Anda di halaman 1dari 35

TUGAS SISTEM PENGHANTARAN OBAT

MUKOADHESIF
Oleh
Dwi Kartika Sari
1301025
Dosen
DENI ANGGRAINI, M.Farm, Apt
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2016

PENGERTIAN MUKOADHESIF
Mukoadhesif berasal dari kata mukosa dan
adhesi.
Mukosa membran pada tubuh yang bersifat
semipermeabel dan mengandung musin.
Sedangkan adhesi gaya molekuler pada area
kontak antar elemen yang berbeda agar dapat
berikatan satu sama lain.
mukoadhesif sistem pelepasan obat dimana
terjadi ikatan antara polimer alam atau sintetik
dengan substrat biologi yaitu permukaan
mukus.
dapat menghantarkan obat menuju sitespesific melalui ikatan antara polimer
hidrofilik dengan bahan dalam formulasi

TUJUAN MUKOADHESIF
Memperpanjang waktu tinggal sediaan dilokasi
target
Memperpanjang waktu absorpsi dan
memfasilitasi kontak yang rapat antara sediaan
dengan absorpsi sehingga dapat memperbaiki
Meningkatkan kinerja terapi obat.

TUJUAN MUKOADHESIF
Memperpanjang waktu tinggal sediaan dilokasi
target
Memperpanjang waktu absorpsi dan
memfasilitasi kontak yang rapat antara sediaan
dengan absorpsi sehingga dapat memperbaiki
Meningkatkan kinerja terapi obat.

MUKUS
Mukus merupakan sekresi kental jernih yang
terutama terdiri dari air, elektrolit dan campuran
beberapa glikoprotein yang terdiri dari sejumlah
besar polisakarida yang berikatan dengan protein
dalam jumlah sedikit.
Komposisi mukus yaitu air (95%), glikoprotein
musin dan lipid (0,5-5%), garam mineral (1%),
dan protein bebas (0,5-1%).
Mukus disekresikan ke permukaan epitel oleh selsel goblet.
Fungsi mukus yaitu untuk proteksi, barrier,
pelumasan (lubrication) dan perlekatan
(adhesion).

Pada pH fisiologis, jaringan mukus membawa muatan


negatif akibat asam sialat dan residu sulfat dan
membentuk struktur gel sangat kohesif yang akan
mengikat ke permukaan sel epitel sebagai lapisan gel.
Lapisan gel berperan dalam mucoadhesi untuk sistem
penghantaran obat yang bekerja pada prinsip adhesi pada
membran mukosa dan dengan demikian memperlama
waktu retensi bentuk sediaan di tempat penghantaran.

PRINSIP SISTEM
MUKOADHESIF
Prinsip penghantaran obat dengan sistem mukoadesif
adalah memperpanjang waktu tinggal obat pada
organ tubuh yang mempunyai lapisan mukosa.

Sistem mukoadhesif akan dapat meningkatkan kontak


yang lebih baik antara sediaan dengan jaringan
tempat terjadinya absorpsi sehingga konsentrasi
obat terabsorpsi lebih banyak dan diharapkan akan
terjadi aliran obat yang tinggi melalui jaringan tersebut.

MEKANISME KERJA POLIMER


MUKOADHESIF
mekanisme kerja dari polimer mukoadhesif adalah sebagai
berikut :
1. Terjadi kontak antara polimer dengan permukaan mukus yang
disebabkan karena adanya pembasahan yang baik ataupun
karena swelling pada polimer
2. Setelah terbangun kontak , terjadi penetrasi dari rantai
polimer kedalam permukaan jaringan atau

interpenetrasi

rantai polimer dan mukus.


3.

Sehingga

terbentuklah

ikatan

kimia

lemah,

mempertahankan menempelnya polimer ke mukosa.

yang

PRINSIP SISTEM
MUKOADHESIF

Membran
yang

mukosa

lembab

organ

mempunyai

terbentang

saluran

permukaan

pada

dinding

pencernaan

dan

pernafasan, bagian dalam mata, nasal,


rongga muut dan organ genital .
Sistem penghantaran obat mukoadhesif ini
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
sediaan
rektal,

bukal,
nasal,

sublingual,

vaginal,

okular,

serta

INTERAKSI MUKOSA YANG TERJADI

Ikatan ionik
Terjadi apabila dua muatan ion yang berlawanan saling
tarik menarik melalui interaksi elektrostatik membentuk
ikatan yang kuat.
Ikatan kovalen
Terjadi peristiwa saling memberi dan menerima elektron
pada pasangan elektron untuk memenuhi orbital
keduanya. Jenis ikatan ini sangat kuat.
Ikatan hidrogen
Terjadi apabila atom hidrogen yang membawa muatan
agak positif, terikat secara kovalen dengan atom
elektronegatif, seperti oksigen, fluorine atau nitrogen.
Ikatan Van der Walls
Jenis ikatan yang paling lemah yang timbul karena adanya
interaksi dipol-dipol dan dipol-menginduksi daya tarik dipol
pada molekul polar dan gaya dispersi dari substansi

MEKANISME MUKOADHESIF SECARA


UMUM

dibagi menjadi dua langkah, yaitu tahap kontak dan tahap


konsolidasi.
Tahap kontak biasanya antara polimer mukoadhesif dan
membrane
mukosa.
Dengan
menyebar
dan
mengembangnya sediaan maka akan terjadi kontak yang
lebih kuat terhadap lapisan mukus.
Pada tahap konsolidasi, polimer mukoadhesif diaktifkan
dengan adanya kelembaban. Kelembaban melenturkan
sistem sehingga memudahkan molekul terbebas dan
dapat berikatan secara Van der Waals dan ikatan hidrogen

TEORI YANG MENJELASKAN


MEKANISME
A. Mekanisme kimia
a. Teori elektronik
. Adhesi terjadi sebagai akibat pembentukan electric double
layer.
Akibat
adanya
adanya
gaya
tarik-menarik
elektrostatik antara polimer mukoadhesif (terutama yang
bermuatan positif) dengan glikoprotein pada musin yang
bermuatan negatif.
b. Teori Adsorpsi
. Adhesi terjadi akibat pembentukan ikatan hidrogen dan
gaya van der Waals antara polimer mukoadhesif dengan
membran mukosa.

TEORI YANG MENJELASKAN


MEKANISME
Mekanisme Fisika

B.
a. Teori Pembasahan
. Terjadi karena adanya kemampuan polimer mukoadhesif
untuk menyebar secara spontan pada permukaan
mukosa. Kontak antara polimer
mukoadhesif dengan
cairan tubuh menyebabkan polimer terbasahi sehingga
dapat melekat pada membran mukosa yang lembab.
b. Teori fraktur
menjelaskan mengenai kegagalan suatu sediaan untuk
melekat pada lapisan mukus karena terjadi hidrasi
yang berlebihan. Hidrasi berlebihan tersebut membentuk
massa gel yang licin sehingga sulit melekat pada
permukaan mukus.

TEORI YANG MENJELASKAN


MEKANISME
c. Teori Interpenetrasi (Difusi)
Terjadi interdifusi rantai polimer dengan musin yang
dikendalikan oleh gradien konsentrasi dan
dipengaruhi
oleh panjang serta mobilitas rantai molekul. Seberapa
jauh rantai polimer berpenetrasi tergantung pada
koefisien difusi dan waktu kontak.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Polimer Mukoadhesif :
a. Bobot molekul
Dengan meningkatnya bobot molekul polimer, terjadi peningkatan
kekuatan mukoadhesif polimer.
b. Konsentrasi polimer mukoadhesif
Secara umum, konsentrasi polimer dalam kisaran 1-2,5%.
Untuk sediaan padat, semakin besar konsentrasi polimer maka
semakin kuat sifat adhesinya.
c. Fleksibilitas rantai polimer
Rantai polimer yang fleksibel membantu penetrasi dan proses
belitan rantai polimer dengan lapisan mukosa menjadi lebih baik
sehingga meningkatkan kekuatan bioadhesif..

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


2. . Faktor Lingkungan :
a. Ph
pH medium berpengaruh dalam kemampuan mukoadhesif suatu
polimer, contohnya pada kitosan. Pada pH yang netral atau basa,
kitosan akan memiliki kemampuan mukoadhesif yang baik.
b. Waktu kontak
Dengan peningkatan waktu kontak, terjadi proses peningkatan
hidrasi dari matriks polimer kemudian proses interpenetrasi dari
rantai polimer. Lapisan fisiologis mukosa dapat bervariasi
tergantung pada patogenesis-sifat fisiologis tubuh manusia.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


3. Faktor Fisiologis
a. Waktu penggantian musin (mucin turn over)
Penggantian molekul musin secara alamiah dari lapisan mukus,
penting untuk 2 hal. Pertama, penggantian musin diperkirakan
akan membatasi waktu tinggal mukoadhesif pada lapisan mukus.
Kedua, penggantian musin akan melarutkan sejumlah molekul
musin. Molekul ini berinteraksi dengan mukoadhesif sebelum
terjadi interaksi dengan lapisan mukus.
Penggantian musin tergantung pula pada faktor lain seperti
keberadaan makanan. Kecepatan penggantian musin baik pada
keadaan lambung kosong maupun penuh dapat membatasi waktu
tinggal sediaan mukoadhesif karena jika mukus lepas dari
membran, polimer bioadhesif tidak dapat menempel lebih lama.
b. Penyakit tertentu
Adanya penyakit yang dapat merubah sifat-sifat fisikokimia dari
mukus. Perubahan struktural mukus pada kondisi penyakit ini
belum diketahui secara pasti. Jika mukoadhesif akan digunakan

KKarakteristik Polimer Mukoadhesif


Beberapa karakteristik yang dipertimbangkan:
Polimer memiliki produk degradasi yang non-toksik dan tidak
bersifat mengabsorbsi pada saluran mukosa.
Tidak bersifat iritan pada membran mucus.
Tidak memiliki ikatan kovalen yang kuat dengan permukaan sel
epitel mucus.
Dapat menghantarkan obat secara cepat menuju suatu
jaringan dan harus bisa mengantarkan agen aktif obat pada site
spesifiknya.
Dapat bekerja bersama dengan obat dan tidak
mengalami
hidrasi yang berlebihan pada pelepasan obat.
Polimer tidak mengalami dekomposisi pada penyimpanannya.
Harga dari polimer terjangkau.
Dapat bercampur dengan zat aktif namun tidak menghalangi
pelepasan obat, dan memiliki kestabilan yang baik.

Keuntungan Polimer Mukoadhesif


Adapun keuntungan penggunaan polimer mukoadhesif adalah
sebagai berikut :
Dapat membuat obat dengan target spesifik, yaitu pada membran
mukosa pada tubuh seperti pada lambung atau pada
usus, sehingga dapat meningkatkan efektivitas obat.
Memungkinkan untuk mempertahankan waktu tinggal obat seperti
di dalam saluran cerna, yang akan memberikan respon klinik yang
diperpanjang dan konsisten pada penderita.
Waktu paruh obat menjadi lebih panjang sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan pasien karena dapat menurunkan
frekuensi pemberian obat kepada pasien.
Kenyamanan penggunaan obat menjadi pada pasien menjadi lebih
baik.

Klasifikasi Polimer Mukoadhesif


Klasifikasi Polimer Mukoadhesif
Polimer mukoadhesif berdasarkan sumbernya, digoolongkan menjadi
2:
1. Polimer sintetik
Contohnya antara lain derivat selulosa (metilselulosa,
etilselulosa), poli(asam akrilat), polietilenoksida, dan polivinil
alkohol.
2. Polimer alami

Contohnya antara lain tragakan, natrium alginat, guar gum,


karaya gum, lektin, gelatin, dan pektin.

Klasifikasi Polimer Mukoadhesif


Sedangkan, berdasarkan mekanisme kerjanya, dapat digolongkan
menjadi:
1. Polimer Hidrofilik
Polimer larut air yang akan mengembang setelah mengalami
kontak dengan air dan akan terdisolusi. Contohnya antara lain
metil selulosa, hidroksietil selulosa, karbomer, kitosan, CMC Na,
hidroksi propil metil selulosa, termasuk juga polivinil pirolidon.
2. Hidrogel
Rantai polimer yang memiliki crosslink dan memiliki kemampuan
mengembang yang terbatas di dalam air. Contohnya antara lain
poli (asam akrilat), karagenan, natrium alginat, dan guar gum.
3. Polimer termoplastik
Polimer ini meliputi non-erodible neutral polystyrene dan semicrystalline bio- erodible. Contohnya antara lain polianhidrida,
asam polilaktid, hidroksi propil metil selulosa, CMC Na.

Polimer

Daya Guna Relatif

Sifat Kualitatif

Mukoadhesif

Bioadhesif

Karboksimetilselulosa

193

Bagus sekali

Karbopol

185

Bagus sekali

Polikarbofil

Bagus sekali

Tragacanth

154

Bagus sekali

Natrium alginat

126

Bagus sekali

HPMC

125

Bagus sekali

Gelatin

116

Sedang

Pektin

100

Buruk

Gom arab

98

Buruk

Povidon

98

Buruk

MEMBRAN MUKOSA ORAL


Ada tiga tipe mukosa mulut yaitu :
1. Masticatory, Mukosa pengunyahan ditemukan
permukaan atas mulut gusi.
2. Lining , terdiri dari mukosa bukal, daerah
sublingual dan dasar mulut.
3. Special , yang ditemukan pada permukaan
dorsal lidah

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


BUKAL
Bukal bagian dari mulut yang membatasi
secara anterior dan lateral antar bibir dan pipi,
secara posterior dan medial (tengah) antara gigi
dan gusi serta di atas dan di bawah dari mukosa
yang terbentang antara mulut, pipi dan gusi.
Penghantaran
obat
penghantaran melalui
terletak di sepanjang
sirkulasi sistemik.

melalui
bukal

mukosa bukal, yang


pipi, untuk mencapai

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


BUKAL
Bukal bagian dari mulut yang membatasi
secara anterior dan lateral antar bibir dan pipi,
secara posterior dan medial (tengah) antara gigi
dan gusi serta di atas dan di bawah dari mukosa
yang terbentang antara mulut, pipi dan gusi.
Pembuluh arteri maksilaris mengedarkan darah ke
mukosa bukal dan darah mengalir lebih cepat dan
lebih banyak (2,4 mL/min/cm2) dari pada daerah
sublingual,
gingival
dan
palatal,
sehingga
memfasilitasi difusi pasif molekul obat melewati
mukosa.

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


BUKAL
Mekanisme
melintasnya
obat
melintasi
membrane lipid biologis diantaranya adalah difusi
pasif, difusi pasif terfasilitasi, transport aktif dan
pinositosis. Mekanisme penghantaran obat pada
mukosa bukal adalah difusi pasif yang melibatkan
perpindahan dari zat terlarut dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah pada jaringan bukal.
Absorpsi obat dari rongga mulut tidak sama
dengan masuknya obat secara langsung ke
sirkulasi sistemik Karena obat seperti disimpan
dalam membrane bukal atau lebih dikenal
dengan efek reeservior bukal

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


BUKAL

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


BUKAL

Aspek Fisiologis Mukosa Oral dalam


Penghantaran Obat Mukoadhesif
pH, volume cairan, aktivitas enzim dan
permeabilitas mukosa mulut, struktur dan
pergantian mukosa.
Lingkungan fisiologis rongga mulut (pH, volume
dan komposisi cairan) dipengaruhi oleh sekresi
saliva.

Aspek Fisiologis Mukosa Oral dalam


Penghantaran Obat Mukoadhesif
Fungsi utama saliva adalah untuk melumasi
rongga mulut, memudahkan menelan dan
memfasilitasi untuk mencegah demineralisasi gigi.
Saliva adalah buffer lemah dengan pH sekitar 5,57,0
Saliva lingkungan yang kaya air yang dapat
menguntungkan bagi pelepasan obaat dari sistem
penghantaran terutama yang berbasis polimer
hidrofilik.
Permeabilitas membran dipengaruhi ada/tidaknya
keratin dan ketebalan

FAKTOR YANG MENDUKUNG


PENGHANTARAN SECARA BUKAL
Pada mukosa oral banyak pembuluh darah
yang menyebar
Berbeda dengan GIT, kondisi fisiologis rongga
mulut relatif konsisten dan ramah untuk
penghantaran obat yang diatur oleh sekresi
air liur terus menerus.
Selain itu degradasi oleh enzim dalam saluran
pencernaan juga dapat diminimalisasi karena
daerah bukal dan sublingual memiliki sedikit
enzim dan aktivitas enzim yang lebih rendah.

Keuntungan
Memperpanjang waktu tinggal sediaan
pada tempat absorpsi, hingga
memperbolehkan dosis sekali atau dua kali
sehari.
Sistem mukoadesif mudah ditempatkan dan
diterapkan untuk meningkatkan dan
memperbaiki biovailibilitas obat
Sangat baik aksesibilitasnya dan onset
yang cepat.
Cepat absorpsinya karena pasokan darah
yang besar dan aliran darah yang baik.
Obat terlindungi dari terdegradasi di
suasana asam pada GIT (oromukosal).
Meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan
pasien.

Kerugian
1. Obat yang dapat mengiritasi mukosa mulut,
berasa pahit dan berbau tidak enak tidak
dapat dihantar sistem bukal
2. Makan dan minum dapat membatasi
penghantaran obat
3. Obat yang tidak stabil pada pH bukal tidak
dapat dihantarkan dengan sistem ini
4. d. Obat yang mengembang oleh saliva
dapat kehilangan efeknya dengan rute bukal
5. e. Dapat membentuk struktur permukaan
yang licin dan integritas struktur formulasi
dapat tergantung akibat pengembangan dan
hidrasi polimer bioadhesif.

Anda mungkin juga menyukai