FX Ady Soesetijo
Terminologi/Pengertian
Biomekanis : respons jaringan hidup terhadap rangsangan mekanis. Pada preparasi gigi
ragsangan mekanis dapat berasal dari putaran dan gesekan yang
ditimbulkan oleh alat bur.
Preparasi
: mempersiapkan gigi sebelum ditempati oleh suatu restorasi, dalam hal ini
dengan cara mengasah gigi/mengurangi jaringan keras gigi dengan sengaja
dengan alat bur. Tujuannya adalah membangun retensi dan resistensi dari
gigi yang akan dijadikan sebagai penyangga dan restorasi yang
menempatinya.
biokompatibel.
Pertimbangan mekanis (mechanical considerations) : gigi penyangga yang dipreparasi
pengasahan akan ditransmisikan ke dorsal horn dari spinal cord yang bertindak sebagai
gate atau gerbang antara serabut perifer dan otak.
Rasa sakit terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu : a] sensory discriminative yang berkaitan
dengan informasi yang dipersepsikan oleh individu; b] cognitive motivasional yang
memberikan dorongan untuk bereaksi atau informasi yang diperoleh ; dan c] cognitive
evaluative yang berkaitan dengan pengalaman masa lampau. Dari ke tiga komponen
tersebut di atas apabila ditambah dengan pengalaman rasa sakit yang pernah didengar dari
orang lain, maka akan menyebabkan individu tersebut enggan berobat gigi. Oleh karena
itu dalam menangani atau memcegah rasa sakit pada perawatan/pengasahan gigi, selain
diperlukan anestesi juga memerlukan pendekatan yang bersifat psikologis.
Berbagai hal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pendekatan pada
penderita adalah ciri-ciri sosio-demografi seperti jenis kelamin, umur, pendidikan dan
pekerjaan serta kepribadian individu.
Hipocrates menyatakan bahwa kepribadian manusia dibagi menjadi 4 (empat) golongan :
1] tipe cholerik, dengan sifat-sifat bersemangat, keras daya juang, besar hati, memiliki rasa
optimis yang tinggi, tetapi emosional (hati mudah terbakar); 2] tipe melancholik, dengan
sifat-sifat mudah kecewa, daya juang kecil dan pesimistis; 3] tipe phlegmatik, dengan
sifat-sifat tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi dan setia; 4] tipe
sanguik, dengan sifat-sifat ramah, mudah berganti haluan, lekas betindak tetapi juga lekas
berhenti.
Dari prinsip-prinsip tersebut di atas, prinsip mekanis merupakan hal yang paling penting
untuk keberhasilan sebuah restorasi. Prinsip ini bertujuan untuk menghindari terlepasnya dan
juga mencegah fraktur serta distorsi restorasi.
Prinsip preparasi harus memperhatikan hal-hal tersebut di bawah ini.
a. Retensi dan resistensi
Restorasi harus dapat bertahan pada gigi penyangga. Preparasi harus dibuat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang retentif (tidak terlepas) terhadap
gaya-gaya vertikal yang berlawanan dengan arah pasang. Dan menghasilkan
resistensi, yaitu bentuk hasil preparasi yang dapat menyebabkan restorasi bertahan
pada tempatnya terhadap gaya-gaya yang dapat merubah kedudukannya selama
berfungsi.
b. Taper/konvergensi
Dinding aksial bidang preparasi harus konvergen, artinya adalah dua dinding eksternal
yang berlawanan (mesial-distal dan labio/buko-palatinal/lingual) harus konvergen ke
arah insisal/oklusal. Besar derajat konvergensi (sudut taper) harus dibuat seminimal
mungkin, dengan tujuan untuk tetap mempertahankan jaringan sehat sebanyak
2
merusak odontoblast dibandingkan dengan pengasahan yang lebih luas tetapi dangkal
seperti full veneer crown.
Penelitian in vitro menunjukkan adanya kenaikan suhu sampai 80 o F bila pengasahan
memakai steel bur tanpa pendingin dengan tekanan pound dan kecepatan 3.000
sampai 30.000 rpm. Kalau tekanan diperbesar menjadi 1 pound, maka suhu akan
meningkat menjadi 200o F. Terbukti bahwa penambahan tekanan pada waktu
mengasah akan menaikan suhu gigi, selain itu juga terjadi peningkatan respons radang
yang dapat menyebabkan perubahan letak inti odontoblast. Area pengasahan yang
kering akan menyebabkan dehidrasi, tetapi apabila dilakukan pada kondisi basah
maka edema pulpa tidak akan terjadi. Respons kenaikan suhu yang dapat ditoleransi
oleh pulpa adalah 68o F 122o F. Vibrasi mekaniuk karena pengasahan dengan
kecepatan tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein dan perubahan morfologi
odontoblast.
Kecepatan aman atau dapat dipertanggungjawabkan adalah 200.000 250.000 rpm
dengan pendinginan sempurna. Bila tidak menggunakan pendingin, kecepatan
mengasah yang aman adalah 300 500 rpm. Kecepatan lambat ini umum dipakai
untuk membersihkan sisa jaringan karies atau untuk tahap akhir pengasahan dan
pemolesan. Kecepatan alat pengasah dan pendinginan berperan besar pada kenaikan
suhu yang dapat menyebabkan kelainan/kerusakan odontoblast dan jaringan pulpa.
Kenaikan suhu 5 7o C akan menyebabkan perubahan permeabilitas, keluarnya
plasma dan venula odontoblast, selain juga perubahan tekanan osmotik intra pulpa
yang menimbulkan vasodilatasi yang menetap.
Banyak faktor yang berperan pada pertahanan diri jaringan email, dentin dan pulpa
terhadap iritasi. Usia muda mempengaruhi daya regenerasi yang lebih baik
dibandingkan usia dewasa, karena pembentukan dentin reparatif lebih baik. Tetapi
pada usia dewasa, tubulus telah mengalami kalsifikasi, degenerasi atau sudah
terbentuk dentin reparatif, sehingga pemotongan tubulus tidak menyebabkan cedera
dan rasa sakit. Tidak demikian dengan pada usia muda, dimana pada daerah pertautan
enamel-dentin banyak mempunyai cabang tubuli dentin. Ketahanan pulpa juga banyak
dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, penyakit sistemik dan hormonal. Apabila
pulpa terkena iritasi, maka arteri akan mengembang dan meningkatkan jumlah darah
yang masuk ke dalam pulpa, akan tetapi selama vena masih mampu mengeluarkan
kelebihan suplai darah dari kamar pulpa, maka hal tersebut tidak membahayakan.
Lumen vena pada ujung akar yang terbatas pengembangannya akan menghambat
keluarnya aliran darah dan ini menyebabkan kongesti, degenerasi dan nekrosis pulpa.
Peradangan pulpa karena iritasi mekanis pada dentin dapat dikriteriakan dengan
ringan, sedang dan berat. Radang ringan akan menimbulkan reaksi odontoblast yang
paling perifer dengan cara mengendapkan mineral pada tubuli dentin, sehingga tubuli
menjadi lebih sempit atau tertutup sama sekali. Hal tersebut secara klinis tampak
berupa dataran dentin yang bening dan berwarna kecoklatan. Kelainan ini disebut
dentin sklerosis atau dentin transparans. Di samping itu, di perifer ruang pulpa
terbentuk endapan mineral yang mengisolasi jaringan pulpa dari rangsangan yang
datang dari luar, hal tersebut dinamakan dentin reparatif atau dentin tersier. Rangsang
sedang yang diakibatkan karena pemotongan dentin yang lebih dalam akan
menyebabkan kerusakan cabang sitoplasma odontoblast. Hal tersebut dapat
menyebabkan
terjadinya
degenerasi
membran
endoplasmik
retikulum
dan
mitokondria yang diikuti oleh denaturasi protein. Juga terjadi perlambatan aliran
darah dan dilatasi pembuluh darah, sehingga cairan akan keluar ke jaringan sekitarnya
yang menyebabkan stasis dan diikuti trombosis. Akumulasi cairan akan melepas
odontoblast dari dentin dan jaringan di bawahnya, sehingga menyebabkan kerusakan
membran pulpo-dentin. Kerusakan ini menyebabkan reaksi khemotaksis yang menarik
leukosit keluar dari pembuluh darah kemudian melapisi lapisan odontoblast.
Keluarnya eksudat radang pada lapisan tersebut akan menyebabkan tekanan dan
kematian sel, sehingga akan mengurangi ketebalan lapisan itu sendiri. Radang berat
menyebabkan
perubahan
letak
inti
odontoblast
yang
disebut