Sejarah Kefarmasian
Sepanjang sejarah, pengetahuan obatobatan dan penggunaanya untuk
penyakit
selalu
diartikan
sebagai
sesuatu kekuatan. Dalam Homeric
epics istilah pharmakon (bahasa
Yunani) yang merupakan asal kata
farmasi berarti suatu guna-guna atau
suatu obat yang dapat dipakai untuk
maksud baik atau maksud jahat.
Farmakope
Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
United State Pharmakope ( U.S.P ) milik Amerika
British Pharmakope ( B.P ) milik Inggris
Nederlands Pharmakope milik Belanda
1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei
1965
Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia IV terbit 5 Desember 1995
Tatanama
2.
3.
Bahan Tambahan
4.
5.
Larutan
6.
Bobot Jenis
7.
Suhu
8.
Air
9.
Pemerian
10.
Kelarutan
11.
12.
Suhu penyimpanan
13.
Penandaan
14.
Persen
15.
Daluarsa
Istilah Kelarutan :
Sangat mudah larut : Kurang dari 1
Mudah larut : 1 sampai 10
Larut : 10 sampai 30
Agak sukar larut : 30 sampai 100
Sukar larut : 100 sampai 1000
Sangat sukar larut : 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut : lebih dari 10.000
Suhu penyimpanan
Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8 derajat Lemari
Persen
- Persen bobot per bobot ( b/b) , menyatakan jumlah
gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran,.
- Persen bobot per volume ( b/v) , menyatakan jumlah
gram zat dalam 100 ml larutan, sebagai pelarut dapat
digunakan air atau pelarut lain.
- Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml
zat dalam 100 ml larutan
CPOB
Cara Pembuatan Obat Yang Baik yang disingkat CPOB
adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaan.