KAJIAN PUSTAKA
Biola adalah alat musik yang penuh histori, bentuknya yang indah
yang saling terkait dalam produksi dan reproduksi bunyi. Bentuk yang kini kita
kenal merupakan hasil evolusi dari alat musik berdawai pada peradaban sebelum
There are stringed instruments from many different cultures and times
that each, indirectly or directly, have had a part in the development of the
instrument now known as the violin. These instruments, such as the Greek
kithara dating from the 7th century BC or the Chinese erhu dating from the
middle 8th century AD, while important to the development of stringed
instruments and bowed stringed instruments, do not directly relate to the
violin
Kedua alat musik pada pernyataan di atas, yakni greek kithara dan erhu
alat musik dawai gesek) namun memiliki peran penting sebagai pendahulu dalam
periode selanjutnya.
tetapi pada umumnya berpendapat bahwa cikal bakal perkembangan biola berasal
dari empat instrumen dawai gesek kuno yang berkembang pada abad yang
8
9
berbeda yakni rabab (abad 9 M), rebec (abad 11 M), vielle/ Renaissance Fiddle
(abad 13 M), dan Lira da Braccio (abad 15 M). Rabab adalah alat musik yang
berasal dari wilayah Arab, alat musik ini diperkirakan menjadi pelopor dari
bowed stringed instruments family. Sumber bunyinya berasal dari gesekan antara
catgut (senar kuno dari usus) dengan helaian ekor kuda yang direntangkan pada
waktu itu musik diajarkan sebagai bagian dari ilmu pasti, seperti halnya di Negara
Arab.” ...fakultas musik tertua pada universitas di Eropa terdapat pada abad 13 di
terhadap bidang musik mengakibatkan perkembangan musik pada saat itu melaju
pesat.
Selain ilmu musik, beberapa alat musik Arab menjadi popular disana.
Rabab yang dimainkan dengan cara diberdirikan diatas pangkuan seperti cello
dengan cara diletakan di dada atau diatas bahu sehingga pada abad ke-11 M
munculah pendahulu biola selanjutnya dengan ukuran yang lebih kecil namun
memilki konstruksi organologi yang telah berkembang dan dikenal dengan nama
satu instrumen yang paling populer dalam berbagai literatur sejarah biola.
Eksistensinya hingga kini semakin menguatkan fakta bahwa alat ini menempati
posisi tertentu dalam rangkaian silsilah biola dan menjadi titik transisi dari alat
musik Arab menjadi alat musik bangsa Eropa. Sementara instrumen sebelumnya
dokumen pada abad ke-9 tanpa adanya gambar ataupun sisa peninggalan dari
described in documents dating from the late 9th century...” demikian pernyataan
Bartruff (http;//www.batruff.com/history/).
Jumlah senar pada instrumen rebec bervariasi antara satu hingga lima buah
senar, tetapi pada umumnya memiliki tiga buah senar yang ditala dengan interval
kwint. Rebec merupakan instrumen dengan wilayah nada tinggi (treble range)
seperti biola. Sound box pada rebec menyerupai bentuk buah peer. Geomertri top
11
plate berupa kurva sederhana tanpa adanya “ C bouts” seperti halnya pada bagian
sisi ribs biola dan terhubung langsung dengan Back Plate yang berbentuk
fingerboard yang reratif lebih lebar namun lebih pendek bila dibandingkan
dengan fingerboard yang dimiliki biola pada saat ini. Pada bagian top plate
terdapat sound hole dengan bentuk seperti huruf S sementara sound hole pada
biola berbentuk huruf f sehingga dinamakan f hole, selain itu rebec tidak
mempunyai sound post. Seperti halnya biola, rebec dimainkan dengan cara dijepit
diantara rahang dan bahu sebelah kiri, produksi bunyinya dihasilkan dari gesekan
antara senar dengan bow yang masih berbentuk sederhana hanya berupa helaian
ekor kuda yang dilapisi damar dan terentang pada sebuah busur. Dilihat dari
musik ini merupakan perkembangan dari rebec dan muncul pada abad
pertengahan sekitar 13-15 M. Sound box pada vielle telah memiliki ribs yang
menghubungkan bagian Back Plate dan top plate, sementara pada rebec keduanya
dengan tepi kedua plate, sementara biola sekarang memiliki ribs yang
dihubungkan pada bagian bawah purfing plate sehingga kedua tepi plate agak
menjorok keluar. Instrumen ini pun tidak memiliki sound post seperti halnya
online Wikipedia :
sekarang ini, ada satu instrumen lagi yang menjadi pendahulu biola. Instrumen ini
diperkenalkan di Itali dikenal dengan nama Lira da Braccio. Alat ini diklaim
dengan dua buah senar drone. Secara konstruksi Lira da Braccio sangat mirip
dengan biola dengan desain plate curve yang sedikit lebih lebar. Memiliki sound
post pada bagian dalam sound box serta purfing pada kedua plate sehingga bagian
tepi top plate dan Back Plate lebih menjorok keluar dari tepi ribs.
13
konstruksi pada badan biola sehingga menghasilkan bentuk yang tidak hanya
indah dilihat tetapi juga kaya akan pertimbangan ilmu akustik sehingga
menghasilkan bunyi yang sedemikian indah. Sejak saat itu bentuk biola tidak
The design of violin has remained fairly stable since the time of such
great Italian master craftsmen as Nicolo Amati (1596-1684), Antonio
Stradivari (1644-1737), and Giuseppe Guarneri (1638-1745), who each
came from a famous family of instrument makers.
Science of Sound :
sulit untuk diterjemahkan dan akan terkesan rancu bila istilah ini dirubah kedalam
Bentuk biola yang populer sekarang ini pertama kali dibuat pada abad ke
dimana setiap bagiannya didesain sedemikian rupa untuk proses resonansi yang
14
bagian top plate dan getaran ini diteruskan ke bagian Back Plate melalui tiang
sound post sehingga seluruh bagian body biola dibanjiri resonansi. Berikut adalah
Corner
Purfles
F hole Peg Scroll
Jaw rest
Tailpiece
Ribs
End button
Fingerboard
Heel Neck
Back plate
Secara garis besar badan biola dapat dibagi menjadi dua bagian yakni
bagian leher dan kepala (neck), dan badan biola (sound box). Bagian kepala terdiri
saja, perannya dalam proses resonansi tidak begitu berpengaruh tetapi bentuknya
yang demikian menjadi ciri khas kepala biola. Umumnya scroll berbentuk
melingkar spiral namun pada biola jaman barok bagian itu ada yang diukir
berbentuk kepala raja atau kepala hewan. Peg berbentuk seperti kunci, pada
bagian ini salah satu ujung senar dilitkan. Kepala kunci peg dapat diputar-putar
untuk mengatur ketegangan senar. Biola mempunyai empat peg masing masing
disebut peg E, peg A, peg D, dan peg G sesuai dengan penalaan senar yang
dililitkan padanya. Keempat senar biola masing-masing ditala pada frekuensi 196
Hz (G3), 294 Hz (D4), 440 Hz (A4), dan 660 Hz (E5). Ujung lancip peg tertanam
pada peg box yaitu lekukan kayu yang dicungkil secara vertikal dan pada sisi kiri
dan kanannya diberi empat buah lubang tempat ‘mata kunci’ peg disisipkan.
fingerboard, dan nut. Neck adalah bagian leher biola dan satu bagian kayu
dengan scroll dan peg box. Bentuk neck rata pada bagian atasnya dan cembung di
bagian bawahnya, bagian atas neck dibuat rata untuk tempat merekat fingerboard.
Pada bagian pangkal neck terdapat heel yaitu bagian yang menghubungkan antara
leher dan badan biola. fingger board umumnya berwarna hitam dari bahan kayu
yang keras, fingerboard direkatkan dengan lem khusus pada bagian atas neck
yang rata, dan pada ujung lancip fingerboard (dekat peg box) dihubungkan
dengan sepotong kayu yang dibuat agak menonjol dari bagian atas fingerboard
disebut dengan nut of the fingerboard, fungsinya adalah untuk menahan senar
16
agar tidak merapat dengan bagian atas fingerboard, sedangkan fingerboard sendiri
adalah tempat jari tangan kiri pemain biola untuk mengatur ketinggian nada
Selanjutnya adalah bagian pembentuk badan biola (sound box) terdiri dari
top plate/top, ribs, back, corner, bass bar, sound post, sadle, linings, end button,
purfless,.
Bridge
Belly/top
plate
Sound
Ribs Bass bar Linings
post
Back plate
Top plate atau belly adalah bagian badan penutup atas biola bentuknya
tidak boleh terlalu cembung ataupun terlalu rata. Bagian bawah biola disebut
Top plate dan back bukanlah kayu utuh tetapi keduanya terdiri atas dua
bagian yang terpisah yang disambungkan dengan perekat dan diperkuat dengan
produsen biola membuat back dari satu bagian kayu utuh (tanpa disambung) biola
Purfing adalah garis pinggir pada badan biola. Beberapa milimeter dari
tepi top plate terdapat garis umumnya satu namun ada beberapa buatan perancis
yang memiliki dua garis dan dibuat menonjol. Selain sebagai kepentingan estetika
garis ini adalah patokan untuk pemasangan ribs ( bagian pinggir biola) yaitu sekat
kayu vertikal yang dipasang tegak lurus terhadap top plate dan back plate.
Top block
Lower block
Pada bagian top plate dibuat lubang berbentuk seperti huruf f, sehingga
disebut dengan F hole. Lubang ini menentukan kualitas suara, patokan lubang ini
adalah kepala lubang ( ujung lubang yang membulat yang membujur ke arah
18
scroll) berada kira-kira di tengah-tengah pinggang biola (inner rib curve (CC)).
Pada bagian tengah f hole terdapat sedikit irisan melintang yaitu patokan untuk
Di bagian bawah top plate bagian dalam terdapat kayu yang di rekatkan
pada badan top plate letaknya membujur ke arah scroll yang disebut Bass Bar.
Ada dua teknik pembuatan bass bar, pertama bass bar dibuat terpisah dari dari
top plate, kedua bass bar merupakan satu bagian kayu dari top plate. fungsinya
kaki kanannya adalah tempat pemasangan sound post yaitu batang kayu selinder
yang dipasangkan secara vertikal dan menghubungkan top plate dan Back Plate
dari bagian dalam, bagian inilah yang membantu proses perambatan getaran dari
top plate ke bagian back plate. Bagian ini dapat digeser-geserkan, posisi sound
Corner adalah bagian tepi dari ujung yang meruncing di pinggang biola.
Pada bagian luar corner (corner pada top plate dan back plate) tampak meruncing
namun di bagian sisi dalam corner (sisi corner di dalam sound box ) membulat
seperti badan gitar sehingga bagian yang meruncing tadi dalamnya tidaklah
kosong namun padat. Seputar bagian tepi atas dan bawah ribs dilapisi lagi dengan
kayu yang disebut dengan linings, kayu ini memperkuat konstruksi ribs dan
sedikit memperluas lebar penyangga tempat melekatnya penutup atas (top plate)
dan penutup bawah (back plate). Bagian penyangga lain untuk Back Plate dan top
plate yaitu top blok pada bagian heel dan lower blok pada bagian pantat biola. Di
19
atas lower blok tedapat irisan kayu yang dibuat sedikit menonjol keluar pada
bagian top plate bagian ini disebut sadle yang berfungsi untuk menahan Tail
piece agar tidak merapat ke top plate sehingga akan mengganggu efektivitas
badan resonator yang terdiri dari strings, bridge, fine tuner, tailpiece, tail gut, end
Strings atau senar terbuat dari logam yang salah satu ujungnya dililitkan
pada bagian peg di dalam peg box dan ujung senar lainnya yang terdapat ring besi
dikaitkan pada fine tuner, fungsi fine tuner hampir sama dengan fungsi peg yakni
untuk mengatur ketegangan senar agar dapat ditala sesuai fungsinya. Namun
secara mekanis fine tuner lebih akurat untuk menala senar dalam sekala mikro
interval dibandingkan peg. Supaya senar biola tidak merapat ke badan resonator
atau ke finger board maka senar diberi alas untuk menyangganya yakni dengan
sepotong kayu keras yang tipis dan diletakan secara vertikal yang disebut dengan
bridge biasanya kayu itu diberi lubang yang diukir sedeemikian rupa sehingga
perambatan bunyi lebih efektif dihantarkan ke badan resonator. Posisi bridge yang
pada lubang Tail piece namun sekarang pada umumnya senar dipasangkan dahulu
pada fine tuner yang terpasang pada tail piece. Tail piece dipasangkan dengan
cara mengaitkannya pada end button dengan semacam tali keras atau usus
jaw rest di antara dagu kiri dan bahu. Jaw rest sudah jelas fungsinya yakni untuk
menjaga posisi biola agar dapat dijepit dengan baik karena lekukan bagian atasnya
Proses resonansi pada biola sangat dipengaruhi oleh pola geometri pada
bagian top plate dan back plate. Setiap pembuat biola memiliki gaya
perbandingan geometri tertentu dalam membentuk pola top dan back plate.
Penulis mencoba untuk menganalisis salah satu contoh gaya geometri dari Amati
Gambar 2.5. Pola Geometri Kurva Top dan Back Plate Amati School
21
lekukan pada badan biola memiliki hubungan proporsi satusama lain. Kurva pada
biola adalah karya seni yang jenius dan bukan sekedar karya seni yang hanya
sebatas kira-kira. Berikut anlisis dari tahapan pembuatan kurva top dan back plate
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
-1 8 -1 7 -1 6 -1 5 -1 4 -1 3 -1 2 -11 -1 0 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-1 0
-11
-1 2
-1 3
-1 4
-1 5
-1 6
-1 7
-1 8
Gambar 2.6. Analisis Pola Geometri Kurva Top dan Back Plate Amati School
22
Gambar di atas adalah hasil akhir dari analisis Pola Geometri Kurva Top
dan Back Plate Amati School yang dibuat kembali oleh peneliti. Gambar dengan
ukuran sekala sebeharnya dapat dilihat pada lampiran. Warna garis pada gambar
lingkaran berwarna kuning dengan titik pusat pada koordinat (0,0), secara
1
berurutan memiliki rumus jari-jari {r n= n cm│ n=bilanganbulat }. Sekala jarak
2
yang dipergunakan dalam sistem kordinat ini adalah 0,5 cm. Berdasarkan gambar
di atas, pola top/Back Plate memiliki panjang L1 = 13 cm. Selain menjadi dasar
Pola Geometri Kurva Top/ Back Plate, lingkaran kuning ini dapat menjadi sumber
Untuk membuat ukuran biola dengan panjang L2 cm, maka rumus jari-jari
1 l2
untuk 18 pola lingkaran kuningnya adalah r n = n x cm, dengan rn adalah jari-
2 l1
jari ke-n, L1=13 (panjang top/Back Plate pada pola di atas), dan L2 adalah panjang
kali dibuat adalah lingkaran merah yang paling bawah dengan poros yang
bertepatan pada lingkaran kuning ke-13 dengan titik koordinat (x=o,y=-6,5) dan
pajang jari-jari 2,5 cm. Untuk mendapatkan titik koordinat yang akurat, peneliti
yang sama (2,5 cm) masing-masing porosnya berada pada koordinat (x=-1.238,y=
antara dua buah lingkaran ini dengan lingkaran pertama dan lingkaran kuning ke-
hubungkan dua titik tersebut dengan garis hitam, kemudian perpanjang hingga
didapatkan perpotongan garis dengan dua lingkaran merah berupa titik pada
titik ini dengan pusat koordinat (o,o) sehingga membentuk garis diagonal,
koordinat (x= o, y= 3,5) dan diameter 1 cm. garis keliling lingkaran tersebut akan
memotong lingkaran kuning ke-7 pada kordinat (x=-0.499, y=3.466) dan (x=-
0.499, y=3.466) perpotongan ini akan menjadi titik pusat ligkaran merah
memotong dengan diagonal yang tadi dibuat pada kordinat (x=-2.999, y=3.466)
dan (x=2.999, y=3.466) perpotongan ini akan menjadi titik ujung panjang jari-jari
Kemudian buat dua buah lingkaran merah dengan titik pusat pada
yang sama yaitu 2,5 cm dan satu buah lingkaran merah dengan jari-jari 1 cm.
24
berwarna hijau. Dengan titik pusat pada koordinat (x=o, y= -4.327) dan panjang
Tahap akhir adalah membuat lingkaran dan garis berwarna violet sebagai
garis bantu untuk pembuatan lingkaran berwarna biru. Beberapa garis ini tidak
ada dalam pola aslinya, namun berdasarkan hasil pengukuran maka penulis
pola tersebut. Tahap pembuatan lingkaran biru cukup rumit, tetapi pada dasarnya
terdapat 4 buah lingkaran dengan ukuran yang sama, disertai 2 buah lingkaran
dengan ukuran yang sama juga tetapi lebih kecil. Semua pembuatan lingkaran
pengukuran jangka.
1
2
6
7
4
5 8
Pada tahap ini peneliti hanya akan menuliskan kordinat titik pusat dari
berada pada (x= -4.993, y= 0.261) dengan panjang jari-jari 3 cm. Koordinat titik
25
pusat lingkaran 2 berada pada (x= -4.993, y= 0.261) dengan panjang jari-jari 2
cm. Koordinat titik pusat lingkaran 3 berada pada (x= -3.23, y= -0.665) dengan
panjang jari-jari 1.014 cm. Koordinat titik pusat lingkaran 4 berada pada (x=-3.05,
y= 0.687) dengan panjang jari-jari 1.014 cm. Koordinat titik pusat lingkaran 5
berada pada (x= -4.213, y= -2.128) dengan panjang jari-jari 1.014 cm. Koordinat
titik pusat lingkaran 6 berada pada (x= -3.741, y= 2.027) dengan panjang jari-jari
1.014 cm.
berada pada titik koordinat (x= -3.079, y= -1.148) dan (x= -2.712, y= 1.063)
dengan lingkaran merah dan hijau yang akan membentuk upper dan lower ribs,
Badan biola hampir secara keseluruhan terbuat dari kayu. Bahan kayunya
Biola yang baik memiliki bagian–bagian tertentu yang dibuat khusus dari
bahan kayu tertentu pula. Berikut pembagian jenis kayu menurut bagian-bagian
fungsi biola.
26
1. kayu spruce untuk bagian belly, bass bar, dan sound post
4. kayu rosewood terkadang dipakai untuk bagian pegs dan end button.
Linings, blocks dan corners dapat dibuat dari kayu spruce atau bahan kayu
sebaiknya bersama ahli pembuat biola atau meminta bantuan ahli pemotong kayu,
karena mereka dapat menentukan kualitas suara yang dihasilkan dari kayu yang
menentukan apakah kayu memiliki kualitas yang baik, sebagai contoh apakah
kayu itu dapat menjadi resonator yang baik ataupun kualitas lainnya. Penilaian
kayu itu ditanam seperti kemiringan lahan tanam, hembusan angin ketika pohon
tempat yang berventilasi dan telindungi dari pergantian musim. Dalam ruangan
menghindarkan kayu yang dismpan dari serangan hama kayu, seperti rayap,
kumbang kayu, semut, tikus, dan hama lain yang menggunakan kayu sebagai
penyimpanannya. Kayu yang telah lama disimpan belum tentu memiliki kualitas
yang lebih baik dari pada kayu yang lebih singkat masa penyimpanannya.
2.4. Mekanisme Produksi Bunyi dan Fenomena Overtone Series Pada Biola
alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran dawai yang sumber
getarannya berasal dari gesekan antara helaian rambut penggesek dengan dawai.
dipelajari di bangku SMP dan SMU tentang mekanisme perambatan bunyi dari
dawai, pada saat senar biola digesek terjadi sebuah sistem gelombang yang
harmonis dan saling mempengaruhi, dimulai pada getaran senar hingga berupa
bunyi yang kita dengar. Secara sistematis dapat diurutkan mulai dari gelombang
Terjadinya getaran pada senar biola disebabkan oleh gesekan rambut bow
pada senar. Secara kasat mata bow yang sedang menggesek senar biola tampak
seperti meluncur di atas senar, padahal sebenarnya rambut bow menarik senar
seperti halnya jari tangan menarik senar gitar dan melepaskannya kembali secara
Gerakan hair bow pada senar akan mengakibatkan senar bergetar dengan
gerakan bolak balik, bila dianalogikan seperti halnya kita menarik kawat jemuran
kemudian secara tiba-tiba dilepaskan kembali maka kawat jemuran tadi akan
bergerak bolak-balik, namun tentunya arah gerakan senar biola dan kawat
Pernyataan di atas senada dengan apa yang tertulis pada buku The Science of
Sound “…as the bow drawn across the strings of the violin, the string appears to
vibrate back and forth smoothly between two curved boundaries…” (Rossing,
1990 : 190). Senar biola akan bergetar ketika digesek dengan gerakan bolak balik
pada dua batas kurva tertentu, batas kurva ini merupakan amplitudo senar.
Selanjutnya masih dalam halaman yang sama “…the sharp bend racing along the
bowed string follow the curved path that we see; because of its speed, our eye sees
bahwa ada satu titik (sharp bend) pada senar yang bergerak mengikuti batas kurva
kita hanya melihat senar bergerak ke samping kiri dan kanan pada amplitudonya.
Curve boundaries
Sharp bend
29
biola diakibatkan oleh bow yang bekerja seperti layaknya jari kita menarik dan
melepaskan senar dengan kecepatan tinggi secara periodik. Begitu pula gerakan
yang terjadi pada hair bow ketika menggesek senar, ada fase menarik (stick phase)
dan ada fase melepaskan (slip phase). Berikut adalah ilustrasi terjadinya stick
S ta rt s lip p h a s e A
S ta rt s tic k p h a s e C
S e n a r b e rg e ra k D
b ersa m a b o w
B ow
H
30
gerakan sharp bend pada senar berlawanan dengan gerakan bow. Pada gambar
2.8.A bow menyentuh senar dan memberikan gaya ke atas sementara gaya
tegangan pada senar akan melawan arah bow sehingga senar akan tergelincir
ketika sharp bend mencapai kurva amplitudo dan dimulailah slip phase. Fase ini
Senar akan menempel kembali pada bow ketika sharp bend mencapai
kurva amplitudo pada arah berlawanan dan dimulailah stick phase. Fase ini terjadi
pada gambar 2.8.C sampai 2.8.H. Pada fase ini senar bersama bow bergerak
bersamaan. Kemudian berulang lagi ke fase sebelunya. Gabungan dari kedua fase
1
merupakan satu perioda. Berdasarkan rumus perioda T= , T adalah perioda dan f
f
adalah frekuensi dapat diketahuai waktu yang diperlukan sharp bend untuk
bergerak dari satu titik dan kembali ke titik tersebut. Misal senar yang digesek
memiliki frekuensi 440 Hz, maka waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
rangkaian gerak sharp bend untuk bergerak dari satu titik dan kembali ke titik
Kontak antara bow dan senar dengan dua fase yang berbeda
mempengaruhi bentuk gelombang bunyi yang dihasilkan, hal ini dijelaskan dalam
tulisan Jim Campbell yang berjudul The Phenomena of Sound and The Harmonic
31
“...the wave form of a bowed violin may resemble a saw tooth. This result from
the way in which the string is grabed and released periodically by the bow…”
muncul pada biola akan sesuai dengan karakter gelombang yang dihasilkan yakni
berbentuk gigi gergaji. Bentuk gelombang gigi gergaji akan merupakan indikator
bahwa semua nada harmonik akan muncul baik itu nada harmonik genap maupun
nada harmonik ganjil. Pernyataan ini mengacu pada tulisan Thomas D. Rossing
“… the saw tooth wave, on the other hand, has both odd-numbered and even-
numbred harmonics with amplitudes in the ratio 1/n (that is A, A/2, A/3…)…”
Peran dari nada harmonik ini adalah membangun karakter suara yang
membuat suatu alat musik memiliki karakter suara yang berbeda dengan alat
musik lainnya, perbedaan karakter inilah yang disebut dengan timbre atau warna
saja muncul persepsi mengenai nada yang berkualitas dan yang tidak berkualitas.
32
auditory sensation whereby a listener can judge that two sounds are similar using
menjelaskan bahwa kriteria untuk timbre dapat dinilai kecuali dari aspek tinggi
rendahnya bunyi, tingkat kekerasan bunyi, serta durasi yang berhubungan dengan