Anda di halaman 1dari 3

Cahaya Islam di Bumi Eropa, Sebuah Resensi

Saya merasa ketinggalan berita. Seperti para penyuka gosip artis yang telat nonton infotainment
seharian. Kemana saja saya selama ini, karena saya baru tahu bahwa peradaban Islam (Timur
Tengah) pernah sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Eropa. Mungkin pas
pelajaran sejarah di SMA dulu saya lebih banyak mengantuknya daripada memperhatikan apa yang
dijelaskan guru. Haduh, payah sekali saya ini. Secuil hal yang saya ingat tentang Eropa hanyalah
Revolusi Industri dan Renaisans.
Saya patut berterima kasih pada Mba Hanum, penulis buku "99 Cahaya di Langit Eropa, Perjalanan
Menapak Jejak Islam di Eropa" yang memberikan saya pengetahuan tentang Islam sebelum Abad
Pertengahan (Middle Ages). Terima kasih pada Allah yang telah mengizinkan Mba Hanum dan
suaminya, Mas Rangga, untuk bisa tinggal di Wina, Austria, sehingga beliau-beliau ini bisa
menularkan pengetahuan tentang kejayaan Islam di Eropa.
Satu penggalan kisah di awal cerita Mba Hanum yang saya hafal adalah pengalamannya berkunjung
ke sebuah bekas benteng perang di Wina. Ketika Mba Hanum dan temannya dari Turki bernama
Fatma, mampir ke cafe di seputaran benteng tersebut.
Diceritakan kembali bahwa di dalam cafe, terdengar beberapa orang turis bule sedang bercakapcakap. "Tahukah kamu cara yang bagus untuk mengejek orang Islam?" kata salah satu di antaranya.
Setelah berkata seperti itu, dia memakan sebuah kue croissant dengan rakusnya. Kemudian
temannya yang lain bertanya "Mengapa demikian?". Karena, kue croissant ini dibuat orang Austria
untuk merayakan kemenangannya melawan pasukan Muslim Turki Ottoman. Sebab, lambang negara
Turki dan lambang Islam adalah bulan sabit, maka kue ini dibuat berbentuk bulan sabit.
Ya ampuuun, ternyata kue kesukaan saya itu, menyimpan sejarah sedemikian rupa. Akhirnya,
sekarang kalau beli kue croissant saya memilih kue yang bentuknya lurus :P
Melangkah ke halaman lainnya, Mba Hanum bercerita mengenai kisahnya saat diberi kesempatan
berjalan-jalan ke Paris didampingi oleh seorang Muslimah berkebangsaan Perancis bernama Marion.
Marion adalah peneliti peradaban Islam Abad Pertengahan. Marion yang ahli membaca tulisan Arab
Kufic, salah satu jenis tulisan Arab jaman dulu, menjelaskan banyak hal yang mencengangkan. Lebih
baik saya sebutkan dalam poin-poin saja ya teman-teman...

Inskripsi Arab ada di pinggir jilbab Bunda Maria (sumber)

1. Dalam lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus (The Virgin and The Child) karya Ugolino di Nerio,
yang dipajang di Museum Louvre terdapat tulisan Arab Pseudo Kufic di kerudung yang dipakai Bunda
Maria. Tulisan tersebut berbunyi "Laa Illaha Ilallaah" (tiada tuhan selain Allah). Tulisan Arab Kufic juga
banyak ditemukan di lukisan-lukisan artefak Umat Katolik yang lain. Ada juga tulisan Arab Kufic di
jubah seorang raja Katolik taat yaitu Raja Roger II of Sicily dari Austria.
Mengapa bisa demikian? Marion lantas menjelaskan bahwa dulu Timur Tengah dikenal dengan ilmu
pengetahuan, seni dan budayanya. Sehingga banyak orang Eropa bepergian ke Timur Tengah dan
membeli kain, permadani, lukisan dan lain sebagainya. Dalam barang-barang yang diperdagangkan
itu seringkali terdapat tulisan tauhid seperti di atas dan akhirnya ditiru oleh orang-orang Eropa.
2. Bangunan-bangunan dan lokasi bersejarah di Paris yaitu Monumen le Defense, Arc du Triomphe
de l'Etoile, jalan Champ Elysees, Tugu Obelisk, Arc du Triomphe de Carrousel dan Museum Louvre
berada pada satu garis lurus dan garis tersebut mengarah ke Ka'bah (Makkah), Arab Saudi.
Beberapa di antara bangunan tersebut diperintahkan dibangun oleh Napoleon Bonaparte, penakluk
Eropa dari Perancis yang sangat terkenal itu. Arc du Triomphe de l'Etoile dan de Carrousel itu adalah
bangunan berbentuk gerbang itu lho.
Kata Marion, Napoleon Bonaparte sangat mengagumi dan menghormati peradaban Islam. Ia juga
mengeluarkan Napoleonic Code yang pasal-pasalnya mirip syariah Islam. Menurut info dari Marion,
salah satu tangan Napoleon yaitu Jenderal Francois Menou telah masuk Islam jadi bukan tidak
mungkin bahwa Napoleon sendiri adalah seorang Muslim.
3. Sekarang di Museum Louvre telah dibangun Center of Islamic art di Cour Visconti, halaman
terbesar kedua di Louvre setelah Cour Napoleon di mana bangunan piramid Napoleon berada).
Center of Islamic Art ditutup dengan atap kubik besar berbentuk permadani terbang, atau mirip juga
dengan hijab atau jilbab. Sesuatu banget ya, untuk Islamic Art sampai dibuatkan tempat seperti itu.
Berikut saya cuplik fotonya dari sebuah website,

Tampak Samping Center of Islamic Art di Louvre diambil dari sumber ini

Makin ke belakang saya baca bukunya, ada kisah Mba Hanum pergi ke Cordoba, Spanyol. Kalau
sekarang yang dapat julukan The City of Light adalah Paris, Cordoba ini terkenal dengan sebutan The
True City Of Light (Kota Cahaya). Dulu, Cordoba adalah pusat inspirasi Eropa, karena disanalah
segala agama hidup berdampingan dalam damai di bawah kepemimpinan seorang pemimpin Muslim.
Tempat di mana agama dan ilmu pengetahuan juga diterapkan bersama-sama, hingga akhirnya
peradaban di Cordoba porak poranda oleh Perang Salib. Disinilah sebuah Masjid Agung diubah
menjadi Katedral yang sekarang dinamakan Mezquita.
Syukur saya kepada Allah, dengan pengetahuan ini saya jadi semakin penasaran mempelajari
sejarah Islam. Islam yang menularkan ajarannya secara damai, juga melalui ilmu pengetahuan, seni
dan budaya. Saya panjatkan doa saya pada-Nya, semoga saya diberi usia dan kesempatan untuk
mengunjungi situs-situs sejarah Islam di Eropa.
Semoga Allah mengabulkan. Aamiiin. Allah Almighty Knows Best.

Anda mungkin juga menyukai