Syihab Farid Arifien : Model Pembangunan Masyarakat Daerah melalui
Gerakan One Village One Product (Studi Kasus di Koperasi Mitra Tani Parahyangan Desa Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur) Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya kondisi dimana kebanyakan daerah atau pedesaan tidak memiliki roda perekonomian yang jelas, sehingga proses pembangunan masyarakat di desa pun sangat lambat, berkurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) produktif di daerah serta kurangya kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya. Untuk itulah pemerintah melaksanakan salah satu model gerakan One Village One Product (OVOP), yang merupakan salah satu program untuk memunculkan dan mengembangkan produk unggulan di pedesaan melalui lembaga koperasi daerah, dan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) produk, peningkatan pendapatan, kemandirian usaha, dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis model dari gerakan One Village One Product (OVOP) yang diterapkan di Koperasi Mitra Tani Parahyangan (KMTP) yang berada di Desa Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Koperasi ini merupakan salah satu Pilot Project penerapan OVOP di Indonesia yang dianggap cukup berhasil khususnya dalam mengembangkan produk unggulannya yakni Agribisnis Hortikultura dan Pangan. Selain itu KMTP juga menunjukkan keberhasilannya dalam hal pemasaran produk, yang sudah mampu masuk ke pasar-pasar swalayan di JABODETABEK. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka data yang dikumpulkan kemudian di analisis dengan memilih dan mengklasifikasikan data tersebut supaya mempermudah dalam penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan gerakan OVOP di Koperasi Mitra Tani Parahyangan pada dasarnya sudah berjalan cukup baik dengan unit usaha yang semakin berkembang. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran serta tokoh dan masyarakat dalam mengolah dan mengembangkan produk unggulan daerah yang dilakukan dengan prinsip-prinsip kemandirian, pendidikan SDM, kreativitas dan inovasi masyarakat di daerah tersebut. Namun kaitannya dengan koordinasi antar lembaga cukup buruk khususnya dengan Dinas Koperasi dan UKM. Dalam hal kebijakan dan pengelolaan harus adanya perencanaan yang baik dan matang, sehingga tidak menjadikan OVOP sebagai proyek semata, melainkan menjadi gerakan mendasar di masyarakat khususnya pedesaan dalam membangun, dan mengembangkan daerah. Keyword : Koperasi, One Village One Product (OVOP), OTOP, Pembangunan Daerah, Pengembangan Masyarakat