PENGENDALIAN
SEKTOR PUBLIK
(MakalahPertemuanXMataKuliah
AkuntansiManajemenSektorPublik)
Kelompok 1:
Fransiskus Xaverius Sinaga (02)
Ilham Budi Kurniawan (04)
Syamsul Irawan (10)
Muhammad Yusuf Sunaryo Putra (16)
anggaran
diinformasikan
kepada
publik
untuk
manajemen,
anggaran
terletak
diantara
berpengaruh
dalam
keberlangsungan
suatu
suatu
rencana
kegiatan
dalam
bentuk perolehan
rencana yang dibuat dan berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang
untuk mendanai rencana tersebut.
B. Fungsi Anggaran Sektor Publik
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
3. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
4. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
5. Anggaran merupakan instrumen politik sekaligus instrumen kebijakan fiskal.
C. Jenis Anggaran Sektor Publik
Pada dasarnya anggaran dibagi menjadi dua jenis, diantaranya adalah :
1. Anggaran operasional
Anggaran operasional adalah anggaran yang digunakan untuk merencanakan
kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan suatu pemerintahan, yang isinya adalah
berbagai pengeluaran pemerintah secara rutin, misalnya saja belanja administrasi
umum dan belanja operasi dan pemeliharaan.
2. Anggaran modal/investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva
tetap yang tidak habis dalam satu periode saja, yang bermandaat dan menambah
aset atau kekayaan pemerintah dan menambah anggaran rutin pemerintah
D. Prinsip anggaran sektor publik
Banyak hal yang menjadi prinsip suatu penganggaran secara umum, namun ada
beberapa prinsip yang digunakan dalam penganggaran sektor publik yakni :
1. Otorisasi oleh legislatif : anggaran harus mendapat otorisasi dari legislatif sebelum
eksekutif dapat membelanjakannya
2. Komprehensif : anggaran dapat menunjukan semua permintaan dan pengeluaran
pemerintah
3. Keutuhan angaran : semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum
4. Nondiscretionary Appropriation : jumlah yang disetujui legeslatif harus termanfaatkan
secara ekonomis, efektif dan efisien
5. Periodik : bersifat tahunan maupun multi-tahunan
6. Akurat : estimasi anggaran tidak memasukkan cadangan tersembunyi yang menyebabkan
korupsi
7. Jelas : sederhana dan dapat dipahami masyarakat
8. Diketahui publik : harus diinformasikan kepada publik
E. Sistem Penganggaran Publik
Terdapat beberapa sistem penganggaran publik yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Line Item Budgeting: Penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan dari mana
dana berasal (pos pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan (pos
pos pengeluaran). Jenis anggaran ini dianggap paling tua dan banyak
mengandung kelemahan atau sering pula disebut traditional budgeting.
2. Incremental Budgeting: Sistem anggaran belanja dan pendapat
yang
secara
terpisah.
Ini
berarti
berbagai
program
dikembangkan
dalam visi pada tahun yang bersangkutan. Konsep Zero Based Budgeting
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran
tradisional.
5. Perfomance Budgeting; Secara teori, prinsip anggaran berbasis kinerja adalah
anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran negara) dengan
hasil yang diinginkan (output dan outcome) sehingga setiap rupiah yang
dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatannya. Performance based
budgeting dirancang untuk menciptakan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
sehingga semua anggaran yang dikeluarkan dapat dipertangungjawabkan secara
transparan kepada masyarakat luas.
6. Medium Term Budgeting Framework; Kerangka strategi kebijakan tentang
anggaran belanja unit organisasi .Kelemahan Pendekatan MTBF tergantung pada
kondisi suatu negara atau organisasi. Kebijakan fiskal yang tidak stabil dan kondisi
sosial politik merupakan contoh yang melemahkan penerapan MTBF
F. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannnya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas yaitu : (1)
perencanaan (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi (3) Komunikasi
informasi (4) pengambilan keputusan (5) motivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi (6) pengendalian dan (7) penilaian kinerja.
Sistem pengendalian sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi
organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Sistem
pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan adanya perangkat lain berupa
struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia dan lingkungan yang mendukung.
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Perumusan strategi dan perencanaan
stretegik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operasional control). Pelaksanaan pengawasan program
yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran ini menghubungkan
perencanaan dan pengendalian
3. Pengendalian kinerja. Berupa analisis evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja
yang telah ditetapkan.
G. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal
dalam organisasi yang terdiri dari :(1) perumusan strategi (2) perencanaan strategi (3)
penganggaran (4) operasional (5) evaluasi kinerja. Saluran informasi informal dapat
dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan informal, diskusi dll.
1. Perumusan Strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,
target,arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan
tugas dan tanggung jawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan
perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif yang akhirnya merupakan acuan
bagi eksektutif dalam berindak.
Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa berjangka 4,5, 10
bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan organisasi sangat jarang dilakukuan
oleh organisasi baik itu pemerintahan atau swasta. Perubahan lingkungan dalam
organisasi sektor publik sangat mungkin karena karena organisasi sektor publik
dipengaruhi oleh faktor politik, ekoomi, sosial dan budaya. Ketidakstabilan ekonomi
dan politik yang terjadi secara terus menerus dapat mendorong pemerintah untuk
sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan strategi baru. Ancaman dan peluang baru
dapat muncul setiap saat. Karenanya perumusan strategi bersifat tidak sistematis dan
tidak harus kaku.
Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi perkembangan
disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap awal dari manajemen
strategi adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Menurut
Olsen dan Eadi (1982) proses perumusan strategi terdiri dari 5 komponen dasar yaitu :
o
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta
o
o
penganggaran
dalam
proses
pengendalian
manajemen
sektor
publik
merupakan tahap yang pang dominan, karena memiliki karakteristik yang agak
berbeda dengan penganggraan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terletak pada
pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4. Operasional
5. Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian manajemen yang
dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan mekanisme reward dan
punishment. Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai
pendorong untuk pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus
didukung oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme penting untuk mendorong motivasi manajer untuk mencapai
tujuan organisasi. Intensif positif pada manajer disebut sebagai reward dan intensif
negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting adanya penghargaan dalam
suatu organisasi akan mendorong tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk
menciptakan kepuasan setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat financial
misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non financial
dapat berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih
besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan. Mekanisme
pemberian sanksi dan hukuman pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi
penilaian harus selalu pada pemberian penghargaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga, Erlangga.
Jakarta.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mahsun M, Sulistiyowati F dan Purwanugraha Andrkuke. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi
Kedua. BPFE.Yogyakarta.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.