Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Maria Patricia Filliciane

NPM

: 2010210161 / S1-Farmasi

Gereja

: GBI German Centre BSD

Rangkuman Agama

Manusia Sebagai Makhluk Etis

Di dalam Alkitab, Allah memberi hokum (Nomos) yang pertama kepada


manusia yaitu untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan hal yang baik
dan yang jahat. Nomos ini menghadapkan manusia kepada dua pilihan yaitu
pilihan untuk mentaati hukum Allah atau melanggarnya. Hal ini membuktikan
bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih apa yang diperhadapkan
kepada mereka. Kebebasan tersebut membuat manusia harus bertanggung
jawab dengan apa yang mereka pilih. Kesadaran untuk membedakan yang
baik dan yang jahat menunjuk kepada hakikat manusia sebagai makhluk

yang etis.
Manusia diciptakan sebagai makhluk etis berarti manusia memiliki :
- Kesadaran Etis
Yaitu kesadaran untuk membedakan mana yang baik dari yang tidak baik,
membedakan yang bertanggung jawab dari yang tidak bertanggung
-

jawab.
Kebebasan Etis (memilih secara etis)
Yaitu kebebasan untuk memilih dari alternative baik dan buruk, benar dan
salah, bertanggung jawab dan tidak. Karena adanya kebebasan untuk
memilih ini maka manusia dituntut untuk bertanggung jawab secara etis

Arti manusia adalah makhluk etis :


I.
Manusia mempunyai kesadaran
membedakan

mana

yang

bertanggung jawab dan tidak.

baik

etis
dan

yakni
buruk,

kesadaran
benar

dan

untuk
salah,

II.

Manusia mempunyai kebebasan etis yakni memilih secara bebas dari

III.

alternative alternative yang ada.


Manusia mempunyai pertanggungjawaban etis yakni bertanggung

jawab dengan pilihannya.


Dari deskripsi di atas maka kita dapat memahami mengapa Kitab Kejadian
1:31 mengatakan maka Allah melihat segala sesuatu yang dijadikanNya itu,
sungguh amat baik.
Selain itu, kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
manusia

ditempatkan

oleh

Allah

dalam

hubungan

multidimensional

(hubungan yang berdimensi banyak) yaitu dengan Allah, sesame manusia,


diri sendiri, dan alam semesta.
Karena manusia adalah makhluk etis maka setiap dimensi hubungan itu
mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab etis yaitu tuntutan dan
tanggung jawab etis manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan
sesama dan dirinya sendiri, dan dalam hubungannya dengan alam semesta.
Ultimate Principle adalah rangkuman hukum dan virtues suatu prinsip
pokok yaitu Kasihilah Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimuDan kasihilah sesamamu

manusia seperti dirimu sendiri. (Mat 22:37,39b)


Rumusan hukum Kasih:
Kasih kepada Allah melalui kasih kita kepada sesame dan alam
ciptaan Tuhan

Manusia Sebagai Pendosa

Manusia di satu sisi adalah makhluk mulia dan baik, dan di sisi lain manusia
mempunyai suatu permasalahan akibat berbagai ulahnya sendiri yang tak
bertanggung jawab. Hal ini disebabkan karena manusia telah jatuh ke dalam
dosa. Dosa bukan suatu pelanggaran moral, tetapi sikap memberontak
kepada Allah, yaitu menolak otoritas Allah yang menentukan tujuan hidup
manusia. Dosa dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap kehendak
Allah

seperti

tercermin

dalam

hukum

utamanya.

Dosa

mengandung

konsekuensi etis dan moral yang merupakan persoalan etis yang rumit dan

menentukan kelangsungan hidup planet bumi dan masyarakat kita.


Gregory Baum dalam Religion and Alienation menyebutkan tentang dosa
social. Dosa social adalah dosa yang dihasilkan tanpa sengaja atau pilihan
bebas, menghasilkan konsekuensi jahat tetapi pelakunya tidak merasa
bersalah.

Tingkatan dosa social :


- Tingkatan pertama
Terdiri dari kecenderungan kecenderungan tak adil dan tak manusiawi
-

(dehumanizing) terbangun dalam berbagai institusi


Tingkatan Kedua
Simbol cultural dan agamawi yang hidup dalam imajinasi dan didukung
oleh masyarakat, yang membenarkan serta memperkuat (reinforce)
lembaga lembaga (institutions) yang tak adil.

Manusia Dimampukan Untuk Merestorasi (Memperbaiki) Hubungannya


Dengan Allah, Sesama, dan Alam Ciptaan
Alkitab menyaksikan bahwa ada pengharapan akan kemungkinan restorasi
hubungan

yang

telah

rusak

oleh

dosa.

Kekristenan

percaya

akan

penyelamatan dan pembaharuan Allah melalui Kristus dan Roh-Nya. Tetapi


keselamatan tidak dipahami sebagai keselamatan yang bersifat individual.
Orang Kristen terpanggil untuk menolak berbagai ketidakadilan dalam
tatanan social dan memperjuangkan adanya keadilan di dalamnya sehingga
ada perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai