Anda di halaman 1dari 24

Demam tipe dan

pendekatan.

Dr. Marshell Tendean.

Demam pada awalnya terjadi kenaikan suhu

tubuh disertai dengan otot yang menggigil,


vasokonstriksi dari kulit dan piloereksi situasi ini
disebut menggigil.
Lama kelamaan kenaikan ini tak disertai
dengan pengeluaran.
Vasokontriksi menyebabkan kulit pucat dan
kering, hal ini membuat pasien merasakan
kedinginan.
Pada saat bersamaan produksi panas terjadi
dan tonus otot meningkat spasme terjadi (anakanak). Ketika vasodilatasi terjadi rasa hangat
dan berkeringat terjadi.

Suhu tubuh
Suhu tubuh berada dalam range 36,80,4C dengan
temperatur terendah pada pukul 6 pagi dan
temperatur tertinggi pada pukul 4 sore.
Jadi definisi demam pada pagi hari jika suhu tubuh
>37,2C pada pagi hari dan >37,7 pada sore hari.
Pengukutan melalui rektal memiliki perbedaan 0,5 dari
oral.
Timpani paling valid dengan pengukuran 0,8 < rektal.
Pada wanita temperatur 2 minggu seelum ovulasi dan
>0,6 sampai saat ovulasi sampai terjadinya mens
selanjutnya

Pengukuran:
Biasanya diukur dengan termometer air raksa di

ketiak, mulut dan rektum.


Nilai normal antara 36,5-37,2. Suhu subnormal <36
selebihnya demam.
Hiperpireksia: Kenaikan suhu >41,5 atau lebih.
Hipotermia: Keadaan suhu tubuh <35.
Dalam beberapa keeadaan perlu dilakukan
pengukuran yang lebih akurat, mis pada saat
berkeringat atau frek nafas tinggi lebih baik melalui
rektal.

Demam pada malam menunjukan ,mis temp

39 produksi antibodi dan limfosit T meningkat


sampai 20 kali dibanding pada saat suhu 37.
Demam melalui 2 jalur:
Prostaglandin
Non prostaglandin.

Patofisiologi demam:

Dr. Marshell Tendean

Penyebab demam:
Eksogen pirogen : infeksi bekteri,

virus, jamur, spirochaeta, dan


endotoksin.
Endogen pirogen : substansi yang
terbentuk oleh karena terjadi
stimulasi sitokin, co: Il1, IL2, Il 10,
TNF alfa, gama interferon.

Endogen pirogen
Bekerja di thermosensitive neuron di POA

menyebabkan peningkatan produksi panas


dan berkurangnya heat loss.
Suhu tubuh meningkat sampai mencapai set
poin tertentu, iniformasi ini dikirimkan menuju
pembuluh darah yang mengalir dis ekitar
hipotalamus.
Penurunan pengeluaran suhu dikendalikan
oleh mekanisme mengatur pengeluara panas
di daerah sekitar, hal ini terjadi sampai
terbantuk ekulibrium suhu.

Endogen pirogen:
Yang terpenting adalah il-1, il-6 dan cachetin

yang dikenal dengan TNF. Ini termasuk


dalam glikoprotein dan mempunyai efek yang
penting.
Diproduksi oleh makrofag tetapi juga oleh sel
endotel dan astrosit.
IF , , memperlihatkan aktifitas yang
sama.

Anatomi:
Thermoregulator di POA area.
Di sekelilingnya terdapat organ yang kaya as
arachidonat OVLT (organon vaskulosa lamina
terminalis.
Selain terjadi pada demam il 1 dan tnf juga
terjadi pada sepsis. Produkdi sitokin ini
secara feedback (+) if gama yang
meningkatkan produksi TNF dan il1.
Fugnsi glukokortikoid menghambat produksi IL1 dan TNF dan dengan menghambat proses
metabolisme as arakidonat.

Mekanisme di OVLT dan POA.


Di OVLT selnya kaya as arakidonat dan

mempunyai reseptor il1 dan TNF di dalam sel


ke 2 endogen diatas meningkatkan kerja
siklooksigenase.
Hasilnya PGE2 menghapus central thermostat
melalui mekanisme yang belum diketahui.
Asprin dan AINS bekerja menghambat cox.
Glukokortikoid menghambat produksi il1 dan
TNF dan melalui menghambat proses
metabolik as arakidonat.

Fase demam:
Menggigil.
Demam.
Berkeringat.

Beberapa tipe demam:


Demam Septik: Pada tipe ini suhu badan berangsur

meningkat ke tingkat yang lebih tinggi sekali pada


malam hari dan turun diatas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat.
Bila demam tinggi tersebut turun ke tingkat yang
normal disebut demam hektik.
Demam remiten: Pada tipe ini demam berangsur
turun setiap hari tapi tak pernah normal, perbedaan
suhu antara 2 derajat tetapi tidak setinggi septik.

Demam intermiten: pada tipe ini demam turun

sampai tingkat yang normal selama beberapa jam


dalam 1 hari.

Bila hal seperti ini terjadi 3 hari sekali disebut demam


tertiana bila hal ini terjadi 4 hari antara serangan
demam disebut demam kuartana.

Demam kontinyu: tipe demam ini terus menerus tapi

suhunya tak lebih dari 1 derajat jika terjadi tinggi


terus menerus hiperpireksia.

Demam Vs hipertermia:
Demam:

Adalah kenaikan suhu tubuh melebihi variasi normal dan


terjadi oleh karena peningkatan set poin hipotalamus.
Hiperpireksia peningkatan suhu tubuh sangat tinggi >
41,5 biasanya terladi karena infeksi berat tetapi lebih
sering pada pasien dengan perdarahan CNS.
Pada beberapa kasus terjadi perubhaan set poin
hipotalamus oleh karena trauma lokal, perdarahan,
tumor atau malfungfsi hipotalamus.
Hipotelamic fever, peningkatan suhu oleh karena fungsi
hipotalamus abnormal.
Bagaimanapun kebanyakan pasien dengan trauma
hiptalamis memiliki temperatur subnormal atau
supranormal.

Hipertermia.
Hipertermia ditandai dengan tak berubahnya

(normotermic) setting dari pusat termoregulasi


sebagai dampak peningkatan temperatur tubuh yang
berlebihan diluar kemampuannya untuk membuang
panas.
Paparan panas eksogen dan produksi panas
endogen merupakan 2 mekanisme yang mana
hipertermia dapat mengakibatkan peningkatan
temperatur tubuh internal yang berbahaya.
Co: orang yang bekerja dan berlatih pada lingkungan
yang panas.

Walaupun kebanyakan pasien dengan

peningkatan suhu tubuh adalah demam, ada


beberapa keadaan dimana peningkatan
subuh tubuh tak menggambarkan demam
tapi hipertermia.

Heat stroke:
Heat stroke diakibatkan oleh kegagalan

termoregulasi yang berhubungan dengan


lingkungan yang panas dibagi menjadi :
dengan kegiatan (exertional)
tanpa kegiatan (non-exertional)

Exertional heat stroke.


Biasanya terjadi pada anak-anak berlatih

pada lingkungan dengan temperatur lebih


tinggi dari normal.
Pada lingkungan yang kering dan efisiensi
maksimal, keringat dapat mengeluarkan
600kcal/h, yang diperlukan untuk produksi >1
L keringat.
Bahkan pada individu normal, dehidrasi atau
penggunaan obat-obatan (antihistamin
dengan efek samping antikolinergik) dapat
mencetuskan heat stroke.

Non-Exertional Heat stroke:


Biasanya terjadi pada anak yang sangat kecil

atau orang tua, biasanya pada cuaca panas.


Pada orang tua heat stroke ini sering terkena
pada mereka. yang mendapatkan terapi
antikolinergik, antiparkinson atau diuretik
dengan ventilasi yang buruk.

Hipertermia imbas obat:


Sekarang ini meningkat seiring dengan

penggunaan obat psikotropoka dan ilicit.


Hipertermia imbas obat dapat diakibatkan
oleh MAO inhibitor, antidepresan trisiklik, dan
amfetamin.
Dan penggunaan illicit dari phenyclidine
(PCP), as lisergat diethylmanime (LSD),
methylenedioxymethampetamine (ekstasi)
atau kokain.

Hipertermia malignan:
Terjadi pada mereka dengan gangguan pada

retikulum sarkoplasmik otot skelet yang


mengakibatkan peningkatan berulang konsentrasi
kalsium intraselular sebagai respon terhadap
peningkatan kosentrasi kalsium berulang pada
respon terhadap halotan dan obat anastesi inhalasi
atau suksinilkolin.
Peningkatan temperatur, peningkatan metabolisme

otot, rigiditas otot, rhabdomiolisis, asidosis dan


instabilitaskardiovaskular terjadi secara berulang dan
terkadang fatal.

Neuroleptika malignant syndrome pada penggunaan

trankuiliser mayor (fenotiasin, haloperidol,


prochlorperazine, metoklopropamide), atau
wihdrawal efek dari penggunaan obat dopaminergik
mengakibatkan adanya rigiditas otot, hipertermia,
ekstrapiramidal dan instabilitas otonom.
Hipertermia ini diakibatkan oleh inhibisi reseptor
dopaminergik sentral di hipotalamus, yang
mengakibatkan peningkatan produksi panas dan
penurunan pengeluaran panas.

Sindroma serotonin:
Sering terlihat pada pasien yang

menggunakan selective serotonin reuptake


inhibitor (SSRIs), MAOs dan obat
serotonergik lain, gejalanya sering tumpang
tindih termasuk hipertermia, tapi dapat
dibedakan dengan adanya diare, tremor dan
mioklonus daripada Lead-pipe rigidity pada
NMS.
Tirotoksikosis dan feokromositoma dapat
mengakibatkan peningkatan termogenesis.

Anda mungkin juga menyukai