PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi untuk menjaga
keseimbangan volume, keseimbangan ion-ion dalam tubuh, menghasilkan enzimenzim seperti renin dan eritropoeitin dan juga mengatur eksresi sisa metabolisme
tubuh. Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan penyakit progresiv yang terkadang
akan terlihat asimptomatik namun terus merusak ginjal sampai fungsi ginjal
menurun sepenuhnya.1 Karena GGK itu merupakan penyakit kronis, sehingga
tidak dapat di sembuhkan, namun hanya dapat di perlambat prosesnya sehingga
fungsi ginjal dapat di pertahankan. Banyak faktor-faktor yang dapat menyebabkan
semakin parahnya gagal ginjal kronis, seperti status kesehatan sebelum terkena
gagal ginjal kronis, penyakit penyerta dan juga penatalaksanaan yang di lakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan kejadian GGK.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum : mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
GGK.
Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian GGK.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk mengintervensi masalah
kejadian GGK dan menjadi dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dibahas, yaitu umur, jenis
kelamin, penyakit diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, obesitas,
kadar kolesterol yang tinggi, lupus dan riwayat penyakit dalam keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
1
a. Umur
Banyak kejadian gagal ginjal kronik pada usia muda dapat dikarenakan pola
hidup pasien yang tidak baik. Penyakit kronik modern muncul sebagai konsekuensi
dari perubahan gaya hidup. Didapatkan dari sebuah penelitian bahwa pola hidup
pasien sebelum menjadi terapi hemodialisis mayoritas tidak baik (80%) dan bila
ditinjau dari aktivitas fisik mayoritas tidak baik (77,50%), penggunaan zat mayoritas
tidak baik (85%), dan dari pola diet mayoritas tidak baik (87,5%).6
b. Jenis Kelamin
Jumlah penderita gagal ginjal kronik untuk jenis kelamin laki-laki lebih
banyak dibandingkan jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan pola hidup pasien
laki-laki yang tidak baik, sehingga ketika terkena gagal ginjal menjadi cenderung
lebih serius dan harus menjalani hemodialisis. Bedasarkan suatu penelitian salah satu
perilaku yang memiliki resiko serius terhadap kesehatan adalah merokok. Disebutkan
bahwa perilaku merokok menyebabkan seseorang beresiko menderita gagal ginjal
kronik 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak merokok.6
c. Penyakit Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang penyebabnya
multifaktor,ditandai dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemi) dan terjadi
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pada tahun 2000, prevalensi
DM diperkirakan 0,19% pada orang umur <20 th dan 8,6% pada orang umur >20 th.
Pada lansia >65 th prevalensi DM adalah 20,1%. Prevalensi pada pria dan wanita
sama,kecuali pada usia >60 th lebih tinggi pria dibanding wanita.
Nefropati diabetik (ND) merupakan komplikasi penyakit diabetes mellitus
yang termasuk dalam komplikasi mikrovaskular, yaitu komplikasi yang terjadi pada
pembuluh darah halus (kecil). Tingginya kadar gula dalam darah akan membuat
struktur ginjal berubah sehingga fungsinya pun terganggu. Kerusakan glomerolus
menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerolus sehingga dapat ditemukan
dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria. Sekali nefropati diabetik muncul,
interval antara onset hingga terjadi kerusakan ginjal terminal bervariasi antara empat
sampai sepuluh tahun, dan hal ini berlaku untuk diabetes mellitus tipe 1 maupun tipe
2.
3
Umur
Jenis Kelamin
Penyakit Diabetes Mellitus
Penyakit Hipertensi
Penyakit Kardiovaskular
* obesitas
* kadar kolestrol tinggi
* lupus
* RPK
Gagal Ginjal
Kronik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kidney Disease: Improving Global Outcames (KDIGO) CKD Work Group. KDIGO
2012 clinical practice guideline for the evaluation and management of chronic kidney
disease. Kidney Int 2013; 3 (suppl): 1-150.
2. Berkowits A. Lecture Notes Patofisiologi Klinik. Tanggerang Selatan: Binarupa
Aksara Publisher; 2013. Hal 28-30, 123, 141.
3. Turin TC, Tonelli M, Manns BJ, et al. Lifetime risk of ESRD. J Am Soc Nephrol
2012; 23: 1569-78.
4. Institute for Health Metrics and Evaluation. GBD arrow diagram.
http://www.healthmetricsandevaluation.org/gbd/visualizations/gbd-arrow-diagram
5. Price SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, E/6, Vol.2. Jakarta:
EGC. 2006. Hal 918.
6. Latifah I. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin, Kadar Kreatinin,
dan Status Pembayaran dengan Kematian Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD
dr.Moewardi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2012.
Hal 9-10
7. Probosari E. Faktor Risiko Gagal Ginjal pada Diabetes Mellitus.vol 1, no 1. Journal
of Nutrition and Health; 2013.
8. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, et al. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2009. hal 518, 568-71
9. Hubungan antara Dislipidemia dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik dengan Hemodialisis. Universitas Sumatera Utara; 2012. Hal 19-21.
10. Arsono S. Diabetes Mellitus sebagai Faktor Risiko Kejadian Gagal Ginjal Terminal
[thesis]. Semarang: Universitas Dipenogoro; 2005.
11. Tooke JE. Microvascular Function in Human Diabetes. Diabetes. 1995; 44:721.
12. Harrison's Principles of Internal Medicine, 19th Edition. 2006. Hal 1561