Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK

SEMIKONDUKTOR TIPE-N

NAMA KELOMPOK

Faraz Muhammad Aulia

(1404405077)

Pebri Yeni Samosir

(1404405097)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul "SEMIKONDUKTOR TIPE-N".
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahan Listrik pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Udayana. Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Kedua orang tua, segenap
keluarga besar penulis, rekan-rekan penulis dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Jimbaran, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR
JUDUL............................................................................... ........................
........

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................2
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.6 Metode Penulisan......................................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Semikonduktor .........................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................12
3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan Alat.....................................................................12
3.2 Data..........................................................................................................................12
3.3 Analisis data............................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI BAHAN ISOLATOR GAS..............................13
4.1 Pengertian Semikonduktor Tipe N ......................................................................13
4.2 Struktur atom........................................................................................................14
4.3 Pengaplikasian bahan semikonduktor tipe n dikehidupan sehari hari .............16
BAB V PENUTUP..........................................................................................................19
5.1 Simpulan..................................................................................................................19

DAFTAR GAMBAR
2.1

Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak

linier..............3
2.2.1 Satu kutub Circuit breaker bertangki ganda dalam tangki tertutup.
...................6
2.2.2 Satu kutub Circuit breaker 245kV dengan gas SF6............................................
....7
3.1

Live Tank Circuit Breaker.................................................................


........................8

3.2

Dead Tank Circuit Breaker..........................................................................


..............9

3.3

Prinsip kerja pemadaman Circuit breaker SF6 secara

umum.............................10

DAFTAR TABEL

2.1 Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain.....................................................4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini bahan semikonduktor mempunyai peranan penting dibidang


elektronika yang penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah saja.Hampir
kebanyakan peralatan elektronika yang banyak kita gunakan saat ini merupakan
hasil teknologi semikonduktor.Jadi bahan semikonduktor adalah bahan yang
sangat penting dan sangat dibutukan dalam kehidupan manusia.Tetapi masyarakat
luas masih minim pengetahuannya tentang bahan semikonduktor ini, baik
pengertian, jenis, dan kegunaannya. Maka dengan tujuan terbitnya paper ini akan
bermanfaat .
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektroonika seperti
diode , transistor , dan sebuah IC (integrated circuit ) .disebut semikonduktor atau
setengah konduktor , karena bahan ini memang bukan bahan konduktor murni
.bahan bahan logam seperti tembaga , besi, timah , disebut sebagai bahan
semikonduktor yang baik sebab logam memiliki sususnan atom yang sedemikian
rupa ,sehinnga elektronnya dapat bergerak bebas .
Tahun 1906, pickard merancang suatu diode detector dari Kristal slikon yang
di sebut dengan nama cats wishker , dimana alat yang dibuat ini terdiri atas suatu
kawat yang di sambungkan dengan Kristal silicon , alat inilah yang dikenal
sebagai diode semikonduktor yang pertama. Dalam bidang industry penemuan
komponen semikonduktor ini mengakibatkan banyak perubahan dalam kehidupan
manusia. Terutama dilihat dari manfaatnya dalam membantu kelancaran proses
industry diantaranya:dipergunakannya komponen pasif seperti hambatan ,
kapasitor , iinduktor , dan transformator sebagai kelengkapannya dalam menyusun
suatu rangkaian elektronik . dibuatnya alat elektronik radio AM , radio FM ,
penguat suara hi-fi , TV warna ,pemancar FM3.
Penggunaan alat elektronik untuk mengatur dnmenjalankan mesin mesin
industry dengan ditemukannya diode tegangan tinggii , diode daya tinggi .

Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena


celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energy
bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga
memungkinkan elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun
lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan,
perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat
setengah menghantar.Bahan semikonduktor adalah Bahan yang memiliki
nilai hambatan jenis() antara konduktor dan isolator yakni
sebesar10-6 s.d. 104 ohm.
Bahan Semikonduktor (Semiconductor) adalah bahan penghantar listrik yang
tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula seburuk Insulator
(Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik. Pada dasarnya,
kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada diantara Konduktor dan
Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda dengan Resistor, karena
Semikonduktor dapat dapat menghantarkan listrik atau berfungsi sebagai
Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu dan juga tata cara atau
persyaratan tertentu.
Sebenarnya banyak bahan-bahan dasar yang dapat digolongkan sebagai bahan
Semikonduktor, tetapi yang paling sering digunakan untuk bahan dasar komponen
elektronika hanya beberapa jenis saja, bahan-bahan Semikonduktor tersebut
diantaranya adalah Silicon, Selenium, Germanium dan Metal Oxides. Untuk
memproses bahan-bahan Semikonduktor tersebut menjadi komponen elektronika,
perlu dilakukan proses Doping yaitu proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (Impurity) pada Semikonduktor yang murni (semikonduktor
Intrinsik) sehingga dapat merubah sifat atau karakteristik kelistrikannya. Beberapa
bahan yang digunakan untuk menambahkan ketidakmurnian semikonduktor
antara lain adalah Arsenic, Indium dan Antimony. Bahan-bahan tersebut sering
disebut dengan Dopant, sedangkan Semikonduktor yang telah melalui proses
Doping disebut dengan Semikonduktor Ekstrinsik.
Berdasarkan mekanisme terbentuknya gejala semikonduktivitas,semikonduktor
terdiri atas :
Semikonduktor Intrinsik(murni) :Terbentuk dari semikonduktor murni yang
memilikiikatan kovalen sempurna seperti Si, Ge, C dansebagainya.

Semikonduktor Ekstrinsik(tidakmurni) :Terbentuk dari semikonduktor murni


yang dikotorioleh atom dopping sebagai penghasil electron konduksi atau hole.
Terdiri atas dua tipe: Tipe N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe P
(Silikon+ Boron, Galium atau Indium).
Semikonduktor tipe p :Dikatakan P-type karena Semikonduktor jenis ini
kekurangan Elektron atau disebut dengan Hole. Ketika pembawa muatannya
adalah Hole maka Semikonduktor tersebut merupakan Semikonduktor bermuatan
Positif. Pada Semikonduktor yang berbahan Silicon (Si), Proses Doping dengan
menambahkan Indium akan menjadikan Semikondukter tersebut sebagai P-type
Semikonduktor.2 (dua) pembawa muatan yang terdapat dalam P-type
Semikonduktor adalah Hole sebagai Majority Carrier dan Elektron sebagai
Minority Carrier).
Semikonduktor tipe n :Dikatakan N-type karena Semikonduktor jenis ini
pembawa muatannya (Charge Carrier) adalah terdiri dari Elektron. Elektron
adalah bermuatan negative sehinggga .Pada Semikonduktor yang berbahan
Silicon (Si), Proses Doping dengan menambahkan Arsenic atau Antimony akan
menjadikan Semikonduktor tersebut sebagai N-type Semikonduktor.
Terdapat 2 (dua) pembawa muatan atau charge Carrier dalam N-type
Semikonduktor yakni Elektron sebagai Majority Carrier dan Hole sebagai
Minority Carrier.
Mobilitas elektron dalam suatu semikonduktor lebih besar daripadamobilitas
lubang elektron dalam semikonduktor yang sama.Sehingga karakteristik
konduktivitas semikonduktor tipe nberbeda dengan dengan semikonduktor tipep.
Pembuatan paper ini bermaksud dan bertujuan untuk menjelaskan secara luas
tantang semikonduktor dan akan dikhususkan pada semikonduktor tipe n.agar
masyarakat luas dapat mengetahui tentang semikonduktor dan kegunaannya bagi
kehidupan .karna banyak masyarakat luas kurang pengetahuan tentang bahan
semikonduktor ini, dan pengaplikasiannya pada kehidupan manusia sendiri .

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara pemeliharaan atau perawatan pemutus tenaga ?
1.3 Tujuan

1.3.1

Untuk mengetahui bagaimana cara kerja gas SF6 sebagai isolator dalam pemutus

1.3.2

tenaga.
Untuk mengetahui bagaimana cara pemeliharaan atau perawatan pemutus tenaga.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan acuan pemanfaatan bahan
isolator gas yang bisa menunjang proyek proyek dalam dunia kelistrikan.

1.5 Batasan Masalah


Melihat materi yang dibahas cukup luas, maka perlu adanya pembatasanpembatasan masalah yang akan di bahas pada makalah ini. Pembatasanpembatasan tersebut pada :
1.5.1
Penggunaan isolasi gas pada Circuit breaker
1.6 Metode Penulisan
Adapun langkah langkah metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah studi berbagai tinjauan pustaka mengenai bahan isolator gas yang di ambil
dari e-book maupun sumber internet.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan, manfaat,
batasan masalah, metodologi pembahasan, dan sistematika penulisan
dari penulisan makalah.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Membahas tentang teori dasar bahan isolasi gas
BAB III : METODE PENELITIAN
Membahas tentang metode dan langkah langkah yang dilakukan pada
penyusunan makalah.
BAB IV : PEMBAHASAN ISOLASI GAS DALAM CIRCUIT BREAKER

Berisi tentang pembahasan yang berkenaan tentang cara kerja dari


circuit breaker dengan gas SF6.
BAB V : PENUTUP
Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya
dan saran kemungkinan pengembangan penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isolator
Isolator merupakan bahan yang sukar dialiri arus listrik dikarenakan
elektron elektron yang berada di dalam bahan isolator berada dalam kondisi
yang relatif stabil. Akibatnya, elektron sangat sulit untuk terlepas dari ikatan inti
atomnya sehingga arus listrik sukar mengalir dalam bahan isolator. Penggunaan
isolator sangat berguna untuk menjaga keselamatan. Pada kabel listrik, kawat
tembaga yang berfungsi sebagai penghantar listrik atau konduktor dibungkus oleh
bahan isolator. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga agar tangan tidak
tersengat arus listrik saat memegang kabel listrik. Selain itu, isolator juga menjaga
agar tidak terjadi hubungan singkat (korsleting) yang dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran.
Dalam pembahasan kali ini lebih diberatkan pada jenis bahan isolasi
gas. Bahan isolasi gas digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media
penyalur panas. Bahan isolasi gas dapat berupa udara, sulphur hexa fluorida (SF6)
dan gas-gas lainnya yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.
2.1.1

Isolasi Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah di dapatkan, udara mempunyai
tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/cm. Contoh yang mudah dijumpai
antara lain pada SUTR, SUTM, SUTT, dan SUTET antara hantaran yang satu
dengan yang lain dipisahkan dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan
jarak untuk udara tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.

Vt = f ( celah

udara ) pada = 1

atm, F = 50 Hz
Gambar 2.1 :Hubungan Tegangan Tembus dan jarak untuk udara tidak linier
Sumber : Muhaimin, Bahan Listrik

Kalau dua buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai


beda tegangan yang cukup tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus,
maka akan timbul loncatan bunga api. Bila tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka
akan terjadi busur api.
Jika terdapat dua buah elektroda berbentuk bulat dipisahkan dengan
udara yang jaraknya cukup besar untuk suatu harga tegangan dan memungkinkan
terjadinya ionisasi pada udara sekitarnya maka akan terbentuk ozon. Pada sekitar
elektroda tersebut akan timbul sinar terang kebiru-biruan yang disebut korona.
Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya tekanan
udara. Secara umum, makin besar tekanannya, makin besar pula tegangan
tembusnya. Tetapi untuk keadaan pakem justru tegangan tembus akan menjadi
lebih besar. Keadaan yang demikian inilah yang digunakan atau diterapkan pada
beberapa peralatan listrik.
2.1.2

Gas Sulphur Hexa Fluorida(SF6)


Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak

beracun dan tidak mudah terbakar. Pada temperatur diatas 150C gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang
umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi
listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan
kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas

SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi
karbon selama terjadi busur, tidak mudah terbakar (thermal conductivit) yang
baik, tidak menimbulkan bunyi berisik. Perbandingan SF6 dengan beberapa gas
lain seperti tercantum pada tabel : 2.1
Tabel 2.1 : Perbandingan Gas SF6

Gas

Massa Jenis

Konduktivitas Panas

Tegangan Tembus

Kg/m3
1,228
6,139
1,191
1,867
0,086

W/o.m
5.10-6
1,9.10-5
5,4.10-6
3,2.10-6
3,3.10-5

kV/cm
30
75
30
27
18

Udara
SF6
Nitrogen (N2)
Karbon Dioksida
Hidrogen
Sumber : Muhaimin, Bahan Listrik

Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada
sakelar pemutus beban adalah :
A. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya.
Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api tidak memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang
terjadi.
B. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat
dengan mudah dideteksi.
C. Penguraian pada waktu pemadaman busur api maupun pembentukannya kembali
setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya).
D. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap
rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan
busur api tidak stabil , yang menyebabkan ada pemotongan arus dan menimbulkan
tegangan antar-kontak.
E. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
F. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan
adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
2.1.3

Gas-Gas Lain

Gas bentukan fluoro organik misalnya C7F14, C7F8, C14F24mempunyaitegangan


tembus yang tinggi, berkisar antara 6 sampai 10 kali tegangan tembus udara. Ini
berarti gas-gas tersebut baik sekali untuk bahan isolasi misalnya: pada alat-alat
pemutus. Tampak pada tabel 1 bahwa hidrogen merupakan gas yang ringan
walaupun tegangan tembusnya tidak terlalu tinggi tetapi bagus untuk pendinginan
karena konduktivitas termalnya tinggi. Pada mesin-mesin listrik yang besar,
penggunaan hidrogen sebagai pendingin (misalnya : pada generator turbo,
kondensor sinkron) dapat mengurangi rugi-rugi pada belitannya. Dengan
demikian daya guna mesin dapat naik. Di samping itu kebisingan dapat dikurangi
karena kepekatan hidrogen lebih rendah dibandingkan dengan udara.Tetapi
pemakaian hidrogen sebagai pendingin harus disekat dengan sempurna, karena
pencampuran hidrogen dengan udara dengan perbandingan tertentu dapat
menyebabkan letusan. Gas karbon dioksida (CO2) dapat digunakan sebagai gas
residu pada bahan dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi antara
lain : kabel, transformator. Sifat-sifatnya antara lain : resistivitas termal 6880 C /
W /cm3 , tegangan tembusnya rendah yaitu 157 V/ cm , permitivitas relatif pada
suhu 0C adalah 1.000985. Gas freon12 ( CCl2F2) yang umumnya digunakan pada
teknik pendinginan juga dapat digunakan sebagai bahan dielektrik pada
kondensator (kadang-kadang dicampur dengan gas nitrogen). Sifat-sifat Gas freon
12 antara lain resistivitas termalnya pada suhu 30 C adalah 10400 C / W /cm3,
tegangan tembusnya lebih tinggi dari pada tegangan tembus CO 2 yaitu 358 V /
cm.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak digunakan sebagai bahan
pengisi lampu-lampu tabung. Tegangan tembusnya sekitar 100 V / cm, resistivitas
termalnya 2150 C / W / cm3 dan mempunyai massa jenis 0,000833 g / cm 3.
Dalam hal tegangan tembus, disamping gas-gas tersebut diatas, keadaan pakem
mempunyai tegangan tembus yang tinggi yaitu 10 2 kV / cm. Itulah sebabnya pada
perkembangannya sejak tahun 60-an banyak digunakan CB pakem disamping CB
SF6 serta CB yang lain.

BAB III
METODE PENELITIAN
Agar

tercapainya

tujuan

penelitian,

maka

penelitian

ini

menggunakan metode atau pendekatan dalam melakukan penelitian.


Metode

penelitian

yang

dipilih

bertujuan

untuk

menyelesaikan

permasalahan tentang studi kestabilan sistem daya.


3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan Alat
Penelitian ini dibuat di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Udayana Jimbaran. Adapun waktu

perencanaan hingga

pengujian alat adalah dari 17 30 Seotember 2014


3.2 Data
3.2.1 Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
data sekunder dari tinjauan pustaka yang di ambil dari beberapa e-book
maupun sumber lain
3.3 Analisis data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan dasar teori
isolator gas dengan cara pengaplikasiannya.

12

BAB IV
PEMBAHASAN APLIKASI BAHAN ISOLATOR GAS
4.1 Sistem Circuit breaker yang diisi gas
4.1.1Live tank circuit breakers (Tangki yang bertegangan)
Untuk sistem tegangan sangat tinggi biasanya beberapa kontaktor
dipasang secara seri. Ada 12 kontaktor ini untuk tegangan 400 kV dan sampai 24
kontaktor untuk tegangan 750 kV. Tangki diisi dengan gas dan pada saat kontaktor
dibuka gas akan keluar melalui nozzle ke udara luar. Karena gas keluar melalui
kontaktor yang berfungsi sebagai nozzle maka busur api akan terpadamkan dalam
waktu yang singkat sehingga pada saat arus atau tegangan mencapai titik nol akan
putus sama sekali.
Masalah yang sering dihadapi adalah isolator untuk mensupport livetank, ini sering terpengaruh oleh polusi dan tegangan tembus permukaan menjadi
turun biasanya diperlukan panjang permukaan sekitar 2,5 3,5 cm/kV dari
tegangan line. Untuk beberapa kontaktor yang dipasang seri, distribusi tergangan
tergantung dari harga relative dari kapasitansi antara kontaktor-kontaktor dan
bumi.
Untuk live-tank CB (Circuit Breaker), transformator arus yang
diperlukan untuk pengukuran dan pengamanan biasanya adalah dari jenis post
type. CT ini terpisah dari CB kecuali bila CB dimasukkan dalam satu ruangan
tertutup dimana dapat dipakai CT jenis ring dan dimasukkan pada bushing pada
tembok.

13

13

Gambar 3.1 : Live Tank Circuit Breaker


Sumber :http://www.pinggaogroup.com.cn/

Tangki CB diisolasi terhadap tanah, media isolasi pemutus adalah gas


dengan tekanan tinggi dan tangki diisolasi terhadap tanah dengan isolasi porselen.
Beberapa unit ini dapat diseri untuk memperoleh tegangan yang lebih besar.
4.1.2Dead tank circuit breaker (Tangki tidak bertegangan)
Merupakan sistem tertutup sehingga dapat dipakai gas-gas seperti SF6
sebagai media isolasi. Pada saat kontaktor membuka, tekanan pada tangki utama
mungkin akan naik sedikit tetapi ini dikembalikan lagi ke keadaan normal oleh
Gas SF6. Biasanya tekanan pada reservoir 200 lb/m2 dan pada tangki utama = 30
lb/m2 ini untuk bahan isolasiSF6.
Keuntungan dan kekurangan sistem dead-tank :
Suara pada saat pemutus arus kurang karena system tertutup rapat .
Dibandingkan dengan live-tank dimana gas yang keluar mungkin masih cukup
panas maka system dead-tank memerlukan tempat yang lebih.
Gas yang dibuang ke udara tidak ada (kecuali bocor).
Distribusi tegangan untuk system dead-tank biasanya lebih baik karena
dalam system ini semua kontaktor terletak berdekatan sehingga kapasitansi antara
mereka dapat dibuat cukup tinggi. Trafo arus untuk system dead-tank biasanya
jenis ring dan dapat dipasangsekalian bersama dalam CB. Tidak seperti post type
CT maka penggunaan dead-tank akan memperkecil biaya untuk pemasangan CT.

14

Tangki pada potensial tanah dan kontaktor disiolasi dengan gas bersama
dengan isolasi padat. Sistem seperti ini disebut Dead Tank karena tangki tak
bertegangan.

Gambar 3. 2 : Dead Tank Circuit Breaker


Sumber : http://www.pinggaogroup.com.cn/

4.2 Cara Kerja Circuit breaker SF6

Gambar 3.3 : Prinsip kerja pemadaman Circuit breaker SF6 secara

Pada gambar 3.3 memperlihatkan


umum prinsip kerja Circuit breaker SF6
secara umum. sebelum terjadi gangguan atau dalam kondisi normal, Circuit
breaker dalam keadaan tertutup, kontak tetap dan kontak bergerak masih

15

terhubung (a). Saat terjadi gangguan, kontak bergerak ditarik oleh mekanik
penggerak namun gas SF6 belum dilepaskan (b). Ketika kontak bergerak dan
kontak tetap benar-benar terpisah, akan muncul busur api akibat arus yang besar,
kemudian gas SF6 dilepaskan untuk memadamkan busur api tersebut (c).
Beberapa saat kemudian busur api padam (d).
Kerja Circuit breaker SF6 cukup sederhana yaitu gas SF6 dikompresi
dan disimpan dalam reservoir tekanan tinggi. Selama pengoperasian Circuit
breaker SF6, gas sangat padat dilepaskan melalui busur dan dikumpulkan untuk
reservoir tekanan yang relatif rendah dan kemudian dipompa kembali ke reservoir
tekanan tinggi untuk digunakan kembali.
Kerja dari Circuit breaker SF6 sedikit berbeda dalam waktu modern.
Inovasi desain puffer membuat operasi Circuit breaker SF6 jauh lebih mudah.
Dalam desain penyangga jenis, energi busur digunakan untuk mengembangkan
tekanan di dalam ruang busur untuk pemadaman busur. Disini Circuit breaker diisi
oleh gas SF6 pada nilai tekan. Ada dua kontak tetap dilengkapi dengan celah
kontak tertentu. Dan sebuah silinder jembatan yang geser ke kontak tetap. Silinder
aksial dapat geser ke atas dan ke bawah sepanjang kontak. Ada satu seher tetap
dalam silinder, sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengubah posisinya selama
gerakan silinder. Selama pembukaan Circuit breaker, silinder bergerak ke bawah,
sedangkan posisi seher tetap, maka volume dalam silinder berkurang dan
menghasilkan kompresi gas SF6 dalam silinder. Silinder memiliki lubang samping
yang bagian atasnya tertutup. Saat silinder bergerak ke bawah, lubang ventilasi
mendekati kontak tetap bagian atas, kemudian dikompresi gas SF6 dalam silinder
yang akan keluar melalui lubang ventilasi dalam kecepatan tinggi. Busur
dipadamkan selama ini aliran gas SF6. Selama penutupan Circuit breaker, silinder
geser bergerak ke atas dan karena posisi seher tetap dan pada ketinggian yang
tetap, volume dalam silinder meningkat. karena tekanan gas SF6 lebih rendah dari
sekitarnya maka SF6 akan masuk ke dalam silinder.Gas tekanan tinggi akan
datang melalui lubang aksial kontak tetap dan masuk ke dalam silinder melalui
ventilasi dan selama aliran ini, gas akan memadamkan busur.
4.3 Pemeliharaan Circuit Breaker

16

Pada umumnya pemeliharaan dari pemutus tenaga ( Circuit breaker ) dilakukan


secara berkala dalam jangka waktu dua tahun. Dalam pemeliharaan pemutus
tenaga (Circuit breaker), hal yang terpenting yang harus dilakukan adalah
pengukuran tahanan isolasi, tahanan kontak, breakeranalizer, dan tahanan
pentanahan. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi adalah
megger sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur tahanan kontak adalah
breakeranalizer.
4.3.1Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga ( Circuit breaker ) ini dilakukanpada
saat posisi terbuka atau open. Besar dari nilai tahanan isolasi pemutus tenaga
(Circuit breaker) diharapkan mencapai nilai yang sebesar besarnya. Tegangan
yang digunakan untuk mengukur besarnya tahanan isolasi pemutus tenaga
( Circuit breaker ) yaitu : dengan megger skala 5000 .
4.3.2Pengukuran Tahanan Kontak
Pengukuran tahanan kontak pemutus tenaga ( Circuit breaker ) ini dilakukan pada
saat posisi tertutup atau close. Dengan menggunkan alat ukur breakeranalizer .
Satuan yang digunakan untuk mengukur tahanan kontak adalah . Ketentuan
arus yang digunkan untuk mengukur besarnya tahanan kontak pemutus tenaga
( Circuit breaker ) yaitu : 100 A, 200A, 300A. Tegangan yang digunakan untuk
mengukur besarnya tahanan kontak pemutus tenaga ( Circuit breaker ) yaitu :
dengan skala 5000 V.
4.3.3Breakeranalizer
Pengukuran breakeranalizer pada pemutus tenaga ( Circuit breaker ) digunakan
untuk mengukur kecepatan Circuit breaker saat membuka dan menutup.
Sedangkan Satuan yang dipakai adalah ms (mili sekon). Jadi ketika pemutus
tenaga ( Circuit breaker ) dilepas secara bersamaan maka akan terlihat
keserempakannya.
4.3.4Tahanan Pentanahan

17

Pengukuran tahanan pentanahan pada peralatan pemutus tenaga ( Circuit breaker )


yang dikur adalah sistem tahanan pentanahannya dengan cara ground yang
terdapat pada pemutus tenaga dihungkan ke tanah dengan jarak sekitar 5 m.
Satuan yang dipakai dalam pengukuran tahanan pentanahan adalah ohm ( ).
4.3.5Hal hal lain yang dilakukan pada saat pemeliharaan
Selain pengukuran nilai dari tahanan isolasi, tahanan kontak, breakeranalizer, dan
tahanan pentanahan hal lain yang perlu dilakukan pada saat pemeliharaan pemutus
tenaga ( Circuit breaker ) adalah :
Pemeriksaan motor Circuit breaker, dapatkah motor Circuit breaker tersebut
bekerja secara normal.
Pemeriksaan tekanan sistem penggerak, sistem tekanan busur api, dan sistem
aksesoris kelengkapan sebagai pendukung operasi dari pemutus tenaga ( Circuit
breaker ).
Pencatatan telah berapa kali Circuit breaker tersebut melakukan pemutusan.
4.1.3

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Gas SF6 mampu memadamkan busur api dengan dikompresi dalam silinder yang
akan keluar melalui lubang ventilasi dalam kecepatan tinggi. Busur api akan
dipadamkan selama gas SF6 ini dialirkan.
Pada circuit breaker dengan media gas SF6 digunakan sebagai bahan isolasi
karena mempunyai kekuatan isolasi yang besar dan mempunyai daya pemadaman
busur api lebih besar dari udara, selain itu gas SF6 murni juga mempunyai
kerapan density yang tinggi, penyaluran panas yang baik, merupakan bahan kimia
yang stabil, tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar
pada suhu yang tinggi, tidak mudah merusak metal, plastik dan bermacam
macam bahan yang pada umumnya digunkan pada pemutus tenaga.
Pemeliharaan pemutus tegangan bisa dilakukan dengan cara pengukuran tahanan
isolasi, pengukuran tahanan kontak, pengukuran breakeranalizer, pengukuran
tahanan pentanahan.

19

20

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454 diakses pada tanggal 2 Oktober 2014


http://www.pinggaogroup.com.cn/imageRepository/diakses pada tanggal 2 Oktober
2014

http://www.iec.ch/diakses pada tanggal 2 Oktober 2014


Ariawan, Rusdi. 2010. Makalah Bahan Listrik. Bahan Isolasi Gas, 49.
Arisworo, Djoko. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta. Grafindo
Santoro, Lukas. 2012. Makalah Tenaga Listrik. Pemeliharaan Pemutus Tenaga
Gardu Induk 150KV Krapyak,2.
Indramila, Venditya. 2012. Instalasi Tegangan Menengah. Jenis PMT
Berdasarkan Media Pemadam Busur Api,7-10.
H.A Muhaimin. 2005. Bahan bahan listrik. Pradnya Paramita
Wahid A. Syarif. 2010. Kerja Praktik di PT. PLN P3B JB UPT PURWOKERTO
Ramadhana, Ardian.2013. PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6
GARDU INDUK 150 KV UNGARAN
IndrajayaPutra, Adhitya.2014.PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA DENGAN MEDIA
GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV SRONDOL

Anda mungkin juga menyukai