Anda di halaman 1dari 18

TRAUMA KEPALA

GCS DAN MELEPAS HELM

GLASGOW COMA SCALE


Respon buka mata (E)
Spontan
4
Terhadap suara
3
Terhadap nyeri
2
Tidak ada
1

Respon Verbal (V)


Berorientasi
5
Bicara membingungkan 4
Kata-kata tak teratur
3
Suara tak jelas
2
Tidak ada
1

Respon Motorik Terbaik (M)


Menuruti perintah
6
Melokalisir nyeri
5
Fleksi normal (menarik dari nyeri)
4
FleksiAbnormal (dekortikasi)
3
Ekstensi Abnormal
2
Tidak ada
1

TATALAKSANA
P
RI
M
A
R
Y
S
U
R
V
E
Y

AIRWAY & C-SPINE CONTROL

BREATHING

CIRCULATION

KONSEPNYA
RESPONSIBILITAS TERPENTING
MANAJEMEN ABC :
CEGAH

HIPOVENTILASI DAN HIPOVOLEMIA

POTENSIAL TERJADINYA
SECONDARY BRAIN DAMAGE

SECONDARY SURVEY
Whole Examination

ANAMNESIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENUNJANG

Secondary Survey
Anamnesa :

kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain

Pemeriksaan fisik
Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda
trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala atau
regio maksilofasial
Inspeksi tanda fraktur basis kranii
Racoons eyes : periorbital ecchymoses
Battles sign : postauricular ecchymoses
CSF rhinorrhea/otorrhea
Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius
eksternus

TANDA TANDA PENTING

PUPIL ANISOKOR
LATERALISASI MOTORIK
LUKA TERBUKA DGN PROLAPS CEREBRI
DAN KEBOCORAN LCS
FRAKTUR DEPRESI TULANG TENGKORAK
SAKIT KEPALA HEBAT
PERBURUKAN NEUROLOGIS

KLASIFIKASI KLINIS CEDERA KEPALA


BERDASAR GCS

RINGAN: GCS
GCS 14
14 -- 15
15
RINGAN:
SEDANG :: GCS
GCS 9
9 -- 13
13
SEDANG
BERAT :: GCS
GCS 3
3 -- 8
8
BERAT

KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA


TUMPUL

KLL
KDRT
KECELAKAAN KERJA

MEKANISME
MEKANISME
TAJAM
(PENETRATING)

TRAUMA TEMBAK
TRAUMA TUSUK

SEVERITY
SEVERITY

RINGAN
:GCS 14 - 15
SEDANG :GCS 9 - 13
BERAT :GCS 3 - 8

FRAKTUR KRANIUM
linear
terbuka/tertutup
depresi
basis cranii

MORFOLOGI
MORFOLOGI
LESI INTRAKRANIAL
Fokal : EDH,SDH,ICH,IVH
Difus : kontusio

Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Foto polos kepala AP/Lateral
Foto servikal lateral
CT Scan kepala polos

PRINSIP
CEGAH/OBATI HIPERTENSI INTRAKRANIAL
HIPOKAPNEA
KONTROL CAIRAN
DIURETIK ( MANNITOL )
MEMELIHARA KEBUTUHAN METABOLIK OTAK


Simulasi korban kecelakaan menggunakan helm.

Penolong pertama mempertahankan in-line

immobilisation leher dengan mempertahankan


helm, kepala dan leher menjadi satu kesatuan.
Kedua ibu jari memegang helm pada sisi kanan dan
kiri, sedangkan jari-jari lainnya memegeng kedua
sudut dagu.

Penolong kedua melepas tali pengikat helm, jika


perlu dapat dipotong untuk mempercepat upaya
pertolongan.

Penolong kedua mengambil alih fungsi penolong

pertama untuk mempertahankan leher dalam inline immobilisation. Caranya dengan menyangga
dagu dengan jari-jari tangan kanan, ibu jari
disudut kanan sedangkan jari-jari lainnya pada
sudut kiri dagu. Tangan kiri mempertahankan
kepala dengan menyangga kuat daerah belakang
kepala diatas leher(daerah Occipital). Dengan
cara ini diupayakan kepala dan terutama leher
tidak bergerak waktu helm dilepas.

Penolong pertama sekarang leluasa melepas helm setelah

penolong kedua mengambil alih fungsinya. Harus diingat


kalau helm berbentuk seperti telur, sehingga cara yang
aman untuk melepas helm adalah dengan melepaskannya
ke arah samping sehingga daun telinga terbebas dan tidak
tersangkut.
Setelah helm terlepas, penolong pertama diatas kepala
korban menggantikan peran penolong kedua, menerima
kepala penderita dan mempertahankan posisinya dengan
menggenggam kepala mencengkeram kedua telinga
korban. Posisi ini dipertahankan sampai spine board dan
collar brace dipasang.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai