiga desa di wilayah Kabupaten
Kediri, Jawa Timur. "Yang terdampak tiga desa di Kecamatan Kepung, yakni Desa
Kebonrejo, Desa Besowo, serta Desa Kampung baru," demikian keterangan resmi BNPB.

Menurut BNPB, kebutuhan mendesak bagi warga yang tinggal di sekitar desa tersebut adalah
masker, mck, air bersih, air minum dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai