Anda di halaman 1dari 21

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Bahan dan Alat

3.1.1. Bahan Utama


Bahan utama yang digunakan adalah buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) dari PT. Zeespri New Zealand dan akan dideterminasi di Materia
Medika Indonesia, Kota Batu, Jawa Timur.

3.1.2. Bahan Penunjang


Bahan yang digunakan

merupakan bahan Pharmaceutical grade

yang terdiri dari setil alkohol (PT. Ecogreen Oleochemicals), asam stearat
(PT. Wilmar Nabati, Indonesia), petrolatum (Brataco Chemika, Indonesia),
squalane (Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), glycerol-tri-2-ethylhexanoate
(PT. Chemico, Surabaya), sorbitan monooleat (Croda Singapore Pte, Ltd.),
trietanolamin (Brataco Chemika, Indonesia), PEG 1500 (PT. Tritunggal
Bhumi Mandiri, Indonesia), dipropilen glikol (PT. Lestari Karya Sejahtera,
Indonesia), metil paraben (Brataco Chemika, Indonesia), propil paraben
(Ueno Fine Chemicals Industry, Ltd.), pereaksi DPPH (Sigma-Aldrich,
Singapore), akuadestilata (PT. Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), etanol
95% (PT. Lestari Karya Sejahtera, Indonesia), asam asetat (Lestari Karya
Sejahtera, Indonesia).

3.1.3. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender (Sharp,
Japan),

timbangan analitik (Sartorius tipe TE214S, Jerman), pH meter

(Cyberscan 500), viskometer Brookfield DV-I+ (Erweka, Germany), plat


53

silica gel F254 (Merck Milipore Darmstadt, Germany), spektrofotometer


UV-Vis U-2910 (Hitachi, Japan), Chamber (Camag, Switzerland), lampu
UV 254 dan 366 nm (Camag, Switzerland), oven, mortir, stamper, penangas
air, pipa kapiler, kuvet, penyaring, wadah penampung, dan peralatan gelas
lainnya.

3.2.

Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Pada

penelitian ini, dilakukan ekstraksi buah kiwi hijau dengan menggunakan


juicer dan diambil sarinya. Sari yang telah diperoleh kemudian dipekatkan
dan dilakukan standarisasi sesuai dengan ketentuan parameter standar
umum ekstrak tumbuhan obat yang terdiri dari parameter spesifik dan nonspesifik (Ditjen POM, 2000). Sebelumnya dilakukan standarisasi buah kiwi
hijau

yang

meliputi

pemeriksaan

makroskopis

dan

mikroskopis.

Pemeriksaan makroskopis meliputi penampakan bentuk, warna, ukuran


panjang, dan diameter, sedangkan pemeriksaan mikroskopis berupa
pengamatan anatomi buah. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas antioksidan
dari enam konsentrasi sari buah kiwi hijau (0,05; 1; 5; 10; 15; dan 20 %)
menggunakan metode DPPH (2,2-diphenylhydrazylpicryl). Pada penelitian
ini, pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menentukan nilai %
inhibisi dari masing-masing konsentrasi. Konsentrasi yang memiliki %
inhibisi tertinggi akan dipilih dan digunakan dalam formulasi sediaan hand
body milky lotion. Formula basis milky lotion mengacu pada formula
standar Mitsui (1997) dan dilakukan modifikasi terhadap komposisi
humektan yang digunakan. Pada formula standar humektan yang digunakan
adalah PEG 1500 (3%) dan Dipropilen glikol (5%). Pada penelitian ini
dilakukan dengan 3 macam formula dengan perbandingan konsentrasi PEG
1500 : dipropilen glikol masing-masing adalah 3:5; 5:9; dan 7:12 %.
54

Pengujian kapasitas melembabkan (humektan) dilakukan dengan melakukan


uji kemampuan sediaan mengurangi penguapan air di kulit yang dilakukan
terhadap masing-masing formula dan juga disiapkan basis blangko yang
terdiri dari formula dengan PEG 1500 sebagai humektan, formula dengan
dipropilen glikol sebagai humektan, formula tanpa penggunaan humektan,
formula tanpa penggunaan sari buah kiwi hijau, dan formula tanpa
penggunaan humektan dan sari buah kiwi hijau. Sebagai blangko dilakukan
pengujian tanpa pengolesan sediaan (Mitsui, 1997; Prankerd, 2004).
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap sediaan yang terdiri dari, evaluasi
mutu fisik yang dilakukan meliputi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar,
dan homogenitas sediaan. Uji efektivitas meliputi uji aktivitas antioksidan
dan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan kulit. Uji keamanan
dilakukan dengan uji iritasi, dan uji aseptabilitas sediaan dilakukan dengan
uji hedonik atau kesukaan (tekstur, bau, dan kesan lengket) (Mitsui, 1997;
Carpenter, Lyon and Hasdell, 2000; Salazar-aranda et al., 2009;
Faramayuda, Alatas dan Desmiaty, 2010). Hasil evaluasi mutu fisik (pH,
daya sebar, dan viskositas) dan uji efektifitas antar formula dan antar bets
dianalisis secara statistik menggunakan metode one way ANOVA pada
tingkat kepercayaan 95%, apabila ada perbedaan bermakna akan dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Tukey. Analisa statistik non parametik untuk data hasil
uji homogenitas, daya sebar, keamanan, dan aseptabilitas menggunakan
analisa

non

parametrik

Friedman

test

(Mc-Crum-Gardner,

2008;

Bonifasius, 2009).

3.3.

Tahapan Peneitian

3.3.1. Pemilihan dan Pengolahan Buah Kiwi Hijau


Buah kiwi hijau kultivar Hayward dari New Zealand yang
digunakan diperoleh dari supermarket di Surabaya. Buah kiwi hijau dipilih
55

yang mempunyai bentuk seperti telur ayam dengan ukuran 2- 2,5 inch,
berbobot 80-90 gram/buah, dan mempunyai tekstur yang padat (Strike,
2005; Shastri et al., 2012).

3.3.2. Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Buah Kiwi Hijau


a.

Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis buah kiwi hijau meliputi penampakan

bentuk, warna, ukuran panjang, dan diameter.


b.

Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan untuk mengetahui anatomi dari

buah kiwi hijau. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan pengirisan


melintang buah kiwi hijau yang telah dilarutkan dalam air dan diberi
pereaksi floroglusin HCl 1%. Selanjutnya, hasil irisan diletakkan pada kaca
objek dan diamati dengan menggunakan mikroskop.

3.3.3. Penyiapan Sari Buah Kiwi Hijau


Buah kiwi hijau kemudian dipisahkan dari bagian kulitnya, dicuci
bersih, dan dikeringkan dari airnya. Selanjutnya buah kiwi tersebut
dihancurkan menggunakan juicer tanpa penambahan air dan diambil sarinya
dengan teknik penyaringan. Sari buah kiwi hijau yang telah diperoleh
kemudian dilakukan pemekatan menggunakan penangas air, kemudian
dihitung rendemen perolehannya dan dilakukan standarisasi.

3.3.4. Standarisasi Parameter Non-Spesifik Sari Buah Kiwi Hijau


a.

Kadar Air (Metode Gravimetri)


Sebanyak 10 gram ekstrak ditimbang seksama dalam wadah yang

telah ditara, dan dikeringkan pada suhu 105C selama 5 jam lalu ditimbang.
Pengeringan dilanjutkan dan ekstrak dalam wadah ditimbang kembali pada
56

jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak


lebih dari 0,25%. Persyaratan kadar air total secara umum tidak lebih dari
10 % (Ditjen POM, 2000).
b.

Kadar Abu Total


Lebih kurang 2 sampai 3 gram zat yang telah digerus ditembang

saksama, masukkan ke dalam kurs platina atau kurs silika yang telah
dipijarkan dan ditara, diratakan. Dipijarkan perlahan-lahan hingga arang
habis, didinginkan, dan ditimbang. Apabila dengan cara ini arang tidak
dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, saring melalui kertas saring
bebas abu. Sisa abu dan kertas saring dalam kurs yang sama dipijarkan.
Dihitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara
(Departemen Kesehatan RI 1995).
c.

Kadar Abu yang Tidak Larut Asam


Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25

ml asam klorida encer P selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak


larut dalam asam, disaring melalui krus masir atau kertas saring bebas abu,
dicuci dengan air panas, dipijarkan hingga bobot tetap, dan ditimbang.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara (Departemen Kesehatan RI 1995).
d.

Kadar Abu yang Larut Air


Abu yang telah diperoleh pada penetapan kadar abu, dididihkan

demgan 25 ml air selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak larut,


disaring dengan melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci
dengan air panas, dan dipijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari
450oC, hingga bobot tetap, dan ditimbang. Perbedaan bobot sesuai dengan
jumlah abu yang larut dalam air. Kadar abu yang larut dalam air terhadap
bahan yang dikeringkan di udara (Departemen Kesehatan RI 1995).

57

3.3.5. Standarisasi Parameter Spesifik Sari Buah Kiwi Hijau


a.

Identitas Ekstrak
Penentuan identitas tanaman dilakukan dengan menentukan nama

ekstrak, nama latin, bagian tanaman yang digunakan, nama Indonesia


tanaman, dan senyawa identitas yang spesifik.
b.

Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan terhadap sari buah kiwi hijau yang

meliputi, bentuk, warna, rasa, dan bau.


c.

Pemeriksaan pH
Ekstrak disiapkan sebanyak 5 gram kemudian diukur pH-nya

menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan buffer pH 7,0


dan 4,0 dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam ekstrak dan dibiarkan
hingga alat menunjukkan harga pH.
d.

Kadar Sari yang Larut dalam Air


Serbuk sampel dikeringkan (4/18) di udara ditimbang sebanyak 5

gram kemudian maserasi selama 24 jam dengan 100 ml air klorofom (0,25
dalam 100 ml) menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok
pada 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring.
Hasil penyaringan diuapkan sebanyak 20 ml filtrat hingga kering dalam
cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, dipanaskan sisa pada suhu
105oC hingga bobot tetap. Kadar persen sari yang larut dalam air dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Departemen Kesehatan RI,
1995).
e.

Kadar Sari yang Larut dalam Etanol


Serbuk sampel dikeringkan (4/18) di udara ditimbang sebanyak 5

gram kemudian

maserasi selama 24 jam dengan 100 ml etanol 95%

menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok pada 6 jam pertama


dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Filtrat disaring cepat dengan
58

menghindarkan penguapan etanol (95%) dan diuapkan sebanyak 20 ml filtrat


hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, dipanaskan
sisa pada suhu 105C hingga bobot tetap. Kadar persen sari yang larut dalam
etanol (95%) dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara
(Departemen Kesehatan RI 1995).

3.3.6. Uji Aktivitas Antioksidan


a.

Pembuatan Larutan Sampel dan DPPH


Larutan DPPH dibuat dengan konsentrasi 0,004% (40 ppm) dengan

menimbang 25 mg DPPH dan dilarutkan dalam etanol pro analysis 50,0 ml.
Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan mengambil 8 ml larutan DPPH
dan ditambahkan dengan etanol pro analysis hingga 100 ml. Perbandingan
antara larutan DPPH dan larutan sampel yang digunakan adalah 2:1.
Larutan uji sari buah kiwi hijau dengan konsentrasi 0,05%, 1%, 5%, 10%,
15%, dan 20% dibuat dengan memipet sejumlah larutan uji sari buah kiwi
hijau induk konsentrasi 25% (menimbang 12,5 gram ekstrak kemudian
ditambahkan etanol pro analysis hingga 50 ml) sesuai dengan konsentrasi
yang akan dibuat kemudian ditambahkan etanol pro analysis agar volume
menjadi 10 ml. Diambil dari masing-masing larutan uji sebanyak 2 ml dan
ditambahkan dengan 3 ml larutan DPPH 40 ppm.

Sebagai blangko

disiapkan larutan etanol pro analysis dan sari buah kiwi hijau masingmasing konsentrasi dengan perbandingan 2:1 (Septiani, Wathoni, dan Mita,
2012; Parameswaran and Murthi, 2015).
b.

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH


Penentuan panjang gelombang maksimum DPPH dilakukan dengan

menyiapkan larutan uji DPPH sebanyak 3 ml yang ditambahkan dengan 2


ml etanol. Selanjutnya diamati absorbansi pada panjang gelombang 400
600 nm. Panjang gelombang yang memberikan nilai absorbansi paling
59

tinggi yang akan digunakan dalam pengamatan sampel. Sebagai blangko


digunakan etanol pro analysis yang diamati pada panjang gelombang yang
sama (Septiani, Wathoni, dan Mita, 2012; Parameswaran and Murthi, 2015).
c.

Waktu Inkubasi Sampel


Larutan DPPH yang telah dibuat ditambahkan kedalam sari buah

kiwi hijau kemudian dihomogenkan. Selanjutnya dilakukan pengamatan


absorbansi pada panjang gelombang maksimum DPPH setiap 5 menit
selama 30 menit (Septiani, Wathoni, dan Mita, 2012; Parameswaran and
Murthi, 2015).
e.

Pengukuran % Inhibisi
Pengukuran % inhibisi dilakukan menggunakan data absorbansi

yang diperoleh. Data absorbansi dari masing-masing konsetrasi yang diuji


selanjutnya dimasukan kedalam rumus (Persamaan (1)) untuk memperoleh
% inhibisi.

3.3.7. Formulasi Sediaan Hand Body Milky Lotion


a.

Formula Sediaan Hand Body Milky Lotion


Formula sediaan milky lotion mengacu pada formula standar dari

Mitzui (1997) dengan tipe moisturizing and softening milky lotion (o/w
emulsion, soap and non-ionic surfactant). Pemilihan tipe ini disesuaikan
dengan tujuan dari penggunakan milky lotion sendiri, yaitu untuk menjaga
kelembapan dan kelembutan kulit. Basis yang digunakan adalah o/w (oil in
water) yang disesuaikan dengan karakteristik sediaan milky lotion dimana
mengandung komponen air yang lebih banyak dibandingkan komponen
minyaknya. Soap and non-ionic surfaktant, merupakan tipe surfaktan yang
dipilih oleh karena sifatnya yang lebih aman, dapat menghasilkan sediaan
o/w yang lebih stabil dan membentuk fine-grained emulsion (berupa serat
halus). Tipe surfaktan dalam formula ini diperoleh dari hasil percampuran
60

antara asam stearat dan trietanolamin, dimana terjadi proses penetralan


asam stearat. Asam stearat yang dinetralkan juga dapat membentuk basis
yang creamy (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).
Berdasarkan formula standar yang digunakan, dilakukan modifikasi
terhadap komposisi bahan dan jenis humektan yang digunakan. Humektan
yang digunakan dalam formula standart adalah kombinasi dipropilen glikol
(5%) dan PEG 1500 (3%).

Modifikasi dilakukan dengan mengganti

komposisi perbandingan PEG 1500 dan dipropilen glikol untuk menentukan


komposisi perbandingan humektan yang dapat memberikan kapasitas
melembabkan (humektan) terbaik. Kombinasi konsentrasi bahan humektan
yang digunakan ditentukan berdasarkan pada rasio konsentrasi awal kedua
bahan tersebut dalam formula standar yang disesuaikan dengan rentang
konsentrasi penggunaan humektan yang ideal pada sediaan milky lotion,
yaitu 5-15% (Mitsui, 1997).
Tabel 3.1. Formula modifikasi sediaan hand body milky lotion
Bahan

Asam stearat

Formula I
Konsentrasi
(%)
2,0

Formula II
Konsentrasi
(%)
2,0

Formula III
Konsentrasi
(%)
2,0

Kegunaan

Setil alkohol

1,5

1,5

1,5

Petrolatum

Squalane

5,0

5,0

5,0

Glycerol-tri-2ethylhexanoate
Sorbitan monooleat
PEG 1500
Dipropilen glikol
Trietanolamin
Metil paraben
Propil paraben
Akuades

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Emulsifier,
komponen minyak
Stiffening agent,
komponen minyak
Emolien, pembentuk
basis, komponen
minyak
Pembentuk basis,
komponen minyak
Pembentuk basis,
komponen minyak
Surfaktan non-ionik

3
5
1,0
0,02
0,18
Ad 100

5
9
1,0
0,02
0,18
Ad 100

7
12
1,0
0,02
0,18
Ad 100

Humektan
Humektan
Pengalkali
Antimikroba
Antimikroba
Solven

61

Terdapat 3 macam formula dengan perbandingan konsentrasi PEG


1500 : dipropilen glikol masing-masing adalah 3:5; 5:9; dan 7:12 %.
Pengujian kapasitas melembabkan (humektan) dilakukan dengan melakukan
uji kemampuan sediaan mengurangi penguapan air di kulit. Sebagai
preservative (pengawet) digunakan kombinasi metil dan propil paraben
sesuai dengan konsentrasi efektifnya yaitu, 0,02 dan 0,18%. Pemilihan ini
didasarkan pada golongan paraben dapat bekerja aktif pada rentang pH yang
luas, bekerja dengan aktivitas spektrum yang luas, aktif terhadap kapang
dan khamir, serta umum digunakan dalam sediaan topikal (Mitsui, 1997;
Prankerd, 2004; Sheskey, and Quinn, 2009).
b.

Pembuatan Sediaan Hand Body Milky Lotion


Bahan-bahan yang termasuk dalam fase minyak seperti asam stearat,

setil alkohol, petrolatum, squalane, glycerol-tri-2-ethylhexanoate, dan


sorbitan monooleat terlebih dahulu dileburkan diatas penangas air dengan
suhu kurang lebih 70oC. Bahan-bahan yang termasuk dalam fase air seperti
PEG 1500, dipropilen glikol dan trietanolamin dipanaskan menggunakan
penangas air pada suhu kurang lebih 70oC. Metil dan propil paraben
sebelumnya dilarutkan dengan sedikit dipropilen glikol dan ikut dipanaskan.
Mortir panas yang telah disiapkan dimasukkan fase air dan ditambahkan
dengan fase minyak dan digerus secara konstan hingga tercampur rata.
Dimasukkan sari buah kiwi hijau sesuai dengan jumlah yang digunakan dan
ditambahkan sedikit demi sedikit sisa air. Penggerusan dilanjutkan hingga
terbentuk massa lotion (Mitzui, 1997).

3.3.8. Penentuan Profil Zat Aktif Berkhasiat: Vitamin C


a.

Pembuatan Larutan Uji Perasan/Sari dan Ekstrak Buah Kiwi Hijau


Kandungan Vitamin C dalam 100 gram buah kiwi hijau rata-rata

sebesar 100 mg (Beever and Hopkrik, 1999). Sari buah kiwi hijau disiapkan
62

dengan menimbang buah segar sebanyak 100 gram, kemudian dilakukan


pemerasan. Volume sari yang diperoleh dari hasil pemerasan sebanyak 60
ml (1666,67 ppm). Sari buah kemudian diuapkan dan ditambahkan dengan
1 ml etanol (100.000), selanjutnya dilkukan penotolan pada plat silika
sebanyak 15 l. Preparasi untuk ekstrak dilakukan dengan menimbang
ekstrak sebanyak 1 gram dan dilarutkan dalam 10 ml etanol pro analysis
(100.000 ppm) kemudian diuapkan dan tambahkan dengan 1 ml etanol
(1000 ppm), selanjutnya dilakukan penotolan pada plat silika sebanyak 15
l.
b.

Pembuatan Larutan Sediaan Hand Body Milky Lotion sari Buah Kiwi
Hijau
Sediaan hand body ditimbang sebanyak 10 gram dan dilarutkan

dalam 10 ml etanol pro analysis (1.000.000 ppm) kemudian diuapkan dan


ditambahkan dengan 1 ml etanol pro analysis (1000 ppm).
c.

Penentuan Profil Zat Aktif Berkhasiat


Pada plat silika gel F254 ditotolkan larutan uji perasan/sari buah kiwi

hijau, ekstrak buah kiwi hijau, dan larutan sediaan hand body milky lotion,
masing-masing sebanyak 15,0 l. Plat silika yang telah ditotolkan kemudian
dieluasi menggunakan fase gerak etanol : asam asetat 1% (9:1 %v/v) dalam
chamber. Setelah dieluasi mencapai batas yang telah ditentukan, plat silika
tersebut dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan kering. Plat silika yang
telah kering kemudian diamati dibawah sinar UV 254 dan 366 nm (Himesh
and Sarvesh, 2012).

63

3.4.

Evaluasi Sediaan Hand Body Milky Lotion

3.4.1. Uji Mutu Fisik


Tabel 3.2. Spesifikasi sediaan Hand Body Milky Lotion Perasan/Sari Buah
Kiwi Hijau
Spesifikasi

Kriteria
Uji Mutu fisik

Organoleptis
Warna
Bau
Bentuk
DayaSebar
pH
Viskositas
Homogenitas
Kemampuan
sediaan
untuk
mengurangi penguapan air
Kemampuan
sediaan
memberikan aktivitas antioksidan
Uji Iritasi
Uji Hedonik

a.

Putih kehijauan
Khas kiwi
Milky lotion (creamy)
>6 cm (sangat mudah tersebar) (Zulkarnain, Susanti, dan
Lathifa, 2013)
6,0 0,5 (SNI 16-4399-1996)
Diantara 835- 20000 CPoise (SNI 06-4085-1996; SNI 164399-1996)
Homogen
Uji Efektivitas
Lebih dari 30% (Draleos, 2000)
Dapat memberikan aktivitas antioksidan (sama dengan
aktivitas antioksidan ekstrak yang digunakan)
Uji Keamanan
Tidak Mengiritasi kulit
Uji Aseptabilitas
Disukai

Organoleptis
Dilakukan dengan melihat secara langsung warna, bentuk, dan bau

dari sediaan hand body milky lotion.


b.

Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan meletakkan 0,5 gram sediaan

pada sekeping kaca. Selanjutnya diamati ada tidaknya partikel-partikel


kasar dengan replikasi sebanyak tiga kali. Sediaan dikatakan homogen bila
tidak terdapat partikel-partikel kasar (Zulkarnain, Susanti, dan Lathifa,
2013).

64

Tabel 3.3. Kriteria penilaian pada parameter homogenitas sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Tidak homogen
Kurang homogen
Homogen

c.

Penilaian
+
++

Skor
0
1
2

Keterangan
Terdapat banyak partikel kasar
Terdapat sedikit partikel kasar
Tidak terdapat partikel kasar

Pengukuran pH
Sediaan milky lotion diukur pH menggunakan pH meter yang telah

dikalibrasi menggunakan buffer pH 7,0 dan 4,0 dengan cara mencelupkan


elektroda ke dalam sediaan. Persyaratan pH sediaan lotion pada umumnya
adalah 4,5 8,0 (SNI 16-4399-1996). Pengujian dilakukan dengan replikasi
sebanyak tiga kali (Soetijipto, Martono, dan Dewi, 2013).
d.

Pengujian Viskositas
Viskositas sediaan diukur dengan menggunakan menggunakan

viskometer brookfield. Sebanyak 250 ml sediaan diletakan ke dalam beaker


glass kemudian spindel yang digunakan dimasukkan ke dalam beaker glass
hingga jaraknya 1cm dari dasar gelas. Pengujian dilakukan sebanyak tiga
kali untuk masing-masing formula. Persyaratan untuk viskositas sediaan
lotion pada umumnya adalah 20-500 poise (SNI 16-4399-1996; Soetijipto,
Martono, dan Dewi, 2013).
e.

Pengujian Daya Sebar


Sediaan sebanyak 0,5 gram diletakkan pada bagian tengah kaca bulat

berskala. Pada bagian atas diletakkan lagi laca bulat dan didiamkan selama
1 menit kemudian dicatat penyebarannya. Pada setiap tahap ditambahkan
beban seberat 50 gram dan didiamkan selama 1 menit. Pemberat
ditambahkan hingga 300 gram (Zulkarnain, Susanti, dan Lathifa, 2013).

65

Tabel 3.4. Kriteria penilaian pada parameter daya sebar sediaan hand
body milky lotion perasaan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Sukar Menyebar
Mudah Menyebar
Sangat Mudah Menyebar

Penilaian
+
++

Skor
0
1
2

Keterangan
Diameter kurang dari 4 cm
Diameter antara 4-6 cm
Diameter lebih dari 6 cm

3.4.2. Uji Efektivitas


a.

Kemampuan Sediaan untuk Mengurangi Penguapan Air


Uji kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air pada kulit

dilakukan dengan menggunakan 2 buah tutup pot diameter 4,5 cm yang


dirangkai sedemikian rupa. Sediaan ditimbang sebanyak 500 mg. Pada
bagian lengan bawah sukarelawan diberi tanda berupa lingkaran yang
diameternya sama dengan diameter tutup botol plastik yang digunakan.
Sediaan kemudian dioleskan pada bagian yang telah ditandai tersebut.
Sebelum digunakan, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat
konstan kemudian diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang
belum dilubangi ditimbang silika gel sebanyak 10 g. Wadah plastik yang
lain dilubangi dan dimasukkan silika gel dalam kain kasa yang telah dijahit
sehingga silika gel tersebut tidak akan jatuh. Wadah yang berlubang
diletakkan pada bagian bawah dan wadah yang lainnya menelungkup.
Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang
telah diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan
baik dan mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan isolasi
transparan pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel
selama 3 jam kemudian segera dilepas. Silika gel yang digunakan kemudian
ditimbang kembali (Lubis, Lubis, dan Reveny, 2012). Cara ini dilakukan
untuk masing-masing formula (formula I; II; dan III), formula yang terdiri
dari PEG 1500 sebagai humektan, formula yang terdiri dari dipropilen
glikol sebagai humektan, formula tanpa penggunaan humektan, formula
66

tanpa penggunaan sari buah kiwi hijau, dan formula tanpa penggunaan
humektan dan sari buah kiwi hijau. Sebagai blangko dilakukan pengujian
tanpa pengolesan sediaan. Persen penguapan air dapat diperoleh dengan
cara:
.......................(4)
b.

Uji Daya Antioksidan Sediaan Hand Body Milky Lotion Perasan/Sari


Buah Kiwi
Uji daya antioksidan sediaan dilakukan dengan menggunakan

metode DPPH. Formula sediaan yang disesuaikan dengan konsentrasi sari


buah kiwi hijau yang digunakan dalam formula dan blangko yang dilarutkan
dalam etanol. Selanjutnya dari masing-masing formula dan blangko diambil
dan ditambahkan dengan larutan DPPH. Perbandingan larutan DPPH dan
sampel yang digunakan adalah 2:1. Larutan uji yang telah siap kemudian
diamati absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang maksimum DPPH dan data absorbansi yang diperoleh
digunakan untuk menghitung % inhibisi (Parameswaran and Murthi, 2015).

3.4.3. Uji Keamanan


Uji keamanan dilakukan terhadap 10 orang subyek percobaan yang
diharapkan dapat memberikan penilaian terhadap sediaan hand body milky
lotion sari buah kiwi hijau. Uji keamanan yang dilakukan berupa uji iritasi
dengan mengoleskan sediaan pada bagian kulit yang sensitif (lekuk siku
bagian dalam) kemudian didiamkan selama 15 menit dan diamati. Apabila
tidak ada efek kemerahan atau gatal-gatal maka dianggap negatif (Kamkaen
et al., 2007; Soetijipto, Martono, dan Dewi, 2013).

67

Tabel 3.5. Kriteria penilaian pada parameter uji iritasi sediaan hand
body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Mengiritasi
Sedikit Mengiritasi
Tidak Mengiritasi

Penilaian
+
++

Skor
0
1
2

Keterangan
Kemerahan dan gatal-gatal
Kemerahan atau gatal-gatal
Tidak ada kemerahan dan atau gatal-gatal

3.4.4. Uji Aseptabilitas


Uji aseptabilitas yang dilakukan berupa uji hedonik yang bertujuan
untuk mengevaluasi daya terima subyek percobaan terhadap produk yang
dihasilkan. Uji ini menggunakan 10 orang subyek percobaan dengan meraba
tekstur, mencium aroma, daya sebar, dan kesan lengket dari sediaan. Setelah
diuji, para subyek percobaan diminta untuk memberikan pendapatnya
mengenai tekstur, bau, dan kesan lengket dari sediaan (Soetijipto, Martono,
dan Dewi, 2013).
Tabel 3.6. Kriteria penilaian pada parameter uji aseptabilitas sediaan
hand body lotion milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau
Kriteria
Tidak Suka

Penilaian
-

Skor
0

Normal

Suka

++

3.5.

Keterangan
Tekstur kasar, sulit menyebar, kesan lengket, dan
berbau tidak enak
Tekstur lembut, mudah menyebar, kesan lengket,
dan beraroma khas
Tekstur lembut, mudah menyebar, tidak lengket, dan
beraroma khas

Teknik Analisa Data


Pada penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dan non

parametrik.

Analisa

parametrik

antar

formula

dilakukan

dengan

menggunakan uji One Way Anova dengan tingkat kepercayaan (=0,05).


Adanya

perbedaan

antar

formula

diketahui

dengan

menggunakan

perbandingan nilai signifikansi dan nilai F. Apabila signifikansi yang


diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan adanya perbedaan bermakna dan
bila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak ada perbedaan bermakna
antar formula. Nilai F hitung yang diperoleh akan dibandingkan dengan

68

nilai F tabel. Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka terdapat perbedaan
bermakna. Bila hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna, maka
akan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tests Tukey. Metode ini dipilih oleh
karena sesuai bila dilakukan pada perbandingan sederhana dan tingkat
kesalahannya paling kecil diantara metode-metode lainnya. Analisa
parametrik antar bets juga dilakukan dengan menggunakan uji One Way
Anova. Analisa non parametrik dilakukan dengan menggunakan Friedman
Test. Metode analisa statistik non parametrik ini dipilih untuk mengetahui
analisa dari dua atau lebih sampel yang berhubungan. Tes ini melibatkan
satu variabel bebas dengan partisipan yang sama dan juga melakukan
berbagai macam pengamatan yang lain.

3.6.

Hipotesa Statistik

3.6.1. Hipotesa Statistik Antar Bets


a.
Ho:

Hipotesa Statistik Homogenitas Sediaan Antar Bets


Tidak ada perbedaan bermakna pada homogenitas dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada homogenitas dari sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

b.
Ho:

Hipotesa Statistik pH Antar Bets


Tidak ada perbedaan bermakna pada pH dari sediaan hand
body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada pH dari sediaan hand body


milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa)

69

antar bets.
c.
Ho:

Hipotesa Statistik Daya Sebar Antar Bets


Tidak ada perbedaan bermakna pada daya sebar dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada daya sebar dari sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

d.
Ho:

Hipotesa Statistik Viskositas Antar Bets


Tidak ada perbedaan bermakna pada viskositas dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada viskositas dari sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar bets.

e.

Hipotesa Statistik Kemampuan Untuk Mengurangi Penguapan Air


pada Kulit Antar Bets

Ho:

Tidak ada perbedaan bermakna pada kemampuan untuk


mengurangi penguapan air pada kulit dari sediaan hand body
milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa)
antar bets.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada kemampuan untuk mengurangi


penguapan air pada kulit dari sediaan hand body milky lotion
perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa) antar bets.

70

3.6.2. Hipotesa Statistik Antar Formula


a.
Ho:

Hipotesa Statistik Homogenitas Sediaan Antar Formula


Tidak ada perbedaan bermakna pada homogenitas dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada homogenitas dari sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

b.
Ho:

Hipotesa Statistik pH Antar Formula


Tidak ada perbedaan bermakna pada pH dari sediaan hand
body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada pH dari sediaan hand body


milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa)
antar formula.

c.
Ho:

Hipotesa Statistik Daya Sebar Antar Formula.


Tidak ada perbedaan bermakna pada daya sebar dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada daya sebar dari sediaan hand


body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

d.
Ho:

Hipotesa Statistik Viskositas Antar Formula


Tidak ada perbedaan bermakna pada viskositas dari sediaan
hand body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia
deliciosa) antar formula.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada viskositas dari sediaan hand

71

body milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia


deliciosa) antar formula.
e.

Hipotesa Statistik Kemampuan untuk Mengurangi Penguapan Air


pada Kulit Antar Formula

Ho:

Tidak ada perbedaan bermakna pada kemampuan untuk


mengurangi penguapan air pada kulit dari sediaan hand body
milky lotion perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa)
antar formula.

Ha:

Ada perbedaan bermakna pada kemampuan untuk mengurangi


penguapan air pada kulit dari sediaan hand body milky lotion
perasan/sari buah kiwi hijau (Actinidia deliciosa) antar
formula.

72

3.7.

Skema Kerja
P

Makroskopis
(bentuk,warna,
ukuran, panjang,
dan diameter)

Mikroskopis

Buah Kiwi Hijau

Sari Buah Kiwi Hijau

Standarisasi:

Spesifik

Non spesifik

Uji Aktivitas Antioksidan

Modifikasi Sediaan Milky lotion

PEG 1500 5%
Dipropilen glikol 9%

PEG 1500 3%
Dipropilen glikol 5%

PEG 1500 7%
Dipropilen glikol 12%

Basis A: Tanpa
humektan & Ekstrak
Basis B : Tanpa
Ekstrak
Basis C: PEG 1500
Saja
Basis D : DPG Saja
Basis E : Ekstrak
Saja

%
Evaluasi Sediaan Hand Body Milky Lotion
Uji Mutu Fisik
-

Keamanan

Uji Efektifitas

Organoleptis
Homogenitas
Daya sebar
Viskositas
pH

- Kemampuan sediaan
mengurangi penguapan air
- Uji aktivitas antioksidan

Uji Iritasi

Analisa Data Statistik


Antar Bets

Antar Formula

Friedman Test

One Way ANOVA


- pH
- Viskositas
- Efektifitas

Homogenitas
Daya sebar
Aseptabilitas
Keamanan

One Way Anova


- pH
- Viskositas
- Efektifitas

Kesimpulan
Gambar 3.1. Skema Kerja Penelitian

73

Anda mungkin juga menyukai