PERCOBAAN III
PENENTUAN KADAR FORMALIN PADA PRODUK BASO
I.
Dasar Teori
Dewasa ini, produk pangan semakin baragam bentuknya, baik
itu
dari
segi
jenisnya
pengolahannya.
Namun
maupun
seiring
dari
segi
dengan
rasa
semakin
dan
cara
pesatnya
untuk
menjaga
daya
tahan
suatu
bahan
sehingga
aldehyde,
Paraforin,
Morbicid,
Oxomethane,
Nama
Rumus Kimia
Berat Molekul
Titik Leleh
Titik Didih
Triple Point
Densitas
Tekanan Uap
Kelarutan
Faktor Konversi
formalin
sebagai
pengawet
adalah
jika
Nama Bahan
1.
2.
3.
4.
Dulsin (Dulcin)
5.
Formalin (Formaldehyde)
6.
7.
8.
Kloramfenikol (Chloramphenicol)
9.
10
Nitrofurazon (Nitrofurazone)
11.
Dulkamara (Dulcamara
12.
Kokain (Cocaine)
13.
Nitrobenzen (Nitrobenzene)
14
15.
Dihidrosafrol (Dihydrosafrole)
16.
17.
18.
19.
formalin
pada
makanan
dapat
menyebabkan
berdarah,
timbulnya
depresi
susunan
saraf,
atau
darah),
dan
haimatomesis
(muntah
darah)
yang
sampel
makanan,
antara
lain
dengan
metode
Tujuan
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktiku ini antara lain
neraca analitik, mortar, labu ukur, spatula, buret, kertas saring,
gelas ukur, pipet ukur, erlenmeyer, gelas beker dan peralatan gelas
lainnya.
Bahan yang digunakan adalah sampel otak-otak ikan, larutan
formaldehid, NaOH 1 N, larutan iodin 0,1 N, aquadest, asam sulfat
30%, larutan natrium tiosulfat 0,1 N dan indikator kanji.
3.2 Prosedur Kerja
Sebanyak 1 gram sampel yang telah dihaluskan, ditimbang
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini penetuan kadar formalin dalam suatu sampel
berupa otak-otak.
karbon
tergolong
satu.
reduktor
Karena
kuat.
memiliki
Oksidasi
gugus
dari
aldehyde,
senyawa
formaldehid
aldehyde
akan
digunakan
untuk
mengawetkan
jasad,
Formalin
juga
resin anti kusut, resin anti hama, dan resin anti jamur. Formalin memang
digunakan sebagai bahan pengawet tetapi tidak untuk bahan pangan.
Maraknya penyalahgunaan bahan kimia formalin sebagai pengawet
makanan dewasa ini bukanlah merupakan hal yang baru lagi. Penggunaan
formalin (dalam bahasa kimianya disebut juga formaldehide) tersebut
terbukti berdampak buruk bagi kesehatan konsumen, mulai dari iritasi
ringan
sampai
dengan
gangguan
kesehatan
yang
mengakibatkan
langsung
digunakan
sebagai
titran.
Pada
iodimteri
ini
penetapan
kadar
Formaldehid
Langkah
pertama
yang
-amilosa
-amilosa dan
iod
dan susah dihilangkan. Akan tetapi, dalam praktikum ini, setelah sampel
ditetesi dengan indicator kanji, tidak terjadi perubahan warna (tetap
bening). Hal ini menunjukkan jika sebagian iod
telah
Sehingga
sampel
saat
ditetesi
larutan
kanji,
habis
bereaksi.
juga
tidak
formalin
yang
terkandung
didalam
sampel
otak-otak
4. Bila tertelan
menelan,
mual,
muntah
dan
diare,
kemungkinan
terjadi
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
o Bahaya jangka panjang (kronis)
1. Bila terhirup
Efek
neuropsikologis
meliputi
gangguan
tidur,
cepat
marah,
Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta
memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan
pada kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3. Bila terkena mata
Jika terkena mata, bahaya yang paling menonjol adalah terjadinya radang
selaput mata.
4. Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntahmuntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggrokan, penurunan
suhu badan dan rasa gatal di dada.