Anda di halaman 1dari 13

IMPLAN

I. Defenisi
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di
bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi
hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.
Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB
berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan
bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang
ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh
pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter,bidan,dan

perawat)

yang

diperbolehkan

memasang

maupun

mencabut

implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses


pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya
pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
II. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk
implantasi zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.
III. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.

3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain


Kontra Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan
sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.
IV.Kelebihan

dan Kekurangan

Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan
sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi,
akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Kelebihan lain dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam

3. Bebas dari pengaruh estrogen


4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan
Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri
2.
3.
4.
5.

payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.


Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

V. Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada
kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada
biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).

6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.
Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).

VI. Pemasangan Implant


1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan
maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering

digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:


Mamiliki pencahayaan yang cukup
Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
Terbebas dari debu dan serangga
Memiliki ventilasi udara yang baik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan

mengalir (air kran dan lain-lain).


2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan
implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi.
a.

Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:


Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang
implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila

b.

kebersihan klien
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan
pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan

c.

air bersih yang mengalir sudah cukup


Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang
sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang

d.

Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan

implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas
sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang
atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah
pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan
air bersih.
f.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh
pada wadah kering dan bertutup
g.
Dengan tetap memakai sarung

tangan,

buang

bahan-bahan

terkontaminsi

(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor.
Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan
h.

tusuk.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin

0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.


3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian
antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan
b.
1.
2.
3.

implan Norplant
.Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
Meja periksa untuk berbaling klien
Alat penyangga lengan (tambahan)
Batang implan dalam kantong

4.

kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan

implan Norplant.
5. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9. Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
10. Trokar 10 dan madrin
11. Skalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut, band aid, atau plester
13. Kassa steril dan pembalut
14. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
15. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat instrumen (tertutup)
3. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
4. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel
atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah
6.

kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan


Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan

pemasangan tepat dibawah kulit


7. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang
(untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang
tersebut dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi
yang tepat

9.

Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan
periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang

dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas
antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan
dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya :
lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus
disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan
pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada
mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi
(DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian

kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
dengan alat yang steril atau DDT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna
mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan
jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan,
hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang
tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan
gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai
tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak
terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat

anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang
kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi
untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari
jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk
jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang
7.

kapsul.
Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk
memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus
kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam

1.

menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,


dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum

memasukkan setiap kapsul.


2. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan
ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola
seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada

di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba
dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit
terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal.
Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus
selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila
berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil
dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada
tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan.
Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai
tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal
yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak
mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi
dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul

dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang
penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat
trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah
tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi
pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah
terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan
trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi

1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan
parut
2)
Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk
hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
VII.Pencabutan

Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1.

Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan

2.

kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah

tempat insisi akan dilakukan.


3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul
6.

Norplant
Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain
kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung
forceps.

7.

Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu
dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus
dengan jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus
kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya

8.

keluar
Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam.
Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu

perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa
steril kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana-kb
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur.

Anda mungkin juga menyukai