Anda di halaman 1dari 10

I.2.

RUANG LINGKUP PASAR MODAL


Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi
berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk
mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat
yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi
kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /
perusahaan.Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun)
seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.Struktur pasar modal di
Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka.

FUNNGSI PASAR MODAL


Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi masyarakat, perusahaan, maupun pemerintah. Di pasar modal terjadi kegiatan
perdagangan surat-surat berharga. Perdagangan tersebut dilakukan tanpa pertemuan langsung antara pembeli dan penjual. Mereka dapat
berhubungan melalui telepon atau internet.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang ataupun modal sendiri.Surat-surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal disebut sebagai instrumen pasar modal. Instrumeninstrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal meliputi : surat tanda penyertaan modal (saham), obligasi, waran, dan right.Dalam
kegiatan sehari-hari pasar modal lebih dikenal dengan bursa efek. Modal atau efek yang diperjualbelikan di pasar modal umumnya berbentuk
saham atau obligasi. Agar aman para pembeli saham di pasar modal perlu me- merhatikan dua hal berikut.
a. Saham yang dibeli harus terdaftar pada daftar resmi yang dikeluarkan oleh
bursa efek Indonesia.
b. Makelar atau komisioner yang ditunjuk harus menjadi anggota bursa efek
Indonesia.
Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan:
1. penawaran umum dan perdagangan efek;
2. perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya;
3. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan,
yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Keberadaan pasar modal mempermudah
perusahaan untuk memperoleh dana segar dari masyarakat, antara lain, penjualan efek saham melalui prosedur Initial Public Offering (IPO) atau
efek utang (obligasi).
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return)
bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi, diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian
menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat luas.

Secara rinci, Fungsi pasar modal dalam perekonomian nasional yaitu sebagai :
a. sumber dana jangka panjang;
b. alternatif investasi;
c. alat restrukturisasi modal perusahaan;
d. alat untuk melakukan divestasi.

PERANAN KEGIATAN PASAR MODAL BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA


Dinamika perekonomian suatu negara tentu tidak terlepas dari aktifitas para pelaku ekonomi. Saunders dan Cornett (2003) menyatakan bahwa
ada dua kelompok utama pelaku ekonomi yaitu penyedia dana (suppliers of funds) dan pengguna dana (users of fund). Agen ekonomi yang
berkedudukan sebagai penyedia dana merupakan pihak-pihak yang memiliki kelebihan (excess) dana, sedangkan pengguna dana merupakan
pihak-pihak yang memiliki kebutuhan atau kekurangan (needs or shortages) dana dalam melaksanakan aktifitas perekonomian. Warsono (2008)
memberikan istilah lain bagi kedua pihak tersebut yaitu peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman (lenders).
Ketika kedua agen ekonomi tersebut telah ada, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dana dapat disalurkan dari pihak yang memiliki
kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana? Dalam hal ini, kehadiran lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) sangat
diperlukan. Perantara keuangan merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi mendasar dalam menyalurkan dana dari penyedia dana kepada
pengguna dana (Saunders dan Cornett, 2003). Pada umumnya, pengguna dana adalah perusahaan dan pemerintah, sedangkan penyedia dana
adalah rumah tangga (households) atau individu (Warsono, 2008). Pengguna dana menggunakan dana dari penyedia dana untuk berbagai
keperluan seperti membiayai kebutuhan operasional perusahaan, ekspansi, pembangunan pabrik, pembangunan infrastruktur negara, pengeluaran
pemerintah untuk belanja pembangunan, peningkatan public service, dan sebagainya.
Untuk mengakomodasi permintaan dan penawaran dana tersebut, lembaga perantara keuangan memerlukan struktur berupa pasar keuangan
(Saunders dan Cornett, 2003). Pasar keuangan memegang posisi penting dalam perekonomian negara (Warsono, 2008). Salah satu dimensi
(aspek) pasar keuangan yaitu pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen ekuitas (saham)
dan hutang (obligasi) dengan waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, pasar modal dapat memfasilitasi perusahaan dan
pemerintah dalam memperoleh dana jangka panjang.
Berbicara dalam konteks negara Indonesia, Warsono (2008) memaparkan bahwa kontribusi pasar modal terhadap perekonomian Indonesia secara
langsung dapat dilihat dari indikator perbandingan antara kapitalisasi pasar modal (Bursa Efek Indonesia BEI) dengan Produk Domestik Bruto
(PDB). Senada dengan Warsono (2008), Caporale, Howells, dan Soliman (2004) menggunakan dua indikator untuk mengetahui perkembangan
pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu rasio kapitalisasi pasar (nilai saham yang terdaftar dibagi dengan GDP) dan rasio nilai
perdagangan (total nilai saham yang diperdagangkan dibagi dengan GDP). Perbandingan ini hanya dihitung dari kapitalisasi pasar ekuitas
(saham). Untuk paparan kali ini, penulis hanya menggunakan rasio kapitalisasi pasar saja untuk mengetahui peranan pasar modal bagi
perekonomian Indonesia.tersebut menunjukkan bahwa rasio tersebut masih di bawah 50%. Berbeda dengan Amerika Serikat, rasio kapitalisasi
pasar terhadap PDB di sana telah mencapai 100% (www.indonesiafinancetoday.com). Hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah investor pasar
modal di Indonesia (0,14% dari populasi penduduk) dan jumlah emiten yang hanya 0,001% dari jumlah perusahaan di Indonesia (Pialang

C. TANGGUNG JAWAB ATAU PERANAN DALAM PASAR MODAL


1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal adalah :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:
1. Bursa efek.
2. Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan.
3. Reksa dana.
4. Perusahaan efek dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal
Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara ertib dan wajar
dalam rangka melindungi pemodal dan masyarakat berupa:

1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan
kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta
pihak terasosiasikan dengannya.
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran profesi.
3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan pada suatu penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya
penerbitan sertifikat dalam jumlah yang kurang dari jumlah standar yang berlaku dalam perdagangan efek pada suatu bursa efek.
Bapepam dipimpin oleh seorag ketua yang tugas pokoknya adalah memimpin Bapepam sesuaidengan kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh pemerintah dan membina aparatur Bapepam agar berdaya guna dan berhasil guna. Disamping itu Ketua Bapepam bertugas membuat
ketentuan pelaksanaan teknis di bidang pasar modal secara fungsional menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan serta berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
PERAN LEMBAGA PENUNJANG DAN PENJAMIN
Fungsi Lembaga Penunjang dalam Pasar Modal
Lembaga Penunjang
Fungsi lembaga penunjang antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor
dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.

Penjamin emisi (underwriter)


Perantara perdagangan efek (broker/ pialang)

Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
broker antara lain meliputi:

Memberikan informasi tentang emiten

Melakukan penjualan efek kepada investor

Perdagangan efek (dealer)

Fungsi
Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:

Sebagai sarana penambah modal bagi usaha

Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum,
perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.

Sebagai sarana pemerataan pendapatan

Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para
pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.

Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas perusahaan akan meningkat.

Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.

Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak
ini akan meningkatkan pendapatan negara.

Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai
perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.

Ruang lingkup kegiatan penjaminan

Melaksanakan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk produk ekuitas dan produk derivatif.

Memberikan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban bagi Anggota kliring yang timbul dari transaksi bursa.

PERKEMBANGAN MUTAKHIR TRANSAKSI EFEK DIPASAR MODAL


Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang,
pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan
modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaanperusahaan harus menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif
investasi bagi masyarakat.
Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semakin banyak
peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek.
Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah,
Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya.
Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada dekade yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup
pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai
pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu
saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal
khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dai sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan
keamanan. Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.

Periode Permulaan (1878-1912)

2.

Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)

3.

Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)

4.

Periode Kebangkitan (1952-1977)

5.

Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)

6.

Periode Deregulasi (1987-1995)

7.

Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)

8.

Periode Menyonsong Independensi Bapepam (1995-2010)

9.

Periode Otoritas Jasa Keuangan (2010-sekarang)

Untuk lebih jelas perkembangan dinamika pasar modal Indonesia akan ditinjau pada masing-masing periode:
KEDUDKAN BAPEPAM-LK

Demikian bunyi Pasal 5K Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (RUU). Pasal
5K, yang notabene adalah pasal baru yang ditambahkan dalam RUU, dikutip untuk memulai ulasan seputar pokok-pokok perubahan dalam RUU
yang berkaitan dengan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Pasal tersebut dikutip dengan tujuan untuk menjadikannya sebagai entry point untuk memulai pembicaraan seputar Bapepam dalam
RUU. Sampai di mana independensi Bapepam yang diatur dalam RUU dapat menjamin terbentuknya lembaga pengawas pasar modal yang
kredibel?
Pemerintah memiliki dua alternatif dalam rangka pembentukan lembaga independen yang akan melakukan pengawasan pasar modal. Salah satu
alternatif tersebut adalah pengawasan pasar modal tetap akan dilakukan oleh Bapepam yang telah independen. Bapepam kelak akan berbentuk
komisi dan dipimpin oleh komisioner yang diangkat oleh presiden.
Bapepam dalam RUU dikatakan independen karena lembaga pengawas pasar modal ini tidak lagi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Keuangan, melainkan langsung kepada Presiden. Sementara itu, pada ketentuan Pasal 3 ayat (2) UU PM disebutkan bahwa Bapepam
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri, dalam hal ini Menteri Keuangan.
UU PM memang telah menempatkan Bapepam sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Jadi secara organisatoris,
kedudukan Bapepam berada dalam lingkup Departemen Keuangan sebagai badan yang secara khusus diberi kewenangan untuk melakukan
pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari.
Pasal 3 ayat (2) UU PM yang memposisikan Bapepam berada di bawah Menteri Keuangan, dalam RUU diubah redaksinya. Dengan demikian,
Pasal 3 ayat (2) RUU berbunyi: Bapepam adalah lembaga independen yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bebas dari campur tangan
pihak lain.
RUU: kewenangan baru Bapepam
Kewenangan Komisioner atau Pejabat Bapepam pada umumnya diatur dalam Pasal 5 RUU, mulai dari Pasal 5 huruf a sampai dengan huruf q,
serta dalam beberapa Pasal baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam UU PM, seperti Pasal 5A, Pasal 5D, serta Pasal 5K. Yang juga perlu
menjadi catatan adalah, RUU melakukan beberapa perubahan yang signifikan terkait dengan materi kewenangan Bapepam.
Pertama, Pasal 5 huruf a angka 1 RUU terkait dengan kewenangan Bapepam dalam pemberian izin usaha kepada Pihak-pihak yang terkait secara
langsung ataupun tidak langsung di pasar modal.
Dalam Pasal 5 huruf a angka 1 UU PM, pihak-pihak yang memerlukan izin usaha dari Bapepam hanya terbatas pada Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan terakhir Biro
Administrasi Efek.
Sementara itu dalam RUU, di akhir redaksi pasal tersebut ditambah lagi dengan kalimat "dan Pihak lain yang ditetapkan oleh Bapepam". Hal ini
ternyata berhubungan erat dengan perubahan definisi kata "Pihak" yang diberikan sebelumnya dalam Pasal 1 angka 2 RUU. Singkatnya, RUU
memperluas cakupan "Pihak" dalam kaitannya dengan kebijakan demutualisasi bursa.
RUU, dengan memperluas cakupan kata "Pihak", memungkinkan pihak lain seperti lembaga keuangan bank untuk menjadi anggota Bursa Efek,
sehingga mereka dapat melakukan transaksi bursa, contohnya transaksi yang berkaitan dengan obligasi pemerintah.
Kedua, Pasal 5 huruf cA RUU dinyatakan bahwa Bapepam berwenang menetapkan ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan Emiten dan
Perusahaan Publik. Menurut sumber hukumonline, ketentuan baru ini hadir setelah mendapat masukan dari wakil Departemen Kehakiman dan
HAM (Depkeh HAM) selama pembahasan RUU.
Menurut sumber tersebut, Depkeh HAM berpendapat bahwa pengaturan Bapepam tentang pengelolaan emiten dan perusahaan publik belum
terdapat "cantolannya" atau "payungnya" dalam peraturan setingkat undang-undang. Dengan demikian, menurut wakil Depkeh HAM itu,
pengelolaan emiten dan perusahaan publik harus secara tegas diatur dalam RUU.
Terkait dengan hal yang disebut terakhir, dalam sistematika pembentukan ketentuan hukum pasar modal, yakni UU PM, maka fungsi undangundang adalah menjadi umbrella provision (ketentuan yang memayungi) bagi peraturan pelaksananya. Menurut praktisi hukum pasar modal Indra
Safitri, hal itu harus dilakukan untuk mengoptimalkan seluruh elemen yang mengatur dinamika pasar modal.
DASAR HUKUM PERALIHAN BAPEPAM-LK KE OJK
Otoritas dan regulasi diperlukan untuk menjamin agar pasar tetap sustainable dalam arti tidak terlalu banyak terjadi kejutan, yang turun atau
naiknya harga-harga saham, yang seharusnya berakibat pada turun atau naiknya indeks bursa yang tidak terkendali dan tidak terprediksi.
Meskipun turun naiknya harga di bursa merupakan kondisi perdagangan sehari-hari, namum dalam beberapa hal, kondisi turun naiknya harga

secara ekstrim dan tiba-tiba harus diperhatikan dan dikontrol oleh otoritas pasar modal untuk menjaga agar pasar tetap sustainable dan mencegah
agar tidak terjadi crash[12].
Dalam melaksanakan tugasnya OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial, khusus untuk Pasar Modal maka
berdasarkan pasal 10 ayat (4) huruf d Dewan Komisioner dikendalikan oleh seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota
yang bertugas memimpin tugas pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal. Tugas Dewan Komisioner berdasarkan Pasal
59 UU OJK antara lain adalah:
a.

menetapkan st uktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, rancang bangun infrastruktur dan teknologi informasi, sistem sumber daya manusia, dan
standar prosedur operasional;

b.

menetapkan rencana kerja dan anggaran OJK tahun anggaran 2013;

c.

mengangkat pejabat dan pegawai OJK;

d.

mengangkat pejabat dan pegawai organ pendukung Dewan Komisioner; dan

e.

menetapkan hal lain yang diperlukan dalam rangka pengalihan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan
di sektor jasa keuangan dari Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
Terkait dengan status pejabat dan/atau pegawai Bapepam, maka Pasal 64 huruf a UU OJK, mengatur pejabat dan/atau pegawai Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dialihkan untuk dipekerjakan pada OJK.
Pasal 65 UU OJK mengatur tentang: asset kekayaan negara dan dokumen yang dimiliki dan/atau digunakan Kementerian Keuangan
dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan
pengawasan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, dapat
digunakan oleh OJK. Dan yang dimaksud dengan kekayaan dan kekayaan negara dalam Penjelasan pasal 65 ayat (1) UU OJK adalah
meliputi gedung, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor, dan infrastruktur lainnya yang merupakan penunjang terselenggaranya kegiatan
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Yang dimaksud dengan dokumen adalah data dan informasi baik dalam bentuk tertulis
maupun elektronik yang dimiliki dan/atau digunakan dalam kegiatan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Kekayaan dan dokumen
Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang digunakan OJK adalah kekayaan dan
dokumen yang digunakan untuk pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Yang dimaksud dengan digunakan adalah dapat
dimanfaatkan, dikelola, dan dipelihara oleh OJK.

Lembaga yang melaksanakan kegiatan jasa keuangan, salah satunya adalah Pasar Modal. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
mengisyaratkan bahwa adalah lembaga OJK bertugas menggantikan Bapepam dalam pengawasan kegiatan di pasar modal. Adapun pihak-pihak
yang diawasi oleh OJK dalam hal ini adalah:
a. Emiten dan Perusahaan Publik
Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum, sedangkan Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual
Efek kepada masyarakat dan Efek adalah Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial , saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Perusahaan
publik atau Perusahaan terbuka[13] adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Penjualan saham ke
masyarakat dilakukan dengan cara Initial Public Offering (IPO). IPO adalah proses penawaran saham perusahaan kepada masyarakat untuk
pertama kali. Di Indonesia, perusahaan seperti ini biasanya mempunyai tambahan singkatan Tbk. di belakang nama perusahaannya.
OJK mengawasi data mengenai seluruh Emiten dan Perusahaan Publik yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif dari Bapepam dan
ditampilkan dari Sistem Database Emiten dan Perusahaan Publik (CoreSystem) yang dikembangkan oleh Bapepam-LK. Adapun data dan
informasi yang tercakup meliputi:
Informasi umum (alamat, bidang usaha, no telpon/faksimili, corporate secretary, email)
Data Pemegang Saham
Komisaris dan Direksi

Komite Audit
Sejarah Emisi
Pelaporan (Keterbukaan Informasi)
RUPS Database Emiten dan PP (CoreSystem)
Data Emiten dan PP yang telah diinput, atau, diberi nama/kode Emiten/PP.
Sistem data ini akan disempurnakan sejalan dengan pengembangan sistem pelaporan elektronik (e-reporting) yang sedang dikembangkan oleh PT
BEJ.

TUGAS DAN WEWNANG BAPEPAM-LK AJIBAT DARI PERALIHAN KE OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga negara yang dibentuk pada tahun 2011 berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011, dan beroperasi
Januari 2013 (untuk pasar modal dan LKNB) dan 2014 (untuk perbankan). Aturan ini menjelaskan fungsi OJK dalam menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK sendiri didirikan untuk
menggantikan peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Dengan terbentuknya OJK maka secara otomatis
pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) beralih ke OJK.
Pembentukan OJK tentunya dengan mempertimbangkan beberapa alasan, salah satunya adalah terkait fungsi Bank Indonesia. Bank Indonesia
yang dulunya diberi tugas mengawasi dan mengatur sektor perbankan pada kenyataannya dianggap belum mampu menjalankan tugasnya dengan
maksimal. Bank Indonesia juga dilihat mempunyai tugas yang sangat berat sehingga membutuhkan lembaga pembantu. Di samping itu, hingga
saat ini, Bank Indonesia masih dianggap sangat rentan dengan intervensi dari berbagai pihak terutama pemerintah dan pengusaha. Kondisi ini
menjadi dorongan untuk membentuk lembaga pengawas yang lebih independen. Lembaga pengawas perbankan harus bebas dari intervensi dan
campur tangan pihak manapun sehingga mampu bekerja secara profesional.
Untuk itu dibentuklah OJK yang diharapkan dapat melakukan pembagian tugas dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia yang dulunya juga
bertugas mengawasi perbankan, dengan terbentuknya OJK maka dengan sendirirnya tugas tersebut akan berpindah kepada OJK. OJK diberi tugas
dalam hal mikro (micro-prudential supervision) yakni mengawasi bank-bank yang ada di Indoensia. Sementara Bank Indonesia sendiri akan lebih
bertanggung jawab dalam menangani masalah yang lebih makro ( macro-prudential supervision) misalnya terkait dengan kebijakan moneter dan
penanganan di saat krisis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, sebetulnya peran OJK sebagai lembaga pengawas keuangan ini tak benarbenar baru. Di dalamnya terdapat penyatuan wewenang dan kekuasaan beberapa institusi yang sudah ada.
Selain mengambil alih tugas Bapepam-LK dan Bank Indonesia, pembentukan OJK juga menjadi respon atas perkembangan sektor jasa keuangan.
Sektor jasa keuangan telah mengalami perkembangan pesat seiring dengan globalisasi dan keterbukaan pasar. Semakin majunya sistem teknologi
dan komunikasi dalam perbankan juga mendorong pemerintah untuk mereformasi sistem pengawasan perbankan. Sistem keuangan menjadi
semakin kompleks, dinamis, hybrid, dan saling terkait. Untuk itu kemudian diperlukan OJK sebagai lembaga dengan fungsi dan sistem yang telah
terintegrasi.
Dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 disebutkan, lembaga-lembaga yang akan berada di bawah pengawasan OJK adalah perbankan, pasar modal,
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan atau multifinance, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Lembaga jasa keuangan ini mencakup
pergadaian (PT Pegadaian), lembaga penjaminan, lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, lembaga pembiayaan sekunder perumahan dan lembaga
yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat yang bersifat wajib, yaitu penyelenggaraan program jaminan sosial, pensiun, dan
kesejahteraan.

Adapun tujuan OJK adalah:


- Mendorong kegiatan sektor jasa keuangan agar terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel.
- Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
- Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

OJK memiliki tugas pokok dalam melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap:
- kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
- kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;
- kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.

Akan tetapi OKJ sebagai lembaga baru tentunya tidak luput dari sejumlah pro dan kontra. Sebagian kalangan melihat OJK masih memiliki
banyak kelemahan yang sangat berpotensi menimbulkan konflik. Hal ini terutama ditunjukkan dalam sumber pembiayaan dan susunan dewan
komisioner OJK.
Dalam aturan penjelasan OJK, disebutkan bahwa sumber pembiayaan OJK berasal dari APBN dan pungutan. OJK berhak mengambil pungutan
dari lembaga perbankan yang diawasi. Hal ini tentunya sangat berpotensi menimbulkan masalah. Ketika lembaga pengawasan menerima
pembiayaan dari bank-bank yang diawasi maka tidak akan menutup kemungkinan materi pengawasan akan sesuai dengan order dari lembaga
atau bank yang diawasi. Pengawasan akan lebih bersifat tebang pilih tergantung dari jumlah pungutan yang diterima.
Selanjutnya, masih terkait dengan pendanaan, aturan OJK menyebutkan bahwa kelebihan dana yang diperoleh OJK akan diserahakan kepada
pemerintah. Hal ini akan membuka peluang yang sangat besar bagi pemerintah untuk menempatkan OJK sebagai sumber pendapatan. Dengan
adanya keganjilan dalam hal pendanaan ini mengakibatkan independensi OJK yang akan semakin dipertanyakan.
Permasalahan selanjutnya terkait susunan dewan komisioner OJK. Dewan komisioner OJK berjumlah 9 orang yang dipimpin oleh satu orang
anggota. Adapun susunannya adalah :

seorang Ketua merangkap anggota;

seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;

seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;

seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;

seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya
merangkap anggota;

seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;

seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan Konsumen;

seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan

seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.

Permasalahannya adalah ketika anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia dan Pejabat Kementrian Keuangan terlibat secara langsung dalam
struktur OJK. Sistem ini tentunya akan mempengaruhi independensi OJK yang tadinya diharapkan akan mampu bebas dari segala bentuk
intervensi.
Aturan hukum yang menjadi acuan OJK sendiri juga masih menjadi bahan perdebatan. Walaupun telah memiliki sistem pengawasan yang
terintgrasi akan tetapi landasan hukum belum sepenunya mendukung sistem tersebut. Akibatnya hal ini akan memunculkan kesalahan interpretasi
yang memungkinkan perbedaan tafsiran atas aturan hukum. Tidak akan menutup kemungkinan beberapa pihak akan memanfaatkan kondisi
tersebut untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Sebagai lembaga baru, tentunya OJK tidak luput dari beberapa kelemahan. Untuk itu penting untuk meninjau kembali OJK, baik dalam aturan
hukum maupun implementasi tugas dan fungsinya. Adanya pengalihan tugas pengawasan perbankan dari Bank Indonesia ke OJK diharapkan
menjadi dorongan bagi kedua lembaga untuk dapat bekerja dengan optimal dan professional.
KEJAHATAN DALAM PASAR MODAL
KEJAHATAN DI BIDANG PASAR MODAL
Kejahatan di bidang pasar modal adalah kejahatan yang khas dilakukan oleh pelaku pasar modal dalam kegiatan pasar modal. Pemerintah
Indonesia melalui Bapepam berupaya keras untuk mengatasi dan mencegah kejahatan di bidang pasar modal dengan berbagai cara, antara lain
dengan menertibkan dan membina pelaku pasar modal sebagai tindakan preventif, dan menuntaskan kejahatan di bidang pasar modal sebagai
tindakan represif. Tugas yang diemban Bapepam sangat berat, oleh karena itu Bapepam diberi kewenangan untuk melakukan penyelidikan,
pemeriksaan, penyidikan, sampai meneruskan penuntutan kepada kejaksaan atas dugaan terjadinya kejahatan. Untuk kasus pelanggaran,
Bapepam
memiliki
kewenangan
melakukan
pemeriksaan,
penyidikan,
sampai
pemberian
sanksi
administratif.
Pedoman melakukan kegiatan di bidang pasar modal diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang
tersebut menggantikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 yang menetapkan berlakunya Undang-Undang Darurat Nomor 13 Tahun 1951

sebagai Undang-Undang. Undang-Undang Darurat tersebut diganti karena materinya sangat sumir dan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
pengembangan pasar modal dewasa ini.
Persoalan terjadinya kejahatan dan pelanggaran di pasar modal diasumsikan berdasarkan beberapa alasan, antara lain: kesalahan pelaku,
kelemahan aparat yang mencakup integritas dan profesionalisme, serta kelemahan peraturan. Bapepam berkewajiban untuk selalu melakukan
penelaahan hukum yang menyangkut perlindungan dan penegakan hukum yang semakin penting. Dikatakan penting karena, lembaga pasar modal
merupakan lembaga kepercayaan, yaitu sebagai lembaga perantara (intermediary) yang menghubungkan kepentingan pemakai dana dan para
pemilik dana. Dengan demikian perangkat perundang-undangan yang mengatur mengenai pasar modal diharapkan dapat memberi kontribusi
positif bagi penegakan hukum di dalam memberi jaminan dan kepastian hukum kepada pelaku pasar modal.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 telah menggariskan jenis-jenis tindak pidana dibidang pasar modal, seperti penipuan, manipulasi
pasar, dan perdagangan orang dalam. Selain menetapkan jenis-jenis tindak pidana dibidang pasar modal, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
juga menetapkan sanksi pidana denda dan penjara/kurungan bagi para pelaku dengan jumlah atau waktu yang bervariasi. Tindak pidana dibidang
pasar modal memiliki karekteristik yang khas, yaitu barang yang menjadi obyek adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tidak
mengandalkan kemampuan fisik, tetapi kemampuan untuk memahami dan membaca situasi pasar untuk kepentingan pribadi. Pembuktian tindak
pidana pasar modal juga sangat sulit, namun akibat yang ditimbulkan dapat fatal dan luas. Jenis-jenis tindak pidana yang dikenal dibidang pasar
modal, antara lain:
1. Penipuan
Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c, adalah: membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material
atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan
dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi
pihak lain untuk membeli atau menjual efek.
Larangan tersebut ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek, bahkan turut serta melakukan penipuan pun tak lepas
dari jerat pasal ini. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378 tentang penipuan, disebutkan bahwa penipuan adalah
tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara:
(1) Melawan hukum;
(2) Memakai nama palsu atau martabat palsu;
(3) Tipu muslihat;
(4) Rangkaian kebohongan;
(5) Membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang.
Terkait dengan pengertian KUHP tentang penipuan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 juga memberikan beberapa spesifikasi mengenai
pengertian penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan/atau penjualan efek
yang terjadi dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek maupun diluar bursa atas efek emiten atau perusahaan publik. Mengenai
pengertian tipu muslihat atau rangkaian kebohongan sebagaimana ditentukan dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menegaskan
bahwa hal tersebut termasuk membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta yang material.

(1)
(2)
(3)

(4)

2. Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 91 adalah, tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung
maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di
bursa efek. Otoritas pasar modal mengantisipasi setiap pihak yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam hal modal dan teknologi atau sarana
yang kemungkinan bisa melakukan penggambaran sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan merespon gambaran tersebut sebagai suatu hal
yang benar. Beberapa pola manipulasi pasar, antara lain:
(1) Menyebarkan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false
information). Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon kemudian harga efeknya jatuh
tajam di bursa;
(2) Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau tidak lengkap (misinformation). Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten B
tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten B termasuk yang diambil alih oleh pemerintah. Harga efek di
pasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak dengan efek tersebut.
Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi
oleh hukum sebagai informasi yang benar, bagaimana kegiatan perdaganyan pasar modal bisa berjalan? Informasi yang dihembuskan oleh pihak
tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu telah ada konfirmasi bahwa informasi itu
benar, maka gejolak pasar akan berhenti dan berjalan normal kembali.
Transaksi yang dapat menimbulkan gambaran semu adalah transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan atau penawaran
jual/beli efek pada harga tertentu dimana pihak tertentu telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan penawaran jual/beli efek yang
sama pada harga yang kurang lebih sama. Motif dari manipulasi pasar antara lain untuk meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan harga
efek. Dalam praktik perdagangan efek internasional dikenal beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai manipulasi pasar, yaitu:
Marking the Close Marking the close adalah, merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau mendekati penutupan perdagangan
dengan tujuan membentuk harga efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari berikutnya.
Painting the Tape Painting the tape adalah, kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan rekening efek lain yang masih berada dalam
penguasaan satu pihak atau memiliki keterkaitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu. Pada dasarnya painting the tape mirip
dengan marking the close, namun dapat dilakukan setiap saat.
Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi, atau akuisisi
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas menentukan bahwa, pemegang saham yang tidak menyetujui rencana
merger, konsolidasi, atau akuisisi berhak meminta kepada perseroan untuk membeli saham dengan harga yang wajar. Pemegang saham dapat
memanfaatkan ketentuan ini untuk kepentingan pribadi melalui tindakan manipulasi pasar.
Cornering the Market
Cornering the market adalah, membeli efek dalam jumlah yang besar sehingga dapat menguasai atau menyudutkan pasar. Praktiknya dapat
dilakukan dengan short selling, yaitu menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya. Hal ini dapat dilakukan karena bursa efek
menetapkan jangka waktu penyelesaian transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan efeknya pada hari ke-3 setelah transaksi). Jika penjual gagal
menyerahkan efek pada T+3, maka yang bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang biasanya lebih mahal dari harga di pasar
regular. Pelaku dapat mengambil keuntungan dari situasi tersebut dengan melakukan cornering the market, yaitu membeli dalam jumlah besar

efek tertentu dan menahannya sehingga akan banyak penjual yang mengalami gagal serah efek dan terpaksa membeli di pasar tunai yang sudah
dikuasai oleh pelaku.
(5) Pools
Pools merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang
yang memahami kondisi pasar. Manager dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok investor
tersebut untuk mendorong frekuansi jual-beli efek sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.
(6) Wash Sales
Order beli dan jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang sama dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek.
Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau
pembelian yang sesungguhnya.
(7) Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)
Pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pihak pertama yang mengemban kepercayaan secara langsung
maupun tidak dari emiten atau perusahaan publik atau disebut juga pihak yang berada dalam fiduciary position, dan pihak kedua yang menerima
informasi orang dalam dari pihak pertama (disebut juga tippees).
.

Anda mungkin juga menyukai