SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
ASROFAH
NIM : 093111380
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
: Asrofah
NIM
: 093111380
Asrofah
NIM : 093111380
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-76091295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.
Ketua,
Semarang,
Sekretaris
Mei 20011
.
NIP.
.
NIP.
Penguji I
Penguji II
NIP.
...
NIP.
Pembimbing,
iii
Semarang,
NOTA PEMBIMBING
Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamualaikum W. W.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Muanaqasyah.
Wassalamualaikum W. W.
iv
ABSTRAK
Judul
Penulis
NIM
: Asrofah
: 093111380
vi
MOTTO
!$# .%s!u 3 s39$#u !$tsx
9$# t 4sSs? n4n=9$# ) ( n4n=9$# %r&u
vii
Nama
Huruf
Keterangan
Latin
Alif
tidak dilambangkan
Ts
Jim
Kh
kh
Dz
Sin
Syin
sy
Sd
Ain
viii
Gain
Qf
Kf
Lm
Mim
Nun
Wu
Hamzah
T marbutah
....
T marbutah
t/h
B. Vokal pendek
Arab
Latin
Keterangan
Contoh
Salima
Ukhida
Afala
C. Vokal panjang
Arab
Latin
Keterangan
ix
Contoh
Kna
Ban
Kn
D. Diftong
Arab
Latin
Keterangan
Au
ai
Contoh
Mauzun
Kaidun
Latin
al
Keterangan
Bunyi al Qomariyah
Contoh
Alqamaru
asy
al/at
Alsyamsiyyah
/
Walmuamalatu
Wat tarbiyatu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, taufiq dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Studi Korelasi Antara
Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq dengan Keaktifan Beribadah Shalat Siswa di
MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 untuk
memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
yang telah menunjukkan kepada jalan yang terang.
Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini sudah tentu didukung oleh
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat ;
1. DR. Sujai, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Drs. H. Ahmad Hasmi Hashona, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Subadi, S.Pd., Kepala MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati, serta para guru
dan karyawan yang telah bersedia memberikan izin serta bantuannya kepada
penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka pembuatan karya ilmiyah
berupa skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu, serta suamiku tercinta yang telah membantu baik moril dan
materiil
serta
selalu
memberi
motivasi
xi
sehingga
penulis
mampu
6. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang juga telah
membantu terselesainya penulisan skripsi ini.
Semoga semua bantuan, jasa dan budi baik yang telah diberikan kepada
penulis merupan amal jariyah yang baik dan diterima oleh Allah S.W.T. serta
mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya. Amin.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil
yang maksimal dan sempurna, akan tetapi karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah S.W.T. semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Amiin.
Semarang,
Penulis
xii
Mei 2011.
DAFTAR ISI
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
MOTTO ..........................................................................................................
vii
TRANSLITERASI ........................................................................................
viii
xi
xiii
BAB II KEDISIPLINAN
BELAJAR
AQIDAH
AKHLAQ
DAN
10
11
13
B. Aqidah Akhlaq
........................................................................
15
15
17
18
23
23
26
xiii
33
D. Hipotesis ....................................................................................
35
36
36
35
37
38
39
42
42
49
52
57
A. Kesimpulan ....................................................................................
57
B. Saran-Saran ...................................................................................
58
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
(#3trB r& $9$# tt/ Fs3ym #s)u $y=r& #n<) MutF{$# (#x? r& .'t !$# ) *
(#t#u t%!$# $pr't #Zt/ $Jx t%x. !$# ) 3 / /3t $ !$# ) 4 y9$$/
!$# n<) s &x tus? *s ( 3 F{$# <'&u t9$# (#r&u !$# (#r&
's? |mr&u yz y79s 4 zF$# u9$#u !$$/ t? . ) 9$#u
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
1
Tulus Tu'u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Grasindo,
2004), hlm.8.
1
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (QS.
An-Nisa: 58-59)2.
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan pada
hakekatnya adalah amanah, berbuat adil, taat kepada Allah, taat kepada
Rasulullah dan taat kepada pimpinan. Orang yang disiplin adalah orang yang
amanah, taat dalam melaksanakan perintah Allah dan perintah Rasulullah,
serta mentaati semua peraturan yang telah dibuat oleh pimpinan.
Dalam rangka pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara,
disiplin sangat penting dan menentukan. Karena, kemajuan pembangunan,
martabat dan kesejahteraan bangsa akan tercapai karena warga masyarakatnya
memiliki disiplin yang baik.
Di sekolah, apabila kedisiplinan dikembangkan dan diterapkan
dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan
dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret
dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal yang positif, melakukan halhal yang lurus dan benar, menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan
pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang
baik, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Jadi, disiplin menata perilaku seseorang dalam hubungannya di tengah-tengah
lingkungannya3.
Disiplin bagi para siswa dapat memberikan dukungan bagi
terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, membantu memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengatur keseimbangan keinginan
individu satu dengan individu lainnya, menjauhkan siswa melakukan hal-hal
2
RHA. Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002),
hlm. 128
yang dilarang sekolah, mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan
benar, peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya, yang menyebabkan
ketenangan jiwanya dan lingkungnnya4.
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang. Disiplin
menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seseorang siswa sukses dalam belajar dan
kelak ketika bekerja. Demikian pula dalam bidang kehidupan yang lain,
termasuk dalam beribadah, siswa yang berdisiplin dalam belajar biasanya juga
aktif dalam beribadah, khususnya ibadah shalat.
Shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
harus dikerjakan oleh setiap muslim yang mukalaf, yaitu yang telah baligh,
dan berakal sehat. Shalat fardlu wajib dikerjakan dalam sehari semalam lima
waktu bagi orang yang beriman karena shalat adalah merupakan rukun Islam
yang kedua. Selain itu shalat adalah sebagai simbol bagi orang yang beriman
dan dengan shalat dapat menjaga dari perbuatan yang keji dan mungkar,
sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ankabuut Ayat 45 :
Artinya : Sesungghnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman (DS. An-Nisa: 103)6.
Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwa shalat lima waktu
adalah wajib bagi setiap orang yang beriman, termasuk anak seusia murid
MTs. Anak-anak seusia MTs sudah tahu dan faham tentang shalat, karena
mereka telah diajarkan mata pelajaran Fiqih, yang mengajarkan tentang ibadah
shalat. Bahkan mereka sudah mempelajarinya ketika masih berada pada
jenjang pendidikan sebelumnya, yaitu di Taman Kanak-Kanak atau Raudlatul
Athfal dan di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan di tingkat
MTs juga diajarkan lagi mata pelajaran yang sama tentang shalat. Dengan
demikian, siswa Madrasah Tsanawiyah sudah mengerti dan faham betul
tentang hukum dan tata cara melaksanakan shalat.
Meski siswa Madrasah Tsanawiyah sudah tahu dan faham tentang
shalat, tetapi kadang mereka sering meninggalkan shalat, karena adanya
godaan, baik godaan yang muncul dari dalam diri anak itu sendiri maupun
godaan yang muncul dari luar diri anak. Godaan yang muncul dari dalam diri
anak adalah sifat malas dan kurang adanya kesadaran anak dalam
melaksanakan ibadah shalat. Sedangkan godaan yang dari luar diri anak
adalah dari pengaruh lingkungan anak, baik lingkungan keluarga maupun
pergaulan dan lingkungan masyarakat. Pengaruh-pengaruh tersebut seringkali
menjadikan anak malas dalam melaksanakan ibadah shalat, yang semestinya
menjadi kewajibannya.
Bagi anak mempunyai kedisiplinan tinggi dalam belajar, biasanya ia
aktif dalam melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Dan bagi anak yang
malas belajar biasanya kurang aktif dalam menjalankan ibadah shalat. Hal ini
disebabkan karena anak yang rajin belajar mempunyai kebiasaan yang baik
dalam segala hal, termasuk dalam hal ibadah. Sedangkan anak yang malas
belajar biasanya juga malas dalam melaksanakan kegiatan yang lain, termasuk
ibadah shalat.
B. Penegasan Judul
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memahami isi
kandungan
skripsi
yang merupakan
cerminan judul,
maka penulis
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 860.
8
Bahasa, Kamus Besar, hlm. 641.
9
WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), hlm.208.
10
Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm.13.
11
Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 20.
12
Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 20.
13
Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 28.
14
Masud Khasan Abdul Qohar, Kamus Istilah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, t.th,),
hlm. 55.
15
Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 73
16
Masjfuk Zuhdi, Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 13.
17
Azyumardi Azra, dkk., Ensiklopedi Islam 3, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
2003), hlm. 108.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
penulis teliti dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen
Pati Tahun Pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun
Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011?
3. Adakah korelasi antara kedisiplinan belajar dengan keaktifan beribadah
shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran
2010/2011?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu :
1. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa di MTs Miftahul Falah Talun
Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul
Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui korelasi antara kedisiplinan belajar dengan keaktifan
beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun
Pelajaran 2010/2011.
BAB II
KEDISIPLINAN BELAJAR AQIDAH AKHLAQ
DAN KEAKTIFAN BERIBADAH SHALAT
A. Kedisiplinan Belajar
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kepatuhan dan ketaatan pada peraturanperaturan, yang dibuat oleh pimpinan. Dalam bahasa Indonesia istilah
disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan
ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh
sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai
kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan
dorongan dari dalam diri orang itu.18
Menurut Joyce M. Hawkins
@CDE120 (tetap, lurus dan tidak bergerak/berubah, atau sesuatu yang lurus
dan tetap).
Menurut Wardiman Djojonegoro, disiplin adalah suatu kondisi
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban21.
18
Tulus Tu'u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Grasindo,
2004), hlm.30-31.
19
Joyce M. Hawkins, Oxford, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 36.
20
Al-Munjid Fil-Lughati Wal Alami, (Bairut: Darul Masyriq, t.th), hlm. 247.
21
Wardiman Djojonegoro, Pembudayaan Disiplin Nasional, dalam D. Soemarmo ed,
Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, (Jakarta: CV. Minijaya Abadi,
1998), hlm.20.
9
10
mengatakan bahwa ia
jawab
seseorang
terhadap
tugas-tugas
yang
diberikan
22
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Abadi, 1994), hlm. 23.
Malayu Hasibuan, Menejemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Gunung
Agung, 2002). hlm. 190.
24
Tu'u, Peran Disiplin, hlm.33.
23
11
Wardiman
Djojonegoro25,
ada
tiga
indikator
Tulus
Tuu,
merumuskan
ada
empat
fungsi
kedisiplinan26yaitu :
a. Mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau
dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu
dengan yang lain menjadi baik dan lancar.
25
26
12
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta:
PT. Gramedia, 2003), hlm. 47.
13
Pengaruh Kedisiplinan
Disiplin diperlukan oleh siapa pun di mana pun dan kapan pun.
Hal ini disebabkan dimana pun seseorang berada, di sana selalu ada
peraturan atau tata tertib. Apabila manusia mengabaika disiplin, akan
menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
28
14
29
15
B. Aqidah Akhlaq
1.
adalah
keyakinan
atau
kepercayaan
yang
mengikat
32
16
Akhlak
adalah
kebiasaan
kehendak
itu
bila
36
17
.
Artinya : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
dengan tidak mempertimbangkan pikiran (lebih dahulu)40.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah perbuatan yang dilakukan sebagai aktualisasi dari Nas yaitu AlQuran dan As-Sunnah Nabi Muhammad S.A.W.
Kata majmuk Aqidah dan Akhlak merupakan kata yang dipakai
dalam sebuah nama mata pelajaran di Madrasah, baik di tingkat Ibtidaiyah,
Tsanawiyah maupun Aliyah yaitu mata pelajaran Aqidah Akhlak yang
didalamnya memuat materi pelajaran Aqidah atau keimanan dan materi
pembelajaran Akhlak atau etika kehidupan manusia.
2. Dasar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Adapun dasar yang dipakai sebagai pedoman mata pelajaran
Aqidah Akhlak bersumber dari sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan
Al-Hadits. Diantara ayat-ayat Al-Qur'an memang banyak memuat tentang
masalah keimanan, bahkan hampir seluruh ayat makiyah selalu berkaitan
dengan masalah aqidah. Misalnya Surat Al-Iklas, Surat Al-Baqarah 1-5
dan masih banyak lagi. Pada prinsipnya manusia tidak dapat mengetahui
hal-hal yang ghoib seperti surga, neraka dan lain-lain kecuali berita-berita
dari Al-Qur'an dan Al-Hadits, karenanya dasar Aqidah dalam islam adalah
Al-qur'an dan Al-hadits. Begitu halnya dengan dasar akhlak, karena akhlak
dalam hal ini adalah akhlak menurut ajaran islam, maka dasarnya pun
bersumber dari Al-qur'an dan Al-hadits yang memang merupakan sumber
utama dalam islam.
Akhlak sebagi barometer tinggi rendahnya derajat seseorang
banyak disebutkan dalam Al-qur'an maupun hadits Nabi Muhammad
40
HA. Mustafa, Akhlak dan Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 12.
18
.( : )
Artinnya : "Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang
mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan hari akhir dan
mereka banyak mengingat Allah" (QS. Al-Ahzab: 21).41
Adapun dasar akhlak dalam hadits adalah hadits riwayat Albaihaqi
.( )
()
()
() ()
( )
()
41
42
RHA. Soernarjo., Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2002), hlm. 670.
Jalaluddin As-Suyuthy, Jami'us Shaghir, (Bahirut: Darul Fikr, t.th.), hlm. 670.
19
20
()
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS.
Luqman : 14) 46
Selain itu Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Al Israr' ayat 23;
()
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (Q s. Al Isra' : 23)47
Ayat ini menjelaskan bahwa betapa beratnya orang tua ketika
mengemban amanat Allah untuk melahirkan dan menghidupi anak
46
47
21
lanjut
usia,
yang
memerlukan
pelayanan
dan
()
48
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 3.
22
49
23
()
Artinya: Sembahlah
Allah
dan
janganlah
kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggabanggakan diri. (QS. An Nisaa' : 36)50
Ayat ini menjelaskan tentang perintah berbuat baik kepada
tetangga baik yang dekat maupun yang jauh. Berbuat baik dapat
diterjemahkan
sebagai
perilaku
yang
baik
untuk
saling
ketentraman
hidup
selama
mereka
hidup
bermasyarakat.
50
24
mental,
intelektual,
dan
emosionaldalam
kegiatan
yang
52
53
hlm. 23.
54
Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Press, 2000), hlm. 72
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
t.th.), hlm. 137
55
Sriyono, dkk., Teknis Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),
hlm. 75.
25
Ibadah
Ketaatan tersebut
melengkapi doa karena itulah membaca doa untuk Nabi dinamai shalat
(shalawat).
Sedangkan Shalat menurut istilah syariat Islam sebagaimana
dijelaskan oleh Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori :
56
Hasbi Ash-Shiddiqy, Kulian Ibadah, Ibadah Ditinjau dari segi Hukum dan Hikmah,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm 5.
57
Tengku Muhammad Hasbi As-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: Pustaka Rizqi
Putra, 2000), hlm. 130.
58
As-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, hlm. 130.
59
Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori, Tuhfatut Thullab Bisyarhi Tanqiihul Lubab,
(Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, t.th), hlm. 19
60
As-Shiddieqy, Kuliah Ibadah, hlm. 131.
26
takbir dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun
tertentu.61
Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang kedua, kerena kita
sebagai muslim mak diwajibkan mengerjakan shalat dimana dan
bagaimanapun keadaan seorang muslim yang mukallaf. Ibadah shalat
mulai diwajibkan pada malam isro miroj Nabi Muhammad S.W.T. yang
menurut pendapat kebanyakan ulama terjadi lima tahun sebelum Nabi
S.A.W. hijrah ke Madinah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan
ibadah shalat adalah giat, bersemangat dan sungguh-sungguh dalam
melaksanakan ketaatan berupa kewajiban shalat lima waktu yang
dilaksanakan semata-mata karena mencari keridlaan Allah. Keaktif dalam
beribadah shalat berarti selalu melaksanakan ibadah shalat lima waktu
selama sehari semalam sesuai dengan ketentuan syariat dan tidak pernah
meninggalkan shalat.
2. Macam-Macam Keaktifan Ibadah Shalat
Macam-Macam keaktifan ibadah shalat diantaranya adalah 62:
a. Frekuensi Ibadah Shalat
Dalam menjalankan ibadah shalat waktunya telah ditentukan
oleh Allah SWT dalam sehari semalam lima kali. Oleh karena itu
disiplin dalam melaksanakan ibadah shalat merupakan amaliyah yang
harus dilakukan terus menerus oleh setiap orang yang beriman. Dan
berdosalah orang yang melalaikan ibadah shalat sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran Surat al-Mauun ayat 4-5 yang berbunyi :
(- , )
Artinya : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya (QS. Al-Mauun: 45)63.
61
27
.( : )
( , )
Artinya : Sesungghnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa:
103)65.
Berkaitan dengan ketepatan waktu shalat, Asy-Syekh
Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu'in
menjelaskan:
64
65
28
Artinya : Shalat-shalat yang fardlu 'ain itu lima kali dalam satu hari
satu malam, yang sudah diketahui dengan pasti dari agama.
Oleh karena itu, kafirlah orang yang menentangnya. Shalat
maktubah, yaitu shalat lima waktu wajib dikerjakan oleh
setiap Muslim yang mukallaf, yaitu yang baligh, berakal
sehat, laki-laki atau selainnya, dan yang suci. Orang Muslim
mukalaf yang suci, apabila dengan sengaja menunda shalat
fardlu hingga melewati waktu penjamakannya, malas
mengerjakannya namun masih berkeyakinan bahwa shalat
itu hukumnya wajib, lantas dia disuruh bertobat tapi tidak
mau, maka wajib ditetapkan had atasnya, yaitu dengan
memancung lehernya66.
c. Tata cara shalat yang tepat
Ketepatan dalam tata cara shalat ini terdiri dari lima hal,
yaitu:
1) Shalat dilaksanakan setelah masuk waktunya
Syarat shalat yang pertama adalah mengetahui masuknya
waktu shalat, baik secara yakin, maupun fikiran yang kuat67.
Berdasarkan Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 103 tersebut di atas,
menunjukkan bahwa salah satu syahnya shalat adalah dilakukan
tepat waktu yang telah ditentukaan. Artinya Allah SWT telah
menentukan batas-batas waktu tertentu untuk dilaksanakan di
dalamnya. Para ulama sepakat bahwa shalat lima waktu
66
Asy-Syeh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu'in Bisyarkhi Qurratul
'Ain Bimuhimmadid Din diterjemahkan oleh Ust. Abul Hiyadh, (Surabaya: Al-Hidayah, 1993),
hlm.13-15.
67
Masjfu Zuhdi, Studi Islam Jilid II Ibadah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm.17
29
mempunyai
waktu-waktu
khusus,
jika
shalat
dilaksanakan
68
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insanim 2006), hlm 66.
Masjfu Zuhdi, Studi, hlm. 17-18.
30
menonjol,
dan
banyak
menuntut
pada
kesenangan
pribadinya70.
3) Suci badan, pakaian dan tempat yang digunakan
Termasuk syarat syahnya shalat adalah menghindari najis.
Maka ketika shalat tubuh, pakaian dan tempat shalat harus bersih
dari najis dan kotoran. Najis merupakan kotoran tertentu yang
menyebabkan shalat tidak sah71. Suci badan, pakaian, dan tempat
shalat ini berdasarkan Al-Quran Surat Al-Mudatsir Ayat 4 yang
berbunyi :
( : )
Artinya : Dan pakaianmu bersihkanlah (QS.Al-Mudatstsir: 4)72.
Orang yang hendak shalat harus suci, baik dari hadats kecil
maupun hadats besar dengan mandi, wudlu atau tayamum sesuai
dengan keadaan masing-masing. Jika seseorang melakukan shalat
tanpa bersuci dari hadats, baik dengan sengaja maupun terlupakan
maka shalatnya tidak sah, dan jika ia berhadats setelah mulai
shalat, shalatnya menjadi batal, sebab syaratnya tidak terpenuhi.
Selain suci dari hadats, juga disyaratkan suci badan,
pakaian, dan tempat shalat dari najis. Hal ini berdasarkan beberapa
dalil, misalnya firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Mudasir
watsiyabaka fathahhir, Dan pakaianmu bersihkanlah.
Adapun keharusan kesucian pakaian diambil dari perintah
Nabi untuk mencuci pakaian yang terkena haid. Adapun keharusan
sucinya tempat shalat dapat dipahami dari perintah nabi agar
menyiram kencing orang Arabiy di masjid dengan air: Shubbu
70
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004), hlm. 71.
Jalaluddin, Psikologi Agama, hlm. 74.
72
RHA. Soernarjo, Al-Quran, hlm. 992
71
31
, )
(
Artinya : Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke
langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah
Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada,
palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab
(Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling
ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan
Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan. (QS. Al-Baqarah:144)75.
Karena tidak ada kewajiban menghadap kiblat di luar
shalat, maka difahami bahwa kewajiban itu berlaku dalam
mengerjakan shalat. Rasulullah bersabda kepada Khalid Ibnu
73
Supiana & Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 29-30
74
Supiana, Materi PAI,, hlm. 37
75
RHA. Soernarjo, Al-Quran, hlm. 37
32
wudlu
dan
menghadap
kiblat,
kemudian
kabah
dan
dapat
melihatnya
harus
benar-benar
dari
kabah,
ulama
berbeda
pendapat
tentang
( , )
76
33
nabi
dan
sahabat.
Tetapi
dipandang
baik,
apabila
34
mencapai
suatu
tujuan
bersama.
Kaitaannya
dengan
35
C. Hipotesis
Hipotesis artinya: dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga
salah80. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji
secara empiris81. Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah catatan yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui
data yang terkumpul82.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengertian hipotesis disini
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang harus diuji
kebenarannya, melalui penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan
dan data-data yang otentik.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah "Ada korelasi yang
signifikan antara kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq dengan keaktifan
beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun
Pelajaran 2010/2011"
Artinya: semakin baik kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq, maka akan
semakin tinggi pula keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah
Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.
80
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm.63.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV Rajawali, 1992), hlm. 69.
82
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 67.
81
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
83
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 10
36
37
85
hlm. 118.
38
menyebutkan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 %
atau 20 - 25 % atau lebih.86
Berdasarkan pendapat di atas, karena populasi lebih dari 100, maka
penulis mengambil sampel sebanyak 108 siswa X 25 % = 27 siswa, dengan
menggunakan teknik Random Sampling.
86
39
pertanyaan
untuk
memperoleh
data
jawaban-jawaban
dari
para
88
responden .
Metode angket ini penulis gunakan untuk mendapatkan data
tentang kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq sebagai variabel X, dan data
tentang keaktifan beribadah shalat siswa sebagai variabel Y.
Angket ini dibedakan menjadi dua yaitu, kuesioner berstruktur
atau yang disebut dengan kuesioner tertutup dan kuesioner tak berstruktur
atau yang disebut kuesioner tidak langsung. Kuesioner berstruktur adalah
berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban
yang disediakan. Sedangkan kuesioner tak berstruktur adalah jawaban
responden terhadap setiap pertanyaan diberikan secara bebas menurut
pendapat sendiri89. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan
kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup dalam pengumpulan data.
pendahuluan
tabel-tabel
pada
distribusi
umumnya
dilakukan
frekuensi/pembagian
dengan
kekerapan,
40
fX 91
N
(nt nr + 1)
N
c. Mencari mean nilai angket
tentang keaktifan beribadah shalat dengan
rumus sebagai berikut :
Mx =
fX 92
N
(nt nr + 1)
91
92
41
rxy =
( X )( Y )
XY
n
( X )
( Y )
Y
N
N
2
Keterangan :
rxy
XY
= Jumlah sampel93
3. Analisis lanjut
Analisis lanjut sebagai interpretasi lanjutan yang didasarkan atas
hasil uji hipotesis dengan membandingkan hasil penghitungan rxy
observasi dengan r tabel. Apabila
lebih besar dari harga tabel r tabel pada taraf signifikasi 5 % maupun 1 %,
maka Ha diterima sebaliknya H0 ditolak. Artinya: jika nilai rxy observasi
(ro) lebih besar jika dibandingkan dengan nilai r yang ada pada tabel
berarti ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar Aqidah
Akhlaq dengan keaktifan beribadah shalat siswa, dan jika nilai rxy
observasi (r o) lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r yang ada pada
tabel berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar
Aqidah Akhlaq dengan keaktifan beribadah shalat siswa.
93
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42
43
Tabel 4.1
Nilai Angket tentang Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq siswa
di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati
Tahun Pelajaran 2010/2011
No
Nilai Pertannyaan
Jml
Resp.
10
11
12
42
40
39
38
44
43
42
45
41
10
40
11
39
12
44
13
39
14
43
15
41
16
42
17
45
18
46
19
43
20
40
21
41
22
44
23
39
24
42
44
25
38
26
44
27
37
Jumlah
1121
Nilai
fx
37
37
38
76
39
156
40
120
41
123
42
168
43
129
44
176
45
90
10
46
46
N = 27
= 1121
Jumlah
= 27
fx
= 1121
45
fX
Mx =
Mx =
N
1121
27
= 41,52
Dari hasil tersebut di atas, kemudian penulis membuat tabel
kategori nilai dengan rumus :
nt nr + 1
N
Interval =
= 48
Nilai terendah
= 12
Rata - rata
= 41,52
Option kategori
= 4
( 48 12 + 1) ( 36 + 1) 37
=
= 9 , 25 kemudian dibulatkan
=
4
4
4
menjadi 9
Maka hasil interval yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 4.3
Kategori Nilai Hasil Angket tentang Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq
Siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati
Tahun Pelajaran 2010/2011
No
Interval Nilai
Kategori
40 - 48
Sangat Tinggi
31 - 39
Tinggi
22 - 30
Sedang
12 - 21
Rendah
46
Nilai Pertannyaan
Jml
Resp.
10
11
12
40
39
42
40
45
42
40
44
43
10
42
11
41
12
43
13
41
47
14
45
15
43
16
42
17
41
18
44
19
45
20
38
21
43
22
42
23
40
24
45
25
39
26
42
27
39
Jumlah
1130
Nilai
fx
38
38
39
117
40
160
48
41
123
42
252
43
172
44
88
45
180
N = 27
= 1130
Jumlah
= 27
fx
= 1130
fX
N
1130
27
= 41,85
Dari hasil tersebut di atas, kemudian penulis membuat tabel
kategori nilai dengan rumus :
Interval =
nt nr + 1
N
= 48
Nilai terendah
= 12
Rata - rata
= 41,85
Option kategori
= 4
( 48 12 + 1) ( 36 + 1) 37
=
=
= 9 , 25 kemudian
4
4
4
dibulatkan menjadi 9
Maka hasil interval yang diperoleh adalah sebagai berikut
49
Tabel 4.6
Kategori Nilai Keaktifan beribadah shalat Siswa
MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati
Tahun Pelajaran 2010/2011
No
Interval Nilai
Kategori
40 - 48
Sangat Tinggi
31 - 39
Tinggi
22 - 30
Sedang
12 - 21
Rendah
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang penulis ajukan adalah: ada korelasi yang signifikan
antara kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq dengan keaktifan beribadah shalat
siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.
Untuk menguji hipotesis di atas penulis menggunakan analis korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
( X )( Y )
XY
n
( X )
( Y )
Y
N
N
2
Keterangan :
rxy
XY
50
= Jumlah sampel 1
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
No
X2
Y2
XY
42
40
1764
1600
1680
40
39
1600
1521
1560
39
42
1521
1764
1638
38
40
1444
1600
1520
44
45
1936
2025
1980
43
42
1849
1764
1806
42
40
1764
1600
1680
45
44
2025
1936
1980
41
43
1681
1849
1763
10
40
42
1600
1764
1680
11
39
41
1521
1681
1599
12
44
43
1936
1849
1892
13
39
41
1521
1681
1599
14
43
45
1849
2025
1935
15
41
43
1681
1849
1763
16
42
42
1764
1764
1764
51
17
45
41
2025
1681
1845
18
46
44
2116
1936
2024
19
43
45
1849
2025
1935
20
40
38
1600
1444
1520
21
41
43
1681
1849
1763
22
44
42
1936
1764
1848
23
39
40
1521
1600
1560
24
42
45
1764
2025
1890
25
38
39
1444
1521
1482
26
44
42
1936
1764
1848
27
37
39
1369
1521
1443
1121
1130
46697
47402
46997
2. Hasil
penghitungan
terhadap
masing-masing
variabel,
kemudian
= 27
= 1121
= 1130
= 46697
= 47402
XY = 46997
3. Setelah
data
dapat
diketahui,
maka
langkah
berikutnya
rxy =
( X )( Y )
XY
N
( X )
( Y )
Y
N
N
2
adalah
52
46997
=
(1121)(1130)
27
(
(
1130 )
1121)
46697
47402
27
27
1266730
27
1276900
1256641
46697
47402
27
27
46997
=
=
=
=
46997 46915,925
(154,741)(109,408)
81,075
16929,903
81,075
130,115
= 0,623
Dari penghitungan tersebut maka dapat diketahui hasil akhir dari
koefesien korelasi antara variabel X (kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq)
dengan variabel Y (keaktifan beribadah shalat) adalah rxy = 0,623.
Kemudian untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan
sebelumnya diterima atau ditolak, maka nilai koefisien korelasi yang
diperoleh tersebut dibandingkan dengan data tabel korelasi product
moment, baik pada taraf signifikan 5% maupun 1 %, yang akan penulis
bahas dalam pembahasan hasil penelitian.
53
D. Analisis Lanjut
Dalam penelitian ini, yang penulis teliti adalah korelasi kedisiplinan
belajar Aqidah Akhlaq siswa dengan keaktifan beribadah shalat siswa MTs
Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan
menggunakan responden sebanyak 27 siswa. Data yang diperoleh adalah dari
nilai angket yang telah diberikan dan diisi oleh responden.
Berdasarkan kualifikasi dari tabel dapat diketahui bahwa rata-rata
variabel X (kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq) adalah 41,52, yaitu dalam
kategori sangat tinggi pada interval 40 - 48. Sedangkan rata-rata variabel Y
(keaktifan beribadah shalat) adalah 41, 85 dengan kategori sangat
tinggipada interval 40 - 48.
54
55
56
beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Namun faktor kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq siswa bukanlah
satu-satunya faktor yang sangat mempengaruhi keaktifan beribadah shalat
siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011,
karena masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi, diantaranya faktor
pembiasaan
beribadah
dalam
keluarga,
faktor
lingkungan
tempat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada akhir pembahasan skripsi yang berjudul Studi Korelasi
Antara Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq dengan Keaktifan Beribadah
Shalat Siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran
2010/2011, maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq siswa di MTs Miftahul Falah Talun
Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 termasuk dalam kategori sangat
tinggi karena rata-rata nilai 41,52 berada pada interval 40 - 48 dengan
kategori sangat tinggi.
2. Keaktifan beribadah shalat siswa MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati
Tahun Pelajaran 2010/2011 termasuk dalam kategori sangat tinggi karena
rata-rata nilai mencapai 41,85 berada pada interval 40 - 48 dengan
kategori sangat tinggi.
3. Ada hubungan yang signifikan kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq siswa
dengan keaktifan beribadah shalat siswa MTs Miftahul Falah Talun Kayen
Pati Tahun Pelajaran 2010/2011, karena hasil penghitungan r xy atau r o
= 0,623 lebih besar jika dibandingkan dengan angka pada nilai r tabel
korelasi product moment dengan N = 27, baik pada taraf signifikasi 5 %
(0,623 > 0,381), maupun pada taraf signifikasi 1 % (0,623 > 0,487).
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi : "ada
hubungan yang signifikan kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq siswa
dengan keaktifan beribadah shalat siswa MTs Miftahul Falah Talun Kayen
Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat diterima.
57
58
B. Saran-saran
Dari kajian teori dan hasil penelitian lapangan yang peneliti
kemukakan, penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Dengan kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq siswa di MTs Miftahul Falah
Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 yang termasuk dalam
kategori
sangat
tinggi
hendaknya
kedisiplinan
tersebut
tetap
dipertahankan.
2. Dengan keaktifan beribadah shalat siswa MTs Miftahul Falah Talun
Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 termasuk dalam kategori sangat
tinggi, hendaknya orang tua tetap memantau keaktifan ibadah putraputrinya.
3. Dengan adanya hubungan yang signifikan kedisiplinan belajar Aqidah
Akhlaq siswa dengan keaktifan beribadah shalat siswa MTs Miftahul
Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/201, hendaknya
kedisiplinan dan keaktifan beribadah shalat siswa tetap dipertahankan..
C. Kata Penutup
Segala puji nagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari
berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Selain itu,
penulis juga berharap semoga dapat memberikan sumbangan pikiran yang
berharga terutama dalam bidang pembelajaran agama Islam. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nama Lengkap
: Asrofah
3. NIM
: 093111380
4. Alamat Asal
5. Pendidikan Formal :
a. SDN 1 Talun
PAI angkatan
2009
Asrofah
NIM. 093111380
Lampiran 1III
Taraf Signifikan
5%
1%
0,997
0,999
0,950
Taraf Signifikan
5%
1%
26
0,388
0,496
0,990
27
0,381
0,878
0,959
28
0,811
0,917
0,754
Taraf Signifikan
5%
1%
49
0,281
0,364
0,487
50
0,279
0,361
0,374
0,478
55
0,266
0,345
29
0,367
0,470
60
0,254
0,330
0,874
30
0,361
0,463
65
0,244
0,317
0,707
0,834
31
0,355
0,456
70
0,235
0,306
0,666
0,798
32
0,349
0,449
75
0,227
0,296
10
0,632
0,765
33
0,344
0,442
80
0,220
0,286
11
0,602
0,735
34
0,339
0,436
85
0,213
0,278
12
0,576
0,708
35
0,334
0,430
90
0,207
0,270
13
0,553
0,684
36
0,329
0,424
95
0,202
0,263
14
0,532
0,661
37
0,325
0,418
100
0,195
0,256
15
0,514
0,641
38
0,320
0,413
125
0,176
0,230
16
0,497
0,623
39
0,316
0,408
150
0,159
0210
17
0,482
0,606
40
0,312
0,403
175
0,148
0,194
18
0,467
0,590
41
0,308
0398
200
0,138
0,181
19
0,456
0,575
42
0,304
0,393
300
0,113
0,148
20
0,444
0,561
43
0,301
0,389
400
0,098
0,128
21
0,433
0,549
44
0,297
0,384
500
0,088
0,115
22
0,423
0,537
45
0,294
0,380
600
0,080
0,105
23
0,413
0,526
46
0,291
0,376
700
0,074
0,097
24
0,404
0,515
47
0,288
0,372
800
0,070
0,091
25
0,396
0,505
48
0,284
0,368
900
0,065
0,086
2. No. Induk
3. Kelas
4. Alamat
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
2. Ketika pelajaran Aqidah Akhlaq, apakah Anda segera masuk kelas ketika bel
masuk dibunyikan?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Pengikutan dan ketaatan tersebut muncul karena adanya kesadaran diri bahwa
hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya
3. Apakah Anda belajar Aqidah Akhlaq dengan tanpa dipaksa?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
4. Apakah Anda yakin bahwa Anda belajar Aqidah Akhlaq akan bermanfaat
bagi Anda di masa yang akan datang?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
6. Setelah belajar Aqidah Akhlaq, apakah Anda sopan kepada orang tua?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Jika melanggar ketentuan yang berlaku adalah diberi hukuman dalam rangka
mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku
7. Ketika Anda melanggar tata tertib sekolah apakah Anda dihukum?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma, yang menumbuhkan
kesadaran dan ketaatan pada aturan, norma, kriteria standar, yang merupakan
syarat untuk mencapai keberhasilan (sukses)
9. Apakah memahami semua aturan sekolah?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Sikap mental (mental atitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai
hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian
watak
11. Apakah Anda melaksanakan semua tugas yang diberikan oleh guru Aqidah
Akhlaq dengan penuh tanggung jawab?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
c. 3 kali
b. 4 kali
d. 2 kali
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
c. Sering
b. Kadang-kadang
d. Selalu
c. Sering
b. Kadang-kadang
d. Selalu
c. Kadang - kadang
d. Sering
d. Tidak pernah.
7. Jika Anda dalam keadaan sibuk dengan kegiatan sekolah atau kegiatan
rumah, apakah Anda masih melaksanakan ibadah shalat?
a. Selalu
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
8. Jika Anda sedang berpergian jauh, apakah Anda tetap melaksanakan shalat
lima waktu?
a. Selalu
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
9. Jika Anda dalam keadaan sakit, apakah Anda juga masih melaksanakan
shalat lima waktu ?
a. Selalu
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah.
c. Kadang - kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
c. Sering
b. Kadang-kadang
d. Selalu