Anda di halaman 1dari 6

Arus listrik

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.

[1]

Arus listrik dapat diukur

dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.[1] Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (

) seperti di dalam jaringan

tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.[2][3]
1. Arus searah

Beberapa contoh listrik arus searah


Arus searah (bahasa Inggris direct current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik
searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah
biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada
semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara
Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas Edison di akhir abad
ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan
dibandingkan dengan listrik arus searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga
listrik, di zaman sekarang hampir semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolakbalik.

2.Arus bolak-balik

Diagram arus bolak-balik (garis hijau) dan arus searah (garis merah)

Lampu-lampu kota yang dilihat dari kamera yang bergerak. Listrik arus bolak-balik
menyebabkan lampu berkelip-kelip yang membuat garis terlihat menjadi bintik-bintik.
Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus
berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir
tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya
berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat
digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi
empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke
kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal
radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di

dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang
termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Muatan listrik
Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah coulomb,
yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu
berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom
atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan
elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan
elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam
atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya
(membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).

Tegangan listrik
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua
titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik
menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju
tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional didalam suatu
konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.

Analogi

Secara sederhana, sirkuit elektronik dapat dianalogikan sebagai aliran air dalam pipa yang
didorong oleh pompa air. Perbedaan tekanan air dari satu titik dekat pompa dan titik lain di ujung
pipa dapat dianalogikan dengan potensial tegangan listrik. Jika pompa mulai bekerja tekanan air
dalam pipa pada titik di dekat pompa menjadi lebih tinggi sehingga air dalam pipa mulai
terdorong dari satu titik (dekat pompa) menuju titik yang lain (ujung pipa). Pergerakan air ini
(yang disebabkan perbedaan tekanan) mampu melakukan usaha, misalnya memutar turbin.
Begitu pula dalam sirkuit elektronik, perbedaan potensial tegangan (misalnya dihasilkan oleh
baterai) mampu melakukan usaha pula, misalnya memutar motor listrik. Jika dalam analogi, air
pompa tidak bekerja, maka tidak ada perbedaan tekanan dan air tidak mengalir. Begitu pula
untuk sirkuit elektronik, jika baterai, misalnya, habis, maka tidak ada perbedaan potensial
tegangan listrik dan motor listrik tidak akan berputar.
Analogi ini cukup berguna untuk memahami beberapa konsep elektronik. Misalnya energi yang
diperlukan untuk menggerakkan air dalam pipa sama dengan tekanan dikali volume air yang
bergerak. Hal ini senada dalam dunia elektronik, energi yang diperlukan untuk menggerakkan
elektron dalam konduktor sama dengan besar tegangan dikali jumlah muatan yang bergerak.
Tegangan listrik sangat praktis digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sumber energi
listrik untuk melakukan usaha. Semakin besar tegangan listrik antara dua titik, maka semakin
besar arus yang bisa mengalir.

Alat ukur
Alat yang dipergunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain: voltmeter dan
osiloskop. Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus dalam sirkuit ketika dilewatkan melalui
resistor dengan nilai tertentu. Sesuai hukum Ohm, besar tegangan sebanding dengan besar arus
untuk nilai resistansi sama. Prinsip kerja potensiometer adalah menimbang tegangan yang diukur
dengan tegangan yang sudah diketahui besarnya dengan menggunakan sirkuit jembatan. Sedang
osiloskop bekerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur untuk membelokkan elektron
di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta grafik dari elektron yang telah dibelokkan.
Grafik ini sebanding dengan besar tegangan yang diukur.

Hukum Ohm

V, I, dan R sebagai komponen parameter dalam Hukum Ohm.


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. [1][2]
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak
bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. [1] Walaupun
pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.[1]
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:[3][4]

dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere, V
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825
dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827. [5]

Multimeter

Multimeter digital

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt/Ohm meter)
yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter).
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang
baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori
dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Anda mungkin juga menyukai