Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AGAMA
Konglomerat Muda
Transplantasi
Biodata
Nama:Herywijaya Sixtaputra
Nim:405090064
Jabatan:Anggota
L.O
1.M.Pengertian Transplantasi tumbuh2an
dan organ tubuh
2.M.Pembagian jenis dan tujuan
transplantasi
3.M.Pandangan agama tentang
Transplantasi organ
4.M.Tinjauan dari segi manfaat dan
madharat
L.O
1
L.O
1
DEFINISI
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia
merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi
pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.
Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan
upaya terbaik untuk menolong pasie dengan kegagalan
organnya,karena hasilnya lebih memuaskan
dibandingkan dan hingga dewasa ini terus berkembang
dalam dunia kedokteran,namun tindakan medik ini tidak
dapat dilakukan begitu saja,karena masih harus
dipertimbangkan dari segi non medik,yaitu dari segi
agama,hokum,budaya,etika dan moral
Lanjutan
kendala lain yang dihadapi Indonesia
dewasa ini dalam menetapkan terapi
transplatasi,adalah terbatasnya jumlah
donor keluarga (Living Related
Donor,LRD)dan donasi organ
jenazah.karena itu diperlukan kerjasama
yang saling mendukung antara para pakar
terkait(hulum,kedokteran,sosiologi,pemuka
agama,pemuka masyarakat),pemerintah
dan swata.
L.O
2
.JENIS-JENIS TRANSPLANTASI
Kini telah dikenal beberapa jenis
transplantasi atau pencangkokan ,baik
berupa cel,jaringan maupun organ tubuh
yaitu sebagai berikut:
Lanjutan
1.TRANSPLANTASI AUTOLOGUS
Yaitu perpindahan dari satu tempat
ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang
dikumpulkan sebelum pemberian
kemoterapi,(Autotransplantasi)
2.TRANSPLANTASI ALOGENIK
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh
lain yang sama spesiesnya,baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan
keluarga, (Homotransplantasi)
Lanjutan
3.TRANSPLANTASI SINGENIK
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh
lain yang identik,misalnya pada gambar
identik,
(Homotransplantasi)
4.TRANSPLANTASI XENOGRAFT
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh
lain yang tidak sama spesiesnya.
(HeteroTransplantasi)
Lanjutan
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat
diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang
yang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak,
- Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti :
kulit ginjal sumsum tulang dan darah (transfusi darah).
-Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah
jantung,hati,ginjal,kornea,pancreas,paru-paru dan sel
otak.
Dalam 2 dasawarsa terakhir telah dikembangkan tehnik
transplantasi seperti transplantasi arteria mamaria
interna dalam operasi lintas koroner oleh George E.
Green. dan Parkinson
Tujuan Transplantasi
TUJUAN TRANSPLANTASI
Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis
memindahkan sebagian tubuh atau organ yang sehat
untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak
dapat berfungsi lagi. Transplantasi dapat dilakukan pada
diri orang yang sama (auto transplantasi), pada orang
yang berbeda (homotransplantasi) ataupun antar
spesies yang berbeda (xeno-transplantasi).
Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium
terminal suatu penyakit, dimana organ yang ada tidak
dapat lagi menanggung beban karena fungsinya yang
nyaris hilang karena suatu penyakit.
Lanjutan
Pasal 33 UU No 23/1992 menyatakan bahwa
transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang
dapat dilakukan untuk penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan untuk
tujuan kemanusiaan dan tidak boleh dilakukan untuk
tujuan komersial (pasal 33 ayat 2 UU 23/ 1992).
Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa organ
atau jaringan tubuh merupaka anugerah Tuhan YME
sehingga dilarang untuk dijadikan obyek untuk mencari
keuntungan atau komersial.
Contoh2
L.O
3
Literatur Islam mengenai isu ini didominasi
oleh pendekatan fikih (hukum/ jurisprudensi).
Dan persoalan utama yang mendominasi
fikih biasanya terbatas pada masalah halalharam , meskipun tidak selalu demikian.
Dalam Islam, pertanyaan penting mengenai
apakah pencangkokan organ diperbolehkan
oleh agama dijawab dengan merujuk pada
sumber tekstual utama (Quran dan hadis)
maupun kitab-kitab hukum fikih.
Lanjutan
Dalam hal pencangkokan organ, keputusankeputusan legal-etis bisa dicari dengan melihat
bagaimana kitab-kitab klasik itu memandang
penggunaan bagian-bagian tubuh manusia untuk
tujuan penyembuhan. Kadang-kadang, seperti akan
ditunjukkan contohnya di bawah, upaya ini dilakukan
dengan tak memperhatikan konteksnya dengan baik,
tapi hanya melihat kasus dimana organ tubuh
manusia diperlakukan meski dalam konteks yang
amat jauh berbeda dengan konteks pencangkokan.
Meskipun pendekatan ahistoris semacam ini telah
sering dikritik, tapi masih juga kerap digunakan.
Lanjutan
Pandangan yang menentang pencangkokan organ
diajukan atas dasar setidaknya tiga alasan:
1. Kesucian hidup/tubuh manusia : setiap bentuk
agresi terhadap tubuh manusia dilarang, karena ada
beberapa perintah yang jelas mengenai ini dalam AlQuran. Dalam kaitan ini ada satu hadis (ucapan)
Nabi Muhammad yang terkenal yang sering dikutip
untuk menunjukkan dilarangnya manipulasi atas
tubuh manusia, meskipun sudah menjadi mayat:
Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama
berdosa dan melanggarnya dengan mematahkan
tulang orang itu ketika ia masih hidup.
Lanjutan
2. Tubuh manusia adalah amanah : hidup, diri, dan
tubuh manusia pada dasarnya adalah bukan
miliknya sendiri, tapi pinjaman dari Tuhan dengan
syarat untuk dijaga, karena itu manusia tak memiliki
hak mendonorkannya pada orang lain.
3. Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material
semata: pencangkokan dilakukan dengan mengerat
organ tubuh seseorang untuk dicangkokkan pada
tubuh orang lain; di sini tubuh dianggap sebagai
benda material semata yang bagian-bagiannya bisa
dipindah-pindah tanpa mengurangi ke-tubuh-an
seseorang.
Lanjutan
Lanjutan
2. Altruisme : ada kewajiban yang amat kuat bagi
Muslim untuk membantu manusia lain, khususnya
sesama Muslim; pendonoran organ secara sukarela
merupakan bentuk altruisme yang amat tinggi (tentu
ini dengan anggapan bahwa si donor tak menerima
uang untuk tindakannya), dan karenanya dianjurkan.
Sekali lagi, untuk ini pun ada beberapa syarat:
Ada persetujuan dari donor;
Nyawa donor tak terancam dengan pengambilan
organ dari tubuhnya;
Pencangkokan yang akan dilakukan berpeluang
berhasil amat tinggi.
organ tak diperoleh melalui transaksi jual-beli,
Lanjutan
Lanjutan
Demikian pula, ketakbolehan memperjualbelikan
organ diajukan semata-mata dengan alasan bahwa
tubuh seseorang bukan miliknya sendiri. Di luar
alasan teologis itu, sebenarnya ada alasan sosialekonomis yang pada saat ini terasa jauh lebih
mendesak menyangkut terjadinya organ trafficking
yang terjadi di negara-negara Dunia Ketiga. Yang
nyaris absen dari literatur Islam adalah pembahasan
mengenai isu keadilan distributif. Memandang bahwa
keadilan adalah salah satu nilai etis terpenting Islam,
nyaris tak adanya pembahasan ini tentu patut
disesalkan. Perhatian yang lebih serius pada aspek
keadilan sosial-ekonomi kiranya akan mengubah
wacana pemfatwaan masalah pencangkokan organ.
L.O
4
Jajaran penerangan maupun media massa di
Mesir saat ini tengah memperbincangkan
masalah transplantasi organ; hal tersebut
dilakukan sebagai pengantar untuk sosialisasi
undang-undang khusus yang mengatur
transpalantasi ini; baik yang didapatkan dari
donor yang masih hidup maupun yang sudah
mati. Tentu, sesuai dengan wasiat si mati atau
dengan persetujuan ahli warisnya. Aparatur
negara maupun institusinya mengatur masalah
ini berdasarkan asas manfaat dan maslahat.
Lanjutan
Jajaran penerangan maupun media massa di
Mesir saat ini tengah memperbincangkan
masalah transplantasi organ; hal tersebut
dilakukan sebagai pengantar untuk sosialisasi
undang-undang khusus yang mengatur
transpalantasi ini; baik yang didapatkan dari
donor yang masih hidup maupun yang sudah
mati. Tentu, sesuai dengan wasiat si mati atau
dengan persetujuan ahli warisnya. Aparatur
negara maupun institusinya mengatur masalah
ini berdasarkan asas manfaat dan maslahat.
Lanjutan
Hukum halal dan haram tersebut diperoleh dari nashnash syara yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah,
dan hal-hal yang ditunjuk oleh keduanya: (yaitu) ijma
sahabat dan qiyas. Selanjutnya, yang halal diambil dan
yang haram ditinggalkan. Sikap tersebut diambil tanpa
memperhatikan lagi maslahat, atau mafsadat, juga tanpa
memperhatikan lagi manfaat yang didapatkan maupun
madzarat yang mungkin menimpa. Sungguh, pandangan
Islam terhadap suatu masalah adalah pandangan pada
manusia yang menghendaki hukum Allahatau dengan
kata lain sesuai dengan kehendak Allah-terhadap
masalah tersebut. Juga dengan adanya pemahaman
bahwa cita-cita kemanusiaan, sosial, ekonomi pasti akan
terealisir, terlepas apakah hal tersebut diketahui maupun
tidak.
Lanjutan
Allah Swt berfirman:
Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta. (TQS Thaha
[20]: 124)
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 ttentang
Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang
Otopsi Anatomi, Otopsi Klinik dan Transplantasi Alat dan
Jaringan Tubuh Manusia
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989
tentang Persetujuan Tindakan Medis
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008
tentang Rekam Medis
5. Herkutanto. Aspek medikolegal pengambilan jaringan
kadaver. Simposium dan workshop tissue organ banking
dan trauma. Jakarta, 19-20 Oktober 1995
Daftar Pustaka
Daftar pustaka
TRANSPLANTASI ORGAN DAN ASPEK
MEDIKOLEGALNYA
dr.Djaja Surya Atmadja,SP.F
Departemen Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jl. Salemba 6, Jakarta 10430
tel. +21-3106976, fax 021-3154626
e-mail: atmadjkads@yahoo.com .