Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada model
pembahasan
dibuatkan
model
malam
pada daerah
2. Cara kedua
alginate.
Sebelum di cetakkan lagi, permukaan preparasi diulasi dengan silicon
grease dan segera cetakkan alginate beradonan akrilik pada model tersebut
dengan posisi dan kedudukan yang benar.
b. Penyesuaian Warna
Pertimbangan dalam penentuan warna gigi tiruan adalah sebagai berikut.
1. Pertimbangan dasar ialah keserasian warna gigi dengan wajah pasien serta gigigigi tidak boleh tampak mencolok. Warna yang dipilih tidak boleh terlalu
mencolok sehingga perhatian orang tidak langsung tertuju kepada gigi-gigi itu.
2. Bila mungkin warna gigi-gigi harus ditentukan di hari yang cerah, dengan
mendudukkan pasien dekat cahaya alamiah.
3. Faktor usia. Pasien yang berusia tua biasanya warna giginya lebih gelap
Dilakukan pemberian bahan separator (paraffin) pada mahkota model. Setelah itu
malam inlay (warna biru) diaplikasikan dengan pisau malam pada mahkota model
selapis demi selapis. Tidak boleh terdapat lipatan-lipatan pada permukaan dalam dari
model. Perhatikan kontak mesio-distal setiap mahkota gigi penyangga dengan gigi
tetangganya serta batas model malam mahkota gigi penyangga pada bagian servikal
adalah sesuai dengan batas preparasi gigi yang telah dibuat. Selanjutnya dilakukan
pengukiran untuk membentuk mahkota gigi penyangga. Secara keseluruhan bentuk
anatomis model malam mahkota adalah mengikuti bentuk anaatomis gigi asli. Setelah
selesai pembuatan kedua model malam mahkota gigi penyangga dilakukan
pembuatan model malam pontik. Pembuatan pontik sesuai dengan bentuk anatomi
gigi asli. Perhatikan bagian facio-lingual dari kontak proksimal tidak boleh terlalu
besar.
5. Pasang Coba
Pasang coba ini bertujuan untuk didapatkannya adaptasi dari gingiva
margin. Metode pasang coba: memasukkan GTJ pada gigi yang telah dipreparasi
dan direkatkan dengan semen ZOE sebagai perekat sementara, lalu dilihat kontak
oklusinya. Kontak oklusi diperiksa memakai artikulating paper.
Hal-hal yang haruus diperhatikan saat pasang coba adalahs ebagai berikut.
1. Pemeriksaan kontak
Keadaan kontak diperiksa dengan seutas benang (dental floss silk) yang
ditekankan masuk melalui interdental di antara retainer dan gigi sebelahnya.
2. Pemeriksaan overextention atau underextention
Overextention dapat disebabkan oleh solder yang mengalir ke pinggiran
mahkota atau terbentuk pada waktu pengecoran. Underextention kebanyakan
disebabkan oleh karena penggerindaan atau pemolesan yang berlebihan.
Pemeriksaan
dilakukan
dengan
sonde
yang
tajam,
yaitu
dengan
menggerakan sonde dari akar ke mahkota. Jika sonde tersangkut pada pinggiran
mahkota, ini berarti bahwa mahkota terlampau panjang atau pinggiran tidak
merapat pada gigi.jika sonde masuk ke dalamselaa dan kemudian tersangkut pada
Kunjungan III :
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTC dalam mulut pasien, ketika
pengepasan GTC, yang harus diperhatikan adalah : kontak proksimal antara GTC
dengan gigi sebelahnya. Tepi GTC tidak boleh menekan gingiva serta
pemeriksaan kontak insisal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika insersi adalah: retensi, stabilisasi,
oklusi, estetis dan kenyamanan pasien.
1. Retensi
Kemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan
adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika
tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah
dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah
mempunyai retensi.
2. Stabilisasi
Merupakan
perlawanan
atau
ketahanan
GTC
terhadap
gaya
yang
3. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.
Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas
dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah
itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada
keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan
gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka terjadi
traumatik oklusi oleh karena itu dilakukan pengurangan pada gigi yang
bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini
dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Setelah GTC sesuai pada tempatnya, dilakukan penyemenan sementara
dengan semen Zinc oksid eugenol dengan konsistensi agak cair.
Kunjungan IV :
Dilakukan pemeriksaan pada pasien apakah mempunyai keluhan, apabila
tidak ada maka dapat dilakukan penyemenan permanen dengan semen ionomer
kaca tipe I.
Penyemenan GTC:
1. GTC dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan, gigi yang akan dipasang
GTC juga dikeringkan.
2. Semen diaduk untuk mendapatkan konsistensi yang baik untuk penyemenan,
kemudian dioleskan pada gigi yang dipreparasi dan bagian dalam dari GTC.
3. GTC dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas diletakkan di atas
GTC dan pasien disuruh menggigit beberapa menit.
4. Pemeriksaan oklusi dan estetis.
5. Instruksikan pada pasien untuk menjaga kebersihan mulut dan diminta untuk
tidak makan atau menggigit makanan yang keras dahulu. Bila ada keluhan
rasa sakit segera kontrol.
Kunjungan V :
Kontrol :
- pemeriksaan subyektif
- pemeriksaan obyektif
GTC, apakah ada peradangan atau tidak. Memeriksa retensi dan oklusi pasien.
7. Kontrol
a. kontrol selama dalam proses restorasi: preparasi, dsb.
b. kontrol terakhir: insersi
c. kontrol tetap:
- 24 jam
- 3 hari
- 1minggu
- tiap 6 bulan 1 kali.