Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur patut kita persembahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa oleh karena-Nya laporan ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat
pada waktunya. Tak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah yang turut membantu mengarahkan dan membimbing
kelompok kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Adapun laporan ini merupakan laporan praktikum dari Ilmu Ukur Tanah
I. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.

Sorong, 23 Juni2014

Penyusun

MUHAMMAD ZULFIKAR

LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa di bawah ini
Nama: MUH. ZULFIKAR
NIM : 2013 7011209
Telah Menyelesaikan Praktikum Mata Kuliah :
ILMU UKUR TANAH I
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil

Universitas Muhammadiyah Sorong

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I

: PENDAHULUAN

A. DEFINISI ILMU UKUR TANAH ............................................................


B. TUJUAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH.....................................
BAB II

: LANDASAN TEORY

A. WATERPASS .............................................................................................
C. PRINSIP DASAR PENGUKURAN .........................................................
D. PETA ..........................................................................................................
E. SKALA ......................................................................................................
F. PENGUKURAN POLIGON .....................................................................
G. ALAT .........................................................................................................
BAB III

: METODELOGI

A. WAKTU DAN TEMPAT METODELOGI ................................................


B. LANGAKAH KERJA................................................................................
BAB IV

: PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

A. PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN WATERPASS .........................


B. SKETSA PENGUKURAN WATERPASS ................................................
BAB V

: PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN......................................................................................................

C. FOTO DOKUMENTASI...........................................................................
D. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. WATERPASS
Pada prinsipnya waterpass dan theodolit mempunyai fungsi yang sama yaitu
sebagai alat ukur tanah. Tetapi waterpass hanya dapat digunakan untuk
mengukur beda tinggi antar titik. Waterpass terdiri atas dua lensa, yaitu lensa
obyektif dan lensa okuler. Di samping itu terdapat lensa pembalik yang membuat
jalannya sinar dari obyek ke pengamat lurus. Fungsi cermin dipakai untuk
mengawasi nivo oleh pengamat sambil mengarahkan teropong ke obyek yang
dituju. Untuk mengontrol posisi pesawat apakah sudah datar atau belum, maka
gunakan nivo. Sedangkan untuk mengatur teropng sehingga pembacaan titik
menjadi jelas digunakan alat penggerak halus

1. Sekrup penggerak lensa teropong, untuk mengatur lensa pada saat membidik
2. Lensa okuler, sebagai lensa pengamat saat menepatkan target.
3. Cermin pemantul bidang nivo tabung
4. Nivo tabung, membantu menstabilkan posisi waterpass
5. Sekrup penyetel, menyeimbangkan nivo
6. Klem pengunci, sebagai pengunci sumbu
7. Penyetel arah sudut, untuk menentukan posisi sudut
8. Lensa obyektif, berfungsi untuk menangkap bayangan obyek

ALAT ALAT PENDUKUNG


1. Rambu, Bentuk rambu mirip dengan mistar kayu yang besar, dilengkapi dengan skala
pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya merupakan huruf E. Panjang
rambu adalah tiga meter. Bahan rambu ada yang dari kayu maupun alumunium.
Rambu berguna untuk membantu theodolit dalam menentukan jarak secara optis.
Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus tegak lurus
terhadap titik yang ditinjau.

2. Patok kayu, Patok kayu dibuat dari reng atau bujur sangkar dan panjangnya
90 centimeter yang salah satu ujungnya diruncingkan dan di ujung lainnya di
beri paku paying agar pembacaan nonius lebih akurat.

3. Pendulum, Alat ini digunakan untuk membantu dalam meletakkan alat


dalam kondisi tegak lurus terhadap titik yang ditinjau. Karena salah satu syarat
utama dalam pengukuran sudut adalah sumbu vertikal harus tegak lurus sumbu
horisontal. Untuk peralatan modern pendulum diganti dengan cara optis dengan
bantuan teropong.

4. Payung
Payung digunakan untuk melindungi theodolit dari sinar matahari dan hujan.
Sebaiknya payung tersebut bukan terbuat dari bahan logam.

5. Roll meter, Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk
mengukur tinggi alat. Roll Meter yang dipergunakan ini mempunyai panjang
50m.

6. Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dalam pengukuran sehingga
dijadikan patokan utama dalam pengukuran yang biasa di sebut sudut azimut.

BAB II
TEORY
A. DEFINISI ILMU UKUR TANAH
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk permukaan bumi
(topografi), artinya muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada
permukaan bumi, seperti kota, jalan, sungai, bangunan, dan lain-lain dengan
menggunakan skala tertentu.
B. TUJUAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
1. Tujuan Instruksional Umum
a.

Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat Ilmu Ukur Tanah.

b. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat Ilmu Ukur Tanah.


c.

Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat Ilmu Ukur Tanah.

d. Mahasiswa terampil dengan mengatur alat Ilmu Ukur Tanah pada saa di
lapangan.
e.

Mahasiswa dapat mengatasi segala kesulitan yang dihadapi di lapangan.

2. Tujuan Instruksional Khusus


a.

Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat waterpass.

b. Mahasiswa dapat menghitung dan mengambarkan hasil perhitungan dan


pengukuran.
C. PRINSIP DASAR PENGUKURAN
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi maka tugas
pengukuran harus didasarkan pada prinsip pengukuran yaitu :
1. Perlu adanya pengecekkan terpisah.
2. Tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran

D. PETA
Peta adalah proyeksi vertikal sebagian permukaan bumi pada bidang mendatar
dengan skala tertentu atau gambar yang menunjukan letak tanah, laut, jalan
sungai, gunung dan sebagainya.
Jenis-jenis berdasarkan tujuan teknis/non teknis
Untuk tujuan teknis :

Peta topografi untuk perencanaan dengan skala 1 : 250.000

Peta Top Dam untuk keperluan perang

Peta altas untuk ilmu bumi di SD, SLTP, SLTA


Untuk tujuan non teknis :

Pariwisata/perjalanan

Peta jaringan jalam menunjukan jaringan jalan yang sudah ada dalam suatu
wilayah propinsi lengkap dengan batas-batas kabupaten skala peta berfariasi.

Peta masalah sosial ; kependudukan, daerah kumuh, dan lain-lain.

Peta geologi regional, peta ini memberikan informasi kondisi geologi daerah
tertentu (sekitar lokasi) walaupun secara kasar dari peta geologi ini dapat
diketahui inforamasi batuan, proses pembentukan umur goelogi, suatu lapisan
struktur geologi dan lainnya.

E. SKALA
Skala adalah perbandingan ukuran besarnya gambar dan sebagainya dengan
keadaan yang sebenarnya .
Macam-macam skala :

Skala peta perbandingan antara jarak di dalam peta dengan jarak yang
sebenarnya.

Skala ritter, skala yang digunakan untuk memperlihatkan besarnya kekuatan


gempa.

Skala ordinat letak pada garis horizontal.

F. PENGUKURAN POLIGON
Pengukuran poligon dimaksud menghitung koordinat ketinggian tiap titik
polygon. Untuk itu kita mengadakan pengukuran sudut dan jarak dengan
mengikatkan pada suatu titik tetap seperti titik triangulasi, jembatan dan lain-lain
yang mudah diketahui koordinat dan ketinggiannya.
Jenis-jenis polygon.

Poligon Terbuka
Untuk polygon terbuka pada ujung awal poligon diperlukan suatu titik yang
tentu dan sudut jurusan yang tentu pula agar keadaan menjadi simetris, maka
ujung akhir dibuat titik yang tentu pula dan ikatan pada jurusan yang tentu pula.

Poligon Tertutup
Pada pengukuran ini diperlukan suatu titik tertentu saja atau beberapa titik
tertentu dari sudut jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran, pengukuran
akhir harus kembali (menutup) ke titik awal.

Memilih Titik Poligon


Lokasi titik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Untuk memudahkan melakukan pengukuran di daerah terbuka dan tidak naik


turun, hindari pengukuran memalalui daerah alang-alang.
b. Hindari pengukuran sudut pada jarak-jarak pendek karena benang silang dan
target berhimpit
dengan sempurna pada saat pembacaan hasil pengukuran.
c.

Titik harus ditempatkan pada daerah dimana titik tersebut dapat dibidik secara
langsung.
Perhitungan Poligon :

Pengukuran sudut dan jarak


Mengitung sudut datar dan koreksi

Setelah sudut datar dijumlahkan dari semua titik yang didapat dari hasi
pengukuran akan terjadi kesalahan, maka dengan itu harus dikoreksi sesuai
dengan banyaknya titik pengukuran.

G. ALAT
Adapun alat-alat yang akan digunakan :

1 buah pesawat waterpass


Waterpass adalah alat ukur untuk mengetahui rata tidaknya suatu permukaan.

2 bak ukur
Mistar pengukur dan terdapat pula alat-alat yang digunakan.

1 rol meter/pita ukur


Pita ukur merupakan alternative dari rantai, panjang pita ukur bias 20,50 atau
100 m dan lebar pita ukur 7 mm.

Tripoid adalah alat penyangga.

BAB III
METODOLOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT METODEOLOGI
1. PRAKTEK SIFAT DATAR
Hari / Tanggal

: Selasa, 29 April 2014

Jam

: 09.00 s/d selesai

Tempat

: Jln. Samping Kantor Walikota Sorong

Cuaca

: Cerah

B. LANGKAH KERJA
Pesawat Waterpass
a.

Mewaterpasskan Nivo

1. Menempatkan dan menyetel pesawat waterpass


2. Memisalkan ketiga sekrup penyetelnya sebagai A, B dan C.
3. Mensejajarkan nivo antara penyetel A dan B, gunakan penyetel A dan B untuk
menetralkan gelembung (tepat di tengah-tengah).
4. Gunakan penyetel A, B dan C untuk pengaturan halus agar gelembung benarbenar tepat.
5. Menyetel nivo 180o dengan patokan sumbu 1 sumbu putar, bila gelembung nivo
tepat di tengah-tengah berarti pesawat telah berdiri sempurna.
b. Membaca Jarak
1. BA

: Benang Atas

2. BT

: Benang Tengah

3. BB

: Benang Bawah

c.

Membuat Potongan Melintang

1. Menentukan titik yang akan dibuat.


2. Menempatkan dan menyetel pesawat pada titik P0 dan penampang harus satu
garis dengan P1 dan P2.
3. Mengukur jarak optis.
4. Menempatkan bak ukur di atas P1 sebagai bak depan.

5. Membidik teropong kea rah bak depan P1 sebagai pembaca depan dengan
membaca BA, BT, dan BB.
6. Memindahkan pesawat pada p2 dengan cara yang sama pada langkah
sebelumnya dengan menempatkan P1 sebagai bak belakang dan P3 sebagai bak
depan.
d. Membuat Potongan Memanjang
1. Menentukan posisi dari profil melintang terhadap traves.
2. Menempatkan dan menyetel pesawat yang akan diukur profilnya tepat di atas
titik P0
3. Membidik teropong ke atas P1 kemudian memutar alhidade horizontal sehingga
indeks lingkaran tepat pada angka nol.
4. Memutar teropong kea rah kiri dan ke kanan berdasarkan posisi profil yang
diinginkan dengan sudut terhadap P0 dan P1 90o.
5. Memasang bak ukur pada titik a yang sejajar dengan P0 dan lakukan pembacaan
BA, BT dan BB.
6. Melakukan pembacaan pada setiap titik sepanjang garis profil P0, misalnya a,
b,c.dan seterusnya sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mengukur jarak ab, bc, cd dan seterusnya dengan menggunakan pita ukur.
8. Melakukan langakah 1-7 pada patok P1, P2,dan seterusnya.
9. Menghitung dan menggambarkan hasil pengukuran.

BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa ilmu
ukur tanah ini sangat berhubungan erat dengan permukaan bumi (Topografi)
maksudnya ilmu ini mempelajari penggambaran bentuk permukaan bumi dalam
suatu peta dengan segala yang ada di permukaan bumi tersebut.
Pengukuran data menggunakan waterpass menghasilkan data untuk dihitung
dan juga dapat menghasilkan gambar data.
Adapun perhitungan antara lain :
1. Beda tinggi pembahasan
2. Tinggi titik
3. Beda tinggi detail
4. Tinggi titik detail
5. Volume galian dan timbunan
Juga menghasilkan gambar berupa
1. Gambar penampang memanjang ( Long Section )
2. Gambar penampang melintang ( Cross Section )
3. Lay Out ( Tampak Atas )
B. SARAN
1. Dalam perhitungan dan pengukuran data-data diperlukan prinsip-prinsip
pengukuran untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Susunan dalam laporan harus mengikuti metodologi yang baik dan
pengumpulan data dari berbagai sumber.

3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas


pengukuran harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pengukuran, yaitu :
a.

Perlu adanya pengecekkan terpisah

b. Tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran


4. Kiranya laporan ini bisa dipergunakan dan dapat dijadikan bahan acuan dalam
penyusunan laporan-laporan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono Suyodono Dr.Ir, Takasai Masayushi.Pengukuran Topografi dan
Teknik Pemetaan,1997.PT.Pradaya Paramita.Jakarta
ARLIANTY.Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah,2010.UNSIMAR.Poso

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR TANAH I

Disusun Oleh :

NAMA : MUH. ZULFIKAR


NIM
: 20137011209

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SORONG
TAHUN 2014
FOTO DOKUMENTASI

FOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai