PENDAHULUAN
Bumi merupakan salah satu dari sembilan planet yang terdapat dalam tata
surya. Apa bila dibandingkan dengan alam semesta yang tak terbatas luasnya,
Bumi sebenarnya hanyalah benda yang terlalu kecil sehingga dengan mudah dapat
hilang dari pengelihatan, dan hanya tampak sebagai titik yang tidak kelihatan.
Bumi disebut juga planet biru karena tampak berwarna biru apabila dilihat dari
luar angkasa. Planet ini sangat unik dalam tata surya karena terdapat air dalam
tiga fasa (padat, cair dan gas) sehingga bumi memiliki lautan dan kutub es serta
terjadinya siklus hidrologi (diantaranya hujan) yang berkesinambungan. Menurut
sifat mekanik (sifat dari material) nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
seperti Litosfir, Mantle, dan Inti Bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Selubung bumi atau yang biasa disebut mantel bumi ini merupakan lapisan
yang menyelubungi inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bagian bumi
sekitar 83.2 persen dari volume dan 67.8 persen dari keseluruhan masa bumi.
Terdiri dari material yang berfasa cair, sering pula selubung bumi disebut sebagai
lapisan astenosfer. Pada lapisan ini tempat terjadinya pergerakan-pergerakan
lempeng-lempeng yang disebabkan oleh gaya konveksi atau energi dari panas
bumi. Pergerakan tersebut sangat mempengaruhi bentuk muka bumi. Ketebalan
selubung
ini
berkisar
2.883 km.
B. SUSUNAN BAGIAN MANTLE (SELUBUNG) BUMI
Bentuk muka bumi yang berada di permukan pada saat ini, merupakan
akibat apa yang terjadi di masa lampau. Merupakan salah satu teori dari Sejarah
Perkembangan Ilmu Geologi. Komposisi isi perut bumi berdasarkan kajian
rheologi:
Selimut bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan
mesosfer.
1.
Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer tersusun atas dua lapisan utama , yaitu laipsan sial dan lapisan sima.
Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO 2 dan Al2O3.. Batuan
yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan
metamorf.
Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO. Berat
jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial.
Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
2.
Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer. Lapisan
ini tebalnya 100-400km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma
induk). Astenosfer ini terdiri dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair.
Astenosfer suhu normalnya adalah antara 1.400 sampai 3.000 derajat Celcius
derajat Celcius. Yang sangat tinggi suhu dalam segala hal menyebabkan lapisan,
termasuk batu, mencair. Hal ini terutama terdiri dari silikat besi dan magnesium.
Suhu astenosfer bervariasi dengan bahwa dari barysphere atau inti. Pada daerah
tertentu di permukaan bumi di mana suhu inti lebih tinggi, masalah membangun
astenosfer dapat ditemukan dalam keadaan cair. astenosfer memainkan bagian
integral dalam gerakan lempeng tektonik dari kerak bumi. Lempeng tektonik
merupakan bagian dari litosfer yang mengapung di atas astenosfer semipadat
bawah. Hal ini lempeng-lempeng yang bertanggung jawab untuk perubahan
geologis besar seperti pembentukan pegunungan, lembah keretakan, dataran tinggi
dan juga gempa bumi dan letusan gunung berapi. Lapisan ini memiliki sifat
plastis.
3.
kekuatan yang relatif tinggi. Lapisan ini berada diantara batas inti dan mantel,
tebalnya 2.400-2.700km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
C. GEOKIMIA MANTLE
Di bawah kerakbumi, pada kedalaman 400 km, terdapat selubung atas
(uppur mantle) yang tercirikan oleh sebaran gelombang gempa rendah, terutama
untuk gelombang S. Bagian selubung atas bumi terutama terdiri dari eklogit atau
peridotit yang kaya Fe, Mg, Ca, Na dan silikat aluminium, dengan viskositas
rata-rata 8 x 1021 poise. Sebelumnya, Daly (1940) menyebut kerakbumi dengan
lithosfera dan selubung atas yang identik dengan low velocity zone disebut
astronefera. Zona peralihan (transition zone) terletak antara kedalaman 400 dan
1000 km, ditandai oleh landaian kecepatan gelombang gempa tinggi, dan tersusun
dari silikat besi padat, Mg, Ca, Al, oksida besi dan silikat.
Nama bagian
Susunan batuan
Kerak bumi
Di bawah kerak
benua
dan malihan
Ketrangan
10-12 km di bawah
kerak samodra
Bidang diskontinyu
Mohorovisic
Selubung atas
Dicirikan dengan
sebaran gelombang
400 km
& silikat Al
gempa rendah,
terutama gelombang S
Viskositas 8 x 1021
poise
Jalur peralihan
400-1000 km
landaian kecepatan
Silikat
gelombang gempa
Selubung bawah
yang tinggi
1000-2000 km
Oksida besi padat,
Mg, SiO2
Kenaikan kecepatan
rambat gelombang
gempa selaras dengan
bertambahnya
kedalaman.
Inti luar
Viskositas rata-rata
1023poise
2900-5100 km
Besi, sedikit silikat,
IInti dalam
5100-6371 km
Besi padat
Hidrosfera
Kerak
Mantel
kerangka
Air tawar, air asin, salju dan es
Batuan silikat biasa
Bahan silikat, sebagian besar
tekanan tinggi
Aloy besi-nikel
Unsur
H
Li
Be
B
C
N
O
F
Na
Kerak bumi
1400
20
2,8
10
200
20
466 000
625
28 300
Granit (G1)
400
22
3
1,7
200
59
485 000
700
24 600
Diabes (W1)
600
15
0,8
15
100
52
449 000
250
16 000
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Mg
Al
Si
P
S
Cl
K
Ca
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Ga
Ge
As
Se
20 900
81 300
277 200
1 050
260
130
25 900
36 300
22
4 400
135
100
950
50 000
25
75
55
70
15
1.5
1.8
0,05
2 400
74 300
339 600
390
58
70
45 100
9 900
2,9
1 500
17
20
195
13 700
2,4
1
13
45
20
1,1
0,5
0,007
39 900
79 400
246 100
246 100
610
123
200
5 300
78 300
35
6400
114
1 280
77 600
47
76
110
86
16
1,4
1,9
0,3
35
37
38
39
40
41
42
44
45
46
47
Br
Rb
Sr
Y
Zr
Nb
Mo
Ru
Rh
Pd
Ag
2,5
90
375
33
165
20
1,5
0,01
0,005
0,01
0,07
0,4
220
250
13
210
24
6,5
0,4
21
190
25
105
9,5
0,57
0,02
0,05
<0,001
0,025
0,08
48
49
50
51
52
53
55
56
57
58
59
60
62
Cd
In
Sn
Sb
Te
I
Cs
Ba
La
Cc
Pr
Nd
Sm
0,2
0,1
2
0,2
0,01
0,5
3
425
30
60
8,2
28
6,0
0,03
0,02
3,5
0,31
<1
< 0,03
1,5
1 220
101
170
19
55
8,3
0,15
0,07
3,2
1,0
<1
< 0,03
0,9
160
9,8
23
3,4
15
3,6
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
90
92
Eu
Gd
Tb
Dy
Ho
Er
Tm
Yb
Lu
Hf
Ta
W
Re
Os
Ir
Pt
Au
Hg
Tl
Pb
Bi
Th
U
1,2
5,4
0,9
3,0
1,2
2,8
0,5
3,4
0,5
3
2
1,5
0,001
0,005
0,001
0,01
0,004
0,08
0,5
13
0,2
7,2
1,8
1,3
5
0,54
2,4
0,35
1,2
0,15
1,1
0,19
5,2
1,5
0,4
<0,002
0,00007
0,00001
0,0019
0,004
0,1
1,2
48
0,07
50
3,4
D. TEKTONIK LEMPENG
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis,
seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun
kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earths mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel
ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi
dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada
1,1
4
0,65
4
069
2,4
0,30
2,1
0,35
2,7
0,5
0,5
<0,002
0,0003
0,003
0,0012
0,004
0,2
0,11
7,8
0,05
2,4
0,58
kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua
(felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.
Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Pada astenosfer terjadi pergerakan massa atas ke bawah yang disebut arus
konveksi. Arus konveksi terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di bagian atas
dan bagian bawah astenosfer.
mantel atas.
Konveksi massa mengharuskan perubahan kondidi padat ke cair dan
kembali ke kondisi padat dan kembali ke kondisi padat kembali akibat
energy gravitasi.
Padas el konveksi, melalui mekanisme yang terjadi pada boundary shear,
arus konveksi menyeret lempeng samudra dan membawa serta shear force
yang menghasilkan penunjaman ke astenosfer.