Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN JIWA


UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

STATUS PASIEN

NAMA DOKTER MUDA

: Minarni

NAMA PASIEN
(nama ayah/marga)

: Nn. Retno
(Tn. Joko)

Khusus Kepaniteraan Klinik


Kamis, 19 November 2015

No. Status

: 45 09 19

Masuk RS

: 19 November 2015

Nama

: Nn. Retno

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tanggal lahir

: 3 Maret 1999

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Konawe Selatan, Kec.Konda Desa Lombua

Dikirim Oleh

: Ayah dan Ibu pasien

Dokter yang menangani

: dr. Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ

Diagnosa Sementara

: Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik


dengan Gejala Psikotik (F31.2)

Gejala Utama

: Melihat Bayangan

LAPORAN PSIKIATRIK
I. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama dan alasan MRSJ
:
Pasien datang ke Poli Psikiatri RSU Bahteramas dengan keluhan sering
melihat bayangan-bayangan.
2. Riwayat gangguan sekarang
Keluhan dan Gejala
:
Pasien diantar oleh kedua orangtuanya ke Poli RSU Bahteramas
dengan keluhan melihat bayangan-bayangan yang tidak dilihat oleh
orang sekitarnya, pasien juga sering mendengar suara-suara bisikan
dan merasa ada orang yang memanggil-manggil namanya, tidur
gelisah dan sering mimpi buruk, cepat lelah, gembira tanpa sebab
keluhan ini dialami sejak 1 tahun yang lalu. Menurut pasien keluhan
ini dirasakan sejak pasien keluar dari Komunitasnya yang bernama
Kendari Corpse Greendear yang memiliki ritual menyembelih binatang
(Anjing dan Kucing) setiap malam jumat, tujuan pasien mengikuti
kegiatan ini agar tetap awet dan panjang umur. Pasien juga percaya
bahwa dengan meminum darah anjing orang bisa menjadi awet, tetapi
pasien belum pernah melakukannya. Pasien juga pernah melihat
keluarga yang sudah meninggal, saat ini pasien merasa mudah marah,
cepat tersinggung , nafsu makan berkurang, selalu merasa cemas dan
putus asa. Berdasarkan pengakuan pasien, pasien selalu menuruti
kemauan orangtuanya walaupun pasien tidak senang dengan keputusan
tersebut, saat tamat SMP pasien ingin melanjutkan sekolah ke SMA 5
kendari tetapi orangtuanya memasukannya disekolah yang memiliki
aturan agama yang ketat.
Menurut Ayah pasien,

sejak

putus

sekolah

pasien

jarang

berkomunikasi dengan keluarganya dan menjadi tertutup, dalam


sehari-hari pasien hanya tinggal dikamar dan bermain game dihapenya.
Saat ini pasien tidak lagi melanjutkan sekolahnya karena kemauan
orangtuanya, pasien diberhentikan sekolah karena ayah pasien merasa
pasien selalu membuat kenakalan disekolahnya, saat bersekolah di

SMP pasien sering bolos, mencoba bunuh diri 2 kali dengan cara
meminum racun rumput, alasan pasien mencoba bunuh diri karena
taruhan dengan teman-teman disekolahnya. Ketika pasien sekolah
diSMA kelas 1 pasien sering balap-balapan dan lebih dari 5 kali pasien
jatuh dari motor. Menurut ibunya sebelum sakit pasien merupakan
anak yang ceria, dan tidak tertutup, pasien juga sering menghambur

hamburkan uang dan belanja barang yang tidak diperlukan.


Hendaya/disfungsi
- Hendaya sosial
: Ada, semenjak sakit pasien menjadi
-

tertutup dan jarang berkomunikassi dengan keluarganya.


Hendaya pekerjaan
: Ada, pasien tidak sekolah lagi dan

hanya bermain game dikamar.


- Hendaya waku senggang
: Tidak ada
Faktor stressor psikososial
: Ada, pasien

bersekolah yang memiliki aturan agama yang terlalu ketat.


Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

tidak

sanggup

sebelumnya: Tidak ada


3. Riwayat gangguan sebelumnya
1. Riwayat penyakit fisik
: Tidak ada
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
: Tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : Tidak ada
4. Riwayat kehidupan pribadi:
1. Riwayat prenatal dan perinatal :
Pasien lahir normal ditolong oleh bidan di Rumah Sakit Palang Merah
Indonesia.
2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun) :
Pasien memiliki riwayat perkembangan yang baik dan pasien tidak
pernah mengalami sakit yang serius.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien tidak melalui Taman kanak-kanak (TK), namun mulai
memasuki Sekolah Dasar pada usia 6 tahun. Pasien tidak pernah
tinggal kelas.
4. Riwayat masa kanak akhir remaja (usia 12-18 tahun)
Setelah tamat SD, pasien melanjutkan sekolah di SMP Kartika selama
2 tahun dan pindah ke SMP 30 Konawe Selatan selama 1 tahun,
kemudian melanjutkan ke SMA Madrasah Aliyah Umusabri kendari
selama 4 bulan kemudian pindah ke SMA Ahilal Ambon hanya 1 hari,

dan Pindah ke SMA 30 Ambon selama 3 bulan. Saat sekolah pasien


termasuk anak yang pintar dan selalu masuk rangking 10 besar dalam
kelasnya dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien mempunyai banyak
teman di sekolah.
5. Riwayat masa dewasa:
a. Riwayat pendidikan
kelas 1.
b. Riwayat pekerjaan

: pasien berhenti sekolah di SMA


:

pasien tidak pernah bekerja dan

membantu ibunya, pasien hanya tinggal dirumah dan bermain


game.
c. Riwayat pernikahan
d. Riwayat kehidupan sosial

: pasien belum menikah


:Pasien biasa bergaul

dengan

tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitar rumahnya, pasien


juga mempunyai banyak teman sewaktu sekolah.
e. Riwayat kehidupan spiritual : pasien sudah belajar agama sejak
kecil tapi sejak SMP pasien tidak lagi melaksanakan sholat.
f. Riwayat forensik
:
Pasien tidak pernah terlibat proses hukum maupun dengan polisi
6. Riwayat kehidupan keluarga
:
Pasien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara, Saudara pertama
perempuan (28 tahun) menikah dan memiliki 1 anak, Saudara ke dua
laki-laki (26 tahun), saudara ke tiga perempuan (23 Tahun), Saudara ke
lima perempuan (15 Tahun), Saudara ke enam Perempuan (10 Tahun),
saudara Ke tujuh (5 Tahun).
7. Riwayat kehidupan sekarang
:
Saat ini pasien tinggal bersama kedua Orangtuanya dan kelima
saudaranya di Konawe Selatan.
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :
Pasien mengatakan bahwa pasien termasuk orang yang tertutup,
namun mempunyai banyak teman.
II. Pemeriksaan status mental (Kamis, 19-11-2015)
A. Deskripsi umum:
1. Penampilan umum:
Pasien datang ke poli RS Bahteramas dengan menggunakan baju
kemeja hitam, celana hitam, sepatu kets, dan rambut hitam terurai
sepanjang siku.
2. Kesadaran :

Composmentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotorik
:
Baik
4. Pembicaraan
:
Baik, pasien menceritakan semua keluhannya dengan jelas.
5. Sikap terhadap pemeriksa:
Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati:
1. Mood
: Euforia
2. Ekspresi afektif
: Afek mania
3. Keserasian
: Serasi
4. Empati
: Dapat diraba rasakan
C. Fungsi intelektual (kognitif):
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : baik
2. Orientasi
a. Waktu
:baik
b. Tempat
:baik
c. Orang
:baik
3. Daya ingat
a. Panjang : baik
b. Sedang
: baik
c. Pendek
: baik
d. Segera
: baik
4. Daya konsentrasi dan perhatian : baik
5. Pikiran abstrak
: baik
6. Bakat kreatif
: ada (melukis)
7. Kemampuan menolong diri sendiri: baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
: Ada, halusinasi visual yakni pasien biasa melihat
bayangan-bayangan dan biasa melihat orang yang sudah meninggal,.
Halusinasi auditorik yakni pasien biasa mendengar bisikan yang
memanggil-manggil namanya.
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi
: Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses berfikir:
1. Arus berfikir
a. Produktivitas
: baik
b. Kontinuitas
: baik
c. Hendaya berbahasa
: tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi
: tidak ada
b. Gangguan isi pikiran
: Ada, yakni waham, yakni pasien percaya
bahwa dengan meminum darah anjing dapat membuat awet.

F. Pengendalian impuls
: baik
G. Daya nilai dan tilikan
1. Norma sosial
: baik
2. Uji daya nilai
: baik
3. Penilaian realitas
: terganggu
4. Tilikan
:
Derajat 6 : sadar kalau sakit dan butuh pengobatan
H. Taraf yang dapat dipercaya

: dapat dipercaya

III.Pemeriksaan fisik neurologi


A. Satuan internus
o TD
: 100/60 mmHg
o N
: 80x/menit
o P
: 18x/menit
o S
: 36,80C
B. Satuan neurologis
- GCS : E4M6V5
- Pupil : bulat isokor
- Refleks fisiologis kesan normal
IV. Ikhtisar penemuan bermakna:
Pasien Nn. R, 16 Tahun, Islam, suku Jawa, diantar kedua orangtuanya ke
Poli RSU Bahteramas dengan keluhan melihat bayangan-bayangan yang tidak
dilihat oleh orang sekitarnya, pasien juga sering mendengar suara-suara bisikan
dan merasa ada orang yang memanggil-manggil namanya, tidur gelisah dan sering
mimpi buruk,cepat lelah, gembira tanpa sebab. keluhan ini dialami sejak 1 tahun
yang lalu. Menurut pasien keluhan ini dirasakan sejak pasien keluar dari
Komunitasnya yang bernama Kendari Corpse Greendear yang memiliki ritual
menyembelih binatang (Anjing dan Kucing) setiap malam jumat, tujuan pasien
mengikuti kegiatan ini agar tetap awet dan panjang umur. Pasien juga percaya
bahwa dengan meminum darah anjing orang bisa menjadi awet, tetapi pasien
belum pernah melakukannya. Pasien juga pernah melihat keluarga yang sudah
meninggal, saat ini pasien merasa mudah marah, cepat tersinggung, nafsu makan
berkurang, selalu merasa cemas dan putus asa. Menurut Ayah pasien, sejak putus
sekolah pasien jarang berkomunikasi dengan keluarganya dan menjadi tertutup,
dalam sehari-hari pasien hanya tinggal dikamar dan bermain game dihapenya.

Saat ini pasien tidak lagi melanjutkan sekolahnya karena kemauan orangtuanya,
pasien diberhentikan sekolah karena ayah pasien merasa pasien selalu membuat
kenakalan disekolahnya, saat bersekolah di SMP pasien sering bolos, mencoba
bunuh diri 2 kali dengan cara meminum racun rumput, alasan pasien mencoba
bunuh diri karena taruhan dengan teman-teman disekolahnya. Ketika pasien
sekolah diSMA kelas 1 pasien sering balap-balapan dan lebih dari 5 kali pasien
jatuh dari motor. Menurut ibunya sebelum sakit pasien merupakan anak yang
ceria, dan tidak tertutup. pasien juga sering menghambur-hamburkan uang dan
belanja barang yang tidak diperlukan.
Ada hendaya sosial yaitu semenjak sakit pasien menjadi tertutup dan jarang
berkomunikasi dengan keluarganya. Ada hendaya pekerjaan yaitu pasien tidak
sekolah lagi dan hanya bermain game dikamar. Ada faktor stressor psikososial
yaitu pasien tidak sanggup bersekolah yang memiliki aturan agama yang terlalu
ketat. Riwayat masa kanak akhir remaja

(usia 12-18 tahun) pasien selalu

berpindah-pindah sekolah. Riwayat pekerjaan saat ini pasien tidak pernah bekerja
dan membantu ibunya, pasien hanya tinggal dirumah dan bermain game. Pada
pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah. pembicaraan baik,
sikap kooperatif terhadap pemeriksa. Mood euforia, ekspresi afektif afek mania,
keserasian serasi, fungsi intelektual baik, ada gangguan persepsi berupa halusinasi
visual dan auditorik. Terdapat gangguan isi pikiran berupa waham, pengendalian
impuls baik. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis dalam batas normal.

V. Evaluasi multiaksial
Aksis I
Berdasarkan hasil dari anamnesis ditemukan adanya pola perilaku yang
secara klinis bermakna seperti sulit tidur, nafsu makan berkurang,
terdapat hendaya sosial, hendaya pekerjaan, sehingga kasus ini telah
memenuhi kriteria pedoman diagnostik dan digolongkan dalam
Gangguan Jiwa

Dari

anamnesis

dan

pemeriksaan

fisik

tidak

didapatkan

penyakit/gangguan sistemik otak atau lainnya yang dapat menyebabkan


disfungsi otak sehingga dapat digolongkan dalam gangguan jiwa nonorganik.
Dari anamnesis didapatkan adanya gangguan persepsi berupa halusinasi
visual, halusinasi auditorik dan gangguan isi pikir berupa waham
sehingga dapat digolongkan dalam gangguan jiwa psikotik.
Dari anamnesis didapatkan adanya afek mania, rasa mudah lelah, nafsu
makan berkurang, tidur terganggu, rasa putus asa, sering balap-balapan,
sering pindah sekolah, dan mempunyai banyak teman yang menunjukkan
pasien merupakan anak yang hiperaktif, Disatu sisi pasien tiba-tiba
merasa gembira tanpa sebab yang terlihat saat pasien bermain game
sampai berjam-jam. Hal ini sudah dirasakan selama kurang lebih satu
tahun ini, sehingga memenuhi kriteria diagnosis Gangguan Afektif
Bipolar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pasien memenuhi
kriteria diagnosis Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik
Dengan Gejala Psikotik.
- Diagnosa Banding

: - Episode Depresif Sedang


Skizofrenia Paranoid

Aksis II
Berdasarkan hasil anamnesis yang ditemukan, tidak ada riwayat gangguan

kepribadian dan retardasi mental.


Aksis III
Kondisi medik baik dan status gizi baik
Aksis IV
Masalah ekonomi dalam keluarga.
Aksis V
GAF Scale 60-51 : gejala sedang (moderate) disabilitas sedang
VI.
Daftar problem
Organobiologik
:
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga membutuhkan

psikofarmaka.
Psikologik

Terdapat gangguan dengan suasana perasaan

sehingga membutuhkan

psikofarmaka dan sosioterapi


Sosiologik
:
Terdapat hendaya sosial dan hendaya pekerjaan sehingga membutuhkan
sosioterapi

VII.

Prognosis : Dubia Ad Bonam


Faktor pendukung :
Adanya dukungan dari keluarga pasien khususnya Orang tua pasien serta

kerabat dekat pasien yang peduli terhadap penyakit pasien


Faktor penghambat :
- Akses yang jauh dari pelayanan kesehatan
- Masalah ekonomi dalam keluarga.

VIII. Rencana terapi


a. Psikofarmaka
:
THP 2 mg 2x1
Risperidon 3 mg 0-1/2-1/2
Amitriptylin 25 mg 0-0-1/2
b. Psikoterapi : Terapi ventilasi, konseling
- Ventilasi, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien
untuk mengungkapkan isi hatinya sehingga ia merasa lega dan
-

keluhannya berkurang.
Konseling, membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih
baik

agar

ia

dapat

mengatasi

permasalahannya

dan

dapat

menyesuaikan diri.
c. Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan
yang kondusif agar dapat membantu proses penyembuhan pasien.
IX.

Pemeriksaan penunjang
a. Fisik-biologis
: Tidak ada
b. Psikometri
: Tidak ada
X. Diskusi dan pembahasan
F31. GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya
dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,
pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek yang disertai
penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada

waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan


aktivitas (depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna
antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi
cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun
jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam
episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres
atau trauma mental lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakkan
diagnosis).
F30.2. Mania Dengan Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik:
a) Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari
mania tanpa gejala psikotik (F30.1)
b) Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waha kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar, waham dan halusinasi sesuai dengan
keadaan afek tersebut.
F31.2. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik.
Pedoman Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2). dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) dimasa lampau.

Dialog
Kamis, 19 November 2015
DM

: Assalamualikum .

AP

: Walaikumsalam dok.

DM

: Perkenalkan pak, saya dokter

muda mina! (sambil menjabat tangan

pasien)
AP

: iye (menjabat tangan dokter muda)

DM

: Siapa yang sakit pak?

AP

: saya punya anak dok (sambil memanggil anaknya duduk di sampingnya)

DM

: Bisa diceritakan pak,apa yang membuat bapak membawa anaknya ke


Poli Psikiatri?

AP

: jadi begini dok, ini anakku da sering melihat bayangan-bayangan.

DM

: sudah berapa lama mi da sering melihat bayangan-bayangan?

AP

: sudah lebihmi 1 tahun dok.

DM

: selain melihat bayangan-bayangan apa lagi yang sering dirasa?

AP

: katanya dok, biasa juga dengar suara-suara bisikan. Tapi padahal tidak
ada. Baru selalu bersikeras kalau yang da liat itu kenyataan.

DM

: tidak dibilang bisikan apa yang didengar pak?

AP

: katanya dok suka dipanggil-panggil namanya.

DM

: selama satu tahun ini retno pernah mengamuk dirumah?

AP

: tidak pernahji dok. Hanya itu saja yang saya perhatikan tentang lihat-lihat
bayangan.

DM

: oohh.. iya Retno, memang sering mengalami hal seperti ini kah?

: iya dok.

DM

: coba retno ceritakan, awal kejadiannya ini kapan?

: ini dok sa rasa sejak saya keluar dari Komunitasku.

DM

: ohh.... Komunitas apa itu retno?

: Komunitas Kendari Corpse Greendear.

DM

: memangnya komunitasmu sering mengajarkan apa? Kenapa sampe


sering lihat bayangan?

:komunitasku ini dok, punya ritual tiap malam jumat.

DM

: ritual seperti apa itu?

: ritual seperti potong anjing atau kucing. Terus darahnya di tempelkan


didada.

DM

: ohh... tujuannya ini untuk apa?

: supaya bisa Awet dan panjang umur dok.

DM

: jadi retno percaya kalau ritual ini bisa bikin awet dan panjang umur?

: iya dok saya percaya.

DM

: tapi retno percaya tidak sama Tuhan?

: Iya dok, percaya juga.

DM

: berapa lama retno ikut komunitasnya ini ?

: 1 tahun lebih, dari SMP kelas 3 sampe SMA.

DM

: katanya retno sering dengar suara-suara bisikan. Bisikan apa yang kamu
dengar?

: biasa sa dengar ada orang panggil namaku. Tapi ternyata tidak ada.

DM

: tidak pernahji disuruh-suruh, seperti mengganggu orang atau melempar


rumah orang?

: Tidak adaji dok.

DM

: selain itu apa lagi yang biasa retno rasakan?

: akhir-akhir ini dok saya susah tidur.

DM

: ouhh.. gelisah kalau tidur. Sering mimpi buruk juga?

: iya dok, sering sa mimpi buruk tentang bunuh-bunuh orang.

DM

: kalau beraktifitas sehari-hari, biasa rasa cepat lelah?

: iya dok, sekarang sa cepat capek.

DM

: biasa tidak kamu tertawa-tertawa sendiri padahal tidak ada yang lucu?

: iya dok, biasa juga.

DM

: kalau orang-orang yang sudah meninggal biasa kamu lihat?

: iya dok, pernah waktu dulu tapi sekarang sudah tidak lagi.

DM

: bagaimana hubungan dengan keluargamu? Baikji?

: iya baik..

DM

: seringji cerita-cerita sama mama atau bapak ?

: biasa juga.

DM

: selama kejadian ini kamu nda cepatji marah atau tersinggung?

: sekarang sa rasa-rasa cepat marah dan biasa juga sa cepat tersinggung


dengan bicaranya orang.

DM

: bagaimana dengan makannya sehari-hari, bagusji?

: tidak ada nafsu makanku, biasa hanya 1 kali sehari sa makan.

DM

: nda pernahji sakit kepala, nyeri ulu hati atau mual muntah mungkin?

: Tidak pernahji juga.

DM

: kalau perasaan putus asa sering muncul?

: iya biasa ada.

DM

: apa yang dipikirkan sampai-sampai timbul perasaan putus asa?

: saya tidak tahu juga, hanya sering datang perasaan putus asa dan tidak
ada penyebabnya.

DM

: kalau perasaan Cemas ada juga?

: iya ada....

DM

: cemas terhadap apa?

: tidak ada..

DM

: pernah tidak retno ada perasaan untuk melukai diri atau mencoba bunuh
diri saat punya masalah?

: pernah, tapi dulu waktu SMP.

DM

: oohh.. pernah itu melukai diri atau mau bunuh diri.

: pernah coba mau bunuh diri.

DM

: dengan cara apa waktu itu percobaan bunuh dirinya?

: minum racun rumput.

DM

: ada masalah apa waktu itu kah?

: tidak adaji.

IP

: umm... itu hari dok, coba bunuh diri karena taruhan sama teman-teman
sekolahnya.

DM

: taruhan apa itu Bu.?

IP

: waktu itu mau pelulusan SMP, katanya mereka taruhan siapa yang berani
minum racun rumput sebelum pelulusan. Humm.... begutimi dok, kalau
masih anak-anak mau sekali dengar-dengar kata teman-temannya.

DM

: jadi waktu itu setelah minum itu langsung dibawah kemanami retno Bu?

IP

: langsung dibawah ke Rumah Sakit Abunawas dok.

DM

: oohh... jadi sekarang retno sekolah dimana?

IP

: untuk saat ini tidak sekolah dok.

DM

: kenapa tidak sekolah? Ada masalah disekolahnya kah Bu?

IP

: tidak adaji dok, hanya kita sengaja berhentikan memang dok.

AP

: sebenarnya begini Dok, retno ini sudah berapa kali dipindahkan


sekolahnya karena sejak SMP sering bikin masalah disekolahnya. Di SMP
itu 2 kali dipindahkan karena sering bolos. SMA lagi baru semester
pertama sudah 3 kali dipindahkan. Karena sering balap-balapan dengan
temann-temanya.

DM

: retno sering balapan? Tidak pernahji kecelakaan?

: seringmi jatuh, lebihmi 5 kali keknya.

DM

: masih ada bekas lukanya sampe sekarang?

: iya masih ada, bekas luka jahitan dilutut kiriku.

DM

: waktu itu kamu yang bawa motor atau dibonceng?

: saya yang bawa motor.

DM

: kamu taruhan balapankah dengan teman-temanmu?

: tidak juga, hanya main-main saja.

DM

: ouhh.. begitu...

DM

: Ibu, menuruta retno sebelum sakit orang seperti apa? Selalu tertutup
dengan keluarga?

IP

: retno anak yang penurut dok, tidak tertutupji anaknya. Dulu kalau ada
masalahnya selalu cerita, anaknya juga sering membantu dirumah.

DM

: kalau sekarang apa saja perubahannya yang kita lihat?

IP

: sekarang retno beginimi.. (sambil menunjuk retno)... sibuk dengan


hapenya terus. Kalau diajak bicara dijawab hanya seperlunya. Suka sekali
belanja yang tidak penting.

DM

: oohh... begitu Bu... tapi tidak pernahji bicara kasar dengan kita atau
bapaknya?

IP

: tidak pernahji dok. Kalau dia nda suka paling da masuk kamar.

DM.

: iya kalau begitu cukup dulu ya Bu. Terima kasih atas kesediannya.

IP

: iya dok. Sama-sama.

Anda mungkin juga menyukai