BAB III Metodologi
BAB III Metodologi
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
yang terdiri dari setil alkohol (PT. Ecogreen Oleochemicals), asam stearat
(PT. Wilmar Nabati, Indonesia), petrolatum (Brataco Chemika, Indonesia),
squalane (Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), glycerol-tri-2-ethylhexanoate
(PT. Chemico, Surabaya), sorbitan monooleat (Croda Singapore Pte, Ltd.),
trietanolamin (Brataco Chemika, Indonesia), PEG 1500 (PT. Tritunggal
Bhumi Mandiri, Indonesia), dipropilen glikol (PT. Lestari Karya Sejahtera,
Indonesia), metil paraben (Brataco Chemika, Indonesia), propil paraben
(Ueno Fine Chemicals Industry, Ltd.), pereaksi DPPH (Sigma-Aldrich,
Singapore), akuadestilata (PT. Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), etanol
95% (PT. Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), asam asetat (Lestari Karya
Sejahtera, Indonesia).
3.1.3. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender (Sharp,
Japan),
3.2.
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Pada
yang
meliputi
pemeriksaan
makroskopis
dan
mikroskopis.
non
parametrik
Friedman
test
(Mc-Crum-Gardner,
2008;
Bonifasius, 2009).
3.3.
Tahapan Peneitian
yang mempunyai bentuk seperti telur ayam dengan ukuran 2- 2,5 inch,
berbobot 80-90 gram/buah, dan mempunyai tekstur yang padat (Strike,
2005; Shastri et al., 2012).
Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis buah kiwi hijau meliputi penampakan
Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk mengetahui anatomi dari
telah ditara, dan dikeringkan pada suhu 105C selama 5 jam lalu ditimbang.
Pengeringan dilanjutkan dan ekstrak dalam wadah ditimbang kembali pada
56
saksama, masukkan ke dalam kurs platina atau kurs silika yang telah
dipijarkan dan ditara, diratakan. Dipijarkan perlahan-lahan hingga arang
habis, didinginkan, dan ditimbang. Apabila dengan cara ini arang tidak
dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, saring melalui kertas saring
bebas abu. Sisa abu dan kertas saring dalam kurs yang sama dipijarkan.
Dihitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara
(Departemen Kesehatan RI 1995).
c.
57
Identitas Ekstrak
Penentuan identitas tanaman dilakukan dengan menentukan nama
Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan terhadap sari buah kiwi hijau yang
Pemeriksaan pH
Ekstrak disiapkan sebanyak 5 gram kemudian diukur pH-nya
gram kemudian maserasi selama 24 jam dengan 100 ml air klorofom (0,25
dalam 100 ml) menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok
pada 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring.
Hasil penyaringan diuapkan sebanyak 20 ml filtrat hingga kering dalam
cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, dipanaskan sisa pada suhu
105oC hingga bobot tetap. Kadar persen sari yang larut dalam air dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Departemen Kesehatan RI,
1995).
e.
gram kemudian
menimbang 25 mg DPPH dan dilarutkan dalam etanol pro analysis 50,0 ml.
Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan mengambil 8 ml larutan DPPH
dan ditambahkan dengan etanol pro analysis hingga 100 ml. Perbandingan
antara larutan DPPH dan larutan sampel yang digunakan adalah 2:1.
Larutan uji sari buah kiwi hijau dengan konsentrasi 0,05%, 1%, 5%, 10%,
15%, dan 20% dibuat dengan memipet sejumlah larutan uji sari buah kiwi
hijau induk konsentrasi 25% (menimbang 12,5 gram ekstrak kemudian
ditambahkan etanol pro analysis hingga 50 ml) sesuai dengan konsentrasi
yang akan dibuat kemudian ditambahkan etanol pro analysis agar volume
menjadi 10 ml. Diambil dari masing-masing larutan uji sebanyak 2 ml dan
ditambahkan dengan 3 ml larutan DPPH 40 ppm.
Sebagai blangko
disiapkan larutan etanol pro analysis dan sari buah kiwi hijau masingmasing konsentrasi dengan perbandingan 2:1 (Septiani, Wathoni, dan Mita,
2012; Parameswaran and Murthi, 2015).
b.
Pengukuran % Inhibisi
Pengukuran % inhibisi dilakukan menggunakan data absorbansi
Mitzui (1997) dengan tipe moisturizing and softening milky lotion (o/w
emulsion, soap and non-ionic surfactant). Pemilihan tipe ini disesuaikan
dengan tujuan dari penggunakan milky lotion sendiri, yaitu untuk menjaga
kelembapan dan kelembutan kulit. Basis yang digunakan adalah o/w (oil in
water) yang disesuaikan dengan karakteristik sediaan milky lotion dimana
mengandung komponen air yang lebih banyak dibandingkan komponen
minyaknya. Soap and non-ionic surfaktant, merupakan tipe surfaktan yang
dipilih oleh karena sifatnya yang lebih aman, dapat menghasilkan sediaan
o/w yang lebih stabil dan membentuk fine-grained emulsion (berupa serat
halus). Tipe surfaktan dalam formula ini diperoleh dari hasil percampuran
60
Asam stearat
Formula I
Konsentrasi
(%)
2,0
Formula II
Konsentrasi
(%)
2,0
Formula III
Konsentrasi
(%)
2,0
Kegunaan
Setil alkohol
1,5
1,5
1,5
Petrolatum
Squalane
5,0
5,0
5,0
Glycerol-tri-2ethylhexanoate
Sorbitan monooleat
PEG 1500
Dipropilen glikol
Trietanolamin
Metil paraben
Propil paraben
Akuades
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
Emulsifier,
komponen minyak
Stiffening agent,
komponen minyak
Emolien, pembentuk
basis, komponen
minyak
Pembentuk basis,
komponen minyak
Pembentuk basis,
komponen minyak
Surfaktan non-ionik
3
5
1,0
0,02
0,18
Ad 100
5
9
1,0
0,02
0,18
Ad 100
7
12
1,0
0,02
0,18
Ad 100
Humektan
Humektan
Pengalkali
Antimikroba
Antimikroba
Solven
61
sebesar 100 mg (Beever and Hopkrik, 1999). Sari buah kiwi hijau disiapkan
62
Pembuatan Larutan Sediaan Hand Body Milky Lotion sari Buah Kiwi
Hijau
Sediaan hand body ditimbang sebanyak 10 gram dan dilarutkan
hijau, ekstrak buah kiwi hijau, dan larutan sediaan hand body milky lotion,
masing-masing sebanyak 15,0 l. Plat silika yang telah ditotolkan kemudian
dieluasi menggunakan fase gerak etanol : asam asetat 1% (9:1 %v/v) dalam
chamber. Setelah dieluasi mencapai batas yang telah ditentukan, plat silika
tersebut dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan kering. Plat silika yang
telah kering kemudian diamati dibawah sinar UV 254 dan 366 nm (Himesh
and Sarvesh, 2012).
63
3.4.
Kriteria
Uji Mutu fisik
Organoleptis
Warna
Bau
Bentuk
DayaSebar
pH
Viskositas
Homogenitas
Kemampuan
sediaan
untuk
mengurangi penguapan air
Kemampuan
sediaan
memberikan aktivitas antioksidan
Uji Iritasi
Uji Hedonik
a.
Putih kehijauan
Khas kiwi
Milky lotion (creamy)
>6 cm (sangat mudah tersebar) (Zulkarnain, Susanti, dan
Lathifa, 2013)
6,0 0,5 (SNI 16-4399-1996)
Diantara 835- 20000 CPoise (SNI 06-4085-1996; SNI 164399-1996)
Homogen
Uji Efektivitas
Lebih dari 30% (Draleos, 2000)
Dapat memberikan aktivitas antioksidan (sama dengan
aktivitas antioksidan ekstrak yang digunakan)
Uji Keamanan
Tidak Mengiritasi kulit
Uji Aseptabilitas
Disukai
Organoleptis
Dilakukan dengan melihat secara langsung warna, bentuk, dan bau
Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram sediaan
64
c.
Penilaian
+
++
Skor
0
1
2
Keterangan
Terdapat banyak partikel kasar
Terdapat sedikit partikel kasar
Tidak terdapat partikel kasar
Pengukuran pH
Sediaan milky lotion diukur pH menggunakan pH meter yang telah
Pengujian Viskositas
Viskositas sediaan diukur dengan menggunakan menggunakan
berskala. Pada bagian atas diletakkan lagi laca bulat dan didiamkan selama
1 menit kemudian dicatat penyebarannya. Pada setiap tahap ditambahkan
beban seberat 50 gram dan didiamkan selama 1 menit. Pemberat
ditambahkan hingga 300 gram (Zulkarnain, Susanti, dan Lathifa, 2013).
65
Tabel 3.4. Kriteria penilaian pada parameter daya sebar sediaan hand
body milky lotion perasaan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Sukar Menyebar
Mudah Menyebar
Sangat Mudah Menyebar
Penilaian
+
++
Skor
0
1
2
Keterangan
Diameter kurang dari 4 cm
Diameter antara 4-6 cm
Diameter lebih dari 6 cm
tanpa penggunaan sari buah kiwi hijau, dan formula tanpa penggunaan
humektan dan sari buah kiwi hijau. Sebagai blangko dilakukan pengujian
tanpa pengolesan sediaan. Persen penguapan air dapat diperoleh dengan
cara:
.......................(4)
b.
67
Tabel 3.5. Kriteria penilaian pada parameter uji iritasi sediaan hand
body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Mengiritasi
Sedikit Mengiritasi
Tidak Mengiritasi
Penilaian
+
++
Skor
0
1
2
Keterangan
Kemerahan dan gatal-gatal
Kemerahan atau gatal-gatal
Tidak ada kemerahan dan atau gatal-gatal
Penilaian
-
Skor
0
Normal
Suka
++
3.5.
Keterangan
Tekstur kasar, sulit menyebar, kesan lengket, dan
berbau tidak enak
Tekstur lembut, mudah menyebar, kesan lengket,
dan beraroma khas
Tekstur lembut, mudah menyebar, tidak lengket, dan
beraroma khas
parametrik.
Analisa
parametrik
antar
formula
dilakukan
dengan
perbedaan
antar
formula
diketahui
dengan
menggunakan
68
nilai F tabel. Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka terdapat perbedaan
bermakna. Bila hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna, maka
akan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tests Tukey. Metode ini dipilih oleh
karena sesuai bila dilakukan pada perbandingan sederhana dan tingkat
kesalahannya paling kecil diantara metode-metode lainnya. Analisa
parametrik antar bets juga dilakukan dengan menggunakan uji One Way
Anova. Analisa non parametrik dilakukan dengan menggunakan Friedman
Test. Metode analisa statistik non parametrik ini dipilih untuk mengetahui
analisa dari dua atau lebih sampel yang berhubungan. Tes ini melibatkan
satu variabel bebas dengan partisipan yang sama dan juga melakukan
berbagai macam pengamatan yang lain.
3.6.
Hipotesa Statistik
Ha:
b.
Ho:
Ha:
69
antar bets.
c.
Ho:
Ha:
d.
Ho:
Ha:
e.
Ho:
Ha:
70
Ha:
b.
Ho:
Ha:
c.
Ho:
Ha:
d.
Ho:
Ha:
71
Ho:
Ha:
72
3.7.
Skema Kerja
P
Makroskopis
(bentuk,warna,
ukuran, panjang,
dan diameter)
Mikroskopis
Standarisasi:
Spesifik
Non spesifik
PEG 1500 5%
Dipropilen glikol 9%
PEG 1500 3%
Dipropilen glikol 5%
PEG 1500 7%
Dipropilen glikol 12%
Basis A: Tanpa
humektan & Ekstrak
Basis B : Tanpa
Ekstrak
Basis C: PEG 1500
Saja
Basis D : DPG Saja
Basis E : Ekstrak
Saja
%
Evaluasi Sediaan Hand Body Milky Lotion
Uji Mutu Fisik
-
Keamanan
Uji Efektifitas
Organoleptis
Homogenitas
Daya sebar
Viskositas
pH
- Kemampuan sediaan
mengurangi penguapan air
- Uji aktivitas antioksidan
Uji Iritasi
Antar Formula
Friedman Test
Homogenitas
Daya sebar
Aseptabilitas
Keamanan
Kesimpulan
Gambar 3.1. Skema Kerja Penelitian
73