Kurva kalibrasi merupakan suatu garis yang diperoleh dari titik-titik yang
menyatakan suatu konsentrasi terhadap absorbansi yang diserap setelah dilakukan
analisa regresi linier. Konsentrasi besi secara spektrofotometri UV-Vis ditentukan
berdasarkan kurva kalibrasi yang dibuat dengan mengukur absorbansi larutan standar
besi dengan variasi 0-5 ppm. Salah satu syarat sampel yang dapat diukur oleh
spektrofotometer UV-Vis adalah berbentuk liquid (cair), maka dari itu padatan oksida
yang dihasilkan ditambah dengan HCl dan aqua DM agar semua padatan oksida tersebut
larut. Larutan ini kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UVVis (Harisman dan Djarot, 2014).
Deteksi absorbansi larutan standar pada rentang panjang gelombang 250-300
nm dengan menggunakan instrument spektrofotometer UV-Vis. Selanjutnya dibuat
kurva standar yang menghubungkan absorbansi dengan konsentrasi dari masing-masing
larutan
standar.
Pada
pengujian
kuantitatif
kafein
menggunakan
metode
spektrofotometri UV-Vis, maka dilakukan pembuatan kurva standar larutan baku kafein.
Larutan baku kafein dibuat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 6 mg/L, yang memberikan
persamaan garis Y= 0,1029x-0,0989 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,909
(Maramis, dkk : 2013).
Metode spektroskopi UV-Vis untuk analisis cefixime (CEFI) dalam bentuk
murni dan formasi farmasi melalui kompleksasi dengan Cu (II) menggunakan buffer
NaOH asetat dalam campuran air : metanol telah dikembangkan. Pembentukan
kompleks, CEFI : Cu (II) memberikan absorbansi maksimum warna kuning yang terjadi
pada = 410 nm dan molar absorptivity adalah 5,12 x 103 L.mol -1.cm-1. Spektrum UVVis dengan menggunakan buffer asetat NaOH sebagai blanko telah dipelajari. Larutan
Cu(II) dan larutan cefixime tidak menyerap dalam kisaran 400-600nm, sementara
larutan cefixime memiliki satu absorbansi maksimum di 600 nm, sementara larutan
cefixime memiliki satu absorbansi maksimum di = 283 nm molar absorptivity adalah
2,08 x 104 L.mol-1.cm-1. Larutan Cu (II) yang kompleks di buffer asetat-NaOH memiliki
penyerapan 410 nm, molar absorptivity adalah 5,12 x 103 L.mol -1.cm-1 (Ramadan, dkk :
2012).
Studi
hukum
Beer's-Lambert
telah
diperiksa
dengan
Hasil
2. Penentuan Nilai k dari Larutan Cr(III) dan Co(II)
Larutan Cr(NO3)3 0,06 M
Diencerkan masing-masing 10 ml dengan
konsentrasi 0,01 M, 0,02 M, 0,03 M, 0,04
M,dan 0,05 M
Masing-masing diukur absorbannya pada
panjang gelombang maksimum dari
percobaan 1
Hasil
Larutan Co(NO3)2 0,2256 M
Diencerkan masing-masing 10 ml dengan
konsentrasi 0,02 M, 0,04 M, 0,06 M, 0,08 M,
dan 0,1 M
Masing-masing diukur absorbannya pada
panjang gelombang maksimum dari
percobaan 1
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1
Absorbansi (A)
0,079
0,093
0,113
0,140
0,167
0,194
0,216
0,230
0,230
0,228
0,208
max (nm) larutan Cr(NO3)3 0,06 M adalah pada 575 nm dengan absorbansi 0,230.
Absorbansi (A)
500
0,97
510
1,03
520
1,02
530
0,92
540
0,73
550
0,53
560
0,34
570
0,22
580
0,15
590
0,11
600
0,10
max (nm) larutan Co(NO3)2 0,1 M adalah pada 510 nm dengan absorbansi 1,03.
c
Absorbansi (A)
500
0,268
510
0,293
520
0,293
530
0,283
540
0,248
550
0,216
560
0,185
570
0,163
580
0,145
590
0,136
600
0,125
max (nm) untuk campuran larutan Co(NO3)2 0,1 M dan larutan Cr(NO3)3 0,025 M
adalah pada 515 nm dengan absorbansi 0,293.
Absorbansi (A)
0,101
0,203
0,288
0,383
0,483
Absorban (A)
(M)
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0,13
0,24
0,33
0,44
0,53
F. ANALISIS DATA
1. Sifat Aditif dari Absorbansi untuk Campuran Larutan Cr(NO3)2 dan Co(NO3)2
a. Perhitungan volume Cr(III) sebelum pengenceran
Dik: V2= 10 mL
M1= 0,06 M
M2 = 0,025 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,025 M x 10 mL
0,06 M
= 4,167 mL
b. Perhitungan volume Co(II) sebelum pengenceran
Dik: V2 = 10 mL
M1 = 0,2256 M
M2 = 0,1 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,1 M x 10 mL
0,2256 M
= 4,4326 mL
Sifat Aditif dari Absorbansi untuk Campuran Larutan Cr(NO3)2 dan Co(NO3)2
a)
0.1
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.05
0
450 500 550 600 650
Panjang Gelombang (nm)
Dari grafik tersebut, nilai panjang gelombang maksimum untuk Cr(III) adalah 575 nm
dengan nilai absorban sebesar 0,23.
b)
1.2
1
0.8
Absorbansi
0.6
Absorbansi
0.4
Linear (Absorbansi)
0.2
0
450 500 550 600 650
Panjang Gelombang (nm)
Dari grafik tersebut, nilai panjang gelombang maksimum untuk Co(II) adalah 510
nm dengan nilai absorban sebesar 1,03.
c)
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
Dari grafik tersebut, nilai panjang gelombang maksimum untuk campuran Cr(III) dan
Co(II) adalah 515 nm dengan nilai absorban sebesar 0,293.
V 1=
M 2V 2
M1
M1 = 0,06 M
V2 = 10 mL
Untuk M2 = 0,01 M
M .V
V 1= 2 2
M1
= 1,67 mL
Untuk M2 = 0,02 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,02 M x 10 mL
0,06 M
= 3,33 mL
Untuk M2 = 0,03 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,01 M x 10 mL
0,06 M
0,03 M x 10 mL
0,06 M
= 5 mL
Untuk M2 = 0,04 M
V 1=
M 2. V 2
M1
0,04 M x 10 mL
0,06 M
= 6,67 mL
Untuk M2 = 0,05 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,05 M x 10 mL
0,06 M
= 8,33 mL
M1 (M)
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
M2 (M)
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
V2 (ml)
10
10
10
10
10
V1 (ml)
1,67
3,33
5
6,67
8,33
Absorbansi (A)
0,101
0,203
0,288
0,383
0,483
0.6
0.5
f(x) = 9.44x + 0.01
R = 1
0.4
Absorbansi
0.3
Absorbansi
0.2
Linear (Absorbansi)
0.1
0
0
Konsentrasi (M)
Untuk M2 = 0,02 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,02 M x 10 mL
0,2256 M
= 0,8865 mL
Untuk M2 = 0,04 M
M .V
V 1= 2 2
M1
M 2V 2
M1
0,04 M x 10 mL
0,2256 M
= 1,773 mL
Untuk M2 = 0,06 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,06 M x 10 mL
0,2256 M
= 2,6596 mL
Untuk M2 = 0,08 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,08 M x 10 mL
0,2256 M
= 3,5461 mL
Untuk M2 = 0,1 M
M .V
V 1= 2 2
M1
0,1 M x 10 mL
0,2256 M
= 4,4326 mL
M1 (M)
V1 (mL)
M2 (M)
V2(mL)
0,2256
0,8865
0,02
10
0,2256
1,773
0,04
10
0,2256
2,6596
0,06
10
0,2256
3,5461
0,08
10
0,2256
4,4326
0,1
10
Tabel Analog
Konsentrasi (M)
Absorbansi (A)
0,02
0,13
0,04
0,24
0,06
0,33
0,08
0,44
0,1
0,53
0.6
0.5
f(x) = 5x + 0.03
R = 1
0.4
Absorbansi
0.3
Absorbansi
0.2
Linear (Absorbansi)
0.1
0
0
0.05
0.1
0.15
Konsentrasi
Untuk Cr(III)
Diketahui:
A maks = 0,23
K
= 9,44
Jawab:
A=K C
C=
A
K
C=
0,23
9,44
C = 0,0244 M
Untuk Co(II)
A maks = 1,03
K
=5
Jawab:
A=K C
C=
A
K
C=
1,03
5
C = 0,206 M
Jadi konsentrasi dari Cr (III) adalah 0.0244 M dan konsentrasi Co (II) adalah 0,206 M.
G. PEMBAHASAN
Spektrofotometer adalah alat untuk menukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometri UV-Vis merupakan
gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda, yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible.
Larutan yang dianalisis diukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampaknya.
Konsentrasi larutan yang dianalisis akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terapat dalam larutan tersebut. Prinsip kerja spektrofotometri uv-vis
mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu
media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan
sebagian lagi akan dipancarkan. Alat ini dapat digunakan untuk analisis dua komponen
pada
campuran
yang
tidak
saling
berinteraksi.
Pada
campuran
yang
C=
A
k
. Sehingga
konsentrasi Cr(III) dalam campuran sebesar 0,0244 M dan konsentrasi Co(II) dalam
campuran sebesar 0,206 M. Berdasarkan konsentrasi tersebut kita dapat melihat sifat
keaditifan dari Cr(III) dan Co(II) dimana dalam menentukan sifat keaditifan suatu
komponen dapat dilihat dari konsentrasi larutan pada kondisi homogen dan setelah
pencampuran akan mempunyai konsentrasi yang konstan atau sedikit bergeser sebelum
dan sesudah pencampuran.
H. KESIMPULAN
C=
A
k
DAFTAR PUSTAKA
Basset,
J.
1994.
Kimia
Analisis
Kuantitatif
Anorganik.
Jakarta:
Erlangga.
Dachriyanus, Dr. 2010. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang : University Andalas Press.
Harisman, Ferry Riyanto dan Djarot Sugiarso. 2014. Pengaruh Waktu Penggilingan
Terhadap Kadar Zat Besi dalam Ampas Sari Kedelai Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Surabaya : Jural Sains dan Seni POMITS.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Semarang Press.
Kutty,
Sheeja
Shameer
Velayudhan,
Susamma
dan
Faizal
P.
Cicy
2012.
Eapen,
Validated
Mohammed
UV-Visible
Disusun Oleh
NAMA
NIM
: G1C013040