Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Membeli Pakaian


Diskon Pada Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang

Trisna Anggun Damayanti


Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang

Abstract
This study aims to determine the relationship between self control with consumptive
behavior to buy discount clothes among the student of faculty of law Sriwijaya University
Palembang. The hypothesis proposed in this study is there a relationship between self
control with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty
of law Sriwijaya University Palembang. Researched measuring instruments used the self
control scale and consumptive behavior to buy discount clothes scale. Analysis
techniques using sample regression analysis by using SPSS version 20.0 for windows.
The results showed a correlation coefficient (r) of 0,457 with a coefficient of determination
(R-square) of 0,209, and p = 0,0000 p < 0,01. This suggests that the hypothesis is
accepted. The results showed that there is a significant relationship between self control
with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty of law
Sriwijaya University Palembang. Contribution of the independent variable on the
dependent variable was 20,9%.
Keywords: Self Control, Consumptive Behavior to Buy Discount Clothes

Pendahuluan

besar.

Semakin maju pembangunan


nasional di Indonesia secara tidak
langsung
dapat
menyebabkan
peningkatan daya beli masyarakat.
Kebiasaan
dan
gaya
hidup
masyarakat ikut berubah dari waktu
ke waktu yang tadinya bersikap
sederhana
menjadi
berperilaku
konsumtif. Pola hidup konsumtif
seperti ini terjadi hampir pada
seluruh lapisan masyarakat terutama
para mahasiswi yang masih remaja.
Perilaku
konsumtif
dikalangan
remaja merupakan salah satu
fenomena yang banyak terjadi
terutama
remaja
yang
masih
bersekolah dan tinggal di kota-kota

Masalah ini juga menimpa


sebgaian besar mahasiswi remaja di
kota Palembang. Didukung kondisi
saat ini kota Palembang sudah
semakin
maju
dengan
bertambahnya
pusat-pusat
perbelanjaan baru. Di Palembang
sekarang setiap tempat sudah
mudah ditemukan mall, cafe, factory
outlet yang berdiri megah dan
menarik perhatian untuk dikunjungi.
Tempat tempat itulah yang
sekarang menjadi simbol pergaulan
mahasiswa dan mahasiswi remaja
zaman sekarang.
Banyak remaja yang rela
mengeluarkan
uang
untuk

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

membelanjakan
segala
keperluannya,
untuk
sekedar
makan-makan ditempat mewah,
membeli barang branded seperti tas,
jam, sepatu, dan terutama membeli
pakaian. Diantara makan-makan di
tempat mewah, para mahasiswi
lebih banyak rela menghabiskan
uangnya untuk membeli pakaian.
Hal ini terjadi karena bagi mereka ini
termasuk cara berinteraksi sosial
dengan teman yang lain juga tanpa
memikirkan bahwa mereka membeli
pakaian dan menghabiskan uang
nya hanya untuk memuaskan
keinginannya semata bukan karena
kebutuhan.
Dibalik seringnya belanja
pakaian dan penampilannya tersebut
sudah pasti ada faktor pendukung
yang membuat mereka senang
sekali belanja pakaian, yaitu diskon.
Pakaian yang dibeli dan dikenakan
para remaja sekarang , itu semua
tidak lepas dari peran yang namanya
diskon. Mahasiswi remaja biasanya
lebih sensitif apabila mendengar
kata
diskon
dikarenakan
keterbatasan keuangan yang ada.
Para mahasiswi langsung memutar
otak bagaimana bisa membeli
sesuatu barang yang bagus tapi juga
dengan harga yang terjangkau oleh
kantong
mahasiswi
karena
kebanyakan dari mahasiswi masih
bergantung pada uang saku yang
terbatas dari orang tua.
Zeithaml & Bitner (Pepadri,
2002) mengatakan diskon adalah
memberikan harga potongan untuk
menciptakan sensitivitas terhadap
harga sehingga tercipta pembelian.
Konsep diskon yang merupakan
bagian dari promosi, produsen
berupaya keras untuk memperbesar
jumlah barang yang terjual yang
selanjutnya dapat meningkatkan
laba atau keuntungan. Mahasiswi
memiliki karakteristik yang labil dan
lebih mudah untuk dibujuk atau

dibuai oleh suatu produk yang dijual


dengan harga miring.
Munculnya
diskon
ini
membuat para keinginan mahasiswi
remaja semakin tinggi dalam upaya
mempercantik diri dan mengikuti
trend pakaian yang ada atau dengan
kata lain hasrat berbelanja mengenai
komoditas-komoditas
penampilan
yang terbaru dan trendi karena bagi
mereka hal itu memiliki nilai gengsi
yang tinggi. Hal ini dimungkinkan
sebagai mahasiswi, mereka bisa
lebih leluasa menikmati masa
remajanya
untuk
berekspresi
maupun
bereksperimen
dibandingkan sewaktu masih duduk
di bangku pendidikan formal.
Santrock (2002) mengatakan
masa remaja adalah masa peralihan
dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada masa ini terjadi
perubahan dalam sikap dan perilaku.
Tingkat
perubahannya
sejajar
dengan tingkat perubahan fisik yang
disertai perubahan hormonal. Salah
satu
aspek
psikologis
yang
menyertai adalah remaja sangat
memperhatikan penampilan fisik,
karena bagi mereka penampilan fisik
sangat berperan dalam hubungan
sosial. Akibatnya mereka banyak
menghabiskan waktu dan pikiran
untuk mencari cara memperbaiki
penampilannya. Akhirnya remaja
dapat
berperilaku
konsumtif
terhadap
produk
yang
dapat
menunjang penampilan fisiknya.
Erikson
(Yusuf,
2011)
mengatakan remaja
merupakan
masa pencarian identitas dimana
remaja berada dalam kontinum
antara
identity
and
identity
confusion.
Mahasiswi remaja
memiliki pilihan sendiri mengenai
apa yang ingin mereka lakukan
dengan uangnya dan menentukan
sendiri barang atau produk apa yang
ingin
dibeli.
Remaja
sebagai
konsumen memiliki karakteristik

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

mudah terpengaruh bujuk iklan,


potongan harga, tidak berfikir hemat.
Kaitannya dengan perilaku remaja
sebagai
konsumen
walaupun
mereka
belum
mempunyai
penghasilan sendiri tetapi nyatanya
mereka memiliki pengeluaran justru
lebih besar.
Lubis (Sumartono, 2002)
YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia)
memberikan
definisi
perilaku
konsumtif
adalah
kecenderungan
manusia
untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas
dan manusia lebih mementingkan
faktor
keinginan
daripada
kebutuhan. Perilaku konsumtif perlu
diperhatikan
dalam
kehidupan,
karena
seandainya
masyarakat
memiliki kebiasaan hidup hemat,
maka akan sangat berpengaruh
terhadap permintaan pasar secara
makro. Hal ini merupakan sesuatu
yang wajar dan dapat dipastikan
akan
mengakibatkan
terjadinya
kemacetan pada dunia industri.
Johnstone (Mangkunegara,
2002)
mengatakan
konsumen
remaja memiliki empat ciri yang
berpotensi
untuk
berperilaku
konsumtif yaitu mudah terpengaruh
bujukan penjual, mudah terbujuk
iklan, serta tidak berpikir hemat dan
kurang realistis. Sumartono (2002)
menjelaskan
indikator
perilaku
konsumtif adalah membeli produk
dengan iming-iming hadiah, membeli
produk
karena
kemasannya
menarik, membeli produk demi
menjaga penampilan dan gengsi,
membeli produk atas pertimbangan
harga (bukan atas manfaat dan
kegunaan), untuk menjaga simbol
status, muncul penilaian bahwa
membeli produk dengan harga
mahal akan
menimbulkan rasa
percaya diri yang tinggi, memakai
sebuah
produk
karena
unsur
konformitas, mencoba lebih dari dua
produk sejenis dengan merek yang

berbeda.
Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara peneliti pada
tanggal 7 Mei 2014 dengan
beberapa
mahasiswi
Fakultas
Hukum
Universitas
Sriwijaya
Palembang dalam menggunakan
uang saku yang diperoleh oleh
orang tuanya. Beberapa mahasiswi
menceritakan mengenai uang saku
yang
mereka
dapat
dengan
pengeluaran mereka sehari-hari.
Rata-rata
mahasiswi
ini
mendapatkan uang bulanan. Uang
yang diberikan rata-rata sebesar
1.500.000, uang inilah yang mereka
pergunakan untuk makan, minum,
jalan-jalan, untuk keperluan kuliah
dan belanja terlepas dari biaya
kosan
bagi
mahasiswi
yang
mengekost. Soal belanja mereka
menceritakan kalau mereka adalah
para remaja putri yang sangat suka
belanja pakaian diskon dan mereka
selalu mengikuti trend pakaian
zaman sekarang. Dari mulai pakaian
yang dijual online shop yang bisa
mereka lihat dari instagram, bazar,
sampai pusat pakaian yang ada di
mall itu sendiri. Setiap ke mall
bersama yang mereka cari pasti toko
pakaian
terutama
yang
lagi
mengadakan diskon. Diskon ini
biasanya diadakan pada saat ado
toko yang baru buka untuk promosi,
diskon pada saat ada acara ulang
tahun toko tersebut berdiri diadakan
diskon sebagai perayaan ucapan
terima kasih pada pelanggan
setianya, pada saat hari raya besar,
sebagai promosi untuk menarik
perhatian dan melariskan di tokonya
dan diskon pada akhir tahun.
Mereka mengatakan sering lupa diri
kalau sudah belanja pakaian. Seperti
sekarang contohnya lagi trend
sweater bulu mereka langsung
mencari sweater itu di mall, di
instagram
serta
mencari
perbandingan bahan dan harganya.

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Salah satu teman mereka


mendapatkan
sweater
itu
di
instagram dengan perbandingan
harga yang jauh lebih murah
daripada ditoko, jadi mereka beli
sweater itu melalui instagram.
Mahasiswi yang lain juga bercerita
sesudah satu hari dari membeli
sweater itu mereka pergi ke salah
satu pusat toko pakaian yang pada
saat itu lagi diskon besar-besaran,
tanpa fikir panjang mereka langsung
belanja pakaian lagi padahal baru
satu hari yang lalu mereka membeli
pakaian. Waktu dalam seminggu
mereka bisa tiga sampai empat kali
beli pakaian yang sebenarnya tidak
terlalu dibutuhkan itu karena mereka
mudah terbujuk rayuan penjual yang
menawarkan
pakaian
dengan
memberi potongan harga apabila
ambil dalam jumlah banyak, mudah
terbujuk rayuan iklan sebuah toko
baju bermerek yang baru buka yang
mengadakan
promosi
dengan
memberi diskon pada pakaiannya
bahkan pada waktu itu ada salah
satu toko baju bermerek Planet
Surf yang mengadakan cuci gudang
dengan diskon besar-besaran untuk
melariskan pakaian lamanya yang
belum terjual sebelum menjual lagi
pakaian terbaru, disini mereka tidak
berfikir dua kali untuk membeli.
Ada yang membeli pakaian
yang
modelnya
sama
hanya
warnanya saja yang berbeda.
Alasannya karena pada saat itu
pakaiannya lagi diskon dan untuk
menambah koleksi warna saja. Dan
mahasiswi
satunya
juga
menceritakan kalau ada diskon
pakaian
pasti selalu
membeli
karena baginya kapan lagi bisa
dapat baju bermerek yang awalnya
mahal setelah didiskon menjadi
harga yang murah, selain bisa
mempercantik penampilan uang
saku juga masih ada sisanya. Ada
juga pakaian yang sudah dibeli

karena lagi diskon tetapi hanya


dipakai satu kali selebihnya tidak
dipakai lagi.
Munandar
(2001)
mengemukakan bahwa kontrol diri
merupakan suatu sifat kepribadian
yang
mempengaruhi
perilaku
seseorang dalam membeli barang
dan jasa. Kemampuan untuk tidak
berperilaku konsumtif dipengaruhi
oleh kontrol diri, sehingga para
mahasiswi
diharapkan
mampu
mengendalikan perilakunya. Dengan
adanya kontrol diri maka para
mahasiswi dapat mengendalikan
perilakunya karena pada dasarnya
setiap individu memiliki suatu
mekanisme yang dapat membantu,
mengatur,
dan
mengarahkan
perilakunya. Penyebab kurangnya
kontrol diri pada remaja adalah
kurang
percaya
diri,
kurang
keterampilan dalam berkomunikasi
(misal nya sulit menolak ajakan
teman), tidak bisa bersikap tegas,
konsep diri yang belum jelas, dan
pengambilan
keputusan
yang
rendah (Anonim, 2004).
Chaplin (2009) mengatakan
bahwa
kontrol
diri
adalah
kemampuan untuk membimbing
tingkah laku sendiri, kemampuan
untuk menekan atau merintangi
impuls-impuls atau tingkah laku
impulsif. Baumeister (2012) juga
mengatakan kontrol diri adalah
kemampuan individu untuk menahan
diri atau mengarahkan diri kearah
yang lebih baik ketika dihadapkan
dengan godaan godaan.
Ghufron & Risnawita (2010)
mengatakan ciri-ciri kontrol diri
diantaranya adalah Kemampuan
mengontrol perilaku, kemampuan
mengontrol stimulus, kemampuan
mengantisipasi
peristiwa,
kemampuan menafsirkan peristiwa,
dan
kemampuan
mengambil

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

keputusan.
Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara peneliti pada
tanggal 17 juni 2014 dengan
mahasiswi
Fakultas
Hukum
Universitas Sriwijaya Palembang.
Para mahasiwi ini mengatakan
bahwa mereka kurang mampu
mengontrol
perilakunya
ketika
dihadapkan
dengan
toko-toko
pakaian. Mereka tergoda untuk
memasuki toko pakaian tersebut.
Mereka juga mengatakan tidak bisa
menahan keinginannya untuk tidak
belanja. Alasan ketika mereka ingin
membeli pakaian pada saat itu
karena pakaian itu bagus, menarik,
lucu apalagi ada stimulus yang
sangat mendukung yaitu diskon
dimana harganya menjadi lebih
murah. Kondisi belanja inilah yang
kurang bisa mereka antisipasi
ditambah ada dukungan stimulus
diskon yang akhirnya keputusan
yang diambil adalah membeli
pakaian tersebut. Pada umumnya
para
mahasiswi
ini
tidak
mempertimbangkan
manfaatnya
terlebih dahulu dan langsung
membelinya, yang penting mereka
mendapatkan
pakaian
yang
diingikan pada saat itu.
Berdasarkan fenomena di
atas dan definisi dari masing-masing
variable bahwa perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon merupakan
tindakan membeli pakaian bukan
untuk mencukupi kebutuhan tetapi
untuk memenuhi keinginan yang
dilakukan
secara
berlebihan
didukung adanya stimulus diskon
yang mendorong untuk membeli
sehingga menimbulkan pemborosan
Suyasa (2004). Diharapkan dengan
ini
mahasiswi
mampu
untuk
membimbing tingkah lakunya sendiri
untuk bisa menekan atau merintangi
impuls-impuls
yaitu
perilaku
konsumtifnya
Chaplin
(2009).
Mengingat
maraknya
perilaku

konsumtif yang berlebihan yang


dilakukan oleh para mahasiswi
remaja putri, peneliti akhirnya ingin
mengetahui hubungan antara kontrol
diri dengan perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon pada
mahasiswi
Fakultas
Hukum
Universitas Sriwijaya Palembang.
Metode
Variabel yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah kontrol Diri
sebagai variabel bebas dan perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
sebagai variabel terikat.
Perilaku Konsumtif membeli
Pakaian diskon merupakan tindakan
yang dimiliki mahasiswi Fakultas
Hukum Unsri untuk membeli pakaian
diskon bukan untuk mencukupi
kebutuhannya
tetapi
untuk
memenuhi keinginan yang dilakukan
secara
berlebihan
sehingga
menimbulkan pemborosan didukung
juga oleh adanya diskon yang
membuat keinginan para mahasiswi
Fakultas Hukum Unsri ini untuk
membeli pakaian semakin besar.
Perilaku konsumtif ini akan diukur
dengan menggunakan skala yang
dibuat sendiri oleh peneliti dengan
mengacu pada aspek perilaku
konsumtif Lina dan Rasyid (1997)
yaitu:
pembelian
impulsif,
pemborosan
dan
mencari
kesenangan.
Kontrol
diri
adalah
kemampuan mahasiswi Fakultas
Hukum Unsri untuk membimbing
tingkah laku sendiri, dan menekan
atau
merintangi
tingkah
laku
impulsif. Kontrol diri ini akan diukur
dengan menggunakan skala yang
dibuat sendiri oleh peneliti mengacu
pada aspek kontrol diri dari Averill
(Syamsul, 2010) yaitu: mengontrol
perilaku, mengontrol kognitif dan
mengontrol keputusan.

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Populasi dalam penelitian ini


adalah mahasiswi Fakultas Hukum
Unsri Palembang. Jumlah populasi
dalam penelitian ini 280 orang
populasi dan 155 orang untuk
sampel penelitian. Sedangkan untuk
uji coba instrumen sebanyak 125
orang.
Teknik
sampling
yang
digunakan adalah random sampling
bersyarat atau conditional random
sampling
Metode
pengumpulan
data
dalam penelitian ini menggunakan
skala psikologis untuk mengungkap
variabel yang hendak diteliti yaitu
perilaku konsumtif membeli pakaian
diskon dan kontrol diri yang dibuat
berdasarkan aspek-aspek perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
dan kontrol diri.
Uji hipotesis menggunakan
analisis regresi sederhana (simple
regression). Menurut Winarsunu
(2007) analisis regresi adalah suatu
teknik statistik parametrik yang
digunakan untuk :
1. Mengadakan peramalan
atau prediksi besarnya
variasi yang terjadi pada
variabel
terikat
(Y)
berdasarkan
variabel
bebas (X)
2. Menentukan
bentuk
hubungan antara variabel
bebas (X) dan variabel
terikat (Y)
3. Menentukan arah dan
besarnya
koefisien
korelasi antara variabel
bebas
(X)
dengan
variabel terikat (Y) harus
berbentuk data interval
atau rasio.
Analisis data untuk keseluruhan
perhitungan
statistik
dalam
penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer
program SPSS (Statistical Package

for Social Science) versi 20.00 for


windows.
Hasil Penelitian
Deskripsi Data Penelitian
Kategori variabel perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa sebanyak 155
mahasiswi fakultas Hukum Unsri
Palembang yang dijadikan subjek
penelitian, terdapat 57 mahasiswi
atau 36,8% yang memiliki perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
tinggi dan 98 mahasiswi atau 63,2%
yang memiliki perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon sedang,.
Sehingga dapat disimpulkan rata
rata mahasiswi Fakultas Hukum
Unsri Palembang memiliki perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
sedang.
Kategori variabel kontrol diri
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa sebanyak 155
mahasiswi fakultas Hukum Unsri
Palembang yang dijadikan subjek
penelitian, terdapat 35 mahasiswi
atau 22,6% yang memiliki kontrol diri
yang
baik
(tinggi)
dan
100
mahasiswi
atau 64,5%
yang
memiliki kontrol diri yang sedang,
serta 20 mahasiswi atau 12,9% yang
memiliki kontrol diri yang rendah.
Sehingga dapat disimpulkan rata
rata mahasiswi Fakultas Hukum
Unsri Palembang memiliki kontrol
diri yang sedang.
Uji Asumsi
Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui
kenormalan
data
sebaran di dalam data penelitian,
dimana yang menjadi syarat untuk

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

dilaksanakan bahwa data tersebut


normal apabila nilai data lebih dari
taraf signifikan yang telah ditentukan
yaitu p>0,05 dengan uji Kolmogorov
Smirnof. Kaidah yang digunakan
untuk mengetahui normal tidaknya
sebaran data adalah jika p>0,05
maka sebaran dinyatakan normal,
sebaliknya
jika
p<0,05
maka
sebaran dinyatakan tidak normal.

Berdasarkan
tabel
4
diatas, bahwa hasil dari kedua
data yang diperoleh melalui alat
ukur yang dibuat oleh peneliti
berdistribusi
normal
karena
memenuhi kaidah p > 0,05,
dapat dilihat dari nilai p alat
ukur tersebut yaitu pada kontrol
diri
(0,144) dan perilaku
konsumtif
membeli
pakaian
diskon (0,219) yang lebih besar
dari 0,05.
Uji linieritas hubungan
Uji Linieritas merupakan uji yang
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan antara variabel bebas
yaitu kontrol diri dan variabel
tergantung yaitu perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon. Kaidah
yang digunakan adalah jika p<0,05
berarti hubungan antara kedua
variabel adalah linier, jika p>0,05
maka hubungan antara kedua
variabel tidak linier.
Berdasarkan tabel 5 diatas
dari uji linieritas antara kontrol diri
dan perilaku konsumtif membeli
pakaian diskon dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan yang linier
karena memenuhi kaidah p < 0,05.
Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai
p (0,000) yang lebih kecil dari 0,05.
Uji Hipotesis
Berdasarkan

tabel

diatas,

diperoleh hasil nilai korelasi antara


variabel kontrol diri dengan perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
yaitu r = 0,457 dengan nilai R =
0,209 dan p = 0,000 dimana p <
0,01. Ini berarti bahwa ada
hubungan yang sangat signifikan
antara kontrol diri dengan perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
pada mahasiswi Fakultas Hukum
Unsri Palembang.

Pembahasan
Berdasarkan
hasil
perhitungan stastistik yang telah
dilakukan untuk membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang sangat
signifikan antara kontrol diri dengan
perilaku konsumtif membeli pakaian
diskon pada mahasiswi Fakultas
Hukum Unsri Palembang. Analisis
dilakukan dengan menggunakan uji
regresi sederhana yang hasilnya
adanya
penerimaan
terhadap
hipotesis yang diajukan. Hasil
tersebut dapat dilihat dari nilai
koefisien korelasi R = 0,457 dengan
nilai signifikansi (p) = 0,000 atau
dengan kata lain p < 0,01. Ini
menunjukkan bahwa ada hubungan
yang sangat signifikan antara kontrol
diri dengan perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon pada
mahasiswi Fakultas Hukum Unsri
Palembang.
Besarnya nilai sumbangan
kontrol diri (variabel bebas) terhadap
perilaku konsumtif membeli pakaian
diskon (variabel terikat) adalah
20,9% yang berarti bahwa masih
terdapat 79,1% dari faktor lain yang
mempengaruhi perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon tetapi
variabel itu tidak diteliti oleh peneliti.
Faktor-faktor lain itu diantaranya
adalah faktor internal yang terdiri
dari usia, siklus hidup keluarga,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

hidup, kepribadian, konsep diri,


kondisi
lingkungan,
dan
lain
sebagainya Engel dkk (Simamora,
2004).
Dahlan (Sumartono, 2002)
menerangkan
bahwa
perilaku
konsumtif adalah suatu perilaku
yang
ditandai
oleh
adanya
kehidupan mewah dan berlebihan,
penggunaan segala hal yang
dianggap
paling
mahal
yang
memberikan
kepuasan
dan
kenyamanan fisik sebesar-besarnya
serta adanya pola hidup manusia
yang dikendalikan dan didorong oleh
suatu keinginan untuk memenuhi
hasrat kesenangan semata-mata.
Widiastuti (2007) juga menjelaskan
bahwa perilaku konsumtif sebagai
perilaku
yang
boros,
yang
mengonsumsi barang atau jasa
secara
berlebihan
dan
lebih
mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan, serta tidak ada skala
prioritas.
Kategorisasi
perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
menunjukkan dari 155 mahasiswi
Fakultas Hukum Unsri Palembang
yang dijadikan subjek penelitian,
terdapat 57 mahasiswi atau 36,8%
yang melakukan perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon tinggi dan
98 mahasiswi atau 63,2% mahasiswi
yang melakukan perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon sedang.
Berdasarkan kategori diatas
dapat dilihat bahwa hasil penelitian
menunjukkan perilaku konsumtif
membeli pakaian diskon pada
beberapa
mahasiswi
Fakultas
Hukum Unsri berada pada taraf
sedang. Disini beberapa para
mahasiswi melakukan pertimbangan
terlebih dahulu untuk membeli
pakaian karena keterbatasan uang
mereka yang sudah banyak terpakai
selama bulan puasa dan selama
lebaran, mereka juga menahan agar
tidak mudah terpengaruh dengan

diskon-diskon
pakaian
yang
diadakan karena diskon yang
diberikan kecil tidak sebesar diskondiskon selama bulan puasa, pakaian
yang didiskon juga bukan yang
terbaru masih sama dengan bulan
puasa kemarin bahkan sudah ada
pakaian yang kembali ke harga
normal, dan mereka mencoba
memikirkan terlebih dahulu manfaat
setiap pakaian yang akan dibeli
karena bisa saja mereka sudah
banyak membeli pakaian selama
diskon di bulan puasa.
Hal ini berbeda dengan
fenomena yang ditemukan peneliti
diawal. Hal ini terjadi karena pada
saat penelitian itu sudah melewati
hari lebaran dan diakibatkan oleh
beberapa faktor seperti diskon yang
sudah tidak banyak lagi karena
sudah lewat hari lebaran. Diskondiskon besar dipusat perbelanjaan
tidak setiap hari diberikan, toko bisa
memberikan diskon yang besarbesaran pada saat hari-hari besar
tertentu seperti diskon menjelang
lebaran, diskon akhir tahun, diskon
dalam memperingati hari ulang
tahun toko tersebut, atau diskon
pada saat promo pembukaan toko
baru. Memang masih ada yang
diskon tetapi kecil tidak sebesar
selama bulan puasa dan pakaian
yang di diskon sama saja dengan
pakaian yang lama bukan yang
terbaru sehingga tidak terlalu
menarik perhatian para subjek,
ditambah pada saat itu kuliah masih
belum aktif sehingga keuangan
mereka juga tidak cukup banyak
untuk digunakan belanja dan tidak
semua uang jajan bulanan para
mahasiswi
rata-rata
berjumlah
1.500.000 ada yang dibawah dari itu
sehingga mereka yang memiliki
uang jajan dibawah 1.500.000 lebih
mengontrol
uangnya
untuk
kepentingan yang lebih diutamakan
selama sebulan nanti, keterbatasan

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

biaya ini juga bisa menurunkan


motivasi mereka untuk berbelanja,
apalagi diskonnya sudah tidak
sebesar selama bulan puasa.
Peneliti berasumsi keterbatasan
biaya juga terjadi karena uang
mereka sudah banyak digunakan
selama bulan puasa untuk membeli
pakaian yang akan digunakan di hari
lebaran, sehingga perilaku konsumtif
mereka membeli pakaian diskon
sedang. Hasil ini berbeda dengan
aspek perilaku konsumtif menurut
Lina dan Rasyid (1997) yaitu: aspek
pembelian impulsif, pemborosan,
mencari kesenangan.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
perilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
pada mahasiswi fakultas hukum
unsri adalah sedang, seperti yang di
peroleh dari hasil analisis data yang
menunjukkan dari 155 mahasiswi
terdapat 98 mahasiswi (63,2%)
melakukan
perilaku
konsumtif
membeli pakaian diskon sedang.
Munandar
(2001)
mengemukakan bahwa kontrol diri
merupakan suatu sifat kepribadian
yang
mempengaruhi
perilaku
seseorang dalam membeli barang
dan jasa. Kontrol diri menurut
Syamsul
(2010)
merupakan
kemampuan individu mengendalikan
dorongan-dorongan, baik dari dalam
diri maupun dari luar diri individu.
Individu yang memiliki kemampuan
kontrol diri akan membuat keputusan
dan mengambil langkah tindakan
yang efektif untuk menghasilkan
sesuatu
yang
diinginkan
dan
menghindari akibat yang tidak
diinginkan.
Goldfried
dan
Merbaum
(Ghufron dan Risnawati, 2010) juga
menjelaskan kontrol diri sebagai
suatu kemampuan untuk menyusun,
membimbing,
mengatur,
dan
mengarahkan bentuk perilaku yang

dapat membawa individu ke arah


konsekuensi positif. Hal ini berarti
kontrol diri dalam berperilaku
konsumtif membeli pakaian diskon
adalah cara seseorang dalam
mengontrol
perilaku
atau
mengendalikan stimulus dari luar
yang mendorong untuk berperilaku
konsumtif terutama berhubungan
dengan diskon membeli pakaian.
Kategorisasi
kontrol
diri
menunjukkan bahwa dari 155
mahasiswi fakultas hukum Unsri
Palembang yang dijadikan subjek
penelitian, terdapat 35 mahasiswi
atau 22,6 % yang melakukan kontrol
diri tinggi, 100 mahasiswi atau
64,5% yang melakukan kontrol diri
sedang, dan 20 mahasiswi atau
12,9% mahasiswi yang melakukan
kontrol diri rendah.
Berdasarkan kategori diatas
dapat dilihat bahwa hasil penelitian
menunjukkan kontrol diri pada
beberapa
mahasiswi
Fakultas
Hukum Unsri berada pada taraf
sedang.
Beberapa
mahasiswi
fakultas hukum Unsri ini mampu
mengendalikan
stimulus
yang
muncul yaitu tawaran diskon- diskon
pakaian yang ada dimall karena
diskon yang diberikan sudah tidak
sebesar dengan diskon selama
bulan puasa dan keterbatasan biaya
mereka
yang
sudah
banyak
digunakan selama bulan puasa dan
lebaran, ditambah kuliah yang belum
aktif sehingga uang jajan mereka
yang rata-rata dikasih perbulan
sementara hanya di kasih harian
sampai kuliah benar-benar sudah
aktif, mampu mengontrol kognitifnya
untuk memanfaatkan waktu dan
uang yang tersisa buat kumpulkumpul atau jalan bersama para
keluarga atau mengadakan reuni
dengan teman-teman lama yang
pulang kampung di hari lebaran
karena tidak bisa bertemu setiap

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

harinya,
mampu
mengontrol
keputusannya
untuk
menahan
keinginan belanja pakaian diskon
dikarenakan pakaian yang didiskon
sama saja dengan yang lama
bahkan pakaian sudah kembali ke
harga normal dan keuangan mereka
tidak mencukupi sehingga mereka
berfikir
ulang
dan
menahan
keinginannya belanja pakaian diskon
Hal ini berbeda dengan fenomena
yang ditemukan diawal. Hal ini
diduga diakibatkan oleh beberapa
faktor seperti diskon yang sudah
tidak banyak lagi, diskon yang
diberikan kecil, pakaian yang
didiskon adalah pakaian lama bukan
yang terbaru, pakaian sudah kembali
ke harga normal, bedanya uang
jajan perbulan tiap mahasiswi,
keterbatasan uang jajan mereka
karena perkuliahan belum aktif,
kondisi para subjek saat mengisi
skala tidak membaca dengan serius
dan terburu-buru, hal ini yang
membuat kontrol diri subjek sedang.
Hasil ini sama dengan aspek kontrol
diri yang dikatakan Syamsul (2010)
yaitu
:
mengontrol
perilaku,
mengontrol kognitif, dan mengontrol
keputusan.

negatif konsep diri maka semakin


tinggi perilaku konsumtif remaja putri
dalam pembelian kosmetik melalui
katalog di SMA Negeri 1 Semarang.
Dari skala yang telah peneliti
sebar diketahui bahwa mahasiswi
Fakultas Hukum Unsri mampu
mengendalikan keinginan sesaat
yang muncul ketika melihat pakaian
diskon sehingga keinginan untuk
membeli pakaian tersebut masih
dapat dikontrol, mereka masih
mampu mengendalikan stimulus
yang mucul saat melihat pakaian
diskon dengan mempertimbangkan
apakah pakaian itu perlu di beli atau
tidak untuk saat ini, dengan
mempertimbangankan
segala
sesuatu yang akan dibeli bisa
membantu
untuk
menghemat
keuangan, masih bisa memutuskan
suatu tindakan dimana ia lebih
memilih untuk tidak selalu mengikuti
trend yang ada dengan menahan
keinginan sesaatnya dan pengaruh
dari
teman
sekitar,
mampu
melakukan penilaian untuk mencari
kesenangan tanpa harus memakai
pakaian yang mahal.

Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa kontrol diri pada
mahasiswi Fakultas Hukum Unsri
adalah sedang, seperti yang di
peroleh dari hasil analisis data yang
menunjukkan dari 155 mahasiswi
terdapat 100 mahasiswi (64,5%)
melakukan kontrol diri sedang.

Berdasarkan penjelasan di atas,


dapat dilihat bahwa hipotesis yang
diajukan peneliti dalam penelitian ini
diterima. Ada hubungan yang sangat
signifikan antara kontrol diri dengan
perilaku konsumtif membeli pakaian
diskon pada mahasiswi Fakultas
Hukum
Universitas
Sriwijaya
Palembang.

Adapun penelitian yang pernah


dilakukan oleh Parma (2007) dengan
judul Hubungan Antara Konsep Diri
dengan Perilaku Konsumtif Remaja
Putri dalam Pembelian Kosmetik
melalui Katalog di SMA Negeri 1
Semarang. Hasil dari penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa
hubungan negatif antara konsep diri
dengan perilaku konsumtif. Semakin

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Anonim.

(2004).

Rubrik

Curhat

bagaimana Cara Mengontrol

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Diri.

Diakses

dari

Konsep Diri dengan Perilaku

http://www.kompas.com/kom

Konsumtif

pas-cetak/0410/29/

dalam pembelian Kosmetik

muda/

1353533html.

melalui

Baumeister, R. F. 2002. Yielding to


temptation:

Self-Control

Failure,

Impulsive

Purchasing, and Consumer


Behavior.

Reflections

and

Remaja
katalog

di

Putri
SMA

Negeri 1 Semarang. (Skripsi,


tidak

diterbitkan).

Psikologi

Fakultas

Universitas

Diponegoro, Semarang
Pepadri, I. 2002. Pricing is The

Reviews. Jurnal of Consumer

Momment

Research, 28, 670-676

MarketingCome to Focus in

Chaplin,

J.P

(2009).

Kamus

Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

(2010). Teori-Teori Psikologi.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lina & Rasyid, H.F. 1997. Perilaku
Konsumtif

berdasarkan

Of

Remaja

Control
Putra.

Pada
Jurnal

Psikologika.

(edisi

revisi).

Bandung: Revika Aditama.


Munandar, A.S. (2001). Psikologi
Industri
Jakarta:

All

The Pricing Decision. 2002.


Diakses pada tanggal 15 Juni
2014.
filell.XXVILjan. 2002. Pdf.
Santrock, J.W. (2002). Life Span
Development (perkembangan
masa hidup). Jilid 1 edisi ke
5. Terjemahan Juda Damanik
& Achmad Chusairi. Jakarta:
Erlangga.
Sumartono. (2002). Terperangkap

Mangkunegara, A.P. (2002). Perilaku


Konsumen

Truth

http//vjww.imui.comlupload/

Ghufron, M.N., & Risnawita R.S.

Locus

of

dan

Dalam

Iklan:

Menerobos

Imbas Pesan Iklan Televisi.


Bandung: Alfabeta.
Syamsul,

BT.

(2010).

Psikologi

Organisasi.

Pendidikan Berbasis Analisis

Universitas

Empiris Aplikatif. Jakarta :

Indonesia.
Parma. (2007). Hubungan Antara

Kencana.
Widiastuti,

R.

(2007).

Martabat

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Perempuan
Konsumen.

Sebagai
Diakses

pada

tanggal 13 Juni 2014 dari


http://www.e-psikologi.com.

Pendidikan.

Psikologi
Edisi

Yusuf,

(2011).

Perkembangan

Psikologi
Anak

dan

Remaja. Bandung : Remaja

Winarsunu (2006). Statistik Dalam


Penelitian

Malang: UMM Pers.

&
revisi

Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai