PENDAHULUAN
Al-Quran
mengitroduksikan
dirinya
sebagai
pemberi
petunjuk
bertugas
untuk
menyampaiakan
petunjuk-petunjuk
tersebut,
8. (juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung
halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah
dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka
Itulah orang-orang yang benar.
yang
mengutamakan
diberikan
kepada
(orang-orang
mereka
muhajirin),
(Muhajirin);
atas
diri
dan
mereka
mereka
sendiri,
KANDUNGAN SURAH
Surah al- Hasyr tergolong surah madaniyyah karena turun setelah
Rasulullah SAW hijrah. merupakan surah yang kesembilan puluh delapan
dari perurutan turunnya surah-surah al-Quran. Ia turun sesudah surah alBayyinah dan sebelum surah an-Nashr. Ayat-ayatnya berjumlah 24 ayat
menurut cara perhitungan semua ulama al-Quran.1
Namanya surah al-Hasyr telah dikenal sejak masa Nabi Muhammad
SAW, bahkan at-Tirmidzi meriwayatkan satu hadits melalui Maqil Ibn Yasar
yang menunjukkan bahwa Nabi menunjuk surah ini dengan nama surah
al-Hasyr. Nama tersebut terambil dari kata al-Hasyr yang disebut pada
ayat kedua yang menguraikan
salah satu dari tiga komunitas besar Yahudi di Madinah Bani an-Nadhir,
1M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Ciputat: Lentera Hati, 2005, hal. 102, vol.
14
pada tahun keempat hijrah. Karena itu pula surah ini dikenal juga dengan
nama surah Bani an-Nadhir.2
MUNASABAH
Sesudah Allah menjelaskan penggunaan harta
terdahulu, dan menyebutkan harta fai itu untuk Allah dan Rasul-Nya,
kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, di sini Allah
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan mereka itu adalah orangorang fakir dari kaum Muhajirin yang mempunyai sifat-sifat luhur dan
watak mulia. Kemudian Allah memuji orang-orang Anshar, yaitu penduduk
Madinah, dan menyangatkan pujian mereka. Dia menyebutkan untuk
mereka berbagai keutamaan berikut:
a.Mereka mencintai orang-orang Muhajirin.
b.
c.
2 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Ciputat: Lentera Hati, 2005, hal. 101, vol.
14
3Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi Juz 28, alih bahasa Bahrun Abu
Bakar, dkk., (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993), hlm. 65
Surah al-Hasyr ayat 9 ini berkaitan dengan kebaikan hati orangorang Anshar yang suka membantu dan memberikan pertolongan kepada
orang-orang Muhajirin, meskipun mereka di dalam keadaan susah. 4
orang-orang
Anshar
berkata,Wahai
Rasulullah,
berikanlah
sebagian dari tanah yang kami miliki ini kepada saudara-sudara kami,
kaum Muhajirin. Rasulullah lalu menjawab, Tidak. Akan tetapi, kalian
cukup menjamin kebutuhan makan mereka serta memberikan setengah
dari hasil panen kalian. Adapun tanahnya maka ia tetap menjadi hal milik
kalian. Orang-orang Anshar lalu menjawab,Ya, kami menerimanya.
Allah lalu menurunkan ayat ini.
Riwayat 2:
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata,Suatu
hari,
seseorang
Rasulullah,
datang
sekarang
ini
kepada
saya
Rasulullah
sangat
seraya
kelaparan.
berkata,Wahai
Rasulullah
lalu
itu
lantas
pulang
ke
rumah
dan
berkata
kepada
berkata,Kalau begitu, jika nanti anak-anak kita telah terlihat ingin makan
malam maka berusahalah untuk menidurkan mereka. Setelah itu,
hidangkanlah makanan untuk mereka itu (kepada sang tamu) dan
padamkan lampu. Adapun kita sendiri akan tidur dengan perut kosong
pada malam ini ! sang istri lalu mengikuti instruksi suaminya itu.
Pada pagi harinya, laki-laki itu bertemu dengan Rasulullah. Beliau
lantas
berkata
kepada
para
sahabat,
Sesungguhnya
Allah
telah
Arti Mufradat
)
(
= Madinah
= keinginan
Anshar tidak.
yang tersisa diantara tiang-tiang, juga setiap lubang dari pengayak, pintu,
awan dan tirai.10
8 Abul Fadhl Hubaisy bin Ibrahim Tiflisi, Wujuh al-Quran, Tehran: Bon Yad alQuran, 1981, cet. IV
9M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Ciputat: Lentera Hati, 2005, hal. 116, vol. 14
10Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz 28, Mesir: Percetakan Mustofa, 1946,
hal. 64
adalah
mereka
sangat
bersemangat
untuk
bisa
memberikan
keimanan.
Dan
hal
tersebut
akan
memberikan
sebuah
adalah: Orang-orang yang datang setelah Muhajirin dan Anshar yaitu para
tabiin dan kaum muslimin setelahnya sampai hari kiamat.
Mereka mendoakan ampunan bagi saudara-saudara mereka yang
telah mendahului mereka dalam keimanan, yaitu para shahabat (Muhajirin
dan Anshar) Radhiallahu anhum.
Dan Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sadi berkata dalam
kitabnya, Taisirul Karimir Rahman, menafsirkan ayat tersebut, bahwa ayat
ini (doa ini) mencakup segenap kaum mukminin yang terdahulu baik dari
kalangan shahabat maupun kaum mukminin yang hidup sebelum masa
shahabat, dan juga kaum mukminin yang datang setelah para shahabat.
seseorang.
Sebab
bagaimana
tidak
sedangkan
Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai ia
mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri
(dari segala hal yang baik). (HR. Al-Bukhari danMuslim)
Maka jika engkau mendoakan bagi saudaramu suatu kebaikan
apapun tanpa sepengetahuannya bahwa engkau telah mendoakannya
dan juga tanpa adanya wasiat dari dirinya untuk minta didoakan dengan
sesuatu, maka hal itu merupakan suatu petunjuk akan kecintaanmu yang
jujur kepada saudaramu tersebut. Ini juga berarti bahwa engkau benarbenar
menginginkan
suatu
kebaikan
ada
pada
diri
saudaramu
Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang
yang beriman (berada) dalam hati kami. Ya Rabb kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr: 10)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya, Al-Jami li AhkamilQur`an, bahwa makna ( ) adalah sifat dendam dan iri hati.
Di sini Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan dalam firman-Nya
bahwa dalam doa tersebut mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa
Taala agar dihilangkan dari hati-hati mereka sifat dendam dan iri hati,
baik sedikit maupun banyak. Yang mana jika hilang dua sifat tercela
tersebut, maka akan tertanam dalam hati itu sifat kebalikannya, yaitu
adanya kecintaan sesama mukmin, loyalitas, saling menasehati, dan lainlain.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Dan memohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) kaum
mukminin, baik yang laki-laki maupun perempuan. (QS. Muhammad: 19)
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan nabiNya Shalallahu alaihi wa Sallamagar beliau berdoa meminta ampun atas
dosa-dosanya dan juga memintakan ampunan bagi saudara-saudaranya
kaum mukminin, laki-laki dan perempuan.
Hal yang senada juga Allah Subhanahu wa Taala kisahkan dalam
firman-Nya tentang doa nabi Ibrohim Alaihis Salam:
Wahai Rabb kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan segenap
orang-orang yang beriman pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). (QS.
Ibrahim: 41)
Potongan dua ayat diatas kembali menunjukkan tentang mendoakan
saudaranya dengan kebaikan tanpa sepengetahuan dan kehadiran
saudaranya di hadapannya.
Kesimpulan dari ayat-ayat yang telah kita lewati itu bahwasanya
mendoakan
saudaranya
dengan
kebaikan
tanpa
sepengetahuannya
merupakan petunjuk, jalan dan amalan yang telah diamalkan oleh para
rasul.
Daftar Pustaka