Anda di halaman 1dari 2

A.

Teknologi Khusus dalam Penanganan Infertilitas


1. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke vagina wanita. Sperma tersebut
diletakkan di follicle ovarian (intrafollicular insemination), uterus (intrauterine
insemination-IUI), cervix (intracervical insemination-ICI), atau tube fallopian
(intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi
alami (Speroff, 2005).
Dilihat dari asal sperma yang digunakan, inseminasi buatan dapat dibagi dua,
yaitu (Speroff, 2005):
a. Inseminasi buatan dengan sperma sendiri (sperma suami) atau AIH (artificial
insemination husband)
b. Inseminasi buatan dengan donor sperma (bukan sperma suami) atau AID
(artificial insemination donor)
Dilihat dari tempat peletakkan sperma, inseminasi buatan yang paling sering
digunakan adalah:
a. ICI (Intracervical Insemination)
Intracervical insemination (ICI) merupakan jenis inseminasi buatan yang
paling sering digunakan terutama pada AID. Prosedur penggunaan ICI
relatif cepat dan tidak menyakitkan. Sperma yang berasal dari donor langsung
dimasukkan ke dalam serviks sehingga memungkinkan sperma berjalan menuju
uterus dan tuba falopii, dimana akan terjadi pembuahan.
b.

IUI (Intrauterine Insemination)


Intrauterine insemination (IUI) merupakan jenis inseminasi buatan yang
paling sering digunakan pada AIH. Sperma suami langsung dimasukan ke dalam
tuba falopii, sehingga bila sperma tersebut bertemu dengan ovum, kemungkinan
akan terjadi fertilisasinya sangat tinggi. Prosedur IUI sangat efektif digunakan
oleh pasangan infertil yang tidak mengenal jelas penyebab dari masalah infertil
tersebut, misalnya pada pria yang mengalami defisiensi sperma atau pada wanita

yang mempunyai masalah pada produksi mukus serviks (Speroff, 2005).


2. ART ( Assisted Reproductive Technologies)
ART merupakan teknologi reproduksi yang digunakan untuk mendapatkan
kehamilan di luar cara alamiah yang digunakan dalam infertilitas. Macam-macam
ART adalah sebagai berikut (Speroff, 2005):
a. FIVET (Fertilisasi in vitro embrio transfer) / IVF (In Vitro Fertilization)

Proses fertilisasi ini dilakukan dengan cara mengambil ovum dari ovarium
dengan cara laparoscopy, kemudian sperma diinseminasikan ke dalam media biak.
Setelah terjadi pembuahan pada masa embrio stadium 2-4 sel, lalu di transfer ke
dalam rahim. Dalam hal ini peranan tuba tidak diperlukan, indikasi FIVET adalah
untuk pasien yang mengalami kerusakan pada saluran telur.
b. GIFT (Gamet intra fallopian transfer)
Proses fertilisasi ini dilakukan dengan cara mengambil ovum dari ovarium
dengan cara laparoscopy, kemudian bersama spermayang telah diolah (washed
sperm) dimasukkan kedalam tuba pada saat itu juga. Dalam kondisi ini salah satu tuba
pasien harus dalam keadaan normal. Indikasi GIFT ini adalah untuk pasien yang mengalami
endometriosis dan unexplained infertility.
c. ZIFT (Zygote intra fallopian transfer)
Proses fertilisasi dengan cara mengambil ovum dari ovarium dengan cara
laparoscopy, kemudian sperma diinseminasikan kedalam media biak. Setelah
terjadi fertilisasi pada fase zygote, hasilpembuahan ini dimasukkan kedalam tuba
dengan cara laparoscopy. Proses ini hampir sama dengan FIVET, hanya
perbedaannya jika pada FIVET hasil pembuahannya pada masa embrio lalu di
transferkan ke dalam rahim tetapi pada ZIFT hasil pembuahan sebelum di
transferkannya dalam bentuk zygote dan di transferkan ke dalam tuba. Indikasi
ZIFT ini adalah untuk pasien yang mengalami oligozoospermia

Anda mungkin juga menyukai