Osiloskop
Osiloskop
Osiloskop pada dasarnya adalah suatu alat penampil grafik yang menggambarkan
grafik sinyal elektrik. Dalam kebanyakan aplikasi, grafik memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu: sumbu vertikal (Y, voltage) merepresentasikan tegangan dan sumbu
horizontal (X, time) menyatakan waktu. Intensitas atau kecemerlangan (brightness) tampilan,
kadang kala disebut sumbu Z (intensity) (Gambar 1). Grafik sederhana ini dapat mengatakan
kepada kita beberapa hal tentang sinyal.
Suatu osiloskop akan terlihat seperti satu set televisi kecil, kecuali bahwa ia mempunyai
garis-garis grid di layarnya dan lebih terkontrol daripada televisi. Panel depan dari sebuah
osiloskop secara normal mempunyai bagian kontrol yang dibagi ke dalam seksi vertikal,
horizontal dan trigger.
Osiloskop atau sering dikenal dengan CRO (chatode-Ray oscilloscope = osilospo sinar
katoda) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, beserta
frekuensi dan fasenya, sekaligus menampilkan bentul sinyal dari tegangan tersebut.
Multimeter dapat juga digunakan untuk mengukur tegangan, namun tidak dapat dipakai untuk
mengamati bentuk dari sinyal tegangan. Disinilah keunggulan penggunaan CRO dibanding
multimeter. Namun yang harus diperhatikan , nilai tegangan yang terukur oleh multimeter
merupakan nilai efektifnya (Veff), sedangkan nilai tegangan yang terukur dari CRO
merupakan nilai puncak (Vpeak), dimana Vpeak=
pengeplot yang menampilkan bentuk sinyal terhadap waktu, maka osiloskop umumnya
dipakai untuk mengamati watak dinamis dari suatu sinyal tegangan.
Bagian-bagian osiloskop
Contoh:
Time/div = 1 ms = 0,001 second
Frekuensi = 1/0,001 Hz = 1.000 Hz = 1 kHz
Tombol Time/Div diatur sesuai dengan frekuensi signal input.
Blok diagram dan prinsip kerja
fluoresensi yang melekat di permukaan CRT (layar) bagian dalam dengan energi yang cukup
untuk membuat layar bercahaya dalam sebuah bintik kecil.
Selagi merambat dari sumbernya ke layar, berkas elektron lewat di antara sepasang
pelat defleksi vertikal dan sepasang pelat defleksi horisontal. Tegangan yang dimasukkan ke
pelat defleksi vertikal dapat menggerakkan berkas elektron pada bidang vertikal sehingga
bintik CRT bergerak ke atas dan ke bawah. Tegangan yang dimasukkan ke pelat defleksi
horisontal dapat menggerakkan berkas pada bidang horisontal dan bintik CRT ini dari kiri ke
kanan. Gerakan gerakan ini saling tidak bergantungan satu sama lain sehingga bintik CRT
dapat ditempatkan di setiap tempat pada layar dengan menghu-bungkan masukan tegangan
vertikal dan horisontal yang sesuai secara bersamaan.
Bentuk gelombang sinyal yang akan diamati pada layar CRT dihubungkan ke
masukan penguat vertikal (vertical amplifier). Penguatan ini disetel melalui pelemasan
masukan (input attenuator) yang telah terkalibrasi, yang biasanya diberi tanda VOLTS/DIV.
Keluaran dorong-tarik (push-pull) dari penguat dikembalikan ke pelat defleksi vertikal
melalui yang disebut saluran tunda (delay line) dengan daya yang cukup untuk mengendalikan bintik CRT dalam arah vertikal.
Generator basis waktu atau generator penyapu (sweep generator) membangkitkan
sebuah gelombang gigi gergaji yang digunakan sebagai tegangan defleksi horisontal dalam
CRT. Bagian gelombang gigi gergaji yang menuju positif adalah linear, dan laju kenaikan-nya
disetel oleh suatu alat kokontrol di panel dengan yang diberi tanda TIME/DIV. Tegangan gigi
gergaji ini dikembalikan ke penguat horisontal. Penguat ini berisi sebuah pembalik fasa
(phase inverter) dan menghasilkan dua gelombang keluaran simultan yaitu gigi gergaji yang
menuju positif (menaik) dan gigi gergaji yang menuju negatif (menu-run). Gigi gergaji yang
menuju positif dimasukkan ke pelat defleksi horisontal CRT se-belah kanan dan gigi gergaji
yang menuju negatif ke pelat defleksi sebelah kiri. Tegang-antegangan ini menyebabkan
berkas elektron melejang (menyapu) sepanjang layar CRT dari kiri ke kanan, dalam satuan
waktu yang dikokontrol oleh TIME/DIV.
Pemasukan tegangan defleksi ke kedua pasangan pelat secara bersamaan
menyebabkan bintik CRT meninggalkan bekas bayangan pada layar. Ini ditunjukkan pada
Gambar 28, di mana sebuah tegangan gigi gergaji atau tegangan penyapu (sweep)
dimasukkan ke Pelat horisontal dan sinyal gelombang sinus ke pelat vertikal. Karena
tegangan penyapu horisontal bertambah secara linear terhadap waktu, bintik CRT bergerak
sepanjang layar pada suatu
Kegunaan osiloskop adalah tidak terbatas pada dunia elektronika seperti stasiun pemancar
radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik misalnya dirumah sakit
dan unutk kegunaan lainnya
pengukuran tegangan, perioda dan frekuensi dan beda fase
Amplitudo dari puncak ke puncak pada gelombang yang Lampilkan adalah sangat mudah
diukur pada sebuah osiloskop. Gambar 30 menunjukkan dua buah gelombang sinus dengan
perbedaan plitudo dan perioda waktu. Gelombang A, amplitudo dari puncak puncak adalah
4,6 bagian vertikal pada graticule, yang mana lombang B diukur sebesar 2 bagian vertikal
antara puncak ke puncak. Sangatlah penting untuk mengecek knop tengah vernier pada
LT/DIV pada posisi kalibrasi (CAD sebelum mengukur amplitudo lombang. Dengan kontrol
VOLT/DIV pada 100 mV seperti yang gambarkan, tegangan puncak ke puncak setiap
gelombang adalah
Gelombang A : V = (4,6 bagian) x 100 raV = 460 mV.
Gelombang B : V = (2 bagian) x 100 mV = 200 mV.
Jika bentuk gelombang: seperti pada gambar 30 adalah output dari sebuah penguat, sebagai
contoh, semua harus mempunyai komponen dc sebaik komponen ac yang digambarkan.
Diperkirakan, dc level pada gelombang adalah 10 V, DC level akan menghasilkan simpangan
pada : 10 V/100 mV = 100 bagian. Jelasnya, gelombang yang akan disimpangkan hilang dari
layar jika siloskop di kopel dc. Dengan kopel ac gelombang akan ada pada layar. Perioda
waktu pada gelombang sinus dicari dengan menghitung waktu untuk satu putaran pada
bagian horisontal dan penggandaan dengan pengesetan di kontrol TIME/DJV :
T = (Bagian horisontal/putaran) x (TIME/DIV)
Gambar 30. Pengukurtan tegangan puncak ke puncak dan periode waktu pada
gelombang sinus
frekuensi kemudian dihitung sebagai kebalikan dari perioda waktu. disini , sebelum
melakukan pengukuran perioda waktu pada gelombang, perlunya pengecekan kembali knop
vernier ditengahnya ada posisi kalibrasi (CAL). Perioda waktu dan frekuensi pada setiap
gelombang di gambar 30 adalah :
gelombang A : T =
Gelombang B : T =
Perbedaan antara dua gelombang diukur dengan metoda seperti pada gambar 31, Setiap
gelombang mempunyai perioda waktu 8 bagian horisontal, dan waktu antara permulaan
setiap putaran adalah 1,4 bagian. Satu putaran = 360 . kemudian 8 bagian = 360
1 bag = 360/8 = 45